Dalin melihat putrinya dan bertanya, "Ada apa?""Kakek sama sekali nggak minum obat biologisnya," jawab Indah dengan lemah.Dalin tiba-tiba berdiri, wajahnya tampak tegang. "Lalu bagaimana dengan laporan kesehatan Kakek?""Laporan kesehatannya sungguhan." Indah menundukkan kepalanya dan berkata, "Kakek bilang, yang mengobatinya adalah Surya. Setelah mempraktikkan teknik yang pemuda itu berikan, kondisi tubuhnya pun membaik."Perlahan Dalin kembali duduk, sulit baginya untuk memercayai hal ini.Namun, dia tahu Indah tidak akan berbohong padanya. Jika kesehatan Hendra membaik meskipun tidak meminum obat biologis itu, maka jawabannya hanya bisa dikaitkan dengan kemampuan dan kontribusi Surya.Melihat ayahnya yang tampak tak berdaya, Indah berbisik, "Kakek menyuruh kita untuk meminta maaf pada Surya. Kalau nggak, kita nggak boleh pulang."Dalin tetap terdiam dan ekspresinya terus berubah-ubah, menunjukkan konflik batin yang sedang dialaminya.Tepat pada saat itu, Adhi bergegas meng
"Pak Adhi Nugroho, kami dari Divisi Kejahatan Ekonomi. Perusahaanmu ketahuan mempunyai rekening palsu dan melakukan pengiriman uang yang mencurigakan. Tolong kembali dan bekerja sama dengan penyelidikan," ucap seorang petugas berseragam lainnya.Tubuh Adhi seketika lemas. Beberapa orang maju dan membantu membawanya pergi.Kemunculan dua kelompok petugas ini membuat semua orang makin terkejut.Bukankah ini terlalu kebetulan?Pandangan semua orang beralih pada Linda, wanita itu sedang minum dengan anggun di kursi utama.Namun, semua orang mengerti bahwa semua ini telah diatur oleh wanita itu. Jika tidak, bagaimana bisa petugas-petugas itu datang tepat pada waktunya?Surya tersenyum dan menghampiri Linda. "Sepertinya acara pernikahan sudah berakhir, jadi aku pergi dulu."Linda pun segera berdiri. Tujuannya telah tercapai, dia tidak punya alasan lagi untuk tinggal di sini.Akan tetapi, Maya tiba-tiba datang dan memeluk lengan Surya sambil menangis. "Surya, aku yang salah. Bisakah k
Di depan pintu, terlihat Maya yang memakai pakaian biasa. Dia berdiri dengan air mata yang menggenang di matanya. "Bu Linda, aku mohon izinkan aku bertemu dengan Surya."Linda segera menatap Surya di sofa. Surya menghela napasnya dan mengangguk.Maya buru-buru masuk dan berlutut di depan Surya sambil menangis. "Surya, aku tahu aku salah. Maukah kamu memaafkanku?""Di pernikahan tadi, aku rasa aku sudah berbicara dengan sangat jelas." Surya menyesap tehnya.Maya pun mendekat dan memeluk kaki Surya, dia menangis terisak-isak dan berkata, "Bisakah kamu memberiku kesempatan? Aku hanya sempat bingung. Mulai sekarang aku akan berubah, benar-benar berubah."Maya paham betul bahwa ketika Surya mengungkapkan identitas aslinya, Keluarga Lintang sebenarnya sudah tamat.Mereka telah menghina pemilik dari Konsorsium Pelita, sebuah perusahaan raksasa dengan pengaruh yang mengerikan.Di masa depan, tidak akan ada perusahaan yang mau bekerja sama dengan mereka. Jika Surya ingin membalas mereka,
Kali ini giliran Surya yang diam, setelah beberapa saat dia akhirnya berkata, "Kalau begitu, kamu sudah tahu apa yang terjadi?""Iya.""Aku harap kamu nggak menyalahkanku," ucap Surya dengan nada meminta maaf.Mona menjawab dengan suara lemah, "Aku nggak menyalahkanmu, ini semua salah mereka sendiri. Lagi pula, kakakku baru saja menyuruhku untuk mencarimu."Surya terdiam sejenak, dia lalu memahami situasinya. "Kalau begitu kemarilah, kebetulan ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.""Aku tahu mereka ingin memanfaatkanku, kamu juga seharusnya mengerti," ucap Maya.Surya menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti. Biar kukatakan padamu, kamu adalah kamu, Keluarga Lintang adalah Keluarga Lintang. Aku ingin memintamu untuk menjadi asistennya Linda, kamu akan dilatih dan mendapatkan pengalaman. Nggak ada hubungannya dengan Keluarga Lintang.""Tolong biarkan aku memikirkannya dulu. Sekarang, aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan." Kebingungan Mona dapat didengar dari telepon.
