Dua orang memasuki hotel dan naik lift sampai ke lantai teratas.Lantai teratas hotel adalah sebuah aula besar. Dari pintu lift, langsung terlihat pria bersetelan jas hitam berdiri memenuhi koridor. Mereka terlihat sangat berwibawa.Tempat ini jelas sangat tertutup, orang biasa tidak akan bisa masuk.Surya dan Tison keluar dari lift dan langsung ditahan oleh pria bersetelan jas hitam. Raka melangkah maju dan berkata, "Orang sendiri. Aku yang menjamin Bos ini."Tison pasti sudah sering datang kemari dan sudah sangat familier. Yang memimpin melihat Surya, lalu menggeleng dan membiarkannya masuk.Surya berjalan sambil melihat para pria bersetelan jas hitam dan berkata, "Kamu cukup dihargai juga.""Hehe, sejak kecil aku sudah tinggal di Kota Bima. Semua pasti akan saling menghargai."Surya mengangguk, memang ada orang seperti ini. Meski tidak berstatus tinggi, tetap bisa bertahan hidup dengan baik. Semua orang yang punya masalah akan meminta bantuan darinya. Bisa dikatakan orang yang panda
Surya yang mendengarnya langsung tertawa dan berkata, "Siapa kamu sampai aku harus mengenalmu?"Begitu Surya mengatakan hal ini, orang di bawah panggung langsung heboh.Dari kakak beradik Keluarga Kaliman ini, Ronald sejak kecil sudah masuk ke dunia mafia dan bertindak sangat kejam.Saat remaja, Ronald mendapat bimbingan dari orang hebat dan menguasai ilmu bela diri yang hebat. Sejak itu, dia menguasai Kota Bima dan tidak ada yang berani menyinggungnya.Sedangkan Rafa sangat cerdas, dia mulai menjalankan bisnis dengan mengandalkan status adiknya sebagai kepala mafia. Dia sudah membunuh banyak orang dan berhasil mengelola daerah kekuasaan dan kekayaan Keluarga Kaliman.Sejak Marco menyatakan akan pensiun dan ingin melakukan kultivasi tertutup, kakak beradik ini langsung menguasai Kota Bima dan bertindak sesuka hati.Pebisnis lokal Kota Bima sekalipun dan tidak peduli seberapa besar bisnis yang dimilikinya tetap harus menunduk ketika bertemu dengan kakak beradik ini.Surya datang ke Kota
Melihat hal itu, raut wajah Ronald berubah gelap, "Bunuh dia!"Ratusan pria bersetelan hitam mengeluarkan pedang samurai dan langsung mengepung Surya.Mereka seakan ingin mencabik-cabik Surya.Raut wajah Bunga langsung memucat, kedua kakinya melemas. Semua orang yang ada di bawah panggung memalingkan wajah karena tidak tega melihatnya.Saat ini, terdengar suara dari depan pintu, "Pak Marco tiba."Semua orang terkejut mendengarnya, lalu mereka semua bangkit berdiri. Bahkan Ronald pun menghentikan bawahannya dan langsung berjalan ke depan pintu.Seorang pak tua bertubuh kurus dan berpakaian putih membawa seorang pemuda berjalan masuk dengan langkah pelan.Ronald membungkukkan badan, lalu tersenyum dan berkata, "Pak Marco, kenapa Anda bisa datang? Anda bisa memberitahukan saya, agar saya pergi menjemput Anda."Pak tua yang dipanggil Pak Marco itu melambaikan tangan dan berkata, "Nggak perlu, aku dengar tempatmu menjual barang yang sangat hebat, jadi aku datang melihatnya.""Apa yang Anda
Bunga memang sudah sangat ketakutan. Sekarang dia hanya ingin semua ini cepat berakhir, kemudian menjauh dari tempat ini dan tidak akan kembali lagi.Surya mengerutkan keningnya dan melirik kedua abang beradik itu sambil perlahan berkata, "Sekarang kuberi kalian dua pilihan. Pertama, kembalikan 400 miliarku, kubawa pergi pedang perunggu dan kalian lepaskan Bunga. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi. Kedua, kubawa Bunga dan pedang perunggu itu pergi, kalian bayar satu triliun sebagai ganti rugi. Kuampuni nyawa kalian berdua. Kalian pilih sendiri saja."Kakak beradik Keluarga Kaliman terbengong, bahkan semua orang di bawah panggung yang mendengarnya pun ikut tercengang.Sudah di saat seperti ini, bocah ini masih bisa bercanda? Apakah dia benar-benar sudah bosan hidup?Bunga langsung berteriak, "Kamu sudah gila, ya? Kamu sungguh ingin membunuhku, ya?"Marco tiba-tiba membuka matanya dan melirik Surya sekilas, lalu perlahan-lahan memejamkan mata dan mulai beristirahat.Sedangkan s
