Chapter 91
Kondisi keuangan Abi dan Delina mulai membaik. Mereka bahkan sudah menyewa ruko dua lantai sebagai kedai mie ayam terbarunya sehingga dapat menampung jumlah pelanggan lebih banyak lagi.Siang itu, ponsel Delina berdering mengejutkannya. Ada nomor yang tak dia kenal tertera di layar ponselnya."Halo, selamat siang! Apa ini dengan Nyonya Delina Wijaya?" tanya seorang wanita dari seberang sana."Saya Ibu Dorce. Saya menemukan Kania Sulaiman hampir mati karena depresi. Dia minta saya untuk menghubungi Abimanyu dan Delina," ujarnya."Apa? Kania hampir mati? Kania depresi? Anda tidak salah ucap, kan?" Delina yang sedang berada di kedai mie ayam bersama Abi dan Indra langsung menjadi pusat perhatian."Baik, Bu. Saya akan segera ke sana," ucap Delina lalu memutuskan sambungan"Ada apa, Sayang?" tanya Abi."Ini tentang Kania, ayo ikut!" titah Delina."Pakai mobilku saja," sahut Indra."KalauChapter 92Delina masih bersama Abi dan Indra menjemput Kania yang sedang berada di Panti Asuhan Abadi milik Bunda Dorce. "Hmmm ... penanganannya harus melibatkan berbagai faktor dan harus dilakukan secara simultan. Mulai dari pemberian obat, terapi kejiwaan, hipnoterapi hingga dukungan lingkungan serta keluarga menjadi semua harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan seseorang. Kania juga harus mendapatkan pengobatan medis dapat dilakukan dengan pemberian antidepresan misalnya. Pada pasien-pasien yang kondisinya cukup berat dan membuatnya sulit melakukan pengobatan mandiri, pemberian obat minum ini harus dilakukan oleh keluarga terdekat.""Betul itu, tidak hanya dalam hal minum obat, dukungan penuh dari keluarga juga menjadi kunci mengembalikan kepercayaan diri pasien, mendampingi melewati masa-masa traumanya dan menjadi “pagar” dari intervensi orang-orang di sekitar yang berpotensi menambah tekanan yang dirasakan," sahut Indra.Delina dan Abi asik
Chapter 93"Bagus banget ya, Bi!" seri Delina. Lalu Abi mendekat dan terlihat ikut berdiri di belakang istrinya yang sedang membuka tirai jendela."Iya. Semoga kamu betah, ya!" tukas Abi."Ummm, sebenarnya, betah atau enggak betah bukan tentang bangunan dan situasi sekitar rumahnya," ucap Delina.Abi memeluk istrinya dari belakang. "Benarkah itu? Jadi tentang apa dong hal yang membuat seseorang betah?" tanya Abi penasaran. Jarang sekali istrinya ini berkata manis, apalagi sampai berfalsafah segala."Ya tentang sama siapa kita tinggal di dalamnya," sambung Delina apa adanya. Kini tangannya berada di atas tangan Abi yang sedang memeluk pinggangnya."Ah, bisa aja kamu!" "Beneran, Bi. Mau di mana pun asal aku sama kamu, aku akan bahagia selalu," ucap Delina."Kamu adalah rumah yang sebenarnya, Sayang. Tempat aku tinggal, tempat aku pulang, tempat aku menetap, s
Chapter 94Sayangnya, Delina keburu hadir dan tersentak kala melihat Kania memegangi tangan suaminya. Delina datang ke ruangan itu. Ia masuk seraya membawa roti bakar yang ia beli dari penjual yang ada di seberang rumah sakit."Sayang, kamu bawa apa?" tanya Abi langsung menepis tangan Kania."Aku liat tukang roti bakar tadi, terus aku pengen gitu nyicip. Nih, cobain, yuk!" ajak Delina. Ia lalu menoleh ke arah Kania yang terlihat salah tingkah."Kania, mau roti bakar coklat straeberry?" tanya Delina"Nggak, Lin. Terima kasih.""Oh ya udah kalau gitu kita makan di sini ya," ucap Delina.Kania menoleh ke arah Delina dan Abi yang terlihat tampak mesra. Dalam hatinya yang terdalam, entah kenapa ia merasa iri dengan kebahagiaan Delina. Pria yang dulu ia tinggalkan begitu saja itu kini telah bahagia. Pria yang seharusnya menjadi suaminya tetapi dua tinggalkan karena kelakuan buruknya itu malah terlihat baik dan dapat membahagia
