Beranda / Fiksi Remaja / Tingkat Dua / Part 20 • Arunika

Share

Part 20 • Arunika

Penulis: coochocinoou
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 18:00:27

"FAYKA LO UDAH NONTON THRILLER BAD BUDDIES BELOM?" Aku berteriak saat beranda youtube ku memperlihatkan sebuah video pendek dari channel GMMTV official yang baru diupload tiga puluh empat menit yang lalu.

Aku tidak tau semenjak kapan mulai senang menonton BL series. BL atau boys love adalah sebuah genre yang menceritakan soal hubungan asmara antara laki-laki (homoseksual).

Tidak ada maksud apapun mengenai isu yang ada didalamnya,  namun aku secara pribadi menyukai drama genre ini karena cerita-ceritanya yang menarik dan merupakan hal yang baru dalam duniaku belakangan.

Terlepas dari benar ataupun salah, setiap orang memi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tingkat Dua   Part 21 • Arunika

    Youcan'tstart the next chapter of you keep re-reading the last one***Pernah terjebak dalam situasiawkwarddan tidak bisa keluar?Jika belum, setidaknya kamu harus mencobanya sekali dalam seumur hidup. Mengapa? Karena sensasinya benar-benarunforgettable bangetAwkwardadalah sebuah kata dalam bahasa inggris yang artinya canggung. Dan aku tidak pernah sekalipun membayangkan akan mengalami situasi ini bersama Bang Bima dan juga Bang Radit.Oke, biar aku jelaskan apa yang sesung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Tingkat Dua   Part 22 • Arunika

    Selalu ada kisah manis yang terjadi di masa mudaHanya saja tidak semua orang akan dapat menyadarinya***"Makasih, Bang." Aku mengulurkan sebuah helm kepada sang pemilik, sembari tersenyum dan mengucapkan terima kasih.Bang Radit menerima uluran helm dariku, kemudian menyunggingkan senyum menawan yang tidak akan pernah bisa ku tolak pesonanya sepanjang masa. "Sama-sama,"And then, i really don't know whatshouldi do right nowAku mengetuk-ngetukkan kaki di depan gerbang kontrakan, karena merasa bingung harus melakukan apa.Mengembalikan helmnya?

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Tingkat Dua   Part 23 • Raditya

    Belajar dari pengalaman, belajar dari kesalahan***Berhasil di atas kertas, tetapi gagal di tingkat realitas. Sebuah ungkapan sederhana yang bagiku cukup dalam maknanya.Pernah mendengar pernyataan seperti itu?Aku sendiri pernah mendengarnya, dan bahkan mungkin sedang mengalaminya.Saat ini Hima sedangon processmengadakan satu mega proker dalam periode kepengurusan ku yang sebentar lagi akan demis. Dan sayangnya, apa yang telah aku dan teman-teman rencanakan tidak berjalan sesuai dan membuat kami mendapatkan sedikit masalah.Ada perbedaan persepsi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Tingkat Dua   Part 24 • Raditya

    Learning by doing***Bertindak tanpa berfikir bukanlah hal yang biasa aku lakukan. Sebagai seorang pemimpin sebuah organisasi, aku memang terbiasathinking before doing, dan dapat dibilang amat sangat pandai dalam perihal mengendalikan diri. Selalu berhati-hati, penuh pertimbangan dan memikirkan segala konsekuensi dari setiap tindakan yang ditunjukan kepada setiap orang.Lalu kenapa saat ini aku langsung kehilangan kontrol dan bertindak ceroboh?Kemana perginyaself controlku yang cukup bagus itu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Tingkat Dua   Part 25 • Raditya

    Beberapa tahun belakangan rasanya aku tidak pernah merasa begitu berterimakasih kepada orang lain selain ayah dan ibuku. Tapi sekarang, tanggal 25 September ini aku benar-benar ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada saudara Bima yang kali ini sungguh sangat-sangat memahami keinginanku dengan baik.Oke biar aku jelaskan terlebih dulu.Setelah acara menonton film yang aku tidak ingat judul dan pemainnya itu, kami bertiga keluar dari pintu bioskop dengan saling diam antara satu dengan yang lain. Tidak ada yang mengatakan hal apapun,eventtentang jalan cerita atau bagaimana pemain film tersebut beraksi seperti lazimnya setelah menikmati sebuah film.Tiga orang ini benar-benar saling diam tanpa mengungkap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Tingkat Dua   Part 26 • Raditya

