"Kenapa? Kamu sungguh mau menahanku? Aku juga punya emosi." Rafa juga sangat bersikeras.Saat ini, Rio melangkah maju dan berbisik di telinga kapten itu, "Awasi dia sampai dia pergi saja. Bu Linda nggak ingin mempermasalahkan hal ini."Kapten mengangguk dan berkata pada Rafa, "Kuantar kamu keluar. Kalau berani mengacau lagi, aku nggak akan peduli dengan siapa dirimu."Rafa mendengus dan berbalik pergi.Kapten membawa bawahannya dan mengikutinya secara langsung sampai keluar dari stadion.Surya mendengus. Hanya memiliki sedikit uang saja, begitu mabuk langsung tidak sadar diri. Apa-apaan orang ini?Saat ini, Rio berjalan keluar dan langsung memberi hormat ketika melihat Surya.Surya menepuk bahunya dan berkata, "Kerja bagus.""Ini memang kewajibanku," jawab Rio.Surya tertawa dan datang ke balik panggung bersama Rio.Saat ini, atas bujukan Linda, Bunga akhirnya setuju untuk tampil.Begitu musik berbunyi, Bunga naik ke panggung dengan dandanan lengkap. Para penonton mulai berseru, konser
"Sungguh?" ujar Surya.Raka mengangguk dan berkata, "Iya."Surya termenung sejenak dan berkata, "Itu ilegal, 'kan? Kalian ngak mengurusnya?""Apakah bisa diurus?" Raka mengangkat bahu sambil berkata, "Hal seperti ini kebanyakan dibuat seolah-olah terlihat legal. Meski pergi menyelidikinya, itu juga belum tentu bisa menemukan apa pun. Lagi pula, yang bisa mengadakan acara lelang seperti ini pasti orang yang berkuasa di lokasi setempat dan berhubungan dengan pihak pemerintah. Nggak perlu kukatakan pun kamu pasti sudah tahu, 'kan?"Surya tertawa, benar juga, tidak semua hal bisa diurus."Kalau sungguh seperti yang kamu katakan, aku bisa pergi untuk melihat-lihat," ujar Surya scara perlahan.Raka tertawa dan berkata, "Acaranya dimulai lusa malam. Besok kamu pergi cari seseorang yang bernama Tison Marvoi. Akan kuberikan nomor ponselnya padamu. Dia bisa membawamu masuk.""Aku masih harus mencari orang?" ujar Surya."Tentu saja. Bagaimana mungkin orang asing dibiarkan masuk ke acara lelang il
Namun, Surya tidak peduli dengan sejumlah uang ini, yang penting nyaman.Surya duduk di ruang tamu, lalu menelepon Tison. Beberapa saat kemudian, panggilan terhubung dan terdengar suara yang berkata, "Halo.""Apakah dengan Pak Tison?""Benar, siapa kamu?""Namaku Surya Pratama. Katanya besok malam akan ada sebuah acara lelang. Aku ingin kamu mengaturnya untukku.""Bagaimana kamu bisa mengetahui nomor ponselku?""Teman, ini nggak perlu ditanyakan lagi, 'kan? Lakukan sesuai peraturan saja.""Bagus kalau kamu tahu aturannya, 200 juta.""Nggak masalah, kapan kita bisa bertemu?""Di mana kamu?""Hotel Galaksi.""Pukul delapan malam, kita bertemu di kolam samping taman hotel.""Baik."Tison memutuskan panggilan telepon, Surya tersenyum.Hebat sekali, Surya harus bayar 200 juta untuk biaya masuk. Hal ini membuatnya melihat harapan.Surya melihat jam tangan, baru pukul lima sore. Surya beristirahat sejenak di kamarnya, lalu turun untuk makan. Saat pukul tujuh lebih, dia datang ke taman hotel.
