Begitu Aksan selesai berbicara, Jose segera mendekatinya sambil memegang sebuah kotak kayu. Dia berlutut di depan Aksan dan memegang kotak kayu tersebut di atas kepalanya.Aksan mengayunkan tangannya dan membuka kotak kayu itu perlahan-lahan. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah gulungan lukisan yang ada di dalamnya dan membukanya dengan cepat.Gulungan lukisan tersebut menggambarkan seorang pria tua berjubah yang berdiri di puncak gunung dengan pedang panjang di punggungnya. Penampilan pria tua itu tampak seperti dewa yang mistis dan agung.Pada saat yang sama, kekuatan yang sangat besar terpancar dari gulungan itu dan mengintimidasi semua orang yang hadir.Pada saat ini, Jorzy tiba-tiba berdiri dan berkata dengan penuh keterkejutan, "Konon katanya Keluarga Hatani punya lukisan leluhur kuno yang di dalamnya terdapat kekuatan besar seorang biksu agung. Apa ini harta karun berharga yang selalu dihormati dan dibanggakan oleh Keluarga Hatani?"Jorzy tampak sangat terguncang.Namun, perasaann
Saat ini, wajah Aksan tampak pucat pasi. Darah terus mengalir dari mulutnya dan ekspresi wajahnya menunjukkan ketakutan dan ketidakpercayaan.Setelah beberapa saat, Jorzy dan Brian akhirnya berhasil mengangkat kepala mereka.Ketika mereka melihat bahwa Surya benar-benar tidak terluka, mereka tampak sangat terkejut dan juga ketakutan.Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?Namun, saat ini Surya berdiri di tempatnya dengan tenang dan membuat mereka kesulitan untuk memercayai hal tersebut.Saat ini, gulungan di tangan Aksan tiba-tiba hancur dan berubah menjadi abu yang langsung lenyap.Awalnya, Aksan tampak sangat terkejut. Kemudian, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan berteriak, "Leluhur! Leluhur!""Berhentilah berteriak!" Surya mengernyitkan kening dan berkata, "Leluhurmu meninggalkan sedikit kekuatan itu sebagai kenangan. Tapi, kamu malah menggunakannya sampai habis. Jadi, inilah hasilnya."Aksan menatap Surya dengan penuh kebencian. Kemudian, dia berkata dengan getir, "Kamu sudah
Aksan membungkuk dengan hormat kepada Surya dan berkata, "Tuan, kamu sangat murah hati dan aku merasa malu atas perbuatanku barusan. Jadi, untuk menyampaikan permintaan maafku, aku akan memberikan beberapa hadiah padamu sebagai permintaan maaf. Tolong terimalah.""Oh?" Surya agak terkejut.Aksan melihat sekeliling dan berkata, "Pulau Aora adalah milik Keluarga Hatani. Aku sudah bersikap bodoh dan menyinggung perasaanmu. Sebagai tanda permintaan maaf, aku akan menghadiahkan tempat ini untukmu.""Kamu ingin memberikan tempat ini padaku?" Surya benar-benar tercengang. Dia memandang Aksan dan berkata, "Tempat ini pasti sangat mahal harganya."Aksan membungkuk dan berkata, "Kekayaan seharusnya bukanlah masalah bagimu. Tempat ini hanyalah tanda terima kasih kecil dari ketulusanku. Tolong jangan menolak, Tuan."Surya merenung sejenak dan berkata perlahan, "Karena kamu memiliki niat seperti itu, aku akan menerimanya.""Terima kasih atas kemurahan hatimu, Tuan. Aku akan segera menyelesaikan pro
Namun, Linda tidak menanyakan tentang hal tersebut. Dia tidak akan bertanya tentang sesuatu jika bosnya tidak berinisiatif untuk membahasnya terlebih dahulu.Baik sebagai bawahan, teman, atau bahkan kekasih, diam selalu menjadi tindakan terbaik.Setelah mendengar penjelasan Surya, Linda tersenyum tipis dan berkata, "Pulau Aora setidaknya bernilai sepuluh triliun rupiah. Keuntungan yang kamu dapat kali ini lumayan banyak.""Aku sama sekali nggak menyangka akan mendapatkan rejeki nomplok seperti ini," kata Surya sambil tersenyum.Saat ini, Linda benar-benar merasa lega. Mereka berdua mengobrol sambil menyelesaikan makan malam. Kemudian, Linda berjalan ke dapur dengan gembira untuk mencuci piring.Surya duduk di sofa sambil menyalakan sebatang rokok. Dia melihat ke arah Linda yang sedang sibuk di dapur dan tidak yakin apa yang sedang dipikirkannya.Tidak lama kemudian, Linda selesai mencuci piring dan berjalan ke ruang tamu.Saat dia hendak duduk, kakinya tiba-tiba terpeleset dan dia jatu