    Manusia selalu punya rencanaTapi sebaik-baiknya rencana adalah apa yang sudah digariskan oleh-Nya***"Gimana, Han?" Aku melirik Reyhan yang sedang duduk bersandar melalui cermin besar di hadapanku."Hmmm..." Reyhan masih asyik dengan ponselnya tanpa memberikan atensinya padaku sama sekali."Bangsat!" Umpatan dari mulutnya langsung keluar saat aku melemparinya dengan gulungan kertas.Aku mendengus mendengar umpatannya. "Mulut tuh mulut, di jaga!""Bang, bilangin temen saya bang biar cepet tobat!" Aku menoleh ke arah tukang potong rambut langgananku selama tinggal d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Tingkat Dua   Part 27 • Raditya

    Learning by doingdanlearning by processadalah dua ungkapan yang belakangan selalu aku pegang dalam menjalani kehidupan. Menjadi mahasiswa super kentang yang tidak memiliki bakat yang menonjol memang mengharuskan aku memilikivibes positive thinkingyang tinggi agar tidak mudah merasa tertekan akibatoverthinkingdaninsecurity.Overthinkingsendiri adalah menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan hal dengan cara yang merugikan sehingga menimbulkan kekhaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Tingkat Dua   Part 28 • Arunika

    Tidak ada hal buruk yang bisa terjadi selama kita pintar menyaring segala sesuatu yang baru. Justru, kita akan menjadi pribadi yang terbuka dan toleran karena bersedia menerima dan belajar hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui. Tentu, disini aku tidak bermaksud menyalahkan orang yang tidak mau atau belum mampu beradaptasi. Karena dari sosok tersebut lah, kita akan mengetahui kelemahan dari setiap hal yang baru masuk dalam kehidupan.Yang menarik, tidak semua orang bisa melakukan proses adaptasi dengan baik. Ada yang menyikapi suatu hal yang terjadi dengan cara kolot atau terlalu idealis, pasrah, pun ada juga yang sangat aktif dan mau bergerak untuk menyesuaikan. Dan lagi-lagi tentunya, dari jenis-jenis itu akan menghasilkanoutputyang berbeda dalam menjalani hidup.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • Tingkat Dua   Part 58 • Arunika

    Tidak ada yang tahu bagaimana seseorang akan menjalani kehidupannya. Hal-hal yang sebelumnya terasa begitu mustahil untuk dialami, bisa saja dalam sekejap terjadi seperti apa yang ada dalam bayangan. Ada saja kejadian tidak terduga yang digariskan takdir, yang tiba-tiba membuat dua orang yang tidak mungkin memiliki kesempatan untuk berinteraksi bisa bersatu dalam sebuah ikatan dalam waktu yang terhitung cepat.Dalam dua puluh satu tahun hidupku di dunia, dam-diam menyukai seseorang tanpa ada keinginan untuk menyatakan adalah hal paling sulit yang pernah aku lakukan. Mengamati dalam diam dan melihat bagaimana dia menjalani kehidupannya adalah hal sederhana yang selalu bisa membuatku tersenyum bahagia.Ayolah... Jatuh cinta memang tidak sebercanda itu."Bang ..." Aku memanggil Bang Radit yang belum juga mengatakan satu patah kata pun sedari tadi.Saat ini kami berdiri di samping kolam renang di halaman belakang."Bang ..." Sekali lagi aku memanggil namanya. Bedanya, suaraku semakin liri

  • Tingkat Dua   Part 57 • Arunika

    Flashback onKesan pertama adalah hal paling krusial antara pertemuan dua orang. Pepatah yang mengatakan bahwa hanya perlu empat detik untuk memutuskan kita senang atau tidak dengan orang baru, nyatanya masih cukup relevan bagi sebagian besar orang. Baik itu untuk menyukai, membenci, atau bahkan sekedar respect or enggaknya.Bagiku sendiri yang cenderung sulit dekat dengan orang lain, gestur dan bagaimana orang itu bertutur kata padaku saat pertama kali kami berinteraksi adalah hal yang sepenuhnya membentuk perspektif ku akan orang tersebut. Jika aku merasa nyaman or anything like that maka aku akan memberikan respon positif dan menjadi lebih mudah untuk membaur di masa depan. Sementara jika penilaian ku terhadapnya sudah terlanjur buruk, even di masa depan dia ternyata tidak seperti yang aku duga pun tetap saja begitu sulit bagi ku untuk merasa dekat dengan orang tersebut. Dan itu berarti aku dapat mengatakan bahwa untuk kasusku kesan pertama adalah segalanya, termasuk membuatku mera

