Di atap, Surya mendongak, lalu melihat seorang pria berjas gaya barat yang berdiri membelakanginya sambil memegang pedang katana Nion.Aura spiritual barusan terpancar dari diri pria ini. Sepertinya pria itu ingin membawa Surya ke sini.Surya melihat ke punggung pria itu dan merasa familier, jadi dia mengerutkan kening seraya bertanya, "Siapa kamu?"Pria itu berbalik perlahan, menatap Surya, kemudian menyahut, "Anggota Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural Negara Aerovia, Surya Pratama, halo."Surya tercengang. Pria tersebut ternyata adalah pria bernama Desmon yang ditemuinya di toko jas pada siang hari."Ternyata kamu? Apa kamu dari Grup Greenergy?""Benar," sahut Desmon. Dia tersenyum, lalu berkata, "Kita sudah bertemu saat siang hari. Aku yakin kamu sudah nggak asing lagi denganku, 'kan?"Saat angin sepoi-sepoi bertiup, Surya menjawab dengan tenang, "Nggak peduli siapa kamu, menyerang seorang wanita demi jas adalah tindakan pengecut. Menurutku, kamu harus memint
"Nggak, kami nggak sama. Mereka adalah mereka dan aku adalah aku."Mata Desmon bersinar dengan sedikit kegembiraan. Dia berkata, "Dalam lima tahun, kamu adalah orang pertama yang bisa menerima pedangku. Tapi, aku cuma menggunakan 70% kekuatanku untuk serangan ini ....""Kamu harusnya tahu betul kalau kekuatan penghancur bisa menghancurkan semua pertahanan ....""Selanjutnya, aku akan berusaha sekuat tenaga dan aku harap kamu juga bisa menunjukkan seluruh kekuatanmu. Kalau nggak, kamu akan kehilangan kesempatan untuk bertarung."Mendengar ini, Surya mengerutkan kening. Memang benar, kalau ada kekuatan penghancur, tidak ada orang yang bisa menahan energi pedang Desmon. Pada saat ini, mustahil bagi mereka untuk bertahan menahan serangan Desmon.Saat ini, satu-satunya cara adalah berhadapan langsung dengan Desmon. Mari kita lihat siapa yang memiliki energi pedang yang lebih kuat!Surya menjawab dengan tenang, "Kamu bukanlah lawanku. Aku menyarankan kamu untuk menyerah saja."Memang benar b
"Apa?"Desmon menatap Surya yang saat ini berada di Perlindungan Dewa Naga dengan kaget dan bingung."Nggak peduli seberapa kuat perisai pertahananmu, lebih baik mati saja!"Tiba-tiba, Desmon tampak menggila, dia mengangkat pedang katana di tangannya dan menyerang tiga kali berturut-turut. Tiga energi pedang merah besar menghantam Perlindungan Dewa Naga satu per satu.Tiga energi pedang itu diserap oleh Perlindungan Dewa Naga dengan cepat. Pada saat yang sama, aura hitam di atas energi pedang juga diserap oleh Perlindungan Dewa Naga. Di bawah serangan Desmon, Perlindungan Dewa Naga bukan hanya tidak hancur ....Perlindungan Dewa Naga malah menyerap energi spiritual pedang dan kekuatan penghancur, menerima vitamin. Aliran cahaya warna-warni itu menjadi semakin memesona.Cahaya terang itu tampak sangat menyilaukan di kegelapan. Hal ini juga membuat Desmon merasakan kepedihan di hatinya. Saat ini, Desmon menundukkan kepalanya dan berkata dengan dingin, "Nggak ada orang yang bisa menerima
Desmon menyeka darah dari sudut mulutnya, lalu berkata dengan sorot cahaya dingin di matanya, "Tapi, meskipun kamu nggak membunuhku, aku nggak akan memberitahumu tentang Grup Greenergy. Kalau kamu berharap menggunakan kebaikan untuk memengaruhiku, aku bisa memberitahumu secara langsung kalau itu nggak ada artinya."Surya mengambil napas dalam-dalam, menganggap gagasan Desmon konyol, kemudian dia menyahut, "Kebaikan bukanlah senjata. Kamu sudah melihat kekuatan yang aku tunjukkan barusan dengan jelas. Kamu bukan tandinganku. Aku juga percaya dengan kekuatanku, aku bisa menyelidiki apa yang terjadi pada Grup Greenergy."Desmon mengeluarkan pedang katananya seraya berkata, "Kamu terlalu naif. Kekuatan Grup Greenergy jauh melebihi imajinasimu. Tapi, karena kamu bersedia menyelidikinya, aku nggak merasa keberatan. Kita nggak berutang lagi satu sama lain. Sampai jumpa."Setelah berbicara, Desmon berbalik dan pergi. Surya melihat punggung Desmon dan tidak menghentikan pria itu karena dia tahu