Wah!Tubuh Ronald tiba-tiba langsung terlempar jauh, dia terus memuntahkan darah sampai menabrak dinding belakang. Dia menabrak dinding sampai meninggalkan jejak melengkung, baru kemudian jatuh mendarat di lantai.Surya mendengus dan berdiri dengan dua tangan di balik punggung sambil melihat Ronald yang terbaring di lantai.Saat ini semua orang di aula berseru, mereka menatap Surya dengan tatapan takjub, seolah-olah sudah melihat hantu.Ada beberapa orang yang dikejutkan sampai bangkit berdiri dengan ekspresi takjub. Pandangan Tison menggelap, dia langsung ketakutan sampai jatuh pingsan.Rafa lebih tidak memercayai hal itu, Surya melukai adiknya hanya dengan satu pukulan.Selain terkejut, semacam ketakutan mulai merayapi hatinya. Tangannya yang mencekik leher Bunga mulai terlepas tanpa disadari.Bunga menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut sambil menatap Surya dengan tatapan takjub. Dia merasa tidak percaya, apakah manusia bisa melakukan hal seperti ini?Saat ini, Marco langsung mem
Setelah berpikir sejenak, Marco menggertakkan giginya dan berteriak pada Ronald dan Rafa, "Kalian berdua cepat kemari!"Ronald dan Rafa merasa binggung dan terkejut, tetapi perintah Marco bagaikan titah kaisar bagi mereka. Mereka tidak berani membantah dan hanya bisa menghampiri Marco dengan perasaan bingung, kemudian menatap Surya dengan gugup.Saat ini, orang-orang di bawah panggung sudah terkejut.Awalnya mereka mengira Marco akan bertarung, tidak disangka Marco langsung takluk di depan orang ini hanya dengan sepatah dua kata saja. Marco seakan-akan menjadi junior yang bersikap hormat dan terkesan merasa ketakutan. Hal ini membuat mereka sulit untuk memercayainya.Saat ini, Marco tiba-tiba murka. Dia langsung meninju perut Ronald dan menendang dada Rafa.Ronald berteriak kesakitan, tubuhnya terlempar lagi dan jatuh menghantam lantai, lalu tubuhnya tidak bergerak lagi.Sedangkan Rafa memuntahkan darah segar, tubuhnya terpental sejauh belasan meter dan menabrak banyak meja, lalu terba
Suasana hati Surya sangat bagus, dia bersenandung sepanjang jalan dengan senang.Namun, saat ini Bunga duduk di dalam mobil dan berkata pada supirnya, "Cepat kejar, jangan sampai kehilangan dia."Supir mengendarai mobil dan mengikuti mobil Surya menuju ke Kota Juwana dengan kecepatan tinggi.Setelah sampai di Kota Juwana, waktu sudah menunjukkan pukul dua tengah malam. Surya kembali ke kamar dan langsung masuk ke ruang penyimpanan. Surya mengorbankan pedang perunggu itu di altar Dewa Naga.Aura kuno dan luas langsung muncul. Pedang perunggu sudah berubah menjadi 120 gram rahmat dewa dan tirai tipis pun muncul.Saat ini yang muncul di pilihan pertama adalah pil yang bernama "Pil Petir".Penjelasan di atasnya tertulis pil petir bisa membuat kultivator yang tidak memiliki kekuatan jenis petir memiliki kekuatan petir. Sedangkan kultivator yang sudah memiliki kekuatan jenis petir bisa meningkatkan kekuatan petirnya.Pil seperti ini sangat berguna bagi Surya.Saat membangkitkan jiwa naga, Su
Bunga terlihat malu, matanya berkaca-kaca dan terlihat sangat kasihan, "Master, maafkanlah saya. Pengetahuan saya yang sempit. Beberapa tahun ini, hidup saya sangat menderita. Anda harus membantu saya. Saya bersedia melakukan apa pun."Jujur saja, karier yang tidak lancar, keberuntungan yang terus merosot. Semua hal ini bisa dikatakan kalau Bunga sedang mengalami kesialan yang luar biasa. Dia sungguh sudah tidak tahan.Sekarang Bunga baru saja bertemu dengan orang yang begitu hebat, bagaimana mungkin dia mau menyerah? Asalkan Surya bisa membantunya, Bunga bersedia melakukan apa pun.Surya melihatnya dan perlahan berkata, "Maaf, aku nggak pernah membantu orang yang nggak mau dibantu. Silakan pergi."Begitu melihat Surya ingin mengusirnya, Bunga langsung panik.Dalam keadaan panik, Bunga langsung berlutut di hadapan Surya sambil menangis dan berkata, "Master, bantulah saya. Saya sudah sangat sial. Kalau begini terus, saya bisa tersiksa sampai gila."Bagi Bunga, karier yang merosot memang