Begitu mendengar ini, Maya sangat marah hingga hampir pingsan.Setelah beberapa saat, dia hanya bisa berkata dengan tak berdaya, "Tolong jadwalkan pertemuan dengan penanggung jawab mereka, aku ingin berbicara dengan mereka secara langsung." Kemudian dia menutup telepon.Dia sangat paham bahwa dampak dari kejadian di pernikahan sudah mulai muncul. Dia tidak tahu masalah apa lagi yang menantinya, dia hanya bisa mencoba mengatasinya selangkah demi selangkah.Orang tua Maya juga terlihat khawatir, tetapi mereka masih menyalahkan Surya. Di hati mereka, mereka masih percaya bahwa yang mendorong keluarga mereka ke jalan buntu adalah Surya. Mereka sangat membenci pria itu hingga menggertakkan gigi mereka....Di sore hari.Linda berkendara pulang sendirian dan merasa puas di sepanjang perjalanan. Dia sedang memikirkan baju tidur apa yang harus dia pakai malam ini.Mungkin dia harus membeli beberapa baju tidur lagi, dia sudah memakai semua baju tidur yang bisa dia pakai.Haruskah dia me
"Mau apa?" Revan membanting alat makannya. Wajahnya tampak garang. "Kamu telah menghancurkan masa depanku, juga ingin aku pergi ke kantor pusat internasional untuk menerima hukuman. Lalu kamu bertanya aku mau apa?"Memikirkan hal ini, Revan jadi makin marah. Dia telah dipecat oleh Konsorsium Pelita. Kalau dia ingin terus bekerja di industri ini, kesempatannya sama saja dengan nol.Selain itu, dia tahu betapa kejamnya petugas keamanan internal Konsorsium Pelita.Mereka dikenal sebagai petugas keamanan internal, tetapi sesungguhnya mereka adalah sekelompok iblis pembunuh.Selain menjaga Pelita, mereka juga bertanggung jawab untuk menghukum karyawan yang melakukan pelanggaran berat. Kemudian yang lebih penting lagi, mereka memiliki keterampilan bela diri yang hebat. Mereka secara khusus ditugaskan untuk menangani orang-orang yang menolak membayar utangnya kepada Pelita atau mencoba kabur dari utang.Sebagai mantan karyawan Pelita yang memiliki jabatan tinggi, Revan tahu betul teror
Surya menjawab perlahan, "Ya, ada apa?"Linda berkata, "Bisakah kamu datang ke Pabrik Kimia Heston di pinggiran kota utara? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."Surya mengerutkan keningnya, dia segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi pada Linda. "Baik, aku akan segera ke sana. Tunggu aku datang untuk menanganinya."Setelah berbicara, Surya pun pergi menaiki mobilnya.Sementara itu di rumah nomor 1.Hendra telah meminta pelayannya untuk menyiapkan makanan mewah, dia berkata pada Dalin anaknya, "Undanglah Surya ke sini. Malam ini aku akan minum dengannya."Dalin mengangguk dan pergi ke rumah Surya.Di dalam pabrik kimia, Linda menarik napas dalam-dalam setelah menutup telepon.Tampaknya, Surya mengerti bahwa ada yang tidak beres. Sebelumnya Linda tidak pernah memanggil nama Surya secara langsung. Respon Surya dengan jelas menunjukkan bahwa dia akan datang untuk menanganinya.Hanya saja, Linda berharap Surya mengerti betapa seriusnya masalah ini dan akan datang dengan per
Revan tercengang. Dia lalu mengerti apa yang dimaksud oleh Surya dan tertawa terbahak-bahak.Setelah beberapa saat, Revan tiba-tiba berkata dengan mengancam, "Bocah, apa kamu tahu siapa yang duduk di sini? Dia adalah Leo Rustan, ketua dari Geng Harimau Hitam, jagoan Juwana dan sebuah sosok terkemuka. Menurutku, kamu benar-benar belum paham dengan situasinya.""Geng Harimau Hitam? Leo Rustan?" Surya dengan datar berkata, "Aku nggak pernah dengar."Seketika perkataannya membuat Revan marah. Amarahnya hampir meledak ketika suara Leo menyelanya."Dasar bocah sombong, ternyata kamu nggak tahu siapa aku. Tampaknya aku harus membuatmu paham."Melihat situasi ini, Linda pun buru-buru berkata, "Kak, tolong jangan sakiti kami. Kalian menginginkan uang dan kami bisa memberi kalian banyak uang, semuanya bisa kita bicarakan.""Semua hal yang kulakukan, apakah aku harus membicarakannya dengan kalian?" Leo berkata, "Apakah kalian merasa Konsorsium Pelita kalian hebat? Ini Juwana, tempat ini ada
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di