  • Tingkat Dua   Part 56 • Arunika

    "Kaya gembel banget sih!" Bang Saka menghinaku yang hari ini menggunakan daster lusuh berwarna kuning yang bergambar Spongebob.Jika aku tidak salah ingat, daster ini aku beli ketika study tour ke pulau Dewata saat kelas 2 SMP. Jadi apakah selama enam tahun terakhir ini aku tidak tumbuh?"Ini bagus tau, Bang. Lucu banget gini!" Balasku tak mau kalah.Bang Saka masih saja mencibir. "Lo bukan anak-anak lagi, Ka.... Nggak cocok udah itu bajunya. Buang aja!"Aku tidak habis pikir dengan pikiran seorang Arsaka. Kenapa semua barang menurutnya pantas untuk dibuang? jelas-jelas baju yang sedang aku pakai ini masih sangat nyaman untuk di pakai."Parah lo, Bang! Masih bagus gini!" Ucapku sembari meninju lengannya pelan."Ya udah yuk! Katanya mau bikin ayam geprek...." Ucapku sembari menarik tangannya menuju ke dapur."Jangan di bolak-balik terus ayamnya, Bang...." "Apinya jangan kegedean, Bang!""Itu minyaknya di tirisin dulu, ih!"Memasak bersama Bang Saka pasti berakhir dengan aku yang haru

  • Tingkat Dua   Part 55 • Raditya

    "Hati-hati ya .. Jangan lupa kabarin abang kalo udah nyampe rumah." Aku mengelus pelan rambutnya, dan menyelipkannya di belakang telinga.Naina masih saja cemberut. "Ini kan baru minggu pagi, Bang. Kenapa sih aku udah disuruh pulang?"Saat ini aku sedang berada di stasiun Bogor untuk mengantarkan Naina. Sedari tadi dia bersikeras untuk tidak mau pulang dan ingin tetap tinggal di sini hingga Senin besok. "Abang abis ini mau pergi, Na. Jadi nggak bisa nemenin kamu jalan-jalan.""Aku bisa jalan-jalan sendiri, Bang. Sumpah nggak bakal ngerepotin Abang," Naina mengangkat telunjuk dan jari tengahnya untuk menyakinkan ku jika dia bisa pergi jalan-jalan sendiri.Aku menggeleng.Sampai dia sebesar ini, aku masih saja sering khawatir jika dia harus bepergian sendiri di tempat-tempat yang baru. Memang selama ini dia pernah beberapa kali berkeliaran di sekitaran kota Bogor, tapi itu denganku kan?"Nggak bisa, Na. Abang nggak bisa ngebiarin kamu pergi jalan-jalan sendiri....""Tapi Naina udah gede

  • Tingkat Dua   Part 54 • Arunika

    Seringkali kita merasa sudah berusaha untuk menciptakan pikiran-pikiran positif dalam rangka mencari kebahagiaan. Namun, tetap saja ada masanya kita seolah tidak berdaya untuk mengendalikan suasana hati. Sebentar-sebentar merasa bahagia, sebentar-sebentar lagi sedih dan ingin menangis."Kangen..." Pipiku langsung bersemu karena malu.Bisa-bisanya ada orang seperti dia di dunia ini. Baru saja menampakkan diri dan langsung membuat jantungku jumpalitan."Ini beneran loh, Ka.... Bukan main-main." Lanjutnya sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah.Damage-nya astaga ....."Abang baru mandi?" "Iya, baru dari luar soalnya. Panas!""Dari mana?" sepertinya ada kesempatan bagiku untuk menggali lebih dalam tentang foto yang dikirimkan oleh Fayka."Dari Botas..." Aku merasa lega karena Bang Radit menjawab jujur tanpa keraguan."Sama siapa?'Oke. Semoga dia tidak menyadari jika aku sedang mencoba mengintrogasinya.Bang Radit tersenyum penuh makna kepadaku. "Ika nggak cemburu ya, Bang. Cum

