Setelah berjalan mendekat, Surya berkata sambil mengerutkan keningnya, "Maya, apa yang kamu lakukan?"Ternyata orang yang berlutut di depan pintu adalah mantan istrinya, Maya.Mendengar ucapan Surya, Maya pun mendongakkan kepalanya dengan perlahan. Begitu melihat Surya, Maya langsung menangis dengan suara kencang, "Surya, aku yang salah. Aku bersedia menerima hukuman apa pun. Tolong maafkan Keluarga Lintang.""Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa pun pada Keluarga Lintang," kata Surya.Maya menjawab sambil terisak, "Kamu tidak melakukan apa pun pada Keluarga Lintang, tapi tekanan dari Konsorsium Pelita sudah membawa Keluarga Lintang ke ambang kebangkrutan. Aku akan pergi meninggalkan Keluarga Lintang dan menerima semua hukumanmu, tapi Lintang Harapan adalah hasil jerih payah tiga generasi Keluarga Lintang. Bolehkah kamu melepaskan Perusahaan Lintang Harapan?"Surya memapah Maya sambil mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Masuklah, kita bicarakan di dalam."Saat berbicara, Surya memen
Namun, trik ini benar-benar rendahan. Surya hanya memanfaatkan kepercayaan Sendi untuk menyelesaikan masalah ini dengan mudah.Setelah beberapa saat, Surya berkata dengan suara rendah, "Masalah ini diselesaikan seperti ini saja. Linda, jangan memperpanjang masalah lagi."Surya juga mengerti bahwa tekanan Linda telah membuat Maya terpojok, sehingga dia memilih untuk memohon kepada Surya.Meskipun Surya sangat kecewa dengan Keluarga Lintang, dia masih berterima kasih kepada Mona.Bagaimanapun, tiga tahun ini hanya Mona yang benar-benar peduli padanya. Oleh karena itu, Surya tidak bisa membiarkan Keluarga Lintang hancur.Mendengar hal ini, Linda pun menganggukkan kepalanya dalam diam. Akan tetapi, wajahnya diam-diam tersenyum sinis.Setelah mendengar ucapan Surya, Maya segera berdiri lalu membungkukkan badannya ke arah Surya dan Linda sambil berterima kasih.Maya sudah merasa puas dengan hasil seperti ini.Saat ini, Linda berkata dengan sinis, "Pergilah."Setelah diusir oleh Linda, Maya p
Saat mendengarkan suara yang ada di telepon, Surya tidak terkejut. Sebaliknya, dia malah berkata dengan santai, "Bukannya hidup dengan baik itu enak?"Suara di ujung telepon terdengar sangat garang ketika berkata, "Kamu sudah mencuri perusahaanku dan hampir menjebloskanku ke penjara! Jadi kalau bukan kamu yang mati, ya aku yang mati!"Surya tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, nggak perlu berdebat lagi. Kalau kamu memang punya kemampuan, tunjukkan saja padaku!"Setelah mengatakan hal tersebut, dia menutup telepon tanpa ragu-ragu. Di masa lalunya sebagai tentara bayaran, dia sering menghadapi ancaman yang membahayakan nyawanya. Dia bahkan menghadapi serangan peluru, misil dan terlibat dalam pertempuran mematikan dengan para ahli kelas dunia, baik dalam pertempuran terbuka maupun terselubung.Jadi, ancaman seperti ini benar-benar tidak ada artinya bagi Surya.Saat ini, Linda merasa ada yang tidak beres dan segera bertanya, "Ada apa ini?""Nggak ada apa-apa. Sepertinya Adhi sudah muncul
Rio segera membungkuk untuk memberi hormat dan berkata, "Berkat perawatan Anda, saya sudah agak baikan."Surya memandang Rio dari atas ke bawah. Seketika itu juga, Rio merasa seolah-olah dirinya sedang diperiksa dengan saksama.Surya mengangguk dan berkata, "Lumayan. Tingkat pemulihanmu sudah di angka tujuh puluh sampai delapan puluh persen. Istirahatlah beberapa hari lagi. Aku yakin kamu akan sembuh sepenuhnya.""Semua ini berkat kekuatan luar biasa Anda. Saya benar-benar sudah baikan sekarang. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda lakukan, saya siap melaksanakannya." Rio membungkuk lagi.Pada saat itu, Linda juga berjalan turun dan bersiap untuk berangkat kerja.Saat melihat Linda, Surya berpikir sejenak dan berkata, "Kamu datang di waktu yang tepat! Mulai sekarang, kamu akan aku jadikan sopir sekaligus pengawal untuk Bu Linda.""Saya akan melakukan yang terbaik dan tidak akan mengecewakan Anda!" kata Rio dengan penuh antusias. Dia merasa sangat senang karena memiliki kesempatan untuk me