Chapter 95"Bisa dong, tapi soal apa nih sampe kamu butuh psikiater?" tanya Maya."Ini buat masalah teman aku. Dia depresi gara-gara mantan pacarnya dan kasus video mesum yang beredar tentangnya. Dia juga ditinggalkan terus dia depresi gitu." "Oh begitu. Baiklah kalau begitu kamu bisa datang ke tempat praktek aku ya, bentar nih." Maya mencari dompetnya dan mengambil satu kartu nama dari sana lalu memberikan nya pada Delina."Makasih ya, Maya," ucap Delina yang menerima kartu nama milik Maya."Iya sama-sama, aku permisi duluan, ya," ucap Maya lalu pamit dari hadapan Delina dan Abi."Aku nggak nyangka kalau si Maya bisa pinter juga," gumam Delina seraya berdecak kagum saat masuk ke dalam mini market."Duh, ini si Delina nyebelin banget sih. Aku dari tadi padahal nungguin eh sekarang aku ditinggalin," gumam Abi lalu masuk menyusul istrinya ke dalam mini market.Set
Chapter 96Abi hendak pergi berwisata mengajak empat karyawan kedai mie ayam miliknya ke Kota Hijau. Hal itu dilakukan dalam rangka pemberian bonus pada karyawannya atas ide Delina. Berhubung di sana tempat tinggal Indra sewaktu kecil, akhirnya Delina menyarankan Abi untuk mengajak Indra dan Kania untuk ikut serta. Dengan senang hati, Indra menerimanya. Toh, di sana nanti dia akan bertemu putrinya yang sedang berlibur di rumah ibunya.Mereka lalu menaiki bus berukuran sedang yang disewa Abi. Bus itu sudah datang menjemput kedatangan rombongan Delina dan lainnya."Kita kan bakalan menginap, lalu karyawan yang lain gimana?" tanya Kania."Kita udah pesan tempat kok. Di dekat rumah Indra ada rumah warga yang disewakan," ujar Abi."Ya udah berarti dekat dengan rumahku. Lagipula kata ibuku di halaman belakang rumahku ada perkebunan stroberi, mangga, dan apel tuh. Lalu ada juga sungai yang jernih tak jauh dari kebun," sahut Indra.
Chapter 97Saat Abi dan Indra pergi bertemu dengan salah satu rekan bisnis, Delina dan Kania pergi ke sebuah destinasi wisata di Kota Hijau. Semantara itu mantan istrinya Indra datang dan menghasut Mimi agar jangan mau pergi dengan Kania. Anak itu akhirnya mengikuti ibunya. Lala mengajak Mimi agar memilih berada di rumah dan bersantai mengunjungi kebun stroberi."Percuma si Indra suruh aku dekat samw Mimi dan ajak aku ke sini, kalau orangnya enggak mau diajak pergi jalan-jalan," ucap Kania berkeluh kesah. "Ya habis gimana, mungkin dia kangen banget sama ibunya," sahut Delina.Delina lantas menghentikan langkahnya."Tapi, Kania … kenapa dia jadi suka ketemu anaknya dan memilih berlama-lama di rumah mantan ibu mertuanya, ya?" Delina menoleh ke arah Kania."Maksud kamu, Lin?" Gantian Kania menatap Delina penuh ingin tahu."Kok Lala tahu gitu kalau Indra lagi kunjungan ke rumah ibunya. Kenapa pas Indra ke sini? Kenapa buka
