Saat mendengarkan suara yang ada di telepon, Surya tidak terkejut. Sebaliknya, dia malah berkata dengan santai, "Bukannya hidup dengan baik itu enak?"Suara di ujung telepon terdengar sangat garang ketika berkata, "Kamu sudah mencuri perusahaanku dan hampir menjebloskanku ke penjara! Jadi kalau bukan kamu yang mati, ya aku yang mati!"Surya tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, nggak perlu berdebat lagi. Kalau kamu memang punya kemampuan, tunjukkan saja padaku!"Setelah mengatakan hal tersebut, dia menutup telepon tanpa ragu-ragu. Di masa lalunya sebagai tentara bayaran, dia sering menghadapi ancaman yang membahayakan nyawanya. Dia bahkan menghadapi serangan peluru, misil dan terlibat dalam pertempuran mematikan dengan para ahli kelas dunia, baik dalam pertempuran terbuka maupun terselubung.Jadi, ancaman seperti ini benar-benar tidak ada artinya bagi Surya.Saat ini, Linda merasa ada yang tidak beres dan segera bertanya, "Ada apa ini?""Nggak ada apa-apa. Sepertinya Adhi sudah muncul
Rio segera membungkuk untuk memberi hormat dan berkata, "Berkat perawatan Anda, saya sudah agak baikan."Surya memandang Rio dari atas ke bawah. Seketika itu juga, Rio merasa seolah-olah dirinya sedang diperiksa dengan saksama.Surya mengangguk dan berkata, "Lumayan. Tingkat pemulihanmu sudah di angka tujuh puluh sampai delapan puluh persen. Istirahatlah beberapa hari lagi. Aku yakin kamu akan sembuh sepenuhnya.""Semua ini berkat kekuatan luar biasa Anda. Saya benar-benar sudah baikan sekarang. Kalau ada sesuatu yang ingin Anda lakukan, saya siap melaksanakannya." Rio membungkuk lagi.Pada saat itu, Linda juga berjalan turun dan bersiap untuk berangkat kerja.Saat melihat Linda, Surya berpikir sejenak dan berkata, "Kamu datang di waktu yang tepat! Mulai sekarang, kamu akan aku jadikan sopir sekaligus pengawal untuk Bu Linda.""Saya akan melakukan yang terbaik dan tidak akan mengecewakan Anda!" kata Rio dengan penuh antusias. Dia merasa sangat senang karena memiliki kesempatan untuk me
"Ya sudah kalau nggak mau. Kenapa harus jadi masalah?" sahut Rania dengan marah dan tidak mau kalah."Dasar bajingan, cepat keluar dari sini! Aku nggak sudi mempekerjakanmu!" maki pria itu dengan marah. Ekspresi beberapa penjual yang ada bersama Rania pun langsung berubah, mereka tidak berani mengatakan apa-apa lagi.Surya pun melangkah maju sambil menegur, "Hei, kalau bicara itu yang sopan."Pria itu melirik sekilas ke arah Surya, lalu menyahut, "Siapa kamu? Jangan ikut campur urusanku.""Memangnya kamu siapa? Berani-beraninya kamu bersikap seenaknya dengan temanku? Aku nggak terima!" sahut Surya dengan nada dingin.Ucapan Surya membuat pria itu langsung tertawa terbahak-bahak, dia lalu berkata, "Aku manajer di sini, namaku Liam Rehaza! Memangnya kamu bisa apa kalau aku mau memecatnya?"Terlihat jelas Liam hanya memandang Rania dengan sebelah mata.Bagi Liam, seorang penjual bukanlah siapa-siapa.Surya tidak mengacuhkan ucapan Liam. Dia menatap Rania sambil bertanya, "Apa yang terjadi
Beberapa rekan kerja Rania lainnya juga ikut termangu. Kenapa teman Rania satu ini main asal bicara? Memangnya boleh mengatakan hal semacam ini seenaknya? Sekalipun Surya berniat mendekati Rania, dia tidak seharusnya menggunakan taktik murahan seperti ini.Liam sendiri tertawa terbahak-bahak sampai menangis.Sambil tertawa, Liam menunjuk ke arah Surya dan berkata, "Ya ampun, ternyata kamu bisa membual sehebat itu! Kamu dapat nyali sebesar itu dari mana sih? Hahaha!"Surya hanya menanggapi ejekan dan hinaan Liam dengan senyuman, lalu balik bertanya, "Bagaimana kalau ternyata aku memang bisa melakukannya?""Kalau itu sampai terjadi, aku akan berlutut menyembah di depan kakimu!" jawab Liam dengan nada menghina.Surya pun tertawa, lalu menatap Rania dan beberapa rekan kerjanya sambil berkata, "Kalian sudah dengar, 'kan? Dia sendiri yang bilang begitu."Beberapa rekan kerja Rania saling berpandangan, mereka sibuk bertanya-tanya dalam hati apa yang sedang merasuki Surya.Rania pun segera men
