Surya mencoba beberapa kali berturut-turut, tapi sayangnya hasilnya selalu sama. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa ini adalah lingkaran sihir yang dibuat oleh Senior Zony. Ini juga adalah ujian yang dia tinggalkan untuknya. Surya menyadari dengan baik kalau lingkaran sihir ini begitu mudah ditemukan, itu tidak dapat disebut sebagai ujian."Pak Surya!"Pada saat ini, suara Elsie terdengar dari kejauhan.Surya menyimpan kaldron satu naga, lalu berbalik. Dia melihat Elsie sedang berlari mendekat dengan cepat. Elsie tampak terengah-engah saat dia berkata, "Pak Surya, aku hampir lupa memberikan ini padamu. Ini adalah senjata yang ditinggalkan oleh pria bernama Vient itu."Setelah Elsie mengatakan ini, dia langsung mengangkat busur perak yang dipegangnya. Melihat busur panjang itu, Surya tertegun sejenak, lalu bertanya, "Ini ... bukannya ini Busur Perak Dewa Darah? Bagaimana bisa muncul di sini?""Heh? Pak Surya, apakah kamu lupa kalau Vient sudah meninggal? Tentu saja busur peraknya akan berad
Saat ini, Surya sudah memiliki keahlian kultivasi selama seratus lima puluh tahun. Dia tidak keberatan untuk mendapatkan lagi seratus tahun kultivasi tambahan.Bagaimanapun juga, bagi seorang kultivator yang ingin menjadi lebih kuat, mereka tentu saja akan senang kalau bisa mendapat lebih banyak keahlian kultivasi.Namun, kali ini suara Dewa Naga tidak terdengar lagi di udara. Ini menunjukkan bahwa Dewa Naga menolak ide Surya."Hei, kenapa kamu begini? Kita baru saja mengobrol dengan baik, kenapa kamu tiba-tiba bersembunyi?"Suara Surya bergema di dalam ruang penyimpanan, tapi Dewa Naga tidak muncul untuk menjawab. Karena tidak punya pilihan, Surya hanya bisa menahan diri, lalu melihat ke arah layar cahaya.Di layar cahaya, muncul beberapa pilihan. Karena pilihan yang ada di depan membutuhkan lebih banyak rahmat naga, jadi hampir semua yang terbaik ada di depan. Surya secara naluriah menatap pada pilihan pertukaran pertama."Napas Naga Biru. Setelah melatihnya, kamu dapat mendeteksi au
Namun, Elsa selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, Elsa pertama-tama mencocokkan waktu perjalanan Surya dari Diseya ke ibu kota Cocendia, Bandara Internasional Roha, yang memakan waktu sekitar tiga jam. Selanjutnya, perjalanan dari Roha ke berbagai tempat juga memerlukan waktu yang bervariasi.Setelah Elsa menghitung waktu untuk seluruh proses ini, disimpulkan bahwa ada lima belas acara lelang yang dapat diikuti dalam waktu dua hari. Segera, Surya pergi ke tempat parkir. Setelah memberikan beberapa instruksi pada Elsie, dia langsung mengemudi meninggalkan Diseya, menuju Kota Shaman, lalu berganti pesawat di Roha untuk kemudian terbang ke Dilisena.Dalam waktu lebih dari satu hari, Surya terbang hampir mengelilingi setengah dunia. Dia menghadiri empat belas acara lelang, menghabiskan uang miliaran untuk membeli banyak barang koleksi. Semua barang koleksi ini kemudian dikirim oleh Surya ke dalam ruang penyimpanan.Saat hanya tersisa setengah hari, Surya naik pesawa
Pengawal itu menunjukkan ekspresi dingin di wajahnya, seolah tidak menganggap Surya penting. Namun, Surya segera memahami situasinya. Dia mengangguk sembari berkata, "Baiklah, aku juga ingin berkenalan dengan Pak Finn.""Kalau begitu silakan."Pengawal itu memberi isyarat mempersilakan, lalu Surya segera melangkah keluar dari aula lelang. Sebenarnya, Surya tidak benar-benar ingin berkenalan dengan Finn. Dia berkata demikian hanya untuk menghindari orang lain yang mungkin ingin mendekatinya.Bagaimanapun juga, Surya baru saja memenangkan barang paling berharga di lelang ini. Tak diragukan lagi bahwa ini sudah membuktikan kemampuannya. Saat ini, puluhan pasang mata tertuju padanya. Walaupun pengawal itu tidak muncul, para pengusaha dan kolektor tersebut mungkin akan mengambil inisiatif untuk mendekatinya.Namun, sekarang situasinya berbeda. Saat mereka mendengar Surya ingin berkenalan dengan Finn, mereka semua menunjukkan ekspresi meremehkan. Bagaimanapun juga, tadi Surya sudah menunjukk
