Selamat membaca, dan jangan lupa meninggalkan jejak serta dukungan untuk Natalia dan Alexander.
Lia mengira, jika Alex hanya akan membawanya melakukan kunjungan pada Aquarium City. Namun rupanya, Alex pun membawa Lia untuk makan siang di sebuah restoran seafood mewah untuk menjaga privasi keduanya agar tetap aman.Bukan tanpa alasan Alex mengajak Lia makan di restoran tersebut, karena Alex masih begitu ingat jika Lia begitu suka dengan pantai serta makanan laut. Lia sendiri tak sadar bahwa Alex membawanya menikmati hari ini dikarenakan Alex yang masih terbayang akan masa lalu keduanya. Dengan begitu, Alex merasa akan ada waktu yang tepat agar dia bisa meluruskan masalahnya yang lain bersama Lia, yang terjadi di masa lalu.Dalam memori Lia, perpisahan mereka di masa lalu merupakan hal yang berat untuk dijalaninya. Mengingat Alex yang selalu ada di sisinya, berpisah dengannya dalam waktu yang singkat.Apalagi Lia memiliki tujuan dan alasan untuk pergi, menorehkan luka di dalam benak masing-masing."Apa kamu senang? Atau kamu lelah dan bosan?" Tanya Alex di sela-sela makan siang k
Kabar mengenai kondisi Lia tentu saja terdengar di telinga tuan Andreas Adarsa, ayah Alex. Tuan Andreas tak menyangka bahwa akan ada yang nekat melukai istri dari anaknya sendiri hingga separah itu."Ayah lebih tidak menyangka jika kalian akan menyembunyikan apa yang terjadi akhir-akhir ini." Ucap tuan Andreas di seberang meja yang diduduki oleh Alex dan Lia.Saat Lia hanya bisa menunduk ketakutan, Alex bersikukuh untuk menatap sang ayah. "Alexander, kamu tidak boleh merasa bahwa kamu akan selalu bisa mengendalikan semuanya sendiri." Tegas tuan Andreas. "Selain Lia, kamu bisa saja melukai cucuku."Mendengar kata cucuku yang keluar dari mulut sang mertua, Lia hanya bisa pasrah, karena sampai detik ini tuan Andreas sama sekali tak mengetahui perihal pernikahan kontrak di antara Alex dan Lia.Dalam kepalanya, Lia bisa mengingat dengan jelas bagaimana tuan Andreas berperan besar dalam pernikahannya. Meski beliau pun tidak tahu bahwa Alex dan Lia telah membohonginya.Saat itu adalah hari d
Kembali ke masa kini, tepatnya di mana tuan Adarsa hanya bisa menatap Alex yang teguh di samping Lia yang hanya bisa menunduk. Tuan Adarsa akhirnya kembali bertanya. "Lalu apa yang akan kamu lakukan?""Aku ingin meminta tolong pada ayah."Dahi tuan Andreas mengernyit. "Apa yang kamu inginkan?""Aku ingin melindungi keluargaku, dengan bantuan ayah. Apapun itu." Dan kini Alex menunduk sejenak, agar tuan Adreas bisa memahami permohonannya yang tidak main-main.Suasana menjadi hening sejenak, dengan tuan Andreas yang sepertinya mempertimbangkan permintaan sang anak tunggal. Tak lama berselang, tuan Andreas memanggil seorang pengawal dan membisikkan seuatu.Baik Alex dan Lia menatap satu sama lain ketika tuan Andreas tampaknya membicarakan hal penting dengan pengawal."Aku melakukan ini hanya untuk cucuku." Kata tuan Andreas selepas memerintahkan sesuatu pada pengawal. "Aku mengerahkan beberapa orang untuk melakukan penjagaan ketat dan memantau media."Alex dan Lia menghela nafas lega seca