Chapter 98Indra hanya menatap mantan istrinya dengan pandangan aneh seraya menuju kamarnya. Ada rencana yang sudah disiapkan Lala dengan matang. Dia meminta Mimi untuk memberikan teh manis hangat yang dicampur obat tidur. Obat yang sangat mujarab dan akan langsung membuat si penerimanya terlelap. Lala ingin kembali menjadi istrinya Indra setelah dia bangkrut dan kekurangan uang. Dia memanfaatkan putrinya."Papi, Mimi bawa teh manis nih," ucap Mimi."Eh, awas Nak! Nanti cangkirnya jatuh kena kaki kamu!" seru Indra yang langsung meraih cangkir berisi teh hangat dari tangan putrinya."Nggak akan jatuh, Pi. Aku udah bisa kok. Papi minum dulu ya," pinta Mimi. "Iya, terima kasih putri Papi yang cantik."Gadis kecil itu melaksanakan perintah ibunya dengan baik. Di luar kamar Indra, Lala tersenyum puas menyeringai ketika rencananya berhasil. Tak lama kemudian, Indra terlihat menguap. Di yang baru saja membuka kemejanya henda
Chapter 99 Di masa kehamilan Delina yang menginjak usia lima belas minggu, Delina mengalami flek. Abi lalu membawa istrinya dengan segera ke Rumah Sakit Kota di Kota Hijau tersebut. Kania dan Indra juga menemani. Sesampainya di rumah sakit tersebut, dokter mengharuskan Delina menjalani rawat inap. Dokter spesialis kandungan bernama Sri Rahayu mengatakan bahwa perdarahan pada ibu hamil yang bisa menjadi indikasi berbagai komplikasi, termasuk keguguran, kehamilan ektopik, dan plasenta previa, dan karenanya tidak boleh diabaikan."Jadi, bagaimana kondisi istri saya, Dok? Apa yang menyebabkan dia mengalami flek tadi?" tanya Abi."Sering kali, pendarahan terjadi karena hubungan seksual dan pemeriksaan serviks terutama di akhir kehamilan. Selain itu, ada pula plasenta previa, yaitu ketika plasenta menutupi serviks baik sebagian atau seluruhnya. Kondisi ini bisa menjadi penyebab munculnya flek saat hamil," ujar sang dokter."Hayo loh Abi, habi
Chapter 105"Tumben Mbok Nah ngomong bijak banget, ada apa ini?" tanya Delina seraya melayangkan senyum hangat."Sayangnya tidak semua anak paham akan arti penting seorang ibu, Non. Terkadang perkataan dan perbuatan anak kerap membuat orang tua terluka. Sayangnya, anak-anak itu tak sadar jika di dalam hati ibunya sedang menangis. Namun apa daya, rasa cinta ibu lebih besar dibanding amarahnya. Dia tak mengenal benci pada anak yang teramat dicintai," ucap Mbok Nah yang mengingat anak satu-satunya yang ia miliki. Dia menceritakan mengenai putranya. Sayangnya, putra tunggalnya itu malah pergi meninggalkannya. Ia memilih pergi ke luar negeri untuk bekerja tanpa pernah ingat."Mbok Nah, yang sabar ya," ucap Delina memeluk wanita itu dari samping. Kania juga ikut memeluk Mbok Nah."Kalian harus jadi ibu yang baik ya, semoga anak-anak kalian menjadi anak yang soleh dan soleha dan berbakti pada orang tua," ucap Mbok Nah dengan
Chapter 104Delina langsung menggerutu karena Kania yang sudah muak mendengar kemesraan keduanya berani merebut ponselnya dan mematikannya. "Kalau nggak aku ambil tuh hape, kalian pasti nggak akan kelar bilang I love you masing masing sampai subuh!" ucap Kania saat menarik ponsel Delina dan memutuskan sambungan ponsel tersebut dengan Abi."Huuuu! Kamu selalu aja kayak gitu. Udah deh bilang aja sirik!""Ya habisnya kamu mah segitu lebay sama Abi. Sampai kalah deh gaya pacarannya anak abege," ucap Kania bersungut-sungut."Biarin aja, sih. Lagian suka-suka aku dong, kan aku sama Abi udah nikah bukan pacaran lagi, wleekk!" Delina menjulurkan lidahnya pada Kania."Duh, yang sabar ya King punya ibu macam itu," ucap Kani pada Delina yang masih berenang."Dedek bayi juga yang sabar ya punya ibu bawel dan calon galak macam wanita ini," ucap Delina yang gantian mencibir Kania sinis seraya mengus
