Surya menjawab perlahan, "Ya, ada apa?"Linda berkata, "Bisakah kamu datang ke Pabrik Kimia Heston di pinggiran kota utara? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."Surya mengerutkan keningnya, dia segera menyadari bahwa sesuatu telah terjadi pada Linda. "Baik, aku akan segera ke sana. Tunggu aku datang untuk menanganinya."Setelah berbicara, Surya pun pergi menaiki mobilnya.Sementara itu di rumah nomor 1.Hendra telah meminta pelayannya untuk menyiapkan makanan mewah, dia berkata pada Dalin anaknya, "Undanglah Surya ke sini. Malam ini aku akan minum dengannya."Dalin mengangguk dan pergi ke rumah Surya.Di dalam pabrik kimia, Linda menarik napas dalam-dalam setelah menutup telepon.Tampaknya, Surya mengerti bahwa ada yang tidak beres. Sebelumnya Linda tidak pernah memanggil nama Surya secara langsung. Respon Surya dengan jelas menunjukkan bahwa dia akan datang untuk menanganinya.Hanya saja, Linda berharap Surya mengerti betapa seriusnya masalah ini dan akan datang dengan per
Revan tercengang. Dia lalu mengerti apa yang dimaksud oleh Surya dan tertawa terbahak-bahak.Setelah beberapa saat, Revan tiba-tiba berkata dengan mengancam, "Bocah, apa kamu tahu siapa yang duduk di sini? Dia adalah Leo Rustan, ketua dari Geng Harimau Hitam, jagoan Juwana dan sebuah sosok terkemuka. Menurutku, kamu benar-benar belum paham dengan situasinya.""Geng Harimau Hitam? Leo Rustan?" Surya dengan datar berkata, "Aku nggak pernah dengar."Seketika perkataannya membuat Revan marah. Amarahnya hampir meledak ketika suara Leo menyelanya."Dasar bocah sombong, ternyata kamu nggak tahu siapa aku. Tampaknya aku harus membuatmu paham."Melihat situasi ini, Linda pun buru-buru berkata, "Kak, tolong jangan sakiti kami. Kalian menginginkan uang dan kami bisa memberi kalian banyak uang, semuanya bisa kita bicarakan.""Semua hal yang kulakukan, apakah aku harus membicarakannya dengan kalian?" Leo berkata, "Apakah kalian merasa Konsorsium Pelita kalian hebat? Ini Juwana, tempat ini ada
Surya tersenyum. "Kalau begitu 10 menit. Kalau dia nggak datang, aku akan menangani kalian seorang diri."Leo kembali menikmati makanannya, dia tampak sama sekali tidak terganggu dengan hal ini.Sebagai geng terbesar di Kota Juwana dan penguasa dunia bawah, Leo telah beroperasi di Juwana selama hampir 20 tahun. Dia sangat percaya diri.Selain itu, dia tidak sendiri. Dulu, seorang pejabat tinggi di Juwana pernah menantangnya. Anak-anak buahnya pun diam-diam menangani masalah tersebut untuknya. Dia tidak perlu takut pada siapa pun.Kali ini, dia akan membuat Konsorsium Pelita menyaksikan kekuatannya, sehingga mereka tidak akan berbuat macam-macam padanya di masa depan.Sepuluh menit dengan cepat berlalu, Dalin yang berpakaian kasual pun memasuki tempat itu seorang diri.Begitu melihat Surya, Dalin buru-buru bertanya, "Pak Surya, apa kamu baik-baik saja?"Surya melirik jam dan tersenyum. "Kamu cukup tepat waktu."Dalin mengangguk hormat, dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah L
Surya mendengus dan menendang Revan tepat di dadanya.Revan muntah darah dan terlempar sebelum akhirnya jatuh dengan keras. Pria itu pun kehilangan kesadarannya.Kemudian, Surya berjalan menghampiri Leo dan berkata, "Kalian bekerja sama untuk menculik Linda dan ingin memberiku pelajaran?""Itu semua ide Revan, aku hanya melakukannya demi uang. Nggak ada dendam pribadi di antara kita." Leo juga tidak lagi sombong, dia berbicara dengan nada yang amat lembut.Surya mencengkeram kerah baju Leo dan menempelkan wajahnya. "Aku nggak peduli kamu siapa, orang-orang di sekitarku nggak boleh disentuh. Kalau nggak, akan ada konsekuensinya."Sebelum Leo dapat merespons, Surya meninju perutnya dan melepaskannya di saat yang bersamaan.Leo berteriak kesakitan, meringkuk di tanah seperti udang. Darah keluar dari mulutnya bersama dengan potongan organ tubuhnya.Semua orang yang menyaksikan ini tahu bahwa Leo tidak akan bertahan hidup.Dalin yang menyaksikan aksi sadis ini hanya terdiam dan sama
