"Tuan, aku benar-benar nggak tahu kalau kamu adalah teman Bu Linda, mohon maafkan ketidaktahuanku," ucap Woni yang meminta maaf dengan tulus.Beberapa orang yang lain juga bersikap sama, mereka segera meminta maaf pada Surya setelah merasa terkejut.Sungguh konyol, menyinggung teman Bu Linda sama saja dengan menyinggung Bu Linda, mereka masih ingin berbisnis atau tidak?Surya menatap Linda dan berkata, "Sudahlah, awalnya memang nggak ada masalah, tapi Woni, sebaiknya kamu jauh-jauh dari Widya, dia masih merupakan mahasiswi dan kepribadian Widya sedikit bermasalah.""Aku mengerti, Tuan, aku akan mengingat nasihat ini," jawab Woni dengan ketakutan.Pemimpin itu berjalan mendekat pada saat ini, lalu berkata sambil tersenyum, "Ada masalah apa sampai seramai ini?"Linda melihatnya dan langsung berkata sambil tersenyum, "Hanya sebuah masalah kecil, tapi sudah diselesaikan. Semuanya, akan kuperkenalkan pada kalian, dia adalah Teno Wirawan, wakil wali kota dari Kota Juwana.""Halo, Pak Teno."
Surya langsung menjawab panggilan saat melihat orang yang menelepon adalah Yenny."Ada apa?""Bos, ada pekerjaan untuk kalian, cepat datang ke sini, di sini ada hantu.""Lelucon macam apa itu?""Sungguh, polisi mencari kami karena mereka nggak tahu harus melakukan apa lagi, aku juga nggak tahu, terlalu aneh, kamu cepat datang ke sini. Benar-benar ada hantu."Surya mendesah setelah mendengar nada bicara serius Yenny, dia meminta alamat dan menghubungi Naka.Linda menggelengkan kepala sambil berkata, "Orang sibuk, ada masalah lagi?""Nggak ada cara lain, aku nggak akan masuk ke Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural kalau tahu akan ada banyak masalah seperti ini di awal," ujar Surya dengan kesal.Linda berkata, "Masih sempat nggak kalau mengundurkan diri sekarang?""Aku akan mengundurkan diri besok, satu hari saja sudah sangat merepotkan," ujar Surya dengan tidak puas.Linda dan Betran tertawa mengejek di dalam hati, itu adalah unit rahasia nasional, bagaimana mungkin
Naka dengan cepat memasang meriam super di pintu dan berjaga di luar, sedangkan Surya berjalan masuk dengan arogan.Andre sedang minum anggur merah dengan anggun di ruang tamu, dia melihat Surya dan berkata sambil tersenyum, "Surya, ini sangat nggak sopan.""Katakan, apakah kamu yang melakukannya?" tanya Surya dengan suara dalam.Andre mengangkat bahunya, lalu menuangkan segelas anggur merah yang kental seperti darah untuk Surya."Surya tersayang, aku selalu berada di dalam kamar ini dan nggak pernah keluar, aku nggak tahu kamu lagi bicara apa," kata Andre dengan sangat tenang.Surya mendengus. "Ada aturan yang kubuat di Kota Juwana, jika ada yang melanggar aturan, orang itu akan mendapatkan hukuman nggak peduli siapa dia.""Huh, Surya sayang, kamu benar-benar telah memfitnahku, aku benar-benar nggak tahu apa yang lagi kamu katakan," kata Andre dengan tidak berdaya.Surya perlahan-lahan mengerutkan alisnya, orang ini tidak terlihat seperti sedang berbohong.Hanya saja, Surya benar-bena
Pinto sama sekali tidak tidur semalaman, terdapat dua kantong mata hitam yang sangat tebal di bawah matanya dan terlihat linglung sepanjang jalan.Mereka langsung bergegas menuju makam leluhur di atas ketinggian setelah sampai di Desa Ponse.Ini adalah sebuah kuburan besar tempat seluruh nenek moyang Keluarga Ponse dikuburkan.Mereka bertiga datang ke depan makam ayah Pinto, lalu melihat makam tersebut telah rusak dan peti mati yang mengeluarkan bau busuk terlihat.Pinto menjerit dengan keras saat melihat ini dan segera melangkah mundur jauh-jauh.Surya berkata sambil mengerutkan keningnya, "Dia tetap merupakan ayahmu meskipun sudah berubah menjadi hantu, kenapa kamu takut?""Bahkan jika dia adalah ayahku, tapi dia adalah hantu, bagaimana mungkin aku nggak takut?" Pinto berkata sambil tergagap, sama sekali tidak ingin mendekat.Surya menggelengkan kepalanya, melambaikan tangannya ke udara kosong dan segera membuka penutup peti mati.Terlihat sebuah mayat kering di dalam dengan pakaian