"Ya sudah kalau nggak mau. Kenapa harus jadi masalah?" sahut Rania dengan marah dan tidak mau kalah."Dasar bajingan, cepat keluar dari sini! Aku nggak sudi mempekerjakanmu!" maki pria itu dengan marah. Ekspresi beberapa penjual yang ada bersama Rania pun langsung berubah, mereka tidak berani mengatakan apa-apa lagi.Surya pun melangkah maju sambil menegur, "Hei, kalau bicara itu yang sopan."Pria itu melirik sekilas ke arah Surya, lalu menyahut, "Siapa kamu? Jangan ikut campur urusanku.""Memangnya kamu siapa? Berani-beraninya kamu bersikap seenaknya dengan temanku? Aku nggak terima!" sahut Surya dengan nada dingin.Ucapan Surya membuat pria itu langsung tertawa terbahak-bahak, dia lalu berkata, "Aku manajer di sini, namaku Liam Rehaza! Memangnya kamu bisa apa kalau aku mau memecatnya?"Terlihat jelas Liam hanya memandang Rania dengan sebelah mata.Bagi Liam, seorang penjual bukanlah siapa-siapa.Surya tidak mengacuhkan ucapan Liam. Dia menatap Rania sambil bertanya, "Apa yang terjadi
Beberapa rekan kerja Rania lainnya juga ikut termangu. Kenapa teman Rania satu ini main asal bicara? Memangnya boleh mengatakan hal semacam ini seenaknya? Sekalipun Surya berniat mendekati Rania, dia tidak seharusnya menggunakan taktik murahan seperti ini.Liam sendiri tertawa terbahak-bahak sampai menangis.Sambil tertawa, Liam menunjuk ke arah Surya dan berkata, "Ya ampun, ternyata kamu bisa membual sehebat itu! Kamu dapat nyali sebesar itu dari mana sih? Hahaha!"Surya hanya menanggapi ejekan dan hinaan Liam dengan senyuman, lalu balik bertanya, "Bagaimana kalau ternyata aku memang bisa melakukannya?""Kalau itu sampai terjadi, aku akan berlutut menyembah di depan kakimu!" jawab Liam dengan nada menghina.Surya pun tertawa, lalu menatap Rania dan beberapa rekan kerjanya sambil berkata, "Kalian sudah dengar, 'kan? Dia sendiri yang bilang begitu."Beberapa rekan kerja Rania saling berpandangan, mereka sibuk bertanya-tanya dalam hati apa yang sedang merasuki Surya.Rania pun segera men
Surya ikut duduk dengan santai, dia bahkan sambil merokok.Liam pun langsung membentak dengan marah, ekspresinya terlihat sangat galak, "Berani-beraninya kamu merokok di sini, Bocah! Kamu memang minta dilempar dari sini, ya!""Coba saja kalau kamu berani," tantang Surya dengan nada cuek.Liam pun mendengkus dengan dingin. Dia hendak memanggil satpam.Namun, Rania segera menyelanya, "Sudahlah, Surya, jangan memancing keributan dengannya lagi. Ayo, kita pergi saja."Rania juga takut masalah ini akan berakhir dengan buruk apabila dibiarkan terus berlanjut.Namun, tepat pada saat itu, tampak sosok Mona yang berjalan mendekat. Liam langsung tertegun, dia benar-benar merasa kaget. Jangan-jangan bocah satu ini memang mengenal Bu Mona?Akan tetapi, Liam tetap tidak percaya Surya benar-benar memiliki koneksi dengan Mona. Mungkin saja Mona memang kebetulan sedang lewat di sekitar sini.Liam pun segera bangkit berdiri, lalu melangkah maju dan menyambut Mona dengan sopan sambil berkata, "Ada urusa
Seketika itu juga, beberapa orang kesulitan untuk memahami situasi yang terjadi dan mereka mematung di tempat masing-masing.Mona memandang mereka dengan tatapan dingin seraya berkata, "Apa kalian sudah nggak mau kerja lagi?"Ketika penjaga keamanan mendengar kata-kata Mona, mereka langsung tersadar dari keterkejutan mereka. Seketika itu juga, para penjaga keamanan itu memandang Liam dan salah satu dari mereka berkata, "Ayo! Bu Mona sudah memberi perintah."Pada saat ini, Liam juga mengerti bahwa tidak ada ruang baginya untuk membalikkan keadaan. Jadi, dia menoleh ke arah Mona seraya berkata, "Lihat saja bagaimana masalah ini akan berakhir!"Setelah mengatakan hal tersebut, dia menatap tajam ke arah Surya dan berbalik untuk pergi.Ekspresi wajah Surya terlihat muram saat dia berkata, "Berhenti!"Liam berbalik perlahan dan menatap Surya seraya berkata, "Aku sudah mengaku kalah. Apa lagi yang kamu inginkan?""Siapa tadi yang bilang akan menjilat kakiku?" tanya Surya sambil mengangkat kak
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di