"Apa?""Dua ratus miliar? Apa kamu sedang bercanda denganku?"Finn memandang Surya dengan penuh amarah, tapi saat ini Surya hanya menunjukkan ekspresi acuh tak acuh. Dia berbalik untuk berjalan pergi, lalu berkata, "Karena Pak Finn merasa kesulitan, kita anggap masalah ini berakhir di sini.""Kamu!"Finn melihat punggung Surya menghilang di pintu ruang VIP. Dengan penuh amarah, dia berkata, "Dua puluh tahun, selama dua puluh tahun ini, nggak ada yang berani bicara padaku dengan nada seperti itu. Orang ini, beraninya dia bersikap seperti itu padaku?"Pada saat itu, pengawal mendekat, lalu berkata, "Pak Finn, kami sudah menyelidikinya. Surya ini bukanlah pengusaha lokal dari Motte.""Bagus sekali kalau begitu. Jevin, atur semuanya agar dia mati dalam sebuah kecelakaan. Hari ini dia nggak boleh dibiarkan keluar dari Motte.""Aku mengerti, Pak Finn." Jevin mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang VIP."Huh!"Finn berkata sambil tersenyum dingin, "Kamu nggak memenuhi syarat untuk bertaru
"Brum!"Saat ini, terdengar suara mesin mobil yang keras dari belakang. Surya melihat tujuh atau delapan mobil mendekat melalui kaca spion. Selain itu, mobil-mobil tersebut ternyata adalah mobil balap. Jika orang biasa melihat pemandangan ini, mereka pasti akan ketakutan. Namun, Surya hanya tersenyum simpul sambil bergumam, "Sepertinya mereka sudah nggak menyembunyikannya lagi. Kalau begitu, mari kita lihat siapa yang lebih unggul."Surya terus menambah kecepatan, membuat mobil van melaju dengan cepat. Tim mobil balap yang mengikuti di belakangnya tampak tidak berniat menyerang secara langsung. Mereka terus mengikuti Surya keluar dari Mansat, lalu mengejar di tengah padang pasir yang luas.Di tengah padang pasir yang sepi tanpa penghuni, hanya dalam waktu kurang dari lima menit, delapan mobil balap itu serentak mempercepat lajunya, mengejar dengan cepat.Mobil balap jelas berbeda dari mobil biasa, kecepatannya tak bisa dibandingkan. Di padang pasir yang luas ini, mustahil bagi Surya un
"Apa yang mau kamu lakukan?"Jevin tidak sempat bertanya lebih lanjut ketika Vic sudah mengemudikan mobilnya ke depan. Kedua mobil itu kini melaju hampir bersamaan. Jevin hanya bisa menabrakkan mobilnya ke mobil Vic, menggunakan alat pelindung di bagian depan mobil untuk mendorong mobil Vic ke depan.Pada saat ini, Jevin melihat Vic keluar dari mobil, menyelipkan pistol ke pinggangnya, lalu berdiri di atas kap mobil. Vic mundur beberapa langkah, kemudian tiba-tiba melompat ke depan.Melihat hal ini, Jevin mengerti apa yang ingin dilakukan Vic. Dia langsung mendorong mobil Vic maju ke depan. Dalam sekejap, Vic melompat, berhasil meraih pegangan pintu bagasi mobil van, lalu membuka pintu bagasi untuk masuk ke dalam.Vic tidak merasakan apa-apa saat dia melompat dan menabrak van. Sekarang, dia hanya merasakan hidungnya sakit. Saat merabanya, ada darah segar yang mengalir dari hidungnya."Bajingan sialan, ini semua karena kamu. Hari ini, nggak peduli apa pun yang terjadi, kamu harus mati!"
Surya mengangkat bahu tak berdaya sembari berujar, "Aku bilang Vic mati karena tindakannya sendiri. Sekarang kamu harusnya percaya, 'kan?"Setelah kembali ke dalam mobil, Surya mengemudikan mobilnya melintasi perbatasan antara Motte dan Cocendia, lalu kembali ke kota kecil di perbatasan, Diseya.Di dalam hotel, Surya memasuki ruang penyimpanan, lalu melihat waktunya. Karena terlibat dalam pergulatan dengan Jevin dan yang lain di tengah jalan, sekarang dua setengah jam sudah berlalu sejak kembalinya ke hotel. Hanya tersisa setengah jam terakhir.Masih ada waktu. Surya mulai meletakkan satu per satu barang yang diperoleh dari pelelangan ke altar Dewa Naga. Dengan api berwarna pucat yang membakar, poin rahmat naga mulai bertambah. Pada akhirnya, angkanya mencapai empat ribu rahmat naga."Empat ribu rahmat naga?"Surya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Kalau begitu, berarti kurang seribu rahmat naga lagi. Apakah aku benar-benar nggak bisa mendapatkan Napas Naga Biru?"Saat memikirk
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di