"Edmilton nggak jauh dari Pasai, hanya sekitar satu jam perjalanan."Tina kembali berkata, "Lagi pula, setahuku, lelang ini adalah lelang barang kuno dari Negara Aerovia yang sudah hilang di luar negeri. Pak Surya, kamu orang Negara Aerovia, lelang ini mungkin sangat berarti bagimu."Mendengar ini, Surya merasa sangat gembira. Dia memang sedang mencari barang-barang kuno. Setelah mengetahui bahwa pelelangan tersebut ternyata menjual barang antik dari Negara Aerovia yang hilang di luar negeri, dia pun langsung menyahut dengan penuh keyakinan, "Hmm, ayo pergi bersama. Di pelelangan ini, selama itu barang kuno dari Negara Aerovia, aku akan membelinya ....""Aku akan mengirim orang untuk mengangkut barang kuno ini kembali ke Negara Aerovia, lalu memberikannya ke museum Negara Aerovia secara gratis."Usai makan siang, Surya dan Tina berangkat bersama. Sepanjang perjalanan, Surya berkendara selama lima puluh menit sebelum tiba di Kota Pasai.Setelah memarkir mobil di tempat parkir bawah tana
Lima menit berlalu dengan cepat. Pintu ruangan ditutup, layar besar di depan menyala dan pembawa acara naik ke panggung untuk berbicara."Sekarang, aku umumkan bahwa lelang pribadi ini telah resmi dimulai ....""Koleksi pertama Negara Aerovia adalah lukisan pemandangan karya pelukis tradisional Negara Aerovia. Nama lukisan ini adalah Pemukiman di Pegunungan ....""Harga awal dari lukisan ini adalah satu miliar. Baik, lelang dimulai dari sekarang!""Aku menawar 1,2 miliar!""Aku menawar 1,3 miliar!""1,4 miliar!"..."1,8 miliar!"Meskipun "Pemukiman di Pegunungan" merupakan lukisan terkenal, sebenarnya nilai pasarnya tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu, ketika ada seseorang yang menawar hingga 1,8 miliar, tidak akan ada yang menawar lagi.Harga tersebut sudah jauh melebihi harga dari lukisan "Pemukiman di Pegunungan" itu sendiri.Namun, karena lukisan "Pemukiman di Pegunungan" ini merupakan lukisan tradisional dari Negara Aerovia dan sempat terpaksa mengungsi di luar negeri karena su
Jika Surya bisa membeli barang-barang antik tersebut dan akhirnya membawanya kembali ke Negara Aerovia, Marla juga akan merasa senang karenanya.Namun, ada kesenjangan antara perasaan dan kenyataan. Meskipun Marla berdoa dalam hati agar Surya bisa melelang lebih banyak koleksi, dia juga merasa ragu apakah Surya mempunyai kekuatan untuk membayar uang sebanyak itu atau tidak.Lelang ini awalnya berfokus untuk menjual koleksi Negara Aerovia. Sebagian besar koleksinya merupakan barang-barang antik dari Negara Aerovia. Oleh karena itu, di antara sebelas barang antik, Surya menawar sepuluh barang. Hal ini jelas mengejutkan banyak orang yang hadir.Lagi pula, Pasai hanyalah sebuah kota kecil di Negara Kamber. Meski pemandangan di sini bagus, tidak ada banyak orang kaya yang tinggal di sini. Koleksi yang baru saja dibeli Surya totalnya sekitar 40 miliar. Tidak diragukan lagi ini merupakan jumlah uang yang sangat besar bagi kebanyakan orang.Namun, orang-orang ini tidak mengetahui identitas asl
"Kurasa, ini cuma batu biasa. Alasan kenapa batu ini berharga mungkin karena pernah digunakan oleh seorang selebriti terkenal. Tapi, meskipun cuma batu biasa, maknanya pasti sangat berharga.""Aku percaya pada Bu Marla. Bu Marla belum pernah menjual barang palsu sebelumnya. Karena batu ini adalah koleksi yang terakhir, hal ini membuktikan bahwa batu itu pasti sangat berharga."...Semua orang menebak-nebak. Pembawa acara tersenyum, menggelengkan kepalanya, lalu mengambil mikrofon dan berkata, "Maaf, hadirin semuanya, kalian semua sudah salah tebak. Sebenarnya, batu hitam ini bukan batu giok, juga bukan berasal dari tambang dan bukan barang yang pernah digunakan oleh selebriti ....""Batu ini sebenarnya adalah batu luar angkasa. Itu adalah batu meteorit.""Apa?""Itu batu meteorit?"...Semua orang menunjukkan keraguan. Ketika Surya mendengar pembawa acara mengatakan bahwa batu itu adalah batu meteorit, dia juga terkejut. Dia segera menggunakan kekuatan pikirannya untuk mendeteksi batu