Namun, serangan balik Surya lebih sadis lagi.Dirinya adalah orang dengan kekayaan puluhan triliun. Meski saat ini dia masih punya uang.Dibandingkan dengan kekayaannya dulu, dia tetap merasa seperti jatuh dari langit ke neraka, dia tidak bisa menerima ini.Jadi begitu keluar dari penjara, dia langsung mencari pembunuh bayaran untuk membunuh Surya.Kemudian mengancam Linda dan mendapatkan kembali Grup Sukajaya miliknya.Dia tidak boleh kehilangan Grup Sukajaya, siapa pun tidak boleh mengambilnya."Sialan, tunggu saja. Selama Surya mati, Linda dan Maya pasti akan kena akibatnya."Adhi memarahi mereka dengan suara keras, seakan-akan semua yang menimpanya ini hasil perbuatan mereka.Setelah memarahi mereka, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak, lalu berkata dengan percaya diri, "Surya, kamu pasti nggak menyangka, aku bisa mengetahui tentang situ gelap. Kali ini kamu pasti akan mati."Saat ini, pintu kamar seketika dibuka, seorang pelayan berjalan masuk sambil mendorong troli.Adhi yang me
Wanita itu menatap pria berambut pirang di sana, lalu berkata, "Ingat, jangan berbuat yang tidak-tidak padanya. Bagaimanapun, dia juga pernah menjadi bagian dari kita.""Aku mengerti." Pria berambut pirang itu tertawa....Pagi harinya.Surya berada di ruang tamu, dia sedang memainkan kartu di tangannya sambil merasakan energi yang misterius itu.Saat ini Linda berjalan ke bawah. Dia tersenyum pada Surya dan berkata, "Pagi Bos.""Berhenti memanggilku seperti itu," ujar Surya sambil menggelengkan kepalanya.Linda berkata, "Tentu saja harus. Oh iya, mobilmu sudah selesai diperbaiki."Setelah itu, Linda memberikan kunci mobil pada Surya.Waktu itu saat bertemu Parto dan Rio yang berkelahi, mobil Surya sempat rusak, selama beberapa hari ini dia hanya bisa naik taksi.Surya berkata, "Terima kasih.""Sampai jumpa Bos, Master Rio sudah menungguku di depan. Ingatlah untuk sarapan." Setelah itu Linda berjalan keluar, sepatu hak tingginya mengeluarkan suara saat dia berjalan keluar rumah.Meliha
"Kenapa kalau aku lebih spesial dari yang lain? Kenapa kamu tidak terima?" kata pria itu.Seketika, Surya langsung naik darah. Zaman sekarang masih ada orang yang makan tidak mau bayar?Saat Surya hendak berdebat dengan pria itu, pemilik toko berjalan kemari sambil berkata, "Jangan marah, kalian jangan marah.""Dia tidak bayar," ucap Surya mengingatkan pemilik toko itu.Pemilik toko malah mengedipkan matanya kepada Surya sambil berkata, "Hati-hati di jalan, silakan datang lagi lain kali."Surya tertegun sejenak. Saat ini, ketiga orang itu malah murka dan berkata kepada Surya, "Kenapa kalau aku tidak bayar? Kamu mau memukulku?"Surya mengerutkan keningnya sambil memandang pemilik toko itu.Pemilik toko menghela napas pelan, lalu berbisik pada Surya, "Dia adalah orang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengurus kami. Kami tidak mampu menyinggungnya."Ternyata begitu.Namun, Surya merasa sangat bingung. Saat ini, seharusnya sikap pegawai sudah sangat profesional. Kenapa masih ada p
Surya berkata sambil terkekeh, "Bukankah aku sedang menunggu? Ayo."Eko terlihat sangat kesal. Bagaimanapun juga, dia tidak mau kehilangan muka. Kalau tidak, kelak bagaimana dia bisa terus berkuasa di tempat ini? Namun, kekuatan Surya membuatnya merasa takut.Akan tetapi, dia juga tidak percaya Surya yang sendirian itu tidak terkalahkan.Kemudian, Eko mengeluarkan ponselnya untuk memanggil pasukan. Setelah menelepon, dia mengajak kedua rekannya duduk di bangku lain dan menunggu.Melihat situasi tegang antara kedua belah pihak, pemilik toko terlihat sangat panik. Namun, dia tidak bisa membujuk siapa pun, jadi dia hanya bisa menunggu dengan panik.Sepuluh menit kemudian, sebuah kendaraan off-road melaju kemari. Lalu, lima orang bertubuh kekar turun dari mobil.Pemimpin mereka bergegas ke hadapan Eko, lalu berkata, "Kak, ada apa?"Setelah melihat mereka tiba, Eko langsung merasa sangat percaya diri.Di hari biasa, Eko adalah seorang preman yang memiliki banyak teman berkelakuan buruk. Kem