Beberapa jam berlalu, Lia perlahan mengerjapkan matanya. Hanya ada ruangan kosong, serta cahaya lampu yang mulai redup di atas kepalanya. Lia melihat ke segala arah, menyadari kembali bahwa dia masih berada di dalam kendali Jacob.Tangan Lia masih terikat, mulutnya pun masih terbekap dengan selembar serbet. Lia begitu gelisah, merasa tubuhnya semakin tidak berdaya. Sekali lagi Lia mengedarkan pandangannya, menemukan tasnya tergeletak beberapa meter darinya. Lia tak tahu siapa yang sedang mengawasinya, namun Lia bertekad untuk menyelamatkan dirinya sendiri.Diam-diam Lia bangkit, berjalan dengan terseok-seok menuju tasnya yang cukup kecil itu. Lia bermaksud mengeluarkan ponselnya, namun pergerakan Lia terhambat karena kedua tangannya masih terikat.Lia mencari segala cara, menyusuri beberapa barang yang terbengkalai di sekitarnya. 'Ada besi tajam!' Batinnya menemukan benda tajam tersebut yang mungkin dapat membuka tali yang mengikat tangannya.Segera Lia menggerakkan tangannya untuk be
Dalam kegelapan dan kedua kakinya yang sudah tidak mampu menopang tubuhnya, Lia hanya bisa duduk bersimpuh dengan keadaan yang begitu berantakan. Lia tidak tahu dirinya berada di mana, dan Lia tak dapat memastikan sudah pukul berapa saat ini.Seiring berjalannya waktu, Lia mulai kedinginan. Lia bahkan tak bisa menangis dalam ketakutannya yang menjadi. Wanita itu benar-benar putus asa dengan takdirnya.Sret!"Bos, dia ada di sini!"Suara teriakan itu mengundang perhatian Lia. Ia menoleh, dan menemukan kehadiran dua orang pria dengan cahaya senter yang mulai mendekatinya."Hahaha, rupanya dia masih hidup, bos."Akhirnya seseorang menyusul dua pria tersebut, dan itu adalah Jacob Sagara yang muncul dengan terus mengusap tengkuknya. "Dasar sialan." Desis Jacob menemukan Lia yang menatapnya kosong.Jacob berjongkok di hadapan Lia, lantas menarik dagunya dengan kasar. "Sekarang kamu tidak bisa apa-apa, wanita hina."Dikarenakan fisiknya yang sudah tidak mampu memberi perlawanan, Lia berupaya
Dalam kesunyian siang hari yang membuat Alex resah, Lia tak kunjung sadar dari tidurnya. Alex menunduk gelisah, mendesahkan nafas berat dan kesal karena penderitaan Lia belum menemukan titik ujungnya.Tangan Alex yang menggenggam jemari Lia perlahan terlepas, kemudian bangkit untuk meninggalkan ruangan tersebut. Saat menutup pintu kamar Lia, Alex bertemu dengan bibi Anna."Alex, kamu tidak tidur? Ini sudah siang, dan kamu sudah tidak tidur sejak kemarin." Ucap bibi.Wajah Alex yang begitu murung dan pucat tak merespon, romannya yang begitu kelelahan mampu menjawab bibi. Tentu, Alex tidak bisa tidur semudah itu.Secara bersamaan, muncul Haris yang masih menggantikan Resham. Haris berhenti di hadapan Alex dan menunduk sejenak. "Tuan, kami sudah mengungkap siapa yang menjadi dalang dari penjahat yang melukai nyonya."Alex dan bibi menjadi terfokus dengan rautnya yang begitu serius."Orang itu bernama Jacob Sagara, dan memiliki beberapa suruhan untuk melancarkan aksinya." Tambah Haris."B
Hari demi hari berlalu, dan Lia berusaha sebaik mungkin untuk bangkit dari kondisinya yang sangat terpuruk. Baik Alex mau pun bibi Anna melihat wajah Lia berusaha tersenyum, namun mereka pun tahu Lia hanya menyembunyikan kelemahannya.Karenanya, Alex semakin tegas untuk memberi penjagaan dan ikut mendampingi Lia yang kembali mampu untuk berbicara. Walau sudah bersuara, Lia masih membutuhkan penanganan untuk mengobati traumanya yang berkecamuk karena kasus penculikan beberapa waktu lalu.Petang kali ini, Alex yang baru saja kembali dari pekerjaannya di kantor memasuki kediamannya seraya melonggarkan dasi di lehernya. Alex yang melewati kamar Lia menjadi berhenti, ketika mendengar suara televisi yang sedang ditonton wanita itu.Perlahan Alex mendekat, mengintip dari balik celah pintu kamar Lia yang terbuka."Aktor papan atas, Jacob Sagara, diketahui vakum secara mendadak usai tersebar kabar jika dirinya terlibat dalam tindakan kriminal. Sampai saat ini, pihak agensi tidak memberi konfirm
