Namun, untuk bersikap lebih hati-hati, Yanto tetap berkata, "Kalau begitu, aku akan menelepon Pak Hendra dan bertanya pada beliau. Apakah kamu keberatan, Dik?""Silakan saja, Pak Yanto," jawab Surya sambil tersenyum.Yanto mengangguk, berjalan ke sudut yang dikelilingi oleh banyak orang, kemudian mulai menelepon.Setelah beberapa saat, panggilan telepon Hendra terhubung, Yanto langsung bertanya dengan cepat, "Pak Hendra, apakah aku mengganggu Bapak?""Yanto, aku baru saja akan tidur siang. Ada apa kamu mencariku?""Maaf, Pak Hendra. Jadi begini, ada seorang pemuda bernama Surya Pratama yang mendatangiku dan menyampaikan pesan yang Bapak sampaikan kepadaku. Aku ingin meyakinkan Bapak kalau aku berjanji nggak akan melupakan niat awalku untuk menjadi pejabat yang jujur dan memberi manfaat baik bagi orang banyak. Aku nggak akan pernah melupakan ajaran dan kebaikan Bapak kepadaku.""Baguslah kalau kamu sudah mengetahuinya. Sekarang aku sudah pensiun, tapi yang paling aku khawatirkan adalah
Semua anggota Keluarga Kaluna bahkan lebih terkejut lagi. Orang seperti apa yang bisa membuat Yanto mengatakan hal seperti itu? Apakah Surya ini begitu kuat?Pada saat ini, Linda akhirnya merasa lega, sepertinya Surya sudah mengendalikan situasi. Dia pun tak kuasa untuk tidak menunjukkan rasa bangga di wajahnya.Carlo memperhatikan dengan tatapan dingin, menatap semua anggota Keluarga Kaluna sambil mencibir diam-diam, meski dia juga dikejutkan lagi oleh kekuatan Surya.Carlo paham bahwa Surya merajalela di Kota Juwana dan bahkan Provinsi Andaru. Namun, dia terkejut karena Yanto juga bisa diyakinkan dengan mudah. Sepertinya dia masih terlalu meremehkan Surya.Namun, pada saat yang sama, Carlo sangat senang karena dia memiliki menantu laki-laki yang jauh lebih kuat dari Hanson. Apa lagi, Surya bisa menampar wajah semua anggota Keluarga Kaluna. Sekarang Asnawi akan mengetahui siapa pahlawan Keluarga Kaluna dan siapa orang tidak berguna yang sesungguhnya.Pada saat ini, Surya terkekeh dan
Setelah pulih dari keterkejutannya, Asnawi tergagap dan bertanya, "Maaf, apakah Pak Hendra yang Pak Yanto bicarakan adalah Pak Hendra yang 'itu'?""Tentu, beliau adalah Pak Hendra Wijaya," jawab Yanto sambil tersenyum.Ekspresi Asnawi tiba-tiba berubah drastis.Ada banyak 'Pak Hendra' di Negara Aerovia, tetapi hanya ada satu yang bernama Hendra Wijaya.Pahlawan negara, salah satu pusat kekuasaan tertinggi di negara ini dan juga merupakan seorang jenderal berdarah besi dengan prestasi militer yang luar biasa sepanjang hidupnya. Status dan pengaruhnya di Negara Aerovia jelas bukan main-main.Ternyata, seseorang yang berdiri di belakang Surya adalah Hendra Wijaya. Tidak heran bahkan Yanto harus tetap bersikap rendah hati.Saat ini, semua anggota Keluarga Kaluna menatap Surya dengan ngeri. Dalam hati, mereka merasa tidak nyaman, cemas sekaligus ketakutan.Status Hanson saja sudah membuat mereka ketakutan. Namun, latar belakang Surya jauh lebih menakutkan daripada latar belakang Hanson.Tad
Semua anggota Keluarga Kaluna saling menatap, Yanto benar-benar memuji Surya terlalu tinggi.Namun, hal ini wajar juga karena orang yang berdiri di belakang Surya adalah Hendra.Surya tersenyum tipis sambil berkata, "Aku nggak berhak mengajarinya, tapi kalau menjadi teman di masa depan, mungkin masih bisa.""Itu bagus. Hanson, cepat bersulang dengan kakakmu."Hanson pun segera melangkah maju untuk mengambil gelas anggur, lalu bersulang dengan Surya dengan hormat.Setelah selesai minum, Surya melihat ke arah Tiga Tuan Muda Pelni.Saat ini, mereka bertiga sedang ketakutan dan berdiri di tempat dengan kebingungan.Apa yang harus mereka lakukan jika mereka menyinggung seseorang yang bahkan saja tidak mampu disinggung Hanson?Saat ini, Yanto mengerutkan kening dan berkata, "Aku sudah mengatakannya padamu untuk nggak terlalu dekat dengan para pengusaha itu, apa-apaan itu. Suruh mereka segera pergi.""Ya, Ayah," jawab Hanson sambil melambaikan tangannya, kemudian Tiga Tuan Muda Pelni itu perg