Begitu melihat panggilan dari Rania, Surya langsung mengangkatnya."Surya, kamu di mana? Mau kujemput?" Terdengar suara Rania dari seberang sana.Surya langsung menjawab, "Nggak perlu, aku segera ke sana.""Baiklah. Jangan telat, ya." Setelah itu, Rania langsung menutup telepon.Surya tersenyum. Jujur saja, dia juga merasa senang bisa duduk berbincang dengan teman sekolah. Bagaimanapun temannya juga tidak banyak. Sedangkan hubungan pertemanan yang murni juga sangat berharga.Dia mengendarai mobil langsung menuju ke Bar Lugos.Bar Lugos adalah pusat hiburan yang cukup terkenal di Kota Juwana.Setengah jam kemudian, Surya sudah tiba di Bar Lugos. Begitu memasuki aula, dia melihat Rania sedang duduk di sofa, seakan-akan memang sedang menunggunya.Begitu melihat Surya, Rania langsung bangkit dan menghampirinya, lalu tersenyum sambil berkata, "Ayo, teman-teman sudah sampai."Surya mengangguk, lalu mengikuti Rania memasuki ruang VIP.Begitu masuk ke ruang VIP, terlihat belasan orang sedang d
Mira dengan bangga menggait tangan Burno dan duduk, sedangkan Burno juga terlihat arogan.Surya mengerutkan keningnya karena merasa kesal.Ini jelas-jelas sedang pamer. Ini acara reuni, bukan ajang pamer.Mira tersenyum dan berkata, "Semuanya jangan diam saja. Burno memang berstatus tinggi, tapi dia adalah pacarku. Kalian jangan merasa segan."Perkataan ini terkesan basa-basi, tetapi terdengar pamer.Semua orang merasa enggan. Jadi, ada yang bangkit untuk mengambil arak dan ada yang mengambil teh.Setelah itu, Paul Enru yang dulunya menjadi ketua kelas mengangkat gelas dan berkata, "Hari ini kita semua berkumpul di sini. Kita bersulang dulu untuk mempererat pertemanan kita."Semua orang mengangkat gelas, Surya dan lainnya juga mengangkat gelas dan menghabiskan minumannya. Rania dan teman wanita lainnya hanya minum seteguk teh.Begitu minum segelas arak, semua orang mulai makan sambil berbincang-bincang.Saat ini tatapan Mira tertuju pada Surya, Mira terlihat kaget."Surya, lama nggak b
Rania langsung bangkit berdiri dan berkata, "Kalian jangan marah. Acara reuni untuk bersenang-senang, jangan emosi."Namun, Burno malah berkata, "Emosi? Jangan bercanda. Ini perintah. Aku datang kemari karena Mira. Kalau nggak, kalian kira kalian berhak duduk bersamaku di sini?"Perkataan Burno sudah menyinggung banyak orang, semua orang terlihat marah.Namun, karena identitas Burno, semua orang juga tidak berani berkata apa-apa.Mereka semua bekerja dan hidup di Kota Juwana, mereka memang tidak bisa menyinggung putranya kepala distrik.Seseorang yang mengangkat gelasnya dan berkata, "Pak Burno, jangan marah. Aku bersulang untukmu.""Oh, kamu siapa?" tanya Burno dengan angkuh.Orang ini langsung menjawab, "Namaku Edward Warren. Aku baru dipindahkan ke Distrik Mando. Mohon bantuannya, Pak Burno."Begitu mendengarnya, Burno mengangkat gelasnya dengan malas dan berkata, "Baik, aku sudah tahu. Demi Mira, aku pasti akan membantumu."Edward tersenyum dan langsung meneguk habis minumannya.Se
Begitu Burno mendengar perkataan pria itu, dia segera menghalanginya dan berkata, "Jadi, kamu yang sudah memukul bokong pacarku?""Memangnya kenapa?" jawab pria itu dengan tegas.Burno memaki, "Kamu sudah bosan hidup, ya!"Burno segera mendekati pria itu dan melayangkan tinjunya hingga mengenai wajah pria tersebut.Saat Edward melihat kesempatan untuk mencari muka, tanpa basa-basi, dia juga ikut maju dan menghajar pria tersebut.Pria tersebut tentu saja takkan mampu melawan dua orang seorang diri seperti itu, dalam sekejap dia langsung tergeletak di tanah dan terus merintih kesakitan.Pada saat ini, Burno berkata dengan dingin, "Kurang ajar! Siapa pun yang berani menyentuh pacarku akan berakhir sama dengan orang ini!""Awas kamu kalau sampai berani menggangguku lagi! Ingatlah pelajaran ini baik-baik!" Mira ikut memaki.Setelah itu, Burno dan lainnya pergi dengan perasaan puas dalam hatinya.Butuh waktu yang lama untuk pria tersebut bangkit berdiri kembali. Saat melihat ruang naratama B
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di