Surya menghela napas.Dia tahu bahwa pertarungan tidak bisa dihindari. Tidak peduli kultivator mana pun yang mengetahui tentang relik seperti itu, dia pasti tidak akan menyerah begitu saja. Apalagi orang seperti Surya yang sangat membutuhkan pengorbanan.Dia mengambil dua langkah ke depan, menghunus Pedang Petir di dadanya, lalu berkata pada Panji, "Senior, sepertinya kita harus bersaing.""Alam Spiritual, kekuatan atribut petir." Panji tertawa sebelum melanjutkan, "Pantas saja kamu begitu sombong. Tapi apa kamu pikir kamu bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan kecilmu? Kamu sedang bercanda. Di bawah tingkat suci, semua orang bukanlah apa-apa. Mungkinkah kamu nggak tahu kata-kata ini?"Sembari Panji berbicara, energi spiritualnya masih terus meningkat. Tekanan energi spiritual yang tajam menyapu sekeliling. Tombak miliknya juga menyala dengan api energi spiritual yang berkobar-kobar, menunjukkan kekuatan yang tak tertandingi.Melihat kekuatan leluhur mereka yang tak terbatas, semua a
Di sini, mereka bisa merasakan bahaya yang tak ada habisnya dari laut. Sementara itu, bulan yang bersinar di atas melepaskan semacam kekuatan yang menekan semua kekuatan mereka.Pada saat ini, di bawah cahaya bulan, tubuh Panji terbakar dengan api energi spiritual yang berkobar. Ada banyak simbol yang muncul di tombaknya. Tekanan energi spiritual yang sangat kuat menyelimuti Surya.Inilah kekuatan medan. Ketika seseorang di tingkat suci membuka medan, semua orang di dalam area medan tersebut akan memasuki medan ini.Di dalam medan tersebut, semua kemampuan pemilik medan akan meningkat pesat, sementara kekuatan orang lain akan ditekan.Kekuatan tingkat suci bersumber dari sini.Sementara itu, Surya berada di bawah pengawasan penuh Panji. Semua kekuatan di dalam medan ini ada pada dirinya. Orang dengan kekuatan di bawah tingkat suci hanya bisa menunggu kematian.Adapun yang lainnya, hanya dengan memasuki medan saja, mereka sudah ditekan oleh kekuatan medan dan tidak bisa bergerak. Jika P
Menghadapi pukulan dahsyat ini, Surya memegang pedang dengan kedua tangannya. Pedang Petir itu menyalakan api energi spiritual yang besar dengan semburan petir dan guntur.Pada saat yang bersamaan, Kristal Naga di tubuh Surya berputar dengan liar. Kemudian, energi spiritual yang besar melonjak dan terus-menerus mengerahkan tenaga pada Pedang Petir itu.Dalam sekejap, Pedang Petir itu berubah menjadi bola petir yang sulit untuk dilihat, lalu terbakar karena api energi spiritual dan memancarkan kekuatan yang sangat menakutkan.Semua itu masih belum berakhir. Pada saat yang sama, tanda kepala naga di belakang tubuh Surya menyala dan kekuatan naga di tubuhnya aktif. Sebuah kekuatan yang sangat besar juga muncul di Pedang Petir, memancarkan cahaya merah yang menyilaukan.Saat ini, kekuatan mengerikan yang dilepaskan oleh Pedang Petir membuat bulan yang sedang bersinar terang dan tergantung tinggi di langit tampak redup.Pada saat ini, tombak Panji juga sudah sampai di depan Surya. Ia melaju
Setelah berkata demikian, Surya berjalan menuju pintu masuk tempat peninggalan tersebut. Panji mengikuti di belakangnya. Dia menyuruh semua anggota Keluarga Antonela untuk menunggu di luar.Saat ini, semua anggota Keluarga Antonela sangat terkejut.Leluhur mereka yang berada di tingkat suci telah dikalahkan seperti ini. Bahkan sampai sekarang, mereka masih belum bisa menerima kenyataan itu.Sebelumnya di medan Leluhur, bulan bersinar terang di laut, tampak sangat indah dan megah. Saat itu, mereka tidak pernah menyangka bahwa leluhur mereka akan dikalahkan.Saat ini, mata Betran berbinar-binar. Dia yang mengikuti di belakang Surya tiba-tiba berbisik, "Kak, aku akan jalan di depan untuk membuka jalan untukmu.""Haha, kamu sudah nggak takut sekarang?" tanya Surya sambil tersenyum.Betran menjawab dengan serius, "Sejak aku bertemu Kakak, aku sudah nggak kenal apa yang dimaksud dengan takut lagi."Surya tidak bisa berkata-kata dengan pria tidak tahu malu ini.Sambil menggelengkan kepalanya,