"Itu benar." Pria tua itu berkata dengan sungguh-sungguh, "Pada awalnya, begitulah sumpah semua orang, tapi sepertinya nggak ada yang tahu sebenarnya di mana dan kekuatan kekacauan seperti apa itu, kecuali kedua pendiri. Kalau begitu, kita harus mulai bertindak dari mana?""Aku nggak tahu apakah dapat menemukannya atau nggak. Apakah Organisasi Tengkorak? Apakah Ajaran Dewa Darah? Apakah Organisasi Kasih Ayah?" gumam Rosa dengan suara yang rendah.Menghadapi pertanyaan tersebut, pria tua itu tetap menjawab dengan tenang, "Bu Rosa, setelah kehilangan pendiri kita, kekuatan kita nggak cukup lagi untuk keluar dan bersaing dengan organisasi-organisasi ini. Mampu melindungi diri kita sendiri saja sudah bagus. Kita nggak bisa membiarkan pengorbanan semua orang menjadi sia-sia."Rosa menyandarkan punggungnya, lalu menyahut perlahan, "Kita jauh lebih lemah dibandingkan kedua pendiri, tapi Organisasi Tengkorak sudah ada di negara ini selama bertahun-tahun dan kita belum pernah mengambil tindakan
Pedang ini adalah awalnya memang merupakan senjata ajaib dan memiliki atribut yang tidak dapat dihancurkan.Namun, sekarang pedang itu bisa-bisanya memiliki dua atribut tambahan, yaitu kelumpuhan dan kelemahan. Pedang ini bisa dianggap sebagai senjata ajaib terbaik."Apakah ini Senja Para Dewa?" tanya Andre dengan kaget.Suara dingin pria itu terdengar."Masih jauh dari itu. Lakukan saja yang terbaik. Saat kamu memiliki kekuatan yang cukup, ia akan menjadi Senja Para Dewa."Andre berhenti bicara, membungkuk dalam-dalam, lalu berbalik dan pergi....Hari sudah malam ketika Surya dan Linda kembali ke Pulau Aora di Kota Juwana.Linda ingin mengatakan sesuatu kepada Surya. Namun, begitu mereka duduk di kamar, Berlin tiba-tiba menelepon dan berkata bahwa dia sedang menunggu di luar. Linda menghela napas tak berdaya, dia hanya bisa kembali ke kamarnya sambil mengerutkan kening.Surya mengutus Berlin untuk masuk. Setelah Berlin menyapa sebentar, dia mengeluarkan setumpuk kontrak dan meminta S
Penampilan dan perawakan pramugari pada dasarnya memang tidak ada masalah, ditambah dengan pakaiannya, Melina juga tampak cukup menarik.Setelah Surya duduk, dia tersenyum dan menyapa, "Halo.""Halo, Pak Surya," sapa Melina sambil tersenyum.Surya menjawab, "Jangan terlalu sopan, panggil saja aku Surya.""Aku nggak berani. Atasan kami takut padamu, mana mungkin aku berani memanggilmu seperti itu," sahut Melina dengan nada genit.Surya tersenyum, kemudian membalas, "Mereka adalah mereka, kamu adalah kamu, kalian berbeda. Katakan padaku, kenapa kamu mencariku?""Nggak ada apa-apa, aku cuma ingin mentraktirmu makan," jawab Melina sambil tersenyum.Surya tertegun, lalu bertanya, "Cuma untuk makan?""Bukankah begitu? Kamu sudah banyak membantuku. Kamu tahu, sejak kejadian itu, aku dipromosikan menjadi kepala kru. Ini semua berkat kamu."Setelah insiden bandara, Melina dengan cepat dipromosikan menjadi kepala kru oleh manajer umum Grup Bandara Kota Juwana. Melina dijanjikan bahwa selama dia
Mendengar itu, Surya tanpa bisa ditahan tertawa. Dia juga tidak tahan lagi dengan sikap sombong keduanya, jadi berkata, "Bahkan anak Leonard juga memanggilku 'kakak', tapi aku saja nggak sesombong kamu."Mendengar itu, Steven tersentak. Saat ini, Widya berdecak, lalu berkata, "Oh, menakutkan sekali. Jangan-jangan yang kamu bilang adalah putranya penanggung jawab Provinsi Andaru? Kamu benar-benar berani membual apa saja, ya."Widya tanpa bisa ditahan menggelengkan kepalanya dengan tidak sudi.Saat ini, Steven baru tersadar. Lelucon macam apa itu? Putranya Leonard mana mungkin kenal dengan sampah seperti pria ini, apalagi memanggil pria ini dengan panggilan 'kakak'? Dia saja tidak punya kesempatan untuk kenal dengan putranya Leonard, memang siapa pria ini?Kemudian, Widya berkata dengan muram, "Bocah, kalau kamu berani sembarangan bicara lagi, hati-hati aku menangkapmu.""Dia adalah penipu yang ahli. Nona, buka matamu lebar-lebar. Lihat, dia bilang dia kenal dengan putranya Leonard, apa