Keluarga Sadali?Diana memandang Clara seraya berucap, "Orang itu pasti Vigo." Dia memeluk Amari dengan sedih.Clara berpikir sejenak, lalu bertutur, "Kalau kamu nggak mau bertemu dengannya, biar aku yang sampaikan."Diana menolak, "Aku nggak akan bisa menghindarinya terus. Dia sudah tahu anaknya ada bersamaku. Dia pasti akan sering datang kalau belum bertemu anaknya. Sebaiknya aku temui saja hari ini."Diana memerintahkan pelayannya untuk mempersilakan Vigo ke aula bunga. Pelayan itu pun melakukan tugasnya.Diana mengganti pakaian. Dia juga membantu Amari mengganti pakaian baru. Ini adalah pertama kalinya Amari bertemu dengan ayah kandungnya yang tidak beradab itu.Diana berkata kepada Clara, "Kamu bersembunyi saja. Aku tahu kamu nggak mau bertemu dengannya."Clara tersenyum tipis.Di halaman lantai pertama, Vigo sedang duduk di dalam mobil. Pelayan menghampirinya dan menyampaikan, "Tuan, Nyonya Diana mempersilakanmu ke aula bunga di lantai 2. Silakan ikut denganku."Ketika Vigo turun
Pada malam tahun baru.Rumah Keluarga Chandra dihiasi dengan lampu dan dekorasi. Mereka sudah siap untuk menyambut tahun baru.Ada beberapa bocah di rumah, jadi suasananya sangat ramai.Sore hari, Satya pulang lebih awal dari pesta akhir tahun perusahaan. Dia sempat minum sehingga ingin tidur sebentar. Namun begitu membuka pintu kamar tidur, dia melihat Clara sedang menyusui anak bungsu mereka di sofa.Dengan pemanas ruangan yang menyala, Clara hanya mengenakan pakaian tipis. Tubuhnya tampak bercahaya dan lembut.Satya merasa kantuknya hilang seketika. Dia menatap pemandangan itu cukup lama sebelum akhirnya menutup pintu perlahan, lalu berjalan mendekati istrinya. Dia duduk di samping Clara dan menyentuh kepala anak bungsu mereka.Satya bertanya, "Anak ini, sehari makan berapa kali?"Anak mereka yang baru berusia setengah tahun ini tumbuh dengan sehat dan kuat.Clara merasa sedikit malu karena Satya menyaksikan dari samping. Dia berucap pelan, "Bukannya kamu habis minum? Tidurlah dulu
Satya tidak membiarkannya berbicara.Setelah melakukannya lagi dengan kasar, Satya bersandar pada leher Clara yang basah oleh keringat. Pria itu berbicara dengan suara serak, "Kamu masih berani memanggilnya dengan begitu akrab. Jangan sampai nanti kamu nggak bisa turun dari ranjang."Clara terengah-engah dengan halus. Tangannya melingkari pinggang suaminya yang ramping dan kuat. Wajah kecilnya juga menempel pada Satya.Wanita itu berbisik lembut, "Pak Satya, kamu ini sudah lebih dari 40 tahun. Kamu harus jaga kesehatan, bukan lagi pemuda berusia 20 tahunan."Satya menggeser wajahnya. Hidungnya menggesek hidung istrinya, lalu dia menggigitnya dengan lembut."Bahkan pada usia 70 tahun, aku masih bisa membuatmu berteriak," ucap Satya.Clara menantang, "Oh ya?"....Mereka beradu mulut dengan mesra sejenak.Clara yang mengingat urusan penting pun mendorong Satya dan bangun.Sambil merapikan rambut hitamnya yang sedikit terurai, dia memberi tahu suaminya, "Tidurlah sebentar. Aku bakal men
Hati Clara terasa berat. Pada hari kedua tahun baru, dia pergi ke rumah Diana. Bukan hanya untuk menyerahkan barang-barang itu, tetapi juga untuk melihat Amari.Clara duduk di kursi belakang mobil. Setelah setengah jam perjalanan, mereka belum juga sampai di rumah Diana.Clara bertanya pada sopir, "Kenapa kita memutar jalan?"Sopir melirik kaca spion, lalu menjawab sambil tersenyum, "Ada perbaikan jalan di depan, jadi kita harus memutar jauh. Di sekitar sini di kaki Gunung Jayaka, pemandangannya cukup indah meskipun baru musim semi. Nyonya bisa melihat kebun bunga plum yang sedang mekar dari luar jendela."Gunung Jayaka ....Clara tertegun.Tempat Vigo menjadi biksu adalah Gunung Jayaka. Dia menurunkan kaca jendela. Angin dingin masuk, tetapi dia tidak merasa dingin.Saat melihat jauh ke depan, benar-benar terlihat kebun bunga plum merah cerah bahkan tercium aroma segar yang seolah-olah berembus di hidungnya ....Melihat semua ini, Clara pun tak kuasa menangis.Sopir mungkin menyadari
