Share

Kehidupan baru

Penulis: Temi Pratomo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Bapak tidak harus menikahi saya dengan bang Arzan.  Saya bisa menjaga diri saya sendiri.  Terima kasih bapak telah banyak berkorban mengeluarkan saya dari rumah Mami Susan.  Saya rasa itu semua sudah cukup.”  Sebelum penghulu datang, dan Anisa resmi dinikahi oleh Arzan, dia masih meminta Ferdinan membatalkan niatnya.

“Anisa, saya ikhlas menikahi kamu.”  Arzan menegaskan kalimatnya.

“Bang, saya ini nggak pantas untuk abang.  Tolong jangan memaksakan diri abang. Laki-laki ini nggak pantas melemparkan tanggung jawabnya pada kamu.” Anisa menunjuk Ferdinan dengan lugas.  “Kalau memang dia nggak merasa bertanggung jawab pada saya.  Saya nggak apa-apa.”

Ferdinan hanya bisa terdiam.  Tubuh ringkih itu memilih untuk diam dan membiarkan Anisa mengungkapkan apa yang ingin dia ungkapkan.  Dia sangat ikhlas apabila dihujat sekalipun.  Tapi itu semua tidak akan bisa mengubah niatnya menikahi putri kandungnya dengan putra tirinya.

“Anisa, apakah kamu bersedia menikah dengan saya?”  Arzan menatap Anisa begitu tajam.

Anisa terdiam, dalam hati dia begitu tersanjung ada laki-laki muda yang begitu tampan bersedia menjadi pelindungnya.

“Diamnya kamu saya artikan bersedia.”

“Saya nggak pantas untuk abang.”

“Pantaskanlah dirimu untuk saya!”

Anisa masih merasa begitu tak tahu diri.

Arzan pun menarik Anisa menjauh dari kumpulan orang-orang yang akan menjadi saksi perjanjian suci mereka.

“Kamu ingat pembicaraan kita minggu lalu?”

Anisa mengangguk.

“Semua ini hanya sampai kamu bisa mandiri.  Dan ingat, saya bukanlah laki-laki sebaik yang kamu fikirkan.  Saya jelas akan meminta kamu melayani saya sebaik mungkin, melebihi kamu melayani pelanggan-pelanggan kamu dulu.  Kamu mengerti maksud saya?”

Anisa mengangguk.  Kini ada sedikit rasa takut dan khawatir tentang kehidupan yang akan dijalaninya nanti.

“Fokus pada tujuan Anisa! Walau kita tidak saling mencintai, paling tidak, kita tidak saling menyakiti.  Kamu setuju?”

Ada sedikit rasa tenang, ketika Arzan berjanji untuk tidak menyakitinya. Anisa pun mengangguk.

Mereka pun Kembali ke ruang tengah di mana, beberapa orang dan penghulu telah menunggu.

Disaksikan para saksi, dan penghulu.  Arzan dan Ferdinan pun berjabat tangan untuk melakukan prosesi ijab qobul.

Walaupun pernikahan ini tak diinginkan oleh Anisa, tapi ia tetap menitikan airmata harunya.  Bagaimana sang ayah yang tidak pernah ia rasakan kasih sayangnya sedang berjabat tangan dengan seorang laki-laki muda yang bersedia mengorbankan dirinya untuk kebahagiaannya.  Anisa merasa tak pantas apabila banyak menuntut.  Saat ini ia telah diangkat dari jurang hina, sedang diupayakan untuk tidak lagi menjadi mahluk terpuruk.  Tak mungkin rasanya ia berontak.  Anisa pun melirik Arzan, bang tidak akan pernah saya sia-siakan pengorbanan kamu ini. Akan kulakukan apapun untuk mengabdikan diriku padamu. Ucapnya dalam hati.

