Beberapa rekan kerja Rania lainnya juga ikut termangu. Kenapa teman Rania satu ini main asal bicara? Memangnya boleh mengatakan hal semacam ini seenaknya? Sekalipun Surya berniat mendekati Rania, dia tidak seharusnya menggunakan taktik murahan seperti ini.Liam sendiri tertawa terbahak-bahak sampai menangis.Sambil tertawa, Liam menunjuk ke arah Surya dan berkata, "Ya ampun, ternyata kamu bisa membual sehebat itu! Kamu dapat nyali sebesar itu dari mana sih? Hahaha!"Surya hanya menanggapi ejekan dan hinaan Liam dengan senyuman, lalu balik bertanya, "Bagaimana kalau ternyata aku memang bisa melakukannya?""Kalau itu sampai terjadi, aku akan berlutut menyembah di depan kakimu!" jawab Liam dengan nada menghina.Surya pun tertawa, lalu menatap Rania dan beberapa rekan kerjanya sambil berkata, "Kalian sudah dengar, 'kan? Dia sendiri yang bilang begitu."Beberapa rekan kerja Rania saling berpandangan, mereka sibuk bertanya-tanya dalam hati apa yang sedang merasuki Surya.Rania pun segera men
Surya ikut duduk dengan santai, dia bahkan sambil merokok.Liam pun langsung membentak dengan marah, ekspresinya terlihat sangat galak, "Berani-beraninya kamu merokok di sini, Bocah! Kamu memang minta dilempar dari sini, ya!""Coba saja kalau kamu berani," tantang Surya dengan nada cuek.Liam pun mendengkus dengan dingin. Dia hendak memanggil satpam.Namun, Rania segera menyelanya, "Sudahlah, Surya, jangan memancing keributan dengannya lagi. Ayo, kita pergi saja."Rania juga takut masalah ini akan berakhir dengan buruk apabila dibiarkan terus berlanjut.Namun, tepat pada saat itu, tampak sosok Mona yang berjalan mendekat. Liam langsung tertegun, dia benar-benar merasa kaget. Jangan-jangan bocah satu ini memang mengenal Bu Mona?Akan tetapi, Liam tetap tidak percaya Surya benar-benar memiliki koneksi dengan Mona. Mungkin saja Mona memang kebetulan sedang lewat di sekitar sini.Liam pun segera bangkit berdiri, lalu melangkah maju dan menyambut Mona dengan sopan sambil berkata, "Ada urusa
Seketika itu juga, beberapa orang kesulitan untuk memahami situasi yang terjadi dan mereka mematung di tempat masing-masing.Mona memandang mereka dengan tatapan dingin seraya berkata, "Apa kalian sudah nggak mau kerja lagi?"Ketika penjaga keamanan mendengar kata-kata Mona, mereka langsung tersadar dari keterkejutan mereka. Seketika itu juga, para penjaga keamanan itu memandang Liam dan salah satu dari mereka berkata, "Ayo! Bu Mona sudah memberi perintah."Pada saat ini, Liam juga mengerti bahwa tidak ada ruang baginya untuk membalikkan keadaan. Jadi, dia menoleh ke arah Mona seraya berkata, "Lihat saja bagaimana masalah ini akan berakhir!"Setelah mengatakan hal tersebut, dia menatap tajam ke arah Surya dan berbalik untuk pergi.Ekspresi wajah Surya terlihat muram saat dia berkata, "Berhenti!"Liam berbalik perlahan dan menatap Surya seraya berkata, "Aku sudah mengaku kalah. Apa lagi yang kamu inginkan?""Siapa tadi yang bilang akan menjilat kakiku?" tanya Surya sambil mengangkat kak
Mona tersenyum getir dan berkata, "Apa bedanya tindakan yang Bu Linda lakukan dengan yang kamu lakukan?"Surya terdiam sejenak. Setelah dipikir-pikir lagi, tidak ada yang salah dengan perkataan Mona. Jadi, dia tidak bisa membantahnya.Saat melihat Surya terdiam, Mona tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Aku nggak menyalahkanmu. Semua ini salah mereka sendiri."Surya tetap diam. Saat berhadapan dengan Mona, dia tidak bisa menghakimi tindakan yang dilakukan oleh Keluarga Lintang.Tiba-tiba, Mona berkata, "Aku meminta Kak Surya datang ke sini hari ini karena ingin bertanya sesuatu. Menurutmu, apa yang harus kita lakukan dengan Lintang Harapan di masa depan?"Surya memandang Mona yang tampak tenang, seolah-olah dia sudah menerima nasib dari Keluarga Lintang tanpa ada kebencian sedikit pun.Sambil menghela napas panjang, Surya tidak banyak berpikir dan langsung berkata langsung, "Apa rencanamu? Kalau kamu mau Lintang Harapan tetap berada di bawah kendali Keluarga Lintang sepenuhnya, aku akan m
