Pikiran Surya berputar dengan cepat, lalu tiba-tiba Surya menyadari sesuatu. Dia tiba-tiba merasa bahagia, lalu berkata, "Aku tahu, aku akhirnya mengerti!"Ankari mengerutkan kening sembari bertanya, "Senior Surya, apa yang kamu mengerti?"Surya menjawab, "Oh, aku hanya tiba-tiba terpikirkan hal yang sangat penting. Aku rasa alasan kenapa pria Aerovia pada waktu itu melarang Klan Bansi mengubah tata letak wilayah ini mungkin karena pertimbangan sumber air bawah tanah.""Bagaimanapun juga, tanah gersang biasanya cukup longgar. Air tanah di lapisan dangkal dapat mengalir di antara tanah yang longgar tersebut. Tapi, kalau gedung tinggi dibangun di sini, tekanan di permukaan tanah akan menjadi lebih kuat, yang dapat membuat tanah menjadi padat. Akibatnya, air tanah yang semula muncul di lapisan dangkal mungkin akan turun karena tekanan ini.""Dengan demikian, aliran air bawah tanah akan kembali ke kedalaman hingga beberapa puluh meter lagi. Seluruh Diseya mungkin akan mengalami kekurangan
Surya mencoba beberapa kali berturut-turut, tapi sayangnya hasilnya selalu sama. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa ini adalah lingkaran sihir yang dibuat oleh Senior Zony. Ini juga adalah ujian yang dia tinggalkan untuknya. Surya menyadari dengan baik kalau lingkaran sihir ini begitu mudah ditemukan, itu tidak dapat disebut sebagai ujian."Pak Surya!"Pada saat ini, suara Elsie terdengar dari kejauhan.Surya menyimpan kaldron satu naga, lalu berbalik. Dia melihat Elsie sedang berlari mendekat dengan cepat. Elsie tampak terengah-engah saat dia berkata, "Pak Surya, aku hampir lupa memberikan ini padamu. Ini adalah senjata yang ditinggalkan oleh pria bernama Vient itu."Setelah Elsie mengatakan ini, dia langsung mengangkat busur perak yang dipegangnya. Melihat busur panjang itu, Surya tertegun sejenak, lalu bertanya, "Ini ... bukannya ini Busur Perak Dewa Darah? Bagaimana bisa muncul di sini?""Heh? Pak Surya, apakah kamu lupa kalau Vient sudah meninggal? Tentu saja busur peraknya akan berad
Saat ini, Surya sudah memiliki keahlian kultivasi selama seratus lima puluh tahun. Dia tidak keberatan untuk mendapatkan lagi seratus tahun kultivasi tambahan.Bagaimanapun juga, bagi seorang kultivator yang ingin menjadi lebih kuat, mereka tentu saja akan senang kalau bisa mendapat lebih banyak keahlian kultivasi.Namun, kali ini suara Dewa Naga tidak terdengar lagi di udara. Ini menunjukkan bahwa Dewa Naga menolak ide Surya."Hei, kenapa kamu begini? Kita baru saja mengobrol dengan baik, kenapa kamu tiba-tiba bersembunyi?"Suara Surya bergema di dalam ruang penyimpanan, tapi Dewa Naga tidak muncul untuk menjawab. Karena tidak punya pilihan, Surya hanya bisa menahan diri, lalu melihat ke arah layar cahaya.Di layar cahaya, muncul beberapa pilihan. Karena pilihan yang ada di depan membutuhkan lebih banyak rahmat naga, jadi hampir semua yang terbaik ada di depan. Surya secara naluriah menatap pada pilihan pertukaran pertama."Napas Naga Biru. Setelah melatihnya, kamu dapat mendeteksi au
Namun, Elsa selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, Elsa pertama-tama mencocokkan waktu perjalanan Surya dari Diseya ke ibu kota Cocendia, Bandara Internasional Roha, yang memakan waktu sekitar tiga jam. Selanjutnya, perjalanan dari Roha ke berbagai tempat juga memerlukan waktu yang bervariasi.Setelah Elsa menghitung waktu untuk seluruh proses ini, disimpulkan bahwa ada lima belas acara lelang yang dapat diikuti dalam waktu dua hari. Segera, Surya pergi ke tempat parkir. Setelah memberikan beberapa instruksi pada Elsie, dia langsung mengemudi meninggalkan Diseya, menuju Kota Shaman, lalu berganti pesawat di Roha untuk kemudian terbang ke Dilisena.Dalam waktu lebih dari satu hari, Surya terbang hampir mengelilingi setengah dunia. Dia menghadiri empat belas acara lelang, menghabiskan uang miliaran untuk membeli banyak barang koleksi. Semua barang koleksi ini kemudian dikirim oleh Surya ke dalam ruang penyimpanan.Saat hanya tersisa setengah hari, Surya naik pesawa
