Saat ini, Mira masih menangis habis-habisan dengan ekspresi mengenaskan.Awalnya, dia memiliki masa depan yang bagus, tetapi dihancurkan oleh keserakahannya sendiri. Dia tidak hanya dipecat dari perusahaan dan kena tipu dari sisi fisik, bahkan hampir kena tipu dari sisi keuangan juga. Bisa dibilang dia mengenaskan tingkat tinggi.Akan tetapi, ini juga akibat perbuatannya sendiri dan tidak bisa menyalahkan orang lain.Surya pun berdiri dan berkata pada Rania, "Hibur dia baik-baik, aku pergi dulu."Rania mengangguk diam-diam. Acara makan bersama mereka sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Keberadaan Surya juga sangat canggung, jadi hanya bisa berbuat demikian.Surya melirik Mira, lalu menghela napas. Setelah membayar di kasir, dia pun beranjak pergi.Dalam perjalanan kembali ke rumah, Surya masih merasa tidak rela uang yang dia keluarkan untuk makan tadi.Totalnya 36 juta. Padahal, dia tidak pernah hidup foya-foya seperti itu.Saat dia masih merasa sedih, mobilnya sudah bergerak sampai ke
Saat mendengar ini, Surya tanpa sadar mendesah.Sejak Surya mendengar perkataan pria itu, dia tahu ada masalah yang terjadi di sini, jadi dia tidak segera mengambil tindakan karena ingin memahami dulu situasinya sebelum berbicara. Sekarang, tampaknya memang sesuai dugaannya."Kawan, jangan terlalu emosional dulu. Ceritakan dulu apa yang terjadi baru aku bisa lihat apa aku bisa bantu kamu menyelesaikannya. Kalau kamu terus begini, kamu nggak hanya akan kehilangan segalanya, mungkin juga harus masuk penjara," ujar Surya.Sambil menggelengkan kepala, pria itu menitikkan air mata dan berkata, "Aku nggak tahu harus bagaimana, aku nggak ada solusi yang baik!""Kamu nggak ada solusi bukan berarti orang lain juga nggak ada solusi. Ceritakan padaku, mungkin aku bisa pikirkan solusinya."Setelah dihibur Surya, mungkin pria itu sangat ingin mencurahkan dan melampiaskan perasaannya.Hanya terdengar dia berbicara dengan nada benci, "Setahun lalu, aku dijebak oleh Yusuf untuk masuk ke rumah judinya
"Sobat, kepalamu jangan bergerak-gerak, depan belakang kita ada penembak sniper. Jika mereka nggak bisa menghentikanmu, mereka akan menembakmu sampai mati. Bersembunyi dengan benar," kata Surya.Pria itu tertegun, dia seketika menyembunyikan kepalanya ke belakang Surya sambil berkata, "Bagaimana kamu bisa tahu?""Aku pernah menjadi tentara, aku sering mengalami hal ini. Sebaiknya kamu dengarkan kata-kataku," kata Surya.Pria itu menyembunyikan dirinya di belakang Surya, hanya saja dia masih merasa sangat gugup.Saat ini, wanita berkemeja putih itu berkata dengan kencang, "Pak, katakan saja apa maumu, kami akan berusaha untuk mengabulkannya, tapi jangan lukai sandera itu."Pria itu sedang merasa panik, seketika dia tidak tahu harus mengatakan apa. Dalam keadaan panik, dia bertanya pada Surya, "Apa yang harus kukatakan?"Surya berkata sambil tersenyum, "Seharusnya kamu tenang dulu, susun dulu kata-katamu, kemudian beri tahu mereka apa yang terjadi."Perkataan Surya yang terdengar tenang
Saat Surya melihat ini, dia berteriak, "Jangan bergerak. Mereka sudah tahu kamu akan menyerahkan diri."Seiring perkataan Surya, Jasim melemparkan pisaunya dan mengangkat kedua tangannya.Surya juga mengangkat kedua tangannya, dengan perlahan berjalan ke arah wanita berkemeja putih itu.Wanita berkemeja putih itu melangkah maju ke depan, menarik Surya, lalu mengulurkan tangannya ke belakang pinggang.Namun, Surya segera menekan tangan wanita itu.Sebuah kekuatan yang begitu besar menekan wanita berkemeja putih itu sehingga dia tidak bisa melepaskan tangannya. Dia menatap Surya dengan terkejut.Surya berbisik, "Jangan terburu-buru dulu, dia sudah nggak dapat mengancam kita."Sedangkan Jasim saat ini sudah berlutut, lalu ditahan di lantai.Surya melepaskan tangannya. Wanita berkemeja putih itu menatap Surya sambil mengerutkan alisnya, lalu dia melambaikan tangannya.Sekelompok agen rahasia segera maju, menangkap Jasim dan membawanya langsung ke mobil polisi.Melihat kondisi sudah terkend
