Tidak ada hal buruk yang bisa terjadi selama kita pintar menyaring segala sesuatu yang baru. Justru, kita akan menjadi pribadi yang terbuka dan toleran karena bersedia menerima dan belajar hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Tentu, disini aku tidak bermaksud menyalahkan orang yang tidak mau atau belum mampu beradaptasi. Karena dari sosok tersebut lah, kita akan mengetahui kelemahan dari setiap hal yang baru masuk dalam kehidupan.
Yang menarik, tidak semua orang bisa melakukan proses adaptasi dengan baik. Ada yang menyikapi suatu hal yang terjadi dengan cara kolot atau terlalu idealis, pasrah, pun ada juga yang sangat aktif dan mau bergerak untuk menyesuaikan. Dan lagi-lagi tentunya, dari jenis-jenis itu akan menghasilkan output yang berbeda dalam menjalani hidup.
Ideologi adalah sebuah proses.Pernah mendengar kalimat barusan?Aku pernah mendengarnya entah kapan. Mungkin dengar dari sebuah video yang aku putar, atau justru dari salah satu teman di tongkrongan yang mengatakannya.Sejak putus dari pacar terakhirku sebelum masuk bangku perkuliahan, aku selalu punya prinsip untuk menyatakan perasaan dengan cara yang tidak akan pernah mudah untuk dilupakan.Lalu apa ini?Aku justru mengatakan suka kepada seorang gadis di depan sebuah restoran- alih yang mewah, dengan orang di sekitar yang berlalu-lalang.Aku tidak pernah membayangkan hal bodoh seperti ini. Menyatakan cinta tanpa persiapan, dan bahkan tanpa menyadari tampilanku yang jauh dari ka
To: FaykaEMERGENCY, SOS SOSPesan darurat tersebut langsung kukirim pada Fayka setelah memasuki kamar. Aku mendaratkan bokong di pinggir ranjang, menghela napas panjang, kemudian meletakkan ponsel di samping tubuh dan membuka kaus kaki yang masih terpasang apik di kedua telapak kaki.Baru kemarin rasanya aku menjadi pengagum rahasianya, dan baru-baru setelahnya berkenalan dan berinteraksi langsung karena sebuah ketidaksengajaan. Tapi ternyata, lelaki itu.... lelaki yang ku impikan saja tidak berani tiba-tiba menyatakan cinta padaku.Damnit!Lelaki itu mengatakan padaku bahwa ia menyukaiku, dan bahkan menggandeng tanganku di depan teman-temannya. Astaga!From: Fayka
"Bang, lo kok bisa sampe sini?" Aku berdiri dengan tangan bersedekap, lalu memandang tajam laki-laki yang sedang duduk dan memainkan ponsel."Ya tadi naik gojek. Lo liat juga, kan?""Bang......"Kulihat Bang Saka mendengus. "Apa, Ka?""Astaga penampilan lo, kalo bunda tahu udah langsung di bawa ke salon selama lima jam elo." Lanjutnya saat menyadari betapa buruknya penampilanku sekarang.Kontan aku memutar bola mata jengah mendengar penuturannya.Lebay as always...Inilah alasan kenapa aku mencari cermin saat melihat sosoknya tadi. Kedatangan tamu terhormat yang cerewetnya luar biasa.
Pepatah lama mengatakan bahwa semut di seberang lautan akan tampak jelas, sedangkan gajah di pelupuk mata malah tidak terlihat.Realitanya, pepatah ini memang tidak jarang terbukti kebenarannya. Orang akan cenderung melupakan atau tidak membicarakan kebenaran seseorang dengan jelas, namun justru membesar-besarkan kesalahannya yang sangat kecil. Ironisnya lagi, banyak orang terlalu sibuk mencari-cari kelemahan atau permasalahan orang lain, sedangkan kesalahan atau permasalahan sendiri justru terabaikan tanpa ada introspeksi, evaluasi dan perbaikan akan diri sendiri.Jujur selama aku hidup di dunia ini selama dua dasawarsa lebih, aku tidak pernah berharap bertemu orang yang seperti itu. Men-judgeorang lain semaunya, tanpa menyadari bahwa apa yang dituduhkan sebenarn
Dari apa yang tertulis dalam buku berjudulpositivepersonalitykarangan Rayhan Adiprabowo yang aku baca, disebutkan bahwa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan harapan atau keinginan. Apabila seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, maka banyak masalah yang akan timbul karena kepercayaan diri merupakan suatu aspek kepribadian dari seseorang yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.Kunci untuk mendapatkan kepercayaan diri adalah dengan memahami diri sendiri. Seseorang harus yakin dengan kemampuan dan potensi atas dirinya, dan tidak merasa pesimis serta cemas yang selalu menghantui perasaan. Rasa percaya diri dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan juga faktor ekstrinsik. Faktor internal ini meliputi konsep
"Dit, gue suka lo!" Luna tiba-tiba mengucapkan satu kalimat yang membuatku terdiam seketika.Kami baru saja foto kelulusan, dan salah satu sahabat terbaikku tiba-tiba menyatakan perasaannya."Lun...." Ucapku sembari menoleh ke arah perempuan yang sedang duduk di ayunan ini."Gue tau selama ini lo cuma nganggep gue adik." Luna memandang lurus ke arah depan, tanpa mau memandangku sama sekali."Tapi bagaimanapun gue coba buat nggak jatuh cinta sama lo, pada akhirnya gue tetep kalah, Dit.""I nevercanstop love you. Semakin guedenial, semakin
"Bang Saka...." Teriakku saat Bang Saka masih sibuk di kamar mandi hotel.Entah apa sebenarnya yang dipikirkannya, dia tidak mau pulang ke Depok meski sudah ku paksa dengan berbagai cara. Dia yang biasanya sangat perhitungan, bahkan rela mengeluarkan uangnya untuk memesan satu kamar di salah satu hotel."Kenapa sih, Ka teriak-teriak mulu..." Bang Saka keluar dari pintu kamar mandi dengan menggunakan kaus hitam dan celana kolor dengan warna senada. Rambutnya masih basah dengan beberapa tetes yang masih terjatuh ke lantai.Jika itu perempuan lain, mungkin mereka akan menganggap bahwa pemandangan yang ada di depannya adalah salah satu pemandangan paling indah di dunia ini. Namun bagiku yang semenjak orok sudah bersamanya, dia justru terlihat seperti laki-laki yang tidak dapat menjaga kebersihan.
Too good to miss foodadalah satu kalimat yang selalu dipegang oleh Satria. Diantara kami berempat, Satria bisa dibilang yang paling doyan makan jika dibandingkan aku, Reyhan, dan juga Ruben.Prinsip yang dipegangnya itu, membuatnya tidak pernah melewatkan satupun makanan yang ada di depannya."Tuh perut apa gentong bocor, Sat?" Gue liat-liat gak kenyang-kenyang dari tadi.Satria menarik segelas es teh di depannya, lalu menandaskannya dalam sekali teguk. "Makanan gratis emang bikin gue gak kenyang-kenyang, Ben.""Sialan, lo!" Aku melemparinya dengan kacang asin yang berada di atas meja kami.Saat ini kami berempat sedang makan di salah satu warung makan yang menjadi tempat