**

Tepat sebulan setelah Ferdinan Amar bisa membawa Anisa ke Jakarta, Ia divonis menderita kanker paru stadium lanjut.  Perokok berat itu memang cukup lama merasakan ada yang tak beres dengan nafasnya, tapi selalu diabaikan.  Hingga suatu hari staff di kantornya menemukannya tergeletak di ruang kerjanya hampir tak bernyawa.  Ketika dibawa ke rumah sakit, dan melakukan serangkaian tes, barulah diketahui kalau ia terkena kanker.  Penyakit yang sama yang telah merenggut nyawa sang istri, Genya.  Genya meninggal dunia karena Kanker paru.  Suami istri itu memang pasangan yang tak bisa pisah dari rokok.  Berbeda dengan Arzan dan Aurel, anak-anak mereka yang anti rokok.

Karena Ferdinan merasa usianya tak lama lagi, dan kondisinya yang begitu rentan.  Maka dipaksakannya Arzan menikahi Anisa secepat mungkin.  Dia ingin menjadi wali nikah Anisa.  Satu-satunya keinginannya sebelum ia tutup usia.  Maka terjadilah pernikahan yang terkesan darurat itu.  Hanya. pengacara dan orang-orang kepercayaannyalah yang hadir dalam pernikahan itu.  Sepertinya Anisa dan Arzan sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.  Yang penting pernikahan mereka sah di mata hukum dan agama.

Setelah pernikahan itu terselenggara, Arzan dan Anisa tinggal di rumah keluarga besar.  Yang di dalamnya juga ada Ferdinan dan adik mereka Aurel.

Arzan membawa Anisa masuk ke dalam kamarnya.  Anisa pun mengamati kamar yang terletak di lantai dua rumah besar itu.  Dan…. Kamar itu pun terbilang besar, dinding dengan nuansa broken white, dan ornament kayu menciptakan ruangan ini menjadi klasik dan mewah.  Tempat tidurnya pun berukuran sangat besar yang terbuat dari kayu jati.  Begitu memasuki ruangan ini terasa hawa yang begitu dingin.  Astaga bagaikan di kutub utara.

Anisa mengamati ruangan itu dengan perasaan takjub yang sama sekali tidak ia sembunyikan. “AC nya berapa PK bang, dingin begini?”

“5.”

Ha? 5 PK untuk sebuah kamar.  Anisa begitu takjub.

“Abang nggak kedinginan?”

Arzan tersenyum.  Dia duduk di sofa yang ada di pojok ruangan sambil membuka sepatunya.  Setelahnya dia pun berdiri sambil membuka kemejanya.  “Saya mandi sebentar, setelahnya baru kamu mandi ya.  Saya tahu pasti nggak nyaman buat kamu berlama-lama pakai kebaya ketat begitu.”

Anisa pun mengamati dirinya.  Dia memang masih menggunakan riasan penganten.  Walaupun sederhana, tapi tetap saja nggak nyaman.  Sesegera mungkin dia memang ingin melepas kebaya berwarna krem itu.

Sebelum memasuki kamar mandi, “seluruh pakaian kamu ada di lemari pojok sana.”  Arzan menunjukan sudut timur terdapat lemari yang demikian panjang.  “Kalau yang ini, barang saya semua.” Ia pun menunjuk lemari yang nggak kalah panjang terletak dekat kamar mandi.”  Setelahnya Arzan pun masuk kamar mandi.

Anisa berjalan menuju lemari yang di-claimed sebagai tempat meletakkan semua keperluannya.  Wuidiiiiiihhhh gede banget, kayak artis-artis gitu.  Kalau masuk ke lemari itu, siap-siap nyasar deh.  Sepatu-sepatu high heels, canvas, sendal centil juga ada.  Tempat meletakan berbagai perhiasan, gaun-gaun cantik tertata rapih di dalamnya, ada juga baju harian santai, apa lagi ya… serasa boutique pindah deh.  Sepertinya semuanya memang telah disediakan oleh orang suruhan Ferdinan.  Di sampingnya juga terdapat meja rias dengan segala keperluan kosmetiknya tersedia di sana.  Sambil duduk, Anisa pun melepas semua yang melekat pada dirinya.  Mengeluarkan jas kamar dari lemari, Anisa menanggalkan kebaya dan mengenakan jas kamar berwarna salem itu.