Dia berjalan ke hadapan Surya, lalu berbisik, "Dik, jangan mencari masalah lagi. Dia memiliki koneksi, kamu akan rugi besar.""Jangan takut, hari ini aku akan menangani mereka. Aku jamin kelak tidak akan ada seorang pun yang akan mengganggumu," kata Surya dengan acuh tak acuh.Mendengar ucapan Surya, pemilik toko terlihat sangat kewalahan. Dia hanya menghela napas, lalu berjalan pergi dalam diam.Saat ini, dia telah mengetahui bahwa Surya bukanlah orang biasa.Meskipun keduanya berkelahi karena dirinya, pemilik toko tidak bisa ikut campur lagi.Pada saat ini, Surya yang memiliki indra sensitif telah mendengar semua percakapan Eko di telepon.Namun, Surya tidak memedulikannya. Dia sedang menunggu pamannya Eko datang kemari. Hari ini, Surya harus memberi mereka pelajaran yang setimpal agar Eko dan pamannya tidak memiliki kesempatan untuk menyombongkan dirinya lagi.Memikirkan hal ini, Surya mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk menelepon Linda. Dia ingin meminta Linda membawa penanggu
Pada saat ini, Eko buru-buru maju dan berkata, "Paman. Oh, bukan, Pak Theo. Restoran ini nggak higienis. Aku pergi periksa dan suruh mereka berhenti beroperasi untuk memperbaiki masalahnya, tapi bosnya nggak menurut, masih ingin melukai kami. Coba lihat, gigiku patah karenanya."Theo memelototi Eko dengan keji. Dia tentu saja tahu seberapa buruknya moral Eko, keponakan luarnya ini.Akan tetapi, dia tidak bisa diam saja melihat keponakannya dipukul orang. Jika tidak, saat dia pulang ibunya pasti akan memarahinya habis-habisan.Oleh karena itu, dia berbicara dengan nada kaku, "Siapa yang memukulmu?"Eko segera menunjuk Surya sambil berkata, "Dia orangnya."Theo melangkah dengan langkah santai menghampiri Surya, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kamu yang memukulnya?""Betul," jawab Surya dengan nada datar.Saat Theo melihat ekspresi acuh tak acuh Surya, sontak emosinya tersulut."Hei, menyerang aparat penegak hukum adalah kejahatan besar. Apa kamu tahu sekarang aku bisa menyuruh orang m
Ini masih hal kecil. Andaikan Pak Diki sungguh serius dan bahkan ikut menyelidikinya, hal-hal jahat yang dia lakukan itu apa masih bisa disembunyikan?Begitu memikirkan sampai di sini, kedua kaki Theo sudah gemetar hebat.Sedangkan anak buahnya melihat Theo seperti itu juga serbasalah dan terpana di sana.Hanya Eko yang tidak tahu parahnya masalah dan berkata, "Pak Theo, cepat bereskan dia."Theo ingin sekali menghabisi keponakan pecundangnya ini.Namun, sekarang yang harus dia pertimbangkan adalah bagaimana melindungi dirinya sendiri.Sesaat kemudian, dia tiba-tiba memikirkan caranya dan berteriak, "Eko, ada apa ini sebenarnya?"Eko pun terpana. Sambil memandang Theo, dia berkata, "Paman, bukankah semuanya sudah kukatakan di telepon?""Katakan apanya? Bos, kemari sebentar," kata Theo memanggil bos restoran tadi.Pemilik restoran itu datang dengan wajah bingung, lalu dengan takut-takut berdiri di hadapan Theo.Theo berkata dengan lembut, "Bos, katakanlah sejujurnya apa dia makan tanpa
Ternyata dia!Dalin Wijaya, putra dari orang yang berjasa mendirikan negara, Hendra Wijaya, Jenderal Dalin yang sekarang menjabat jadi penanggung jawab utama area militer di Provinsi Andaru!Di mata orang-orang, Dalin sudah dianggap sebagai tokoh yang kelak akan menjadi salah satu tokoh besar di Kota Senara, Negara Aerovia. Dia adalah orang tingkat atas dari pihak militer, kelak akan menjadi pilar negara.Saat ini, Theo sudah mulai berpikir untuk mengakhiri nyawanya. Karena kakinya sudah lemas, dia langsung terjatuh di lantai.Sementara itu, Eko jelas masih tidak tahu seberapa parahnya kejadian ini. Begitu melihat pamannya terjatuh di lantai, dia buru-buru memapah sambil berkata, "Paman kenapa?"Di lain sisi, Dalin berjabat tangan sambil tersenyum pada Diki, lalu berkata, "Kebetulan hari ini agak senggang, lalu bertemu anak buahmu yang sedang menindas orang dan membuatku nggak tahan. Jadi, aku meneleponmu."Sontak, ekspresi Diki berubah drastis.Di antara tokoh besar seperti mereka, be