Surya menatap Jose dari atas ke bawah. Sore tadi, dia telah mendengar nama keluarga ini dari mulut Leo."Boleh aku masuk untuk berdiskusi?" Jose bertanya dengan sopan.Surya tersenyum, lalu menoleh untuk melihat Linda yang sudah duduk tegak dan menutupi kakinya dengan selimut.Dia pun berbalik dan berkata, "Silakan masuk."Jose berjalan masuk ke ruang tengah, lalu duduk di ujung sebuah sofa. Surya duduk di samping Linda dan menyalakan rokoknya, bertanya, "Apa yang membawamu ke sini?"Jose menatap Surya dan berkata dengan perlahan, "Leo Rustan sudah mati.""Oh, dia pantas mendapatkannya." Surya tampak tidak terkejut.Jose mengerutkan keningnya dan berkata, "Sejak zaman dahulu, Keluarga Hatani telah mencari nafkah dengan menyediakan layanan keamanan. Ketika Negara Aerovia berdiri, kami pun beralih ke bisnis. Tapi, kami nggak pernah meninggalkan latihan bela diri kami. Selama berabad-abad, kami masih melestarikannya.""Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Surya.Jose tidak menjaw
"Menemanimu?""Ya, aku agak takut."Surya diam-diam menghela napas. Wanita ini benar-benar menakutkan.Apakah wanita ini berpura-pura? Tampaknya tidak. Apakah dia sungguh ketakutan? Kemarin malam, di hadapan begitu banyak penjahat, dia tampak sangat tenang.Namun saat melihat wajah Linda yang sedih, Surya pun terpaksa menyetujuinya.Seketika Linda tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku akan menjemputmu malam ini. Terima kasih sudah mau menjadi sopir dan pengawalku, sampai jumpa!"Tanpa menunggu jawaban Surya, Linda pun pergi.Surya menggelengkan kepalanya, lalu segera pergi ke taman untuk berlatih....Hari dengan cepat berlalu. Ketika Linda kembali, Surya sudah menunggu di ruang tengah."Tunggu aku, Bos." Linda bergegas naik ke lantai atas. Tak lama kemudian, dia turun mengenakan gaun malam berwarna hitam.Leher bajunya berbentuk V dan menampilkan sedikit kulitnya yang indah, dilengkapi dengan untaian mutiara di depan dadanya. Roknya yang panjang menutupi kakinya. Linda memanc
Surya mengerutkan keningnya. Dia berpakaian kasual dan memang kurang cocok untuk berada di sini, tetapi pria ini berbicara terlalu kasar.Surya melirik Linda dan bermaksud untuk meminta wanita itu menjelaskan. Namun, saat ini Linda sedang berada di lantai atas bersama seorang pria dan wanita, mereka jelas sedang membicarakan bisnis.Surya pun berkata pada pria kasar tadi, "Aku sopirnya Bu Linda.""Aku nggak peduli kamu sopirnya siapa, pakaian nggak sopan seperti ini nggak diizinkan di sini. Cepat pergi!" ucap pria itu dengan kasar.Wajah Surya menjadi masam. "Memangnya kamu siapa?""Aku?" Pria itu berkata dengan sombong, "Ingat ini, namaku Winsen Herlambang. Aku pemilik tempat ini. Tempat ini hanya boleh dimasuki orang-orang kelas atas, sopir harus pergi ke tempat sopir berada."Tepat pada saat itu, seorang pria berbadan tegap yang memakai jas, berusia sekitar 30 tahun, berjalan masuk ke ruangan.Di belakangnya, terdapat dua wanita cantik. Mereka mengenakan gaun ketat dan sarung
"Hebat! Hebat Sekali! Ternyata ada harta semacam ini. Ini sungguh membuka wawasan."Untuk beberapa saat, aula pesta dipenuhi dengan suara pujian.Benda ini juga berhasil menangkap perhatian Surya. Dia mengesampingkan makanannya, lalu dengan kekuatan pikirannya yang kuat itu, dia mulai menyelidiki benda tersebut.Saat ini, Hilmi dan beberapa orang lainnya sedang mengamati pembakar dupa itu, merasakan aura misterius yang samar-samar dipancarkannya. Ekspresi mereka semua tampak amat serius.Setelah waktu yang cukup lama, Hilmi berkata, "Master Rio, bagaimana rencanamu untuk menjual barang ini?""Dengan lelang." Master Rio tersenyum dan berkata, "Aku dengar klub ini adalah tempat lelang yang sangat bagus di Juwana."Tiba-tiba Winsen menimpali dengan berkata, "Itu benar. Kalau Master Rio berencana untuk melelangnya, percayakan saja padaku.""Berapa harga awalnya?" tanya Hilmi.Master Rio berpikir sejenak, baru berkata, "Sejujurnya, benda ini nggak lagi berguna untukku. Tapi bagi ora
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di