Sesuai janji Arzan hanya butuh sepuluh menit di kamar mandi.  Dia keluar dengan mengenakan kaos putih dan boxer coklat kotak-kotak.  OMG laki-laki ini begitu sexy.  Rambut sedikit gondrong yang sedang basah, menciptakan nuansa kesegaran dalam diri Arzan.  Laki-laki itu berkulit putih susu, dengan mata elang, bibir tebal, hidungnya begitu mancung, wajahnya agak tirus. berbadan tegap, dengan tinggi badan 178 cm dengan berat badan seimbang.  Masih mau bilang cowok ini nggak ganteng?

Anisa gugup memandangnya.  Dia pun hanya berdehem sebelum gantian memasuki kamar mandi.

Tidak mau membuang waktu.  Karena ia berjanji ingin menjadi istri yang baik bagi Arzan.  Anisa buru-buru mandi, membiarkan shower membasahi seluruh tubuhnya.  Selesai mandi dia menggunakan lotion beraroma, mengeringkan rambutnya dan ia pun mempersiapkan mental dengan segala kemungkinan.  Keluar kamar mandi dengan Lingeri berwarna pink.  Anisa tidak mau menciptakan image bahwa ia perempuan liar.  Bagaimanapun ia seorang istri sekarang.

Tersenyum melihat Arzan yang telah berbaring di tempat tidur berukuran super luas, Anisa pun menghampiri sang suami.  Dia pun berbaring menyamping menghadap sang suami.

Arzan tersenyum begitu tulus pada Anisa.  “Kita tidur saja ya Nis!  Maaf kan saya, saya masih sedikit belum ikhlas melepas keperjakaan saya untuk kamu malam ini.”  Arzan pun sedikit bergerak untuk mencium kening Anisa dan kemudian memejamkan matanya.

Mendengar itu Anisa pun mencelos.  Arzan masih perjaka? Rasa minder itupun semakin kuat menyertainya.  Oh Tuhan, apakah saya pantas berada di sisinya?

Bab terkait

  • Tolong ayah, Nak!   Ikhlas

    Wealth and Wide TBK merupakan perusahaan pemegang hak pengelolaan satu brand hotel international untuk wilayah Indonesia. Perusahaan ini telah memiliki hotel bintang lima di Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar. Juga memiliki tiga resort di Anyer, Bali dan Batu. Hadiutama Reganegara alm adalah orang pertama yang membuat perjanjian pemegak hak atas bisnis perhotelan ini. Dan perjalanan perusahaannya telah berjalan empat puluh tahun lamanya. Setelah Hadiutama memutuskan pensiun, tak lama kemudian meninggal dunia, kepemimpinan perusahaan dilimpahkan ke putri tunggalnya yaitu Genya Reganegara. Setelah Gennya menikah pucuk pimpinan dilanjutkan oleh dua orang yaitu ia dan sang suami Ferdinan Ammar. Setelah Gennya meninggal dunia, Arzan yang baru menyelesaikan S2 nya di Brisbane, dan berniat tinggal sementara waktu di kota itu, diminta sang ayah tiri untuk pulang. Atas bimbingan Ferdinan Ammar, Arzan kini yang memegang puncak pimpinan usaha mereka.

  • Tolong ayah, Nak!   Bercerita

    Menghela nafas Panjang, Arzan tidak menyembunyikan raut wajah kecewanya pada Anisa. Baru saja mereka mengantarkan sang ayah ke tempat istirahat terakhirnya, dengan segala emosi akan kehilangan belum reda, Arzan masih harus merasa tidak nyaman dengan pertemuan dengan salah satu ‘Client’ Anisa.“Apakah kamu marah kalau saya ingin tahu siapa saja client kamu selama ini?” Arzan bicara sambil menjatuhkan tubuhnya ke Sofa single di kamar tidur mereka.Anisa duduk di pinggir tempat tidur. Dia sangat paham dengan perasaan Arzan. Tapi mau gimana lagi, kejadian seperti ini sangat mungkin akan mereka temui lagi. Paling tidak Anisa tidak pernah menutupi sejarah masa lalunya. “Laki-laki pertama yang menjamah saya adalah Mr. Lin. Pengusaha asal Singapura yang istrinya terkena kanker rahim hingga tak lagi bisa memenuhi kebutuhannya. Sang istri mengijinkan suaminya tidur dengan wa