Beberapa tahun yang lalu, banyak orang yang bunuh diri karena masalah pinjaman dengan bunga tinggi.Yang parahnya adalah kebanyakan korban adalah murid-murid sekolah.Hanya saja selama beberapa tahun negara mulai mengontrol hal ini, masalah tersebut menjadi lebih jarang terjadi.Namun, ada juga beberapa orang yang memiliki kedudukan di negara ini masih melakukan tindakan tersebut, mereka bahkan tidak ketahuan.Seperti Yusuf bukan orang yang mudah dilawan, mungkin kemampuan Yenny akan diuji.Setelah beberapa saat, Surya menggelengkan kepalanya.Kita lihat saja nanti, jika Yenny tidak mampu, baru dia turun tangan.Sebenarnya dia tidak mau ikut campur dalam masalah ini. Hal yang tidak seharusnya dia urus, seharusnya tidak perlu dia urus.Namun, agar Jasim tadi tidak memilih langkah yang salah, dia telah berjanji pada pria itu akan mengembalikan perusahaannya. Jika Yenny tidak bisa menyelesaikan masalah ini, mau tak mau dia harus turun tangan.Surya menutup matanya sambil menghelakan napas
Surya tersenyum dengan pahit. "Apa yang kamu pikirkan?""Ya sudah jika nggak mau bilang. Lagi pula kamu bosnya, aku nggak ada hak untuk tahu juga." Linda segera menundukkan kepalanya sambil makan.Seketika Surya merasa tidak nyaman, dia hanya bisa menggelengkan kepala sambil berkata, "Dia dulu temanku, lalu dia ditipu oleh seseorang, aku takut hal ini akan melibatkan Konsorsium Pelita, jadi aku menyuruhmu untuk menghentikannya.""Ternyata begitu." Linda tersenyum sambil mengangguk, "Tapi jika dipikir-pikir lagi Mari benar-benar cantik, memangnya nggak masalah kamu melepaskannya?""Mungkinkah aku harus mempertahankannya?" Surya berpura-pura berpikir keras, wajahnya terlihat serius.Linda tertawa, lalu mulai makan dengan lahap.Setelah beberapa saat, mereka berdua sudah selesai makan. Surya meninggalkan piring dan gelasnya berantakan, lalu kembali ke kamarnya.Linda pun menghela napas, dia membereskan piring dan gelas, lalu berjalan ke dapur....Keesokan paginya.Saat Surya selesai mand
Mereka hanya perlu melihat batu, lalu taruhan apakah di dalamnya berisi giok bagus atau bukan. Jika isinya giok bagus, dia akan untung, jika tidak dia akan rugi.Oleh karena itu, ada sebuah istilah dalam perjudian giok itu, satu potongan bisa memutuskan orang tersebut akan menjadi kaya atau miskin.Kebetulan sekali Surya juga membutuhkan hal ini, jadi dia segera berjalan ke toko itu.Pegawai itu dengan ramah menyambut Surya, membawanya masuk melewati aula hingga ke belakang halaman Toko Giok Sempurna.Dia berada di area terbuka dengan luas tiga hingga empat meter persegi, di sana terdapat banyak batu dengan beraneka ragam warna, bentuknya juga berbeda-beda.Di atas batu-batu itu juga terdapat nominal harga, paling murah seharga beberapa puluh juta, paling mahal bisa sampai lebih dari 10 miliar.Saat ini di halaman itu juga terdapat banyak orang, mereka sedang melihat-lihat, terkadang menilai batu yang ada di sana, terlihat seperti pakarnya.Sedangkan Surya, dia terlihat seperti amatir.
Mendengar nama ini, Surya seketika tertegun. Kebetulan sekali.Pada saat yang sama bos tadi dan beberapa pelanggan di sana juga tertegun, sepertinya Yusuf cukup terkenal.Kemudian terlihat bos itu berjalan maju, berkata pada Yusuf dengan sopan, "Pak Yusuf, suatu kehormatan Anda bisa datang ke toko kami.""Iya," kata Yusuf dengan sombong.Bos berkata lagi, "Hanya saja, Istana Barang Antik punya peraturan, lelang ini tetap harus diadakan.""Memangnya aku bilang keberatan, lakukan saja sesuai dengan peraturan kalian," jawab Yusuf dengan nada dingin.Bos tersenyum sambil mengangguk, kemudian berjalan ke depan Surya. "Nak, apakah kamu keberatan?""Nggak keberatan."Karena di sini ada aturan, maka lakukan saja sesuai dengan peraturan, Surya tidak merasa keberatan.Saat ini bos berkata, "Baiklah, mohon kalian semua jadi saksi, kita akan mulai lelangnya."Begitu orang-orang melihat ada kehebohan, semuanya merasa sangat senang. Bagaimanapun mereka jarang melihat kejadian seperti ini.Setelah it