Diana sangat pengertian.Mengingat betapa melelahkannya menjadi kurir di tahun baru, dia memberikan bonus sebesar 10 juta padanya. Pembantu itu sangat berterima kasih dan tidak mengeluh sama sekali.Pada pagi hari ketiga tahun baru, dia terbang ke Kota Handa. Begitu pesawat mendarat, dia segera menuju rumah Jazli.Jazli adalah orang penting. Selama tahun baru, dia sibuk mengunjungi dan memberikan ucapan selamat kepada orang lain di luar.Malam harinya, Jazli baru pulang ke rumah sekitar pukul setengah 10 malam.Begitu turun dari mobil, pembantu rumah segera menyambutnya. Dia melaporkan dengan suara rendah, "Nyonya mengirim undangan kemari, baru saja tiba siang tadi. Sepertinya ada hal penting karena orang itu sudah menunggu di sini sekitar 8 atau 9 jam."Langkah Jazli terlihat elegan. Dia berbalik dan berucap sambil tersenyum, "Kenapa dia tiba-tiba ingat aku? Bukannya dia sudah ...."Jazli tidak melanjutkan kalimatnya. Dalam hatinya, dia merasa kesal dengan Diana dan tidak ingin bertem
Diana dulunya adalah seorang staf humas profesional. Dia punya banyak cara untuk mencapai tujuannya.Meskipun sudah bercerai dengan Jazli, Diana selalu mengatakan kepada orang lain bahwa Amari adalah buah cinta mereka ....Semua orang yang mengenal Jazli tahu bahwa Diana sedang mencari pasangan baru demi masa depan yang lebih baik untuk dirinya dan anaknya.Setelah menetapkan tanggal pesta, Diana mulai sibuk.Wanita itu berdiet selama lebih dari setengah bulan. Tubuhnya yang sudah langsing menjadi makin indah.Diana juga merapikan rambutnya. Rambut panjang dan hitamnya tampak terurai di pinggang. Hal itu makin menambah pesonanya.Pada hari pesta, Diana menunjukkan keahliannya bersosialisasi dan memikat banyak pria.Orang yang mendekati Diana tak terhitung banyaknya.Setelah pesta berakhir, Diana memilih dua pria dengan syarat terbaik dari mereka yang menunjukkan perhatian malam itu.Wanita itu berniat berkencan satu hingga dua kali untuk melihat kecocokan di antara mereka.Diana selalu
Jazli berbalik dan tertegun. Dulu, mereka adalah pasangan suami istri. Sekarang mereka sudah mencari kebahagiaan masing-masing.Jazli mengamati Diana, lalu melihat Leroy. Sikap Jazli terlihat arogan. Tentu saja, dia merasa tidak senang.Seorang artis wanita berdiri di samping Jazli. Dia berusia 30-an tahun. Wanita sangat peka, jadi dia bisa merasakan ada yang aneh.Artis wanita itu merangkul bahu Jazli dan bertanya dengan lembut, "Jazli, kamu bertemu kenalanmu, ya?"Diana mencibir, mereka benar-benar mesra. Dia merangkul lengan Leroy sambil tersenyum. Diana ingin melihat bagaimana Jazli menjelaskan kepada kekasihnya.Jazli memperkenalkan dengan tenang, "Dia ini mantan istriku, Diana."Kemudian, Jazli memperkenalkan artis wanita itu kepada Diana, "Diana, ini pacarku, Julia."Julia merupakan artis top. Jadi, sikapnya agak arogan. Dia merasa dirinya sudah berhasil menaklukkan Jazli. Itulah sebabnya, dia tidak menghormati mantan istri Jazli.Apalagi, Diana sudah mencari pria lain. Julia me
Namun, Jazli melihat Diana sekilas sebelum pergi. Diana sama sekali tidak memedulikan mantan suaminya. Jazli tidak menghadiri acara Diana dan memilih bersama artis cantik. Untuk apa Diana memperhatikan Jazli?Diana merasa mencintai diri sendiri paling penting. Sikap Diana yang acuh tak acuh membuat Jazli gusar.Jika Diana menunjukkan kekesalannya dan memanggil Jazli, tentu saja Jazli akan mengabaikan Julia. Jazli akan menerima Diana dan mereka bisa bersama kembali.Namun, Diana tidak menginginkannya. Dia berharap bisa menikah dengan pria yang setia. Sekalipun hanya untuk mencari ayah untuk anaknya, Diana tidak ingin menjalani pernikahan yang buruk.Diana sudah membuat keputusan. Lebih bagus jika dia bisa menemukan pria yang punya latar belakang hebat. Akan tetapi, Diana bisa menjadi sandaran Amari jika dia tidak menemukan pria yang berkualitas.Paling-paling, Amari akan mengikuti marga Diana. Sikap Diana sangat tegas. Saat ini, aura Diana terlihat menawan.Jazli melihat Diana lagi, tet