  • Tolong ayah, Nak!   Tantangan

    Anisa sudah mulai kuliah, dia diterima di salah satu universitas swasta bereputasi baik, dan juga mahal…. Hm… kalau tanpa bantuan Arzan, nggak mungkinlah ia kuliah di tempat sebonafit ini. Anisa sebenarnya agak minder, karena mahasiswa di kampus ini umumnya dari golongan kelas atas, usianya para mahasiswa baru itu jauh dibawahnya. Yah… usia lulus SMA langsung kuliahlah. Sedangkan dia, kini hampir menginjak 22 tahun.Dia masuk di jurusan ekonomi manajemen. Sejak dari ospek, sebenarnya dia sudah jadi incaran banyak kakak kelas laki-laki. Dari cari-cari perhatian sampai cari-cari kesalahan agar bisa berlama-lama menghadap para senior. Karena bagaimanapun Anisa begitu cantik, dan juga baby face, nggak ada yang menyangka kalau usianya justru sudah sepantasnya menyandang gelar sarjana. Padahal ya, Anisa sudah berusaha untuk membumi banget deh. Selalu berpakaian ala kadarnya, wajah tanpa make up

  • Tolong ayah, Nak!   Maaf

    Elvina sedang terisak di hadapan Arzan Ketika sang pengacara Arzan menyerahkan surat perjanjian untuk ditanda tangani Elvina. Mereka sedang ada di kantor polisi sekarang. Arzan sama sekali tidak menunjukan wajah bersahabat pada Elvina.“Sebegitunya kamu membela pelacur itu, sampai tega menjebloskan saya ke sini.”Arzan menggebrak meja.Elvina kaget setengah mati.“Sekali lagi kamu menyebut istri ku pelacur. Saya pastikan kamu nggak akan cuma tahu rasanya ditahan di kantor polisi, tapi saya pastikan kamu masuk penjara.”Elvina begitu syock.“Kamu mau menelepon orang tuamu atau pengacaramu?”Elvina langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dia sama sekali tak ingin orang tuanya tahu tentang masalah konyol ini. Dan dia pun nggak punya pengacara. Elvina dulu ad

  • Tolong ayah, Nak!   prolog

    “Ayah gila ya?” Arzan begitu marah mendengar permohonan sang ayah.“Bantu ayah, menebus kesalahan ayah yang tak termaafkan ini, Zan!” Ferdinan Amar sang ayah sambung Arzan begitu memohon padanya.“Kenapa harus menikahinya Yah, kita bisa memberikannya uang sebanyak yang dia mau.” Arzan masih kebingungan dengan semua ini.“Ayah mohon nak, bukan hanya uang yang dia butuhkan. Hanya sampai dia mampu mandiri nak, tolong bimbing dia!”Arzan kebingungan.“Anisa anak kandung yang ayah tinggalkan demi menikahi ibumu.”Arzan terdiam. Apa artinya dia pun ikut andil dengan kesalahan sang ayah tirinya itu?“Bertahun-tahun ayah mencari Anisa dan ibunya, sejak ibumu sakit hingga meninggal dunia. Tapi ternyata ibunya Anisa pun telah lama meninggal. Ayah h

  • Tolong ayah, Nak!   Kesepakatan

    Arzan mengetuk pintu sebuah unit apartemen di wilayah Kuningan. Unit ini terletak di lantai 9. Tak lama, seorang wanita muda membuka pintu dan tersenyum untuknya. “Anisa?” Arzan bertanya pada wanita muda itu. Wanita itu pun mengangguk tersenyum. “Pak Arzan?” Dia pun bergerak mundur memberikan ruang agar Arzan bisa memasuki unit itu. Arzan memasuki unit itu, dan langsung duduk di sofa ruang tengah. Ya… ini memang apartemen keluarganya, tak perlu sungkan sama sekali dengan tempat itu. “Jangan panggil saya pak, saya calon suami kamu. panggil saya bang!” Pintanya. “Aurel memanggil saya bang, kamu lakukan saja hal yang sama.” Anisa tersenyum miris. “Adik kita ya?” “Ya tentunya, Aurel itu satu ayah dengan kamu, dan satu ibu dengan saya.” Arzan pun memberikan penjelasan. “Dan sekarang, aba