"Sekretaris desa?" Surya berkata, "Aku sedang membantu Pinto. Aku juga belum menyentuh makam di sini. Kenapa aku harus membayar ganti rugi?"Wajah Yoni langsung berubah masam. Pria itu pun berkata, "Makamnya sudah seperti ini, kalian masih bilang kalian sama sekali nggak menyentuhnya. Apa kalian sama sekali nggak menganggap keberadaanku? Boy, suruh para warga desa ke tempat ini supaya mereka bisa menjadi saksi."Seorang pemuda yang ada di samping menyahut dan segera melakukan panggilan telepon di samping. Lalu tatapan Yoni terus mengamati Pinto.Saat itu, Pinto mengibaskan tangannya ke arah Surya. Surya langsung mengerutkan dahinya dan mendekati mereka. Pinto lantas membisikkan sesuatu di telinga Surya, "Orang ini dulu adalah penguasa jahat di desa. Sekarang, dia sudah menjadi sekretaris desa. Dia hanya ingin menipu uang. Aku nggak bisa menyinggungnya."Surya mengangguk dan berkata, "Sepertinya selama beberapa tahun ini kamu berhasil mengumpulkan banyak uang, ya!""Aku memang berhasil
"Lihatlah! Mereka sudah mengakuinya! Masih berani mengancam kita. Semuanya, apa yang akan kita lakukan?" Yoni melihat Surya dengan tatapan sinis.Waktu itu, semua orang tiba-tiba berteriak dan menggerakan tongkat mereka dengan sangat angkuh.Pinto terkejut sekali dan wajahnya sudah berubah pucat. Pria itu pun berkata, "Kamu jangan cari masalah dengan mereka lagi! Aku nggak berani menyinggung mereka.""Aku berani menyinggung mereka. Apa yang kamu takutkan?" tanya Surya.Pinto menunduk dan tidak berani bicara lagi. Surya boleh membereskannya dengan cara yang dia inginkan. Kesimpulannya, Pinto tidak berani menyinggung mereka dan tidak bersedia membayarkan uang tersebut.Pada saat itu, Yoni berteriak berang, "Sudah berani mengusik fengsui desa kami, masih berani bersikap angkuh. Saudara-saudaraku semuanya, hajar mereka!"Semua orang sudah akan bergerak dan Surya pun berteriak, "Mayat di sini bisa hidup kembali. Kunasihati agar kalian jangan mencari masalah dan segera menguburnya biar kami
Pria berjubah itu komat-kamit dan tangannya dikibaskan. Di dalam ruangan itu tiba-tiba muncul cahaya terang benderang.Semua orang berseru dan mereka langsung bersujud serta berdoa. Mereka bahkan meneriakinya dewa yang turun dari langit.Pria tersebut merasa sangat bangga dan berkata, "Aku sudah memberkati kalian. Uang dupa kalian akan aku ambil untuk memperbaiki kuil. Bisa dibilang kalian sudah berjasa.""Master Guru harus menyimpannya. Kami rela memberikannya.""Master Guru sangat agung. Kami merasa sangat gembira bisa memberikan dana untuk kuil tempat Master berada.""Jasa Master Guru benar-benar tak terkira. Master Guru telah menyelamatkan makhluk-makhluk yang menderita."Pria dan wanita yang memercayainya terus memuji serta mengaguminya.Pria itu tertawa terbahak-bahak dan mengibaskan tangannya. Semua uang itu pun sudah disimpan di lengan bajunya.Pada saat itu, pintu rumah itu ditendang. Naka dan Surya pun berjalan masuk dengan santai."Siapa kalian? Di mana tata krama kalian?""
Siang bolong bertempur dengan orang seperti itu di hadapan sekelompok orang tua rasanya tidak terlalu pantas.Surya juga sudah meninggalkan Tanda Jiwanya di tubuh pria tadi. Surya memutuskan akan membereskannya setelah malam tiba.Ketika mereka baru turun ke bawah, ada beberapa mobil yang melesat dan berhenti di samping mobil mereka. Yoni membawa para anak buahnya turun dari mobil dengan galak. Kedua belah pihak akhirnya bertemu."Bagus sekali bocah! Aku ingin lihat kamu bisa lari ke mana." Yoni mengibaskan tangannya, lalu para bawahannya segera mengepung Surya dan teman-temannya.Pinto ketakutan sekali dan bersembunyi di belakang Surya. Dia bahkan tidak berani memperlihatkan wajahnya.Wajah Surya terlihat sangat masam ketika berbicara dengan nada sinis, "Sial! Aku nggak ingin membuat perhitungan dengan kalian. Kalian sudah nggak sabar rupanya.""Bocah, tempat ini adalah wilayahku. Berani sekali kamu sok hebat." Yoni lantas berteriak dengan keras.Pada saat itu, sekelompok pengikut mas