Sejak mengobrol pada malam itu, Alex dan Lia seperti memberi ruang untuk saling memahami. Bagi Lia, meski mereka hanya sebatas pasangan palsu, namun penting untuk meluruskan hal yang mengganggu.Contohnya seperti kesalahpahaman yang pernah terjadi, baik itu di masa sekarang maupun masa kini. Setidaknya, Lia akan lebih mengerti akan sikap Alex.Namun bagi Alex sendiri, masih ada yang tidak dipahami dari dirinya sendiri. Melihat Lia sama seperti melihat seseorang yang sangat dia rindukan. Seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan ibu.Walau sudah kenal sejak lama, tapi baru saat ini Alex menyadari jika Lia memiliki kesamaan dengan sifat ibunya. Yakni, berusaha tegar atau mungkin sudah begitu mati rasa akan kehidupannya.Alex masih mengingat dengan jelas, bagaimana mendiang ibunya berusaha menutupi semua masalah yang dipendamnya meski kala itu Alex masih sangat kecil. Hingga secara tiba-tiba, sang ibu harus pergi untuk selamanya karena merasa akan lebih baik untuk menyimpan permasalahan
Sekeras apa pun orang-orang jahat bertekad untuk menjatuhkan Lia dan Alex, akan semakin Alex buktikan bahwa dirinya adalah pilihan terbaik sebagai pendamping Lia.Masalah dan ancaman terus berdatangan, tetapi Alex tak pernah menjadikan itu sebagai alasan agar dia bisa mundur, apa lagi menjauhi Lia. Jika banyak alasan yang ingin memisahkan mereka, maka Alex juga punya beribu-ribu alasan untuk tetap bersama Lia.Kini, Alex tengah menghadiri sebuah acara fashion, lebih tepatnya Cat Walk yang diselenggarakan rutin tiap tahun. Pastinya, Alex hadir untuk melihat Lia sekaligus menjadi salah satu undangan acara tersebut.Banyak model cantik dan tubuh semampai yang berlalu-lalang di depan sana, tetapi Alex tetap menunggu bagian dengan antusias. Banyak kameramen yang menyorot kehadirannya, tetapi Alex menghiraukan hal itu."Para hadirin, kita sambut model papan atas yang memuncaki penampilan hari ini—Natalia Nawasena!"Mendengar sebutan itu, Alex sontak melakukan tepuk tangan dengan senyum bang
Hingga makan malam bersama tuan Erik dan nyonya Sita berakhir, Alex dan Lia berpamitan untuk kembali ke kediaman mereka. Masih sama, Alex lebih banyak diam dan seperti melamun."Alex, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Lia ikut gelisah."A-aku? Aku baik-baik saja."Lia menggeleng. "Tidak, kamu tidak bisa menyembunyikan kegelisahan itu dariku. Aku sadar sejak kamu menerima pemberitahuan di tengah makan malam, seperti ada yang aneh padamu."Alex menggigiti bibir bawahnya. 'Apa Lia harus tahu hal ini?' Batin Alex."Kamu yang selalu berkata padaku jika aku harus mengatakan cemasku andai saja terjadi sesuatu denganku, tapi kenapa sekarang kamu seolah menyebunyikan sesuatu?"Nada bicara Lia seperti mendesak Alex walau saja sebenarnya Alex masih ragu."Mungkin kamu sudah meragukanku.""Tidak, hanya saja—" Alex terdiam sejenak bersama keraguannya, lalu memilih untuk mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan dari Resham tadi. Alex menunjukkan layar ponselnya pada Lia, membuat wanita itu terbelalak