Pengawal itu menunjukkan ekspresi dingin di wajahnya, seolah tidak menganggap Surya penting. Namun, Surya segera memahami situasinya. Dia mengangguk sembari berkata, "Baiklah, aku juga ingin berkenalan dengan Pak Finn.""Kalau begitu silakan."Pengawal itu memberi isyarat mempersilakan, lalu Surya segera melangkah keluar dari aula lelang. Sebenarnya, Surya tidak benar-benar ingin berkenalan dengan Finn. Dia berkata demikian hanya untuk menghindari orang lain yang mungkin ingin mendekatinya.Bagaimanapun juga, Surya baru saja memenangkan barang paling berharga di lelang ini. Tak diragukan lagi bahwa ini sudah membuktikan kemampuannya. Saat ini, puluhan pasang mata tertuju padanya. Walaupun pengawal itu tidak muncul, para pengusaha dan kolektor tersebut mungkin akan mengambil inisiatif untuk mendekatinya.Namun, sekarang situasinya berbeda. Saat mereka mendengar Surya ingin berkenalan dengan Finn, mereka semua menunjukkan ekspresi meremehkan. Bagaimanapun juga, tadi Surya sudah menunjukk
"Apa?""Dua ratus miliar? Apa kamu sedang bercanda denganku?"Finn memandang Surya dengan penuh amarah, tapi saat ini Surya hanya menunjukkan ekspresi acuh tak acuh. Dia berbalik untuk berjalan pergi, lalu berkata, "Karena Pak Finn merasa kesulitan, kita anggap masalah ini berakhir di sini.""Kamu!"Finn melihat punggung Surya menghilang di pintu ruang VIP. Dengan penuh amarah, dia berkata, "Dua puluh tahun, selama dua puluh tahun ini, nggak ada yang berani bicara padaku dengan nada seperti itu. Orang ini, beraninya dia bersikap seperti itu padaku?"Pada saat itu, pengawal mendekat, lalu berkata, "Pak Finn, kami sudah menyelidikinya. Surya ini bukanlah pengusaha lokal dari Motte.""Bagus sekali kalau begitu. Jevin, atur semuanya agar dia mati dalam sebuah kecelakaan. Hari ini dia nggak boleh dibiarkan keluar dari Motte.""Aku mengerti, Pak Finn." Jevin mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang VIP."Huh!"Finn berkata sambil tersenyum dingin, "Kamu nggak memenuhi syarat untuk bertaru
"Brum!"Saat ini, terdengar suara mesin mobil yang keras dari belakang. Surya melihat tujuh atau delapan mobil mendekat melalui kaca spion. Selain itu, mobil-mobil tersebut ternyata adalah mobil balap. Jika orang biasa melihat pemandangan ini, mereka pasti akan ketakutan. Namun, Surya hanya tersenyum simpul sambil bergumam, "Sepertinya mereka sudah nggak menyembunyikannya lagi. Kalau begitu, mari kita lihat siapa yang lebih unggul."Surya terus menambah kecepatan, membuat mobil van melaju dengan cepat. Tim mobil balap yang mengikuti di belakangnya tampak tidak berniat menyerang secara langsung. Mereka terus mengikuti Surya keluar dari Mansat, lalu mengejar di tengah padang pasir yang luas.Di tengah padang pasir yang sepi tanpa penghuni, hanya dalam waktu kurang dari lima menit, delapan mobil balap itu serentak mempercepat lajunya, mengejar dengan cepat.Mobil balap jelas berbeda dari mobil biasa, kecepatannya tak bisa dibandingkan. Di padang pasir yang luas ini, mustahil bagi Surya un
"Apa yang mau kamu lakukan?"Jevin tidak sempat bertanya lebih lanjut ketika Vic sudah mengemudikan mobilnya ke depan. Kedua mobil itu kini melaju hampir bersamaan. Jevin hanya bisa menabrakkan mobilnya ke mobil Vic, menggunakan alat pelindung di bagian depan mobil untuk mendorong mobil Vic ke depan.Pada saat ini, Jevin melihat Vic keluar dari mobil, menyelipkan pistol ke pinggangnya, lalu berdiri di atas kap mobil. Vic mundur beberapa langkah, kemudian tiba-tiba melompat ke depan.Melihat hal ini, Jevin mengerti apa yang ingin dilakukan Vic. Dia langsung mendorong mobil Vic maju ke depan. Dalam sekejap, Vic melompat, berhasil meraih pegangan pintu bagasi mobil van, lalu membuka pintu bagasi untuk masuk ke dalam.Vic tidak merasakan apa-apa saat dia melompat dan menabrak van. Sekarang, dia hanya merasakan hidungnya sakit. Saat merabanya, ada darah segar yang mengalir dari hidungnya."Bajingan sialan, ini semua karena kamu. Hari ini, nggak peduli apa pun yang terjadi, kamu harus mati!"