Setelah mengatur auranya, Surya berhasil memulihkan tubuhnya. Dia melihat ke arah kaldron satu naga di tangannya sambil bergumam, "Sepertinya biaya yang harus dibayar masih terlalu besar."Setelah aura naga menjadi ganas, dampaknya sangat besar bagi Surya. Dengan kekuatan tubuh Surya saat ini, dia hanya bisa menahan setengah dari tekanan yang disebabkan oleh keganasan aura naga. Namun, saat dia pergi ke kediaman Biller, Surya memenuhi seluruh tubuhnya dengan aura naga.Meskipun Jaguar Hitam berhasil dibuat ketakutan hanya dengan satu gerakan, saat aura naga yang ganas itu kembali ke tubuhnya, Surya mendapatkan dampak besar. Jika dia tidak bergegas kembali untuk memasukkan aura naga ke dalam kaldron perunggu, mungkin saja Surya akan meledak, lalu mati di tengah jalan.Dari sini, Surya juga menemukan karakteristik aura naga. Dengan kekuatannya saat ini, dia sama sekali tidak bisa mengendalikan aura naga 100%. Dia hanya bisa mengendalikan 50% dari aura naga. Batasan ini menjadi poin yang
"Semuanya bisa berubah."Surya memasukkan surat itu ke dalam kotak saran, menoleh ke arah Judy, lalu berkata, "Karena Bu Judy pernah berpikir untuk menjual kaldron perunggu ini padaku, aku yakin aku juga pasti bisa memengaruhi Bu Judy dengan tindakanku sendiri. Aku ingin mengubah pikiranmu, lalu membuatmu menjual kaldron perunggu ini padaku."Wajah Judy menjadi muram saat dia berkata, "Kalau menurutmu tindakanmu ini akan mengubah segalanya, kamu bisa melanjutkannya. Tapi aku akan memberitahumu sebelumnya kalau keputusanku nggak akan berubah lagi. Jadi, apa yang kamu lakukan nggak ada gunanya untukku atau pun kaldron perunggu itu.""Bu Judy, kamu nggak mengatakan itu terakhir kalinya." Mata Ellen memerah, mencoba membela Surya. Namun, saat ini Judy menunjuk ke arah Ellen, lalu berkata dengan marah, "Ellen, aku akan memberitahumu secara resmi kalau mulai sekarang kamu dipecat.""Silakan segera pergi dari sini."Saat mendengar itu, Ellen langsung terpaku. Tubuhnya kaku seperti tersengat l
"Kamu?""Apa masalahnya? Bukannya kamu hanya kehilangan pekerjaan saja? Kalau kamu kehilangan pekerjaan, kamu bisa mencari pekerjaan lain. Kenapa kamu harus bermain-main dengan hidupmu sendiri?"Ellen berusaha keras melawan usaha Surya untuk menahannya. Dia membalas, "Yang hilang bukan hanya pekerjaan, tapi juga hidupku. Segala milikku, tapi juga tak satu pun adalah milikku. Aku hanya menggunakan semua kekuatanku untuk bertahan.""Aku pikir aku bisa membantumu. Kita bisa mencari pekerjaan bersama-sama. Tentang masalah keluargamu, aku juga bisa membantumu. Aku akan membuat orang yang menyakitimu meminta maaf padaku, memberimu lingkungan hidup yang normal.""Apa yang kamu katakan tadi? Kamu ingin membuat orang yang menyakitiku meminta maaf padaku? Bisakah kamu melakukannya?" Tiba-tiba ada senyum di mata Ellen. Kekasaran ayahnya adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dihindari Ellen. Ellen selalu merasa bahwa dia tidak mungkin bisa lolos dari cengkeraman ayahnya.Namun, pada saat ini perka
"Sekarang ibumu lumpuh, jadi kamu yang mencari uang untuk menghidupi keluarga? Setiap hari, uang yang kamu hasilkan harus diberikan pada ayahmu?""Ya."Ellen mengambil napas dalam-dalam dengan mata yang memerah. Kemudian, dia memberanikan diri untuk bertanya, "Bagaimana? Kamu pasti nggak menyangka, 'kan? Kamu pasti akan menertawakanku, 'kan? Kalau kamu ingin tertawa, tertawalah dengan keras."Surya menggelengkan kepalanya, lalu berujar, "Nggak, aku merasa pengalamanmu ini sungguh nggak beruntung. Tapi kenyataannya, kami orang Aerovia nggak suka menertawakan orang lain. Selain itu, aku sudah bilang akan membantumu.""Heh."Air mata bergulir dari mata Ellen. Dia sudah siap untuk diejek oleh Surya, atau bahkan ditinggalkan dengan kejam. Kemudian, dia akan meninggalkan kafe ini sendirian dengan rasa malu. Namun, Surya tidak menertawakan dirinya seperti yang dia pikirkan, melainkan menghibur dirinya. Hal ini membuat hati Ellen terasa hangat.Di sore hari, Ellen membawa Surya ke taman bermai