Bab terbaru

  • Tolong ayah, Nak!   Maaf

    Elvina sedang terisak di hadapan Arzan Ketika sang pengacara Arzan menyerahkan surat perjanjian untuk ditanda tangani Elvina. Mereka sedang ada di kantor polisi sekarang. Arzan sama sekali tidak menunjukan wajah bersahabat pada Elvina.“Sebegitunya kamu membela pelacur itu, sampai tega menjebloskan saya ke sini.”Arzan menggebrak meja.Elvina kaget setengah mati.“Sekali lagi kamu menyebut istri ku pelacur. Saya pastikan kamu nggak akan cuma tahu rasanya ditahan di kantor polisi, tapi saya pastikan kamu masuk penjara.”Elvina begitu syock.“Kamu mau menelepon orang tuamu atau pengacaramu?”Elvina langsung menggelengkan kepalanya dengan tegas. Dia sama sekali tak ingin orang tuanya tahu tentang masalah konyol ini. Dan dia pun nggak punya pengacara. Elvina dulu ad

  • Tolong ayah, Nak!   Tantangan

    Anisa sudah mulai kuliah, dia diterima di salah satu universitas swasta bereputasi baik, dan juga mahal…. Hm… kalau tanpa bantuan Arzan, nggak mungkinlah ia kuliah di tempat sebonafit ini. Anisa sebenarnya agak minder, karena mahasiswa di kampus ini umumnya dari golongan kelas atas, usianya para mahasiswa baru itu jauh dibawahnya. Yah… usia lulus SMA langsung kuliahlah. Sedangkan dia, kini hampir menginjak 22 tahun.Dia masuk di jurusan ekonomi manajemen. Sejak dari ospek, sebenarnya dia sudah jadi incaran banyak kakak kelas laki-laki. Dari cari-cari perhatian sampai cari-cari kesalahan agar bisa berlama-lama menghadap para senior. Karena bagaimanapun Anisa begitu cantik, dan juga baby face, nggak ada yang menyangka kalau usianya justru sudah sepantasnya menyandang gelar sarjana. Padahal ya, Anisa sudah berusaha untuk membumi banget deh. Selalu berpakaian ala kadarnya, wajah tanpa make up

  • Tolong ayah, Nak!   Bercerita

    Menghela nafas Panjang, Arzan tidak menyembunyikan raut wajah kecewanya pada Anisa. Baru saja mereka mengantarkan sang ayah ke tempat istirahat terakhirnya, dengan segala emosi akan kehilangan belum reda, Arzan masih harus merasa tidak nyaman dengan pertemuan dengan salah satu ‘Client’ Anisa.“Apakah kamu marah kalau saya ingin tahu siapa saja client kamu selama ini?” Arzan bicara sambil menjatuhkan tubuhnya ke Sofa single di kamar tidur mereka.Anisa duduk di pinggir tempat tidur. Dia sangat paham dengan perasaan Arzan. Tapi mau gimana lagi, kejadian seperti ini sangat mungkin akan mereka temui lagi. Paling tidak Anisa tidak pernah menutupi sejarah masa lalunya. “Laki-laki pertama yang menjamah saya adalah Mr. Lin. Pengusaha asal Singapura yang istrinya terkena kanker rahim hingga tak lagi bisa memenuhi kebutuhannya. Sang istri mengijinkan suaminya tidur dengan wa