Surya ikut duduk dengan santai, dia bahkan sambil merokok.Liam pun langsung membentak dengan marah, ekspresinya terlihat sangat galak, "Berani-beraninya kamu merokok di sini, Bocah! Kamu memang minta dilempar dari sini, ya!""Coba saja kalau kamu berani," tantang Surya dengan nada cuek.Liam pun mendengkus dengan dingin. Dia hendak memanggil satpam.Namun, Rania segera menyelanya, "Sudahlah, Surya, jangan memancing keributan dengannya lagi. Ayo, kita pergi saja."Rania juga takut masalah ini akan berakhir dengan buruk apabila dibiarkan terus berlanjut.Namun, tepat pada saat itu, tampak sosok Mona yang berjalan mendekat. Liam langsung tertegun, dia benar-benar merasa kaget. Jangan-jangan bocah satu ini memang mengenal Bu Mona?Akan tetapi, Liam tetap tidak percaya Surya benar-benar memiliki koneksi dengan Mona. Mungkin saja Mona memang kebetulan sedang lewat di sekitar sini.Liam pun segera bangkit berdiri, lalu melangkah maju dan menyambut Mona dengan sopan sambil berkata, "Ada urusa
Seketika itu juga, beberapa orang kesulitan untuk memahami situasi yang terjadi dan mereka mematung di tempat masing-masing.Mona memandang mereka dengan tatapan dingin seraya berkata, "Apa kalian sudah nggak mau kerja lagi?"Ketika penjaga keamanan mendengar kata-kata Mona, mereka langsung tersadar dari keterkejutan mereka. Seketika itu juga, para penjaga keamanan itu memandang Liam dan salah satu dari mereka berkata, "Ayo! Bu Mona sudah memberi perintah."Pada saat ini, Liam juga mengerti bahwa tidak ada ruang baginya untuk membalikkan keadaan. Jadi, dia menoleh ke arah Mona seraya berkata, "Lihat saja bagaimana masalah ini akan berakhir!"Setelah mengatakan hal tersebut, dia menatap tajam ke arah Surya dan berbalik untuk pergi.Ekspresi wajah Surya terlihat muram saat dia berkata, "Berhenti!"Liam berbalik perlahan dan menatap Surya seraya berkata, "Aku sudah mengaku kalah. Apa lagi yang kamu inginkan?""Siapa tadi yang bilang akan menjilat kakiku?" tanya Surya sambil mengangkat kak
Mona tersenyum getir dan berkata, "Apa bedanya tindakan yang Bu Linda lakukan dengan yang kamu lakukan?"Surya terdiam sejenak. Setelah dipikir-pikir lagi, tidak ada yang salah dengan perkataan Mona. Jadi, dia tidak bisa membantahnya.Saat melihat Surya terdiam, Mona tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Aku nggak menyalahkanmu. Semua ini salah mereka sendiri."Surya tetap diam. Saat berhadapan dengan Mona, dia tidak bisa menghakimi tindakan yang dilakukan oleh Keluarga Lintang.Tiba-tiba, Mona berkata, "Aku meminta Kak Surya datang ke sini hari ini karena ingin bertanya sesuatu. Menurutmu, apa yang harus kita lakukan dengan Lintang Harapan di masa depan?"Surya memandang Mona yang tampak tenang, seolah-olah dia sudah menerima nasib dari Keluarga Lintang tanpa ada kebencian sedikit pun.Sambil menghela napas panjang, Surya tidak banyak berpikir dan langsung berkata langsung, "Apa rencanamu? Kalau kamu mau Lintang Harapan tetap berada di bawah kendali Keluarga Lintang sepenuhnya, aku akan m
Setelah beberapa saat, Rania tiba-tiba merasa sedih.Saat ini Rania baru mengerti, ternyata dirinya dan temannya ini sudah berada di tingkat yang berbeda....Setelah Surya meninggalkan Lintang Harapan, waktu sudah menjelang siang dan dia masih belum sarapan.Jadi, dia mengunjungi sebuah toko mi, lalu memesan dua mangkuk mi untuk mengisi perut.Ketika baru menghabiskan mangkuk pertama, Surya sudah menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal.Ternyata itu telepon dari orang Keluarga Hatani, katanya berkas pengalihan hak milik Pulau Aora sudah siap dan ingin Surya menerimanya.Surya memintanya menunggu di Perumahan Lily setengah jam lagi.Setelah makan, Surya pulang dengan naik taksi. Begitu sampai, Surya melihat ada seorang pemuda yang membawa tas kerja sudah menunggu di depan pintu.Surya langsung menghampirinya, pemuda itu memberi hormat dan berkata, "Halo, Pak Surya. Nama saya Denny Hatani. Kakek saya yang meminta saya untuk membawa berkas pengalihan hak milik untuk Anda tanda t