  • Tingkat Dua   Part 53 • Arunika

    "FAY URGENT! Ini gue Arun." Aku mengirim direct message pada Fayka menggunakan akun Instagram Bang Saka. Akun centang biru yang telah ter-verify hampir setahun lalu. Semoga anak itu tidak berjingkrak-jingkrak dan membuat keributan karena mendapat pesan dari seorang selebritas, pikirku sembari tertawa cekikikan.Aku harus menyelesaikan ini dengan sangat cepat karena Bang Saka mungkin saja bisa kembali sewaktu-waktu. Aku menggunakan ponselnya secara diam-diam, dan tidak boleh sampai ketahuan jika ingin uang sakuku bulan ini tidak dipotongnya."Tolong kirimin no nya Bang Radit yang gue tulis di halaman paling belakang buku warna coklat yang ada di meja belajar gue. Kunci kamar gue titipin ke Bela kemaren! Thanks ❤️" Lanjutku sebelum menekan pesan tersebut dan menghapusnya untuk menghilangkan jejak.Fayka biasanya akan membuka akun instagramnya pada sore hari, sehingga nanti aku juga harus menemukan waktu yang tepat untuk mengeceknya secara diam-diam tanpa ketahuan."Dek, lo liat hp gue n

  • Tingkat Dua   Part 52 • Arunika

    The time you feel lonely is the time you most need to be by yourself-Douglas Coupland-***Kesendirian adalah momok yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Sebagai manusia, kita cenderung selalu membutuhkan orang lain karena ada beberapa hal yang memang hanya dapat diisi oleh orang lain, yaitu salah satunya adalah PENGAKUAN.Sampai kapanpun, orang akan berusaha untuk menemukan lingkungan yang dapat mengakui eksistensinya. Rasa diterima dan diakui, menjadi hal yang membuat seseorang akhirnya menyadari bahwa hidupnya cukup berharga.Sayangnya, ketika tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perasaan tersisih dan terkucilkan akan menghantui di dalam perasaan. Lalu secepat kilat berubah menjadi perasaan sedih, tidak percaya diri, dan bahkan merasa kecewa dengan diri sendiri.Lantas apa yang salah sesungguhnya?TIDAK ADATidak ada yang salah jika yang terjadi adalah demikian.Ketika seseorang tidak mendapatkan pengakuan yang baik dari orang lain, bukan berarti bahwa dirinyalah

  • Tingkat Dua   Part 51 • Arunika

    "Beneran, Dek?" aku mengangguk yakin.Bunda hanya menghela napas dan tidak mengatakan apa-apa lagi. "Kayaknya ini masih bisa di perbaiki sih Bun, sayang kalo harus beli yang baru." Lanjutku untuk meyakinkan Bunda.Siapa yang tidak mau ponsel baru jika ditawari? tentu saja tidak ada! Masalahnya, ponselku ini baru ku beli saat masuk kuliah. Dan jika dihitung dengan benar, sepertinya belum berumur dua tahun hingga sekarang.Sebenarnya, aku belum mau membeli ponsel baru bukan karena masalah biaya. Aku sangat yakin jika Bunda memiliki uang yang lebih dari cukup jika hanya membelikan ku ponsel baru. Meskipun demikian, sebagai orang yang sedang menuju tahap dewasa aku harus mulai mempertimbangkan banyak hal dan dan juga bertanggung jawab atas segala perbuatan yang aku lakukan sendiri.Ingatanku kembali melayang ke beberapa saat yang lalu. Tepat dimana terjadi insiden kecil yang berhasil menggelincirkan ponselku dari genggaman tangan. Sialnya, itu terjadi saat aku baru saja mulai menuruni t

  • Tingkat Dua   Part 50 • Raditya

    To: Pacar ❤️Ka, kamu dimana?To: Pacar ❤️Kamu baik-baik aja kan?To: Pacar ❤️Maafin Abang ya ....Itu adalah isi tiga pesan teks ku terakhir yang belum juga mendapatkan balasan darinya. Aku tidak tahu apa alasannya tiba-tiba pulang, dan tanpa memberi kabar sama sekali.Sebagai anak yang belajar ilmu-ilmu komunikasi, kami tahu betul bagaimana pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan. Jika diibaratkan, komunikasi ini sama pentingnya dengan sebuah kepercayaan. Tanpa komunikasi yang baik, kepercayaan akan mudah terkikis dan pondasi sebuah hubungan akan mudah rusak.Lalu sebenarnya apa yang terjadi dengannya?Kenapa tiba-tiba Ika seolah memutuskan komunikasi denganku?Tentu aku harus mencoba memikirkan dari perspektifnya. Meski aku merasa tindakannya ini salah, aku tidak lantas bisa mengatakan bahwa apa yang dia lakukan seratus persen salah. Aku menyadari betul bahwa aku juga mengambil bagian dari kekacauan yang terjadi diantara kami.Hubungan kami yang baru saja di mulai, langsung m

DMCA.com Protection Status