  • Tolong ayah, Nak!   Ikhlas

    Wealth and Wide TBK merupakan perusahaan pemegang hak pengelolaan satu brand hotel international untuk wilayah Indonesia. Perusahaan ini telah memiliki hotel bintang lima di Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar. Juga memiliki tiga resort di Anyer, Bali dan Batu. Hadiutama Reganegara alm adalah orang pertama yang membuat perjanjian pemegak hak atas bisnis perhotelan ini. Dan perjalanan perusahaannya telah berjalan empat puluh tahun lamanya. Setelah Hadiutama memutuskan pensiun, tak lama kemudian meninggal dunia, kepemimpinan perusahaan dilimpahkan ke putri tunggalnya yaitu Genya Reganegara. Setelah Gennya menikah pucuk pimpinan dilanjutkan oleh dua orang yaitu ia dan sang suami Ferdinan Ammar. Setelah Gennya meninggal dunia, Arzan yang baru menyelesaikan S2 nya di Brisbane, dan berniat tinggal sementara waktu di kota itu, diminta sang ayah tiri untuk pulang. Atas bimbingan Ferdinan Ammar, Arzan kini yang memegang puncak pimpinan usaha mereka.

  • Tolong ayah, Nak!   Kehidupan baru

    “Bapak tidak harus menikahi saya dengan bang Arzan. Saya bisa menjaga diri saya sendiri. Terima kasih bapak telah banyak berkorban mengeluarkan saya dari rumah Mami Susan. Saya rasa itu semua sudah cukup.” Sebelum penghulu datang, dan Anisa resmi dinikahi oleh Arzan, dia masih meminta Ferdinan membatalkan niatnya. “Anisa, saya ikhlas menikahi kamu.” Arzan menegaskan kalimatnya. “Bang, saya ini nggak pantas untuk abang. Tolong jangan memaksakan diri abang. Laki-laki ini nggak pantas melemparkan tanggung jawabnya pada kamu.” Anisa menunjuk Ferdinan dengan lugas. “Kalau memang dia nggak merasa bertanggung jawab pada saya. Saya nggak apa-apa.” Ferdinan hanya bisa terdiam. Tubuh ringkih itu memilih untuk diam dan membiarkan Anisa mengungkapkan apa yang ingin dia ungkapkan. Dia sangat ikhlas apabila dihujat sekalipun. Tapi itu semua tidak akan bisa menguba

  • Tolong ayah, Nak!   Kesepakatan

    Arzan mengetuk pintu sebuah unit apartemen di wilayah Kuningan. Unit ini terletak di lantai 9. Tak lama, seorang wanita muda membuka pintu dan tersenyum untuknya. “Anisa?” Arzan bertanya pada wanita muda itu. Wanita itu pun mengangguk tersenyum. “Pak Arzan?” Dia pun bergerak mundur memberikan ruang agar Arzan bisa memasuki unit itu. Arzan memasuki unit itu, dan langsung duduk di sofa ruang tengah. Ya… ini memang apartemen keluarganya, tak perlu sungkan sama sekali dengan tempat itu. “Jangan panggil saya pak, saya calon suami kamu. panggil saya bang!” Pintanya. “Aurel memanggil saya bang, kamu lakukan saja hal yang sama.” Anisa tersenyum miris. “Adik kita ya?” “Ya tentunya, Aurel itu satu ayah dengan kamu, dan satu ibu dengan saya.” Arzan pun memberikan penjelasan. “Dan sekarang, aba

  • Tolong ayah, Nak!   prolog

    “Ayah gila ya?” Arzan begitu marah mendengar permohonan sang ayah.“Bantu ayah, menebus kesalahan ayah yang tak termaafkan ini, Zan!” Ferdinan Amar sang ayah sambung Arzan begitu memohon padanya.“Kenapa harus menikahinya Yah, kita bisa memberikannya uang sebanyak yang dia mau.” Arzan masih kebingungan dengan semua ini.“Ayah mohon nak, bukan hanya uang yang dia butuhkan. Hanya sampai dia mampu mandiri nak, tolong bimbing dia!”Arzan kebingungan.“Anisa anak kandung yang ayah tinggalkan demi menikahi ibumu.”Arzan terdiam. Apa artinya dia pun ikut andil dengan kesalahan sang ayah tirinya itu?“Bertahun-tahun ayah mencari Anisa dan ibunya, sejak ibumu sakit hingga meninggal dunia. Tapi ternyata ibunya Anisa pun telah lama meninggal. Ayah h

DMCA.com Protection Status