Chapter 103 Satu bulan telah berlalu.Di sebuah kafe dengan menu khas negara Jepang yang ternama di wilayah ibukota tersebut, Indra dan Abi menemui seorang klien wanita dari perusahaan fashion terkenal yang ingin bekerjasama dengan perusahaan miliknya.Wanita bernama Yuki itu akan membuat program yang menggunakan jasa desainer ternama untuk membuat pakaian seperti gaun yang cantik yang bisa dipadu padankan dengan kosmetik miliknya."Halo Abi, selamat siang! Apa kabar kamu?" sapa Yuki saat melihat Abi datang bersama Indra, wanita itu mengulurkan tangannya. Abi sampai terkejut kala melihat wanita itu adalah mantan kekasihnya yang pernah bersama dalam waktu singkat saat dia berada di Tokyo."Selamat siang, Yuki. Kabar aku baik. Wah, nggak nyangka ternyata kamu rekan bisnis aku," balas Abi seraya menjabat tangan wanita tersebut."Mau makan siang bersama sekalian sebelum kita bicarakan program kerjasama kita?" tanya Yuki dengan menun
Chapter 102Setelah proses persalinan Delina selesai, tampak satu orang suster yang ke luar dari ruang persalinan langsung diberondong banyak pertanyaan dari Nyonya Mia, Ibu Susi, dan Kania."Bagaimana keadaan Delina dan bayinya, Sus?" tanya Kania."Syukurlah mereka selamat. Nyonya Delina melahirkan bayi kembar, sekarang bayinya sudah berada di ruang perawatan. Ibunya masih di dalam," ujarnya.Kania yang tak sabar langsung ingin memasuki ruangan tempat Delina bersalin. Namun, dia langsung ditahan oleh sang suster."Eh, mau ke mana, Bu?" tanya suster."Mau liat Delina, hehehe.""Jangan dulu, belum boleh ditengok dulu, ya. Tadi pasien masih belum sadar karena terlalu letih. Kalau mau lihat bayinya ada di kamar bayi di ujung koridor sana belok kanan," ucap suster itu menjelaskan."Oke, deh Suster.""Ayo, para Oma yang baru kita langsung liat dedek bayi!" ajak Kania seraya menarik tangan Ibu Susi dan Nyonya
Chapter 101Keesokan harinya, Lala sudah diperbolehkan pulang oleh dokter karena sudah stabil setelah Ibu Ani bersikeras meminta Lala agar melakukan perawatan di rumahnya saja. Sesampainya mereka di rumah, semua mata menatap ke arah Lala yang baru saja tiba."Ada apa ini?" tanya Bu Ani."Kania sama yang lainnya mau pamit, Ma," ucap Kania.Lala tampak tersenyum puas penuh kemenangan. "Lalu kamu juga ikut pulang, Ndra?" tanya Ibu Ani pada putranya."Nggak, Ma. Kan Mama suruh aku nikahin Lala," jawab Indra lalu memanggil asisten rumah tangga di rumah itu, "Bi, tolong bawa minumnya ke sini," pinta Indra.Tak lama kemudian, Bi Tati membawa beberapa cangkir berisi teh manis hangat."Yang buat Mama saya mana, Bi?" tanya Indra."Yang ini, Tuan." Bi Tati menyerahkan cangkir berisi teh manis itu pada Ibu Ani."Minum dulu, Ma, biar seger," pinta Indra. Tanpa menaruh rasa curiga, Ibu Ani langsun