Persis seperti yang Alex katakan, kini Lia kembali bekerja dengan seorang manager sekaligus asisten untuk mengatur jadwal sekaligus membantu Lia dalam melakukan banyak pemotretan. Alex juga meminta pada manager Lia agar membatasi jadwal Lia, bertujuan Lia tak kelelahan usai melakukan banyak pekerjaan secara beruntun. Sebenarnya, bukan hanya nama Lia yang kembali menanjak di dunia hiburan. Tetapi Alex pun semakin disorot berkat jabatannya sebagai CEO di perusahaan terkenal, serta paras rupawan dan tubuh atletisnya. Tak heran banyak orang yang mengangumi Alex, apa lagi kalangan perempuan. Seperti hari ini, banyak rekan kerja Lia yang menyoroti kehadiran Alex yang kembali memberi dukungan sekaligus menjemput Lia setelah pemotretan. Banyak wanita yang berusaha mencuri perhatian Alex, namun Lia tetap menjadi yang nomor satu di mata dan benak Alex. "Apa hari ini melelahkan?" Tanya Alex usai Lia selesai dengan pemotretannya. Lia mengangguk ringan. "Ya, hari ini jadwalku begitu padat. A
"Ti-tidak—ja-jangan aku."Sayup-sayup Alex mendengarkan sesuatu, mengusik tidurnya yang begitu nyenyak."To-tolong, jangan sakiti keluarga kami."Kini Alex membuka mata sepenuhnya ketika menyadari bahwa suara itu berasal dari wanita yang sedang tidur bersamanya. Ya, itu adalah Lia yang sedang meracau dalam tidurnya."Aku mohon." Pinta Lia dengan suara yang nyaris berbisik dan matanya yang terpejam. Alex bergegas menyingkirkan bantal yang menjadi pembatas di antara dirinya dan Lia.Begitu lembut Alex mengusap bahu Lia. "Hei, Lia ini aku. Sadarlah, kamu sedang mimpi buruk."Lia terus melenguh, keringat kian membanjiri pelipisnya. Alex semakin menegaskan baritonnya agar Lia bisa merasakan kehadirannya. Alex juga sedikit mengguncang tubuh Lia. "Lia, Natalia Nawasean, sadarlah."Nafas Lia yang tersengal akhirnya mulai normal, matanya yang terus terpejam kini perlahan terbuka, menemukan langit-langit kamar Alex yang membuatnya menghela nafas lega.Kemudian Lia menoleh, menemukan Alex yang t
Tak ada yang lebih membanggakan Lia lebih dari berhasil menata hidupnya kembali. Apa lagi ketika Lia berhasil kembali pada industri yang telah membesarkan namanya, Lia begitu senang.Perkiraan Lia, tawaran yang didapatnya usai vakum dari dunia model tak akan sebanyak dulu. Namun ternyata itu hanya bagian dari dugaannya yang meleset. Terbukti, dalam seminggu, Lia bisa menjalankan 4 hingga 7 kali pemotretan.Hal ini membuat Lia dan Alex nyaris tak dapat bertemu seperti sebelumnya. Walau begitu, sebagai bentuk dukungannya, Alex yang disibuki dengan kegiatannya sebagai pemimpin Agensi Star Music, selalu menyempatkan diri untuk menjemput Lia dari beberapa kegiatan.Tentu Lia tak lupa akan Alex yang telah banyak membantunya, menjadikan Lia tak pernah absen menyebut nama Alexander Adarsa di semua sesi wawancara.Alex dibuat bangga, terlebih lagi Lia yang tampak selalu membanggakan suami palsunya tersebut. Keduanya yang saling membanggakan satu sama lain membuat banyak pihak yang meyakini per
Waktu terus berjalan, begitu pula dengan waktu dan kehidupan seorang Natalia Nawasena yang tengah bersiap untuk keluar dari mobil yang membawanya.Lia tampak begitu cantik dan anggun, dengan balutan gaun berwarna merah selutut, dan riasan wajah dengan make up natural berlipstick merah merona. Lia begitu gugup, apa lagi saat mobil sudah berhenti tepat di tengah kerumunan wartawan dan jepretan kamera.Begitu pintu mobil di buka, semua fotografer dan wartawan menyorot sang model yang telah kembali. Lia dengan tenang menegapkan tubuhnya, melangkah dengan lembut, melambaikan tangan pada publik."Natalia, apa benar anda akan kembali melanjutkan karir anda setelah menikah dengan CEO Agensi Star Music, Alexander?" Seru seorang wartawan.Lia mengangguk. "Aku akan melakukan kegiatanku sebaik mungkin.""Apa proyek pertama anda setelah vakum selama beberapa tahun adalah menjadi Brand Ambassador dari brand parfum keluaran suami anda?""Ya, aku akan melakukan pemotretan mulai hari ini.""Natalia, a
