Belajar dari pengalaman, belajar dari kesalahan
***
Berhasil di atas kertas, tetapi gagal di tingkat realitas. Sebuah ungkapan sederhana yang bagiku cukup dalam maknanya.
Pernah mendengar pernyataan seperti itu?
Aku sendiri pernah mendengarnya, dan bahkan mungkin sedang mengalaminya.
Saat ini Hima sedang on process mengadakan satu mega proker dalam periode kepengurusan ku yang sebentar lagi akan demis. Dan sayangnya, apa yang telah aku dan teman-teman rencanakan tidak berjalan sesuai dan membuat kami mendapatkan sedikit masalah.
Ada perbedaan persepsi
Learning by doing***Bertindak tanpa berfikir bukanlah hal yang biasa aku lakukan. Sebagai seorang pemimpin sebuah organisasi, aku memang terbiasathinking before doing, dan dapat dibilang amat sangat pandai dalam perihal mengendalikan diri. Selalu berhati-hati, penuh pertimbangan dan memikirkan segala konsekuensi dari setiap tindakan yang ditunjukan kepada setiap orang.Lalu kenapa saat ini aku langsung kehilangan kontrol dan bertindak ceroboh?Kemana perginyaself controlku yang cukup bagus itu?
Beberapa tahun belakangan rasanya aku tidak pernah merasa begitu berterimakasih kepada orang lain selain ayah dan ibuku. Tapi sekarang, tanggal 25 September ini aku benar-benar ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada saudara Bima yang kali ini sungguh sangat-sangat memahami keinginanku dengan baik.Oke biar aku jelaskan terlebih dulu.Setelah acara menonton film yang aku tidak ingat judul dan pemainnya itu, kami bertiga keluar dari pintu bioskop dengan saling diam antara satu dengan yang lain. Tidak ada yang mengatakan hal apapun,eventtentang jalan cerita atau bagaimana pemain film tersebut beraksi seperti lazimnya setelah menikmati sebuah film.Tiga orang ini benar-benar saling diam tanpa mengungkap
Manusia selalu punya rencanaTapi sebaik-baiknya rencana adalah apa yang sudah digariskan oleh-Nya***"Gimana, Han?" Aku melirik Reyhan yang sedang duduk bersandar melalui cermin besar di hadapanku."Hmmm..." Reyhan masih asyik dengan ponselnya tanpa memberikan atensinya padaku sama sekali."Bangsat!" Umpatan dari mulutnya langsung keluar saat aku melemparinya dengan gulungan kertas.Aku mendengus mendengar umpatannya. "Mulut tuh mulut, di jaga!""Bang, bilangin temen saya bang biar cepet tobat!" Aku menoleh ke arah tukang potong rambut langgananku selama tinggal d
Learning by doingdanlearning by processadalah dua ungkapan yang belakangan selalu aku pegang dalam menjalani kehidupan. Menjadi mahasiswa super kentang yang tidak memiliki bakat yang menonjol memang mengharuskan aku memilikivibes positive thinkingyang tinggi agar tidak mudah merasa tertekan akibatoverthinkingdaninsecurity.Overthinkingsendiri adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan hal dengan cara yang merugikan sehingga menimbulkan kekhaw
Tidak ada hal buruk yang bisa terjadi selama kita pintar menyaring segala sesuatu yang baru. Justru, kita akan menjadi pribadi yang terbuka dan toleran karena bersedia menerima dan belajar hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Tentu, disini aku tidak bermaksud menyalahkan orang yang tidak mau atau belum mampu beradaptasi. Karena dari sosok tersebut lah, kita akan mengetahui kelemahan dari setiap hal yang baru masuk dalam kehidupan.Yang menarik, tidak semua orang bisa melakukan proses adaptasi dengan baik. Ada yang menyikapi suatu hal yang terjadi dengan cara kolot atau terlalu idealis, pasrah, pun ada juga yang sangat aktif dan mau bergerak untuk menyesuaikan. Dan lagi-lagi tentunya, dari jenis-jenis itu akan menghasilkanoutputyang berbeda dalam menjalani hidup.
Ideologi adalah sebuah proses.Pernah mendengar kalimat barusan?Aku pernah mendengarnya entah kapan. Mungkin dengar dari sebuah video yang aku putar, atau justru dari salah satu teman di tongkrongan yang mengatakannya.Sejak putus dari pacar terakhirku sebelum masuk bangku perkuliahan, aku selalu punya prinsip untuk menyatakan perasaan dengan cara yang tidak akan pernah mudah untuk dilupakan.Lalu apa ini?Aku justru mengatakan suka kepada seorang gadis di depan sebuah restoran- alih yang mewah, dengan orang di sekitar yang berlalu-lalang.Aku tidak pernah membayangkan hal bodoh seperti ini. Menyatakan cinta tanpa persiapan, dan bahkan tanpa menyadari tampilanku yang jauh dari ka
To: FaykaEMERGENCY, SOS SOSPesan darurat tersebut langsung kukirim pada Fayka setelah memasuki kamar. Aku mendaratkan bokong di pinggir ranjang, menghela napas panjang, kemudian meletakkan ponsel di samping tubuh dan membuka kaus kaki yang masih terpasang apik di kedua telapak kaki.Baru kemarin rasanya aku menjadi pengagum rahasianya, dan baru-baru setelahnya berkenalan dan berinteraksi langsung karena sebuah ketidaksengajaan. Tapi ternyata, lelaki itu.... lelaki yang ku impikan saja tidak berani tiba-tiba menyatakan cinta padaku.Damnit!Lelaki itu mengatakan padaku bahwa ia menyukaiku, dan bahkan menggandeng tanganku di depan teman-temannya. Astaga!From: Fayka
"Bang, lo kok bisa sampe sini?" Aku berdiri dengan tangan bersedekap, lalu memandang tajam laki-laki yang sedang duduk dan memainkan ponsel."Ya tadi naik gojek. Lo liat juga, kan?""Bang......"Kulihat Bang Saka mendengus. "Apa, Ka?""Astaga penampilan lo, kalo bunda tahu udah langsung di bawa ke salon selama lima jam elo." Lanjutnya saat menyadari betapa buruknya penampilanku sekarang.Kontan aku memutar bola mata jengah mendengar penuturannya.Lebay as always...Inilah alasan kenapa aku mencari cermin saat melihat sosoknya tadi. Kedatangan tamu terhormat yang cerewetnya luar biasa.