Harvey berguling kesakitan beberapa kali di tanah. Dia melotot menatap Surya, lalu kembali mengutuk, "Dasar bajingan, tunggu saja kamu!" Setelah mengatakan itu, Harvey bangkit, lalu berlari pergi."Sepertinya ayahmu masih belum menerima negosiasinya."Surya menatap Ellen yang saat itu terlihat sangat terkejut. Ellen tidak percaya Surya bisa dengan mudah mengalahkan ayahnya. Harus diketahui bahwa ayahnya, Harvey, adalah mimpi buruk Ellen sejak kecil. Namun, sekarang Surya berhasil mengalahkannya.Semua ini terjadi di depan matanya, membuat Ellen seperti berada dalam mimpi. Ellen tertegun untuk sesaat, tidak tahu harus berkata apa."Kamu bisa istirahat sebentar, aku akan memasak."Surya langsung masuk ke dapur dengan membawa bahan makanan yang dibelinya, lalu mulai memasak. Pada saat itu, Ellen yang sudah tersadar kembali memegangi wajahnya, masih tampak tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Kemudian, dia kembali ke kamar, duduk di depan meja rias sambil menatap pantulan dirinya
Ellen berseru, "Surya, awas!"Surya langsung menangkap tongkat besi yang dilayangkan Harvey. Seketika itu juga, dengan kuat Surya menarik tongkat besi itu hingga berada di tangannya. Kemudian, menghantamkan tongkat besi itu. Sebuah embusan angin kencang melanda, membuat Harvey seolah-olah terperangkap di dalam ruangan es, membuatnya terlalu takut untuk mengatakan apa-apa. Tongkat besi itu melayang di atas kepala Harvey. Kemudian, dia berkata dengan gemetaran, "Apa ... apa yang mau kamu lakukan?"Setelah menarik kembali tongkat besi, Surya menyeret Harvey ke dalam ruangan, lalu berujar, "Pak Harvey, aku pikir kita harus bicara baik-baik tentang keluarga dan hidupmu. Aku rasa, setidaknya kamu seharusnya memberikan penjelasan pada Ellen dan ibunya."Pada saat itu, Harvey mulai tersadar dari keterkejutannya. Kemarahannya langsung memuncak, lalu dia berkata penuh amarah, "Kamu pikir kamu siapa? Urusan keluargaku bukan urusanmu!"Surya langsung menendang Harvey hingga jatuh ke tanah. Harvey
Tak lama kemudian, seorang pemandu cantik yang baru mulai bekerja datang, lalu berkata, "Pak Surya, Bu Judy bilang kalau nggak ada ruang untuk negosiasi mengenai kaldron perunggu ini. Dia harap kamu jangan memasukkan surat saran apa pun lagi ke dalam kotak saran di masa mendatang.""Selalu ada kemungkinan. Aku memahami perasaan Bu Judy, tapi aku percaya kalau keteguhanku bisa memengaruhi hati Bu Judy. Pada akhirnya, Bu Judy akan menjual kaldron perunggu itu padaku."Wajah pemandu cantik tersebut berubah merah. Dia awalnya ingin membujuk Surya, tapi dia tidak pernah menyangka bahwa Surya begitu percaya padanya. Pemandu itu hanya bisa menundukkan kepala sambil berkata, "Kalau Pak Surya berpikir begitu, silakan lakukan saja."Setelah keluar dari museum, Surya menerima telepon dari Elsa."Pak, berdasarkan informasi terbaru, wakil ketua Organisasi Jaguar Hitam, Vitro, pergi dengan tiga anggota lainnya ke Migra. Kemungkinan, pada tengah hari ini, delapan anggota Organisasi Jaguar Hitam akan
Semua orang lainnya menundukkan kepala setelah mendengar kata-kata Wilon. Wilon tiba-tiba bertanya, "Vitro, kalau Surya benar-benar orang yang ditunggu oleh Tuan, apakah kamu takut?""Nggak takut.""Kenapa kamu nggak takut?""Huh!"Vitro mendengus, lalu melanjutkan, "Tanpa Tuan, aku pasti sudah lama mati. Berkat Tuan, kita bisa terus menikmati hidup. Selama beberapa puluh tahun ini, kita sudah menghasilkan cukup banyak uang. Kita ada di sini untuk membalas kebaikan Tuan. Jadi meski harus mati, itu bukan masalah.""Kalau begitu, apa kamu nggak takut pada Surya?""Kenapa harus takut padanya? Kalau dia adalah orang yang ditunggu oleh Tuan, kita pasti akan mati ditangannya. Kalau dia bukan orang yang ditunggu oleh Tuan, dia pasti akan mati ditangan kita. Selama kita melakukan yang terbaik, tak peduli akhirnya akan berhasil atau tidak, biarkan nasib yang memutuskan. Kita bisa menghadapinya tanpa penyesalan.""Ya, kamu benar. Ayo masuk ke mobil."Semua orang naik mobil bersama-sama. Vitro be