Beberapa hari berselang, pemberitaan ramai dengan konfirmasi atas desas-desus pernikahan Alexander Adarsa dan Natalia Nawasena. Sebagai perantara, Agensi Star Music yang berada di bawah kendali Alex, membenarkan berita tersebut.Tentu banyak yang mengaitkan hal ini dengan kehadiran Lia sebagai penerjemah bahasa Prancis untuk Alex di salah satu pertemuan terpandang sekitar setahun lalu.Banyak yang mendukung kebenaran ini, tetapi banyak juga yang mengutarakan komentar negatif. Tetapi bagi Alex dan Lia, itu tidaklah penting.Mereka sudah menduga hal semacam itu akan terjadi, mengingat keduanya adalah orang-orang yang terkenal pada posisinya masing-masing. Yang tidak mereka duga adalah, pemberitaan ini akan menjadi topik yang paling populer dan hangat dibicarakan banyak orang.Kini Alex yang baru saja selesai bersiap dengan setelan dari hadiah pemberian Natalia begitu gagah dengan langkahnya yang menyusuri kediamannya.Alex melihat Lia yang tengah memainkan ponselnya di ruang tengah, lan
Lia yang mengusulkan ide agar membenarkan pernikahannya dengan Alex pada publik membuat Alex menjadi risau. Alex menemukan roman wajah Lia yang sepertinya menemukan ide di balik persetujuannya yang begitu tiba-tiba.Alex tak ingin gegabah, lantas pria Adarsa itu kembali bersuara. "Sepertinya kita bicarakan hal ini di perjalanan pulang."Respon Alex yang mulai cemas membuat Lia heran. "Namun aku benar-benar—""Tolong, kita bicarakan ini di mobil. Aku yang akan mengemudikannya agar hanya kita yang bisa mengetahui ini."Sepertinya Alex sedang bersungguh-sungguh, menyebabkan Lia akhirnya setuju dan mengikuti langkah Alex untuk keluar dari kediaman tuan Andreas yang masih dihadiri oleh kerabat maupun kolega."Alex, apa akan baik-baik saja kalau kita tidak berpamitan pada ayah?"Dengan yakin Alex mengangguk. "Ya, tenang saja. Aku akan menghubungi beliau jika kita sudah sampai."Gelagat Alex yang sangat risau ikut membuat Lia merasakan hal yang sama. Lia bergegas masuk ke dalam mobil begitu
Lia terbelalak mendengarkan tuan Andreas yang memperkenalkan dirinya pada banyak orang. Namun mau tak mau Lia tersenyum tipis dan sesekali menunduk, menyapa tanpa bersuara agar tampak sopan."Wah, ternyata ini istri dari Alexander? Kamu terlihat manis dan elegan, Natalia." Ujar salah satu tamu terdekat, entah itu adalah kerabat tuan Andreas.Banyak orang yang memperkenalkan dirinya, begitu terpukau karena kini Lia telah diperkenalkan pada banyak kolega atau kerabat. Tuan Andreas sangat bangga memperkenalkan menantunya, membuat Lia hanya bisa patuh.Cukup lama Lia menunggu kehadiran Alex, hingga akhirnya pria itu hadir dan menampakkan dirinya usai menyentuh pundak Lia. "Hei, aku sudah datang."Alex menemukan Lia menatapnya risau dengan menggigiti bibir bawahnya. Alex dibuat bingung, "ada apa?"Lia sedikit berjinjit untuk berbisik di telinga Alex. "Ayah baru saja memperkenalkanku pada semua orang."Tentu Alex dibuat terbelalak dengan pengakuan Lia. Sejenak Alex menatap tuan Andreas yang