Surya berjalan ke hadapan Bunga dan melindungi Bunga di belakangnya.Rafa yang melihatnya langsung tertawa sinis dan berkata, "Sialan, siapa kamu sampai berani mencampuri urusanku?""Apakah kamu nggak pernah dengar kalau harus membantu orang yang diperlakukan nggak adil?" ujar Surya dengan nada datar.Bukan Surya ingin ikut campur, tetapi Rafa ini sudah sangat keterlaluan. Jika tidak melihatnya tidak masalah. Sekarang sudah melihatnya langsung, tidak baik kalau tidak membantu.Lagi pula, Bunga baru saja membuka konser untuk membantu mempromosikan Konsorsium Pelita. Dilihat dari keadaan ini, jika sampai ada rumor buruk tentang Bunga, acara promosi Pelita akan menjadi bahan lelucon.Begitu mendengar kata-kata Surya, Rafa langsung tertawa. Lalu, menunjuk Surya sambil berkata, "Baik, kamu cukup bernyali. Kamu orang pertama yang berani mencampuri masalahku di Kota Bima. Pengawal, hajar dia."Rafa ini sungguh arogan. Dia sama sekali tidak membedakan keadaan dan langsung ingin memberi Surya p
Wanita itu menghela napas dan berkata, "Bunga, sekarang bukan lima tahun yang lalu. Pak Rafa menghabiskan begitu banyak uang untuk mengundangmu datang. Kamu nggak menghargainya, aku sebagai manajermu juga jadi serba salah.""Kak Lisa, aku nggak enak badan. Malam ini sampai di sini saja," ujar Bunga sambil mengerutkan keningnya.Lisa menghelakan napas, lalu menghampiri Raja dan sambil tersenyum berkata, "Pak Rafa. Lihatlah, Bunga nggak enak badan. Acara makan malam ini sampai di sini saja, ya? Besok malam dia masih harus konser, biarkan dia istirahat dengan baik baru menemani Anda lagi, bagaimana?"Rafa tidak memedulikannya, Rafa hanya melihat Surya dan berkata, "Bocah, aku ingat kamu. Kita akan segera bertemu lagi."Setelah melontarkan kata-kat ini, Rafa berbalik badan dan pergi. Lisa membawa dua asistennya dan mengikuti Rafa dari belakang sambil terus meminta maaf.Bawahan Rafa melihat tuannya pergi, satu per satu dari mereka juga bangkit dan buru-buru kabur.Hanya mereka sendiri yang
Bunga pergi dengan marah dan kembali ke kamar presidennya, lalu berbaring di kasur dengan suasana hati yang kacau.Mengapa keberuntungannya tidak begitu baik di beberapa tahun ini? Albumnya tidak laku, ketenarannya merosot, bayarannya makin sedikit, semuanya berjalan sangat tidak lancar. Hal ini membuat Bunga sangat tidak tenang, dia bahkan sudah depresi.Namun, apakah ini sungguh berhubungan dengan kalung ini?Bunga melepaskan kalung emas putih itu. Di bawah kalung itu ada liontin berbatu merah.Bunga ingat ketika dia sedang tenar, sahabat terbaiknya yang juga seorang penyanyi pergi jalan-jalan ke Thailand. Sahabatnya menghabiskan banyak uang untuk membelinya, bahkan meminta biksu hebat mendoakannya untuk menambah rezeki dan melindungi keselamatannya.Bunga merasa sahabatnya begitu baik padanya, bagaimana mungkin kariernya merosot bisa berhubungan dengan kalung ini?Setelah dipikir-pikir, Bunga memakai kembali kalung itu. Ini adalah bukti pertemanan mereka, bagaimana mungkin dibuang?
Dua orang memasuki hotel dan naik lift sampai ke lantai teratas.Lantai teratas hotel adalah sebuah aula besar. Dari pintu lift, langsung terlihat pria bersetelan jas hitam berdiri memenuhi koridor. Mereka terlihat sangat berwibawa.Tempat ini jelas sangat tertutup, orang biasa tidak akan bisa masuk.Surya dan Tison keluar dari lift dan langsung ditahan oleh pria bersetelan jas hitam. Raka melangkah maju dan berkata, "Orang sendiri. Aku yang menjamin Bos ini."Tison pasti sudah sering datang kemari dan sudah sangat familier. Yang memimpin melihat Surya, lalu menggeleng dan membiarkannya masuk.Surya berjalan sambil melihat para pria bersetelan jas hitam dan berkata, "Kamu cukup dihargai juga.""Hehe, sejak kecil aku sudah tinggal di Kota Bima. Semua pasti akan saling menghargai."Surya mengangguk, memang ada orang seperti ini. Meski tidak berstatus tinggi, tetap bisa bertahan hidup dengan baik. Semua orang yang punya masalah akan meminta bantuan darinya. Bisa dikatakan orang yang panda
Surya yang mendengarnya langsung tertawa dan berkata, "Siapa kamu sampai aku harus mengenalmu?"Begitu Surya mengatakan hal ini, orang di bawah panggung langsung heboh.Dari kakak beradik Keluarga Kaliman ini, Ronald sejak kecil sudah masuk ke dunia mafia dan bertindak sangat kejam.Saat remaja, Ronald mendapat bimbingan dari orang hebat dan menguasai ilmu bela diri yang hebat. Sejak itu, dia menguasai Kota Bima dan tidak ada yang berani menyinggungnya.Sedangkan Rafa sangat cerdas, dia mulai menjalankan bisnis dengan mengandalkan status adiknya sebagai kepala mafia. Dia sudah membunuh banyak orang dan berhasil mengelola daerah kekuasaan dan kekayaan Keluarga Kaliman.Sejak Marco menyatakan akan pensiun dan ingin melakukan kultivasi tertutup, kakak beradik ini langsung menguasai Kota Bima dan bertindak sesuka hati.Pebisnis lokal Kota Bima sekalipun dan tidak peduli seberapa besar bisnis yang dimilikinya tetap harus menunduk ketika bertemu dengan kakak beradik ini.Surya datang ke Kota
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di