Chapter 100"Aku belum hamil, bukannya nggak bisa hamil! Jaga ucapan kamu, ya!" "Hahaha, sudahlah Kania, Indra itu awalnya jodoh aku dia suamiku. Dia akan tetap menjadi suami aku," sahut Lala begitu penuh percaya diri."Mantan suami kamu! Sekarang dia suamiku! Kamu harusnya mikir waktu kamu pergi begitu saja meninggalkan dia dalam kehancuran hanya demi laki-laki lain. Kamu lebih memilih pria tak baik yang akhirnya kamu kena karma karena ulah kamu itu," sahut Kania."Mungkin aku kena guna-guna dari Brian. Dan sekarang aku sudah terbebas dari guna-guna si Brian!" "Oh gitu, guna-guna kata kamu? Jangan-jangan sekarang kamu yang pakai guna-guna buat bikin Ibu mertuaku luluh." Kania sampai kesal melihat Lala yang terlihat begitu tergila-gila pada Indra kini."Sudahlah, yang jelas kamu harus rela kalau Indra sebentar lagi akan menikah dengan ku.""Aku tak mau membagi suamiku dengan siapapun,
Chapter 99 Di masa kehamilan Delina yang menginjak usia lima belas minggu, Delina mengalami flek. Abi lalu membawa istrinya dengan segera ke Rumah Sakit Kota di Kota Hijau tersebut. Kania dan Indra juga menemani. Sesampainya di rumah sakit tersebut, dokter mengharuskan Delina menjalani rawat inap. Dokter spesialis kandungan bernama Sri Rahayu mengatakan bahwa perdarahan pada ibu hamil yang bisa menjadi indikasi berbagai komplikasi, termasuk keguguran, kehamilan ektopik, dan plasenta previa, dan karenanya tidak boleh diabaikan."Jadi, bagaimana kondisi istri saya, Dok? Apa yang menyebabkan dia mengalami flek tadi?" tanya Abi."Sering kali, pendarahan terjadi karena hubungan seksual dan pemeriksaan serviks terutama di akhir kehamilan. Selain itu, ada pula plasenta previa, yaitu ketika plasenta menutupi serviks baik sebagian atau seluruhnya. Kondisi ini bisa menjadi penyebab munculnya flek saat hamil," ujar sang dokter."Hayo loh Abi, habi
Chapter 98Indra hanya menatap mantan istrinya dengan pandangan aneh seraya menuju kamarnya. Ada rencana yang sudah disiapkan Lala dengan matang. Dia meminta Mimi untuk memberikan teh manis hangat yang dicampur obat tidur. Obat yang sangat mujarab dan akan langsung membuat si penerimanya terlelap. Lala ingin kembali menjadi istrinya Indra setelah dia bangkrut dan kekurangan uang. Dia memanfaatkan putrinya."Papi, Mimi bawa teh manis nih," ucap Mimi."Eh, awas Nak! Nanti cangkirnya jatuh kena kaki kamu!" seru Indra yang langsung meraih cangkir berisi teh hangat dari tangan putrinya."Nggak akan jatuh, Pi. Aku udah bisa kok. Papi minum dulu ya," pinta Mimi. "Iya, terima kasih putri Papi yang cantik."Gadis kecil itu melaksanakan perintah ibunya dengan baik. Di luar kamar Indra, Lala tersenyum puas menyeringai ketika rencananya berhasil. Tak lama kemudian, Indra terlihat menguap. Di yang baru saja membuka kemejanya henda
Chapter 97Saat Abi dan Indra pergi bertemu dengan salah satu rekan bisnis, Delina dan Kania pergi ke sebuah destinasi wisata di Kota Hijau. Semantara itu mantan istrinya Indra datang dan menghasut Mimi agar jangan mau pergi dengan Kania. Anak itu akhirnya mengikuti ibunya. Lala mengajak Mimi agar memilih berada di rumah dan bersantai mengunjungi kebun stroberi."Percuma si Indra suruh aku dekat samw Mimi dan ajak aku ke sini, kalau orangnya enggak mau diajak pergi jalan-jalan," ucap Kania berkeluh kesah. "Ya habis gimana, mungkin dia kangen banget sama ibunya," sahut Delina.Delina lantas menghentikan langkahnya."Tapi, Kania … kenapa dia jadi suka ketemu anaknya dan memilih berlama-lama di rumah mantan ibu mertuanya, ya?" Delina menoleh ke arah Kania."Maksud kamu, Lin?" Gantian Kania menatap Delina penuh ingin tahu."Kok Lala tahu gitu kalau Indra lagi kunjungan ke rumah ibunya. Kenapa pas Indra ke sini? Kenapa buka