Setelah beberapa saat, Rania tiba-tiba merasa sedih.Saat ini Rania baru mengerti, ternyata dirinya dan temannya ini sudah berada di tingkat yang berbeda....Setelah Surya meninggalkan Lintang Harapan, waktu sudah menjelang siang dan dia masih belum sarapan.Jadi, dia mengunjungi sebuah toko mi, lalu memesan dua mangkuk mi untuk mengisi perut.Ketika baru menghabiskan mangkuk pertama, Surya sudah menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal.Ternyata itu telepon dari orang Keluarga Hatani, katanya berkas pengalihan hak milik Pulau Aora sudah siap dan ingin Surya menerimanya.Surya memintanya menunggu di Perumahan Lily setengah jam lagi.Setelah makan, Surya pulang dengan naik taksi. Begitu sampai, Surya melihat ada seorang pemuda yang membawa tas kerja sudah menunggu di depan pintu.Surya langsung menghampirinya, pemuda itu memberi hormat dan berkata, "Halo, Pak Surya. Nama saya Denny Hatani. Kakek saya yang meminta saya untuk membawa berkas pengalihan hak milik untuk Anda tanda t
Mata Surya bahkan masih terpejam, tiba-tiba dia menempatkan tangannya di hadapan lehernya.Benang pancing sudah melingkar beberapa kali di leher Surya.Saat ini, wanita itu menariknya dengan kuat, benang pancing langsung menjadi ketat.Benang pancing yang kuat dan bahkan mengandung semacam kekuatan hebat, pasti bisa membelah benda yang terbuat dari emas sekalipun.Namun, Surya hanya mengayunkan tangannya dengan pelan, benang pancing itu langsung putus. Serangan tiba-tiba ini berhasil diatasi begitu saja.Wanita itu memandangi Surya dengan takjub.Surya tersenyum dan berkata, "Apa terlihat sangat aneh?""Aku sudah meremehkanmu." Wanita itu berkata dengan nada dingin, "Tapi, bagaimana kamu tahu itu aku?"Surya menggeleng. "Aku sama sekali nggak tahu. Aku hanya sedang menunggumu datang. Kalau kamu menyerangku, barulah aku yakin kalau itu kamu.""Kalau begitu, dari awal kamu sudah tahu ada orang yang akan datang membunuhmu?""Ada orang bodoh yang ingin melampiaskan amarahnya. Sejak awal su
Ketika Tebasan Pencabut Nyawa wanita itu dikeluarkan, pedang sabit ini terlempar ke arah dada Surya dengan kecepatan tinggi.Dua pisau sabit yang terlempar lebih dulu menyerang dari kedua sisi dan sudah mengunci pergerakan Surya.Sedangkan Tebasan Pencabut Nyawa inilah serangan mematikan yang sebenarnya. Serangan ini tidak bisa dihindari dan mampu membunuh semua lawannya.Wanita itu tersenyum licik.Ini adalah jurus andalan dan teknik rahasianya. Banyak orang hebat di Alam Energi Sejati yang mati karena Tebasan Pencabut Nyawa ini.Wanita ini percaya bahwa orang di hadapannya ini juga tidak terkecuali.Saat ini, Surya berseru dan kedua tangannya memancarkan cahaya energi yang sangat kuat dan menyilaukan.Begitu Surya mengayunkan tangan kirinya, kedua pisau sabit yang menyerang di kedua sisi langsung tertarik oleh kekuatan isapan yang hebat dan langsung dihancurkan oleh energi yang kuat.Bersamaan dengan itu, kepalan tangan kanan Surya langsung mengarah ke senjata yang dibentuk dengan en
Surya tersenyum tipis, lalu di atas jarinya muncul kobaran api kecil.Kemudian kobaran api berwarna putih itu menghilang di jidat gadis itu.Seketika gadis itu merasa seperti ada sebuah kekuatan di tubuhnya.Kekuatan itu memiliki energi yang mengerikan, seakan-akan bisa meledak kapan saja dan menghancurkan tubuhnya.Gadis itu berkata dengan terkejut, "Energi spiritual, ternyata kamu adalah orang kuat di Alam Spiritual?"Sebagai seorang kultivator, tentu saja dia tahu seberapa menakutkannya kekuatan orang di Alam Spiritual, mereka seakan-akan bisa mengendalikan bumi. Orang hebat di Alam Energi Sejati dan Alam Spiritual sangat berbeda.Begitu Surya mengulurkan tangannya, gadis itu baru paham.Tadi pria itu hanya bercanda, dia tidak mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya.Saat ini Surya sedikit tersenyum sambil berkata, "Baguslah kalau kamu tahu. Aku menyuruhmu membunuhnya agar dia bisa menerima akibatnya, jika untuk apa aku menyuruhmu?"Setelah itu, Surya tidak berkomentar lagi, dia