"Kalau begitu, kita untung besar," celetuk Betran dengan sangat senang. Jika ini benar-benar gua dewa kuno yang hebat, asal mengambil beberapa benda di dalamnya saja sudah bisa mereka gunakan untuk berlatih kultivasi.Pada saat ini, suara raungan binatang yang keras tiba-tiba terdengar. Mereka bertiga langsung terkesiap.Ada sebuah bayangan raksasa yang keluar dari bunga dan tanaman setinggi manusia. Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan hendak menggigit Surya.Surya menghunus Pedang Petir dengan punggung tangannya dan menebas bayangan itu dengan satu tebasan.Diiringi dengan suara dentang, Pedang Petir itu mengeluarkan suara teredam seperti sedang menebas emas dan besi.Bayangan raksasa itu dipukul mundur hingga jatuh ke tanah, lalu menjulurkan lidahnya ke arah Surya beserta yang lainnya.Pada saat itu, mereka bertiga baru melihat dengan jelas bahwa bayangan tersebut sebenarnya adalah ular piton raksasa yang panjangnya lebih dari dua puluh meter.Piton raksasa itu berwarna merah, hampir
Ketika melihat Surya menghajar ular naga api itu dengan begitu brutal, Betran dan Panji saling menatap dalam diam.Bukankah ini terlalu kejam?Di bawah tangan besi Surya, ular naga api itu mengeluarkan raungan kesakitan yang memekakkan telinga. Kemudian, ia menoleh dan membuka mulutnya untuk memuntahkan api yang dahsyat, menenggelamkan Surya di dalamnya.Betran dan Panji sangat terkejut. Ular naga api itu sepertinya memiliki energi spiritual dengan atribut api. Apakah Surya masih bisa bertahan jika disembur api dari mulutnya?Namun, setelah api itu padam, Surya terlihat tetap berdiri di tempat dengan baik. Selain itu, saat ini di tubuhnya juga ada lapisan baju besi yang terbuat dari energi spiritual yang melindungi seluruh tubuhnya.Panji dan Betran sama-sama terkejut. Memunculkan baju besi, tidak hanya membutuhkan energi spiritual yang besar, tetapi juga membutuhkan kendali energi spiritual untuk mencapai pemahaman yang paling hakiki. Banyak kultivator tingkat suci yang masih tidak da
Setelah penyiksaan yang kejam ini, ular naga api itu akhirnya kehilangan kemampuan untuk melawan. Ia mengeluarkan suara merintih seolah sedang memohon ampun. Pada saat ini, Surya berhenti, lalu melemparkan ular naga api itu ke tanah. Kemudian, dia berdiri di depan ular naga api itu dan memandangnya.Saat ini, ular naga api itu tidak terlihat ganas seperti sebelumnya lagi. Ia hanya menundukkan kepalanya dengan patuh di bawah kaki Surya."Apakah kamu sudah terima kekalahan?" tanya Surya dengan lirih.Ular naga api itu sepertinya bisa memahami ucapan manusia, ia mengangguk patuh sebagai jawaban.Surya mencibir dan berkata, "Baguslah kalau begitu. Aku akan mencarikanmu tempat tinggal dulu. Saat aku punya waktu luang, aku akan bicara baik-baik denganmu."Setelah berkata demikian, Surya mengangkat ular naga api itu dan melemparkannya langsung ke dalam ruang penyimpanan.Melihat ular naga api itu yang menghilang secara tiba-tiba, Panji dan Betran sama-sama tampak bingung, tidak tahu apa yang
Setelah beberapa saat, Panji berkata dengan wajah gembira, "Senior, teknik ini sangat luar biasa dan nggak pernah ada dalam sejarah. Apakah kamu benar-benar rela membiarkanku berlatih teknik ini?""Aku nggak bisa membiarkanmu datang ke sini dengan sia-sia, 'kan?" sahut Surya seraya tersenyum. Teknik itu sangat berbeda dengan Teknik Naga Sejati, tetapi di mata Andre, teknik itu seperti harta karun. Tampaknya metode berlatih Keluarga Antonela tidak cukup bagus.Pada saat ini, Betran juga muncul dan melihat ke tangga batu, tetapi Surya tidak berkata apa-apa.Setiap orang mempunyai kemajuan yang berbeda-beda dalam berlatih sebuah teknik. Semua itu tergantung pada ketekunan dan bakat alami masing-masing.Jika mereka ingin belajar, biarkan saja mereka mempelajarinya.Mereka berdua menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit untuk menghafalkan teknik itu dalam pikiran mereka. Namun, mereka hanya menghafalkannya saja. Jika ingin memahaminya, mereka harus kembali dan mempelajarinya secara perla