Surya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.Billy, Damon dan yang lainnya memang sudah bersikap tidak sopan pada dirinya. Hal ini adalah masalah umum di kalangan orang kaya. Mereka memandang rendah semua orang ke mana pun mereka pergi.Namun, Surya tidak memiliki kebencian dengan mereka. Dia tidak akan membuat masalah dengan Billy dan yang lainnya hanya karena masalah ini.Surya meletakkan kopinya, bangkit, lalu membantu Dominic berdiri dan berkata, "Kita semua adalah rekan satu negara. Meski ada sedikit konflik, aku juga nggak akan menyimpan dendam. Jadi, nggak usah terlalu khawatir."Surya tahu kalau dia tidak mengatakan ini, orang-orang ini mungkin tidak akan merasa tenang selama sisa hidup mereka.Benar saja, setelah mendengar kata-kata ini, Dominic dan yang lainnya jelas menghela napas lega.Dominic berkata dengan ekspresi bersalah di wajahnya, "Kami sangat bodoh, sungguh memalukan. Terima kasih atas kebesaran hatimu. Kalau kelak kamu membutuhkan bantuan, Keluarga Siswoyo p
Kerah yang rendah menunjukkan dada Delvi yang penuh dan hampir terlihat.Belahan pada bagian bawah gaun malam itu terpampang hingga mencapai paha. Paha yang panjang dan putih bersih itu bahkan lebih putih dari untaian mutiara yang ada di lehernya.Malam ini, Delvi seperti peri laut berwarna biru, tampak menawan dan anggun.Saat melihat Surya masuk, Delvi buru-buru menghampiri untuk menyambutnya.Surya melambaikan tangan untuk menghentikan Delvi, lalu berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu terlalu sungkan."Delvi menggigit bibirnya dengan ringan, lalu kembali duduk perlahan.Surya duduk di hadapan Delvi. Dia melihat bahwa meja makan sudah dipenuhi dengan berbagai makanan lezat. Semuanya merupakan hidangan yang dibuat dengan bahan terbaik.Tidak ada satu hidangan pun di meja ini yang tidak mahal.Surya tersenyum sambil bertanya, "Bukankah ini terlalu mewah?""Dengan bantuanmu pada kami, ini nggak ada artinya," balas Delvi.Surya terkekeh, lalu bertanya, "Hanya kamu yang datang? Mana yang
Saat ini, Surya merasa sangat tidak nyaman. Jujur saja, godaan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa ditolak oleh pria.Namun, Delvi jelas-jelas sedang mabuk. Jika Surya benar-benar melakukan ini, dia akan dicurigai memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.Selain itu, ayah dan kakak Delvi juga ada di sini. Jika Surya melakukan ini, bagaimana dia akan menghadapi mereka? Bagaimanapun juga, dia adalah orang yang bermartabat, jadi dia tetap harus mempertimbangkan citranya.Tanpa pilihan lain, Surya hanya bisa melancarkan serangan pikiran yang langsung membuat Delvi pingsan.Delvi langsung jatuh terkulai lemas di atas sofa dengan tubuh terentang.Surya membantu Delvi memakai pakaiannya kembali, lalu dengan cepat meninggalkan hotel seperti sedang kabur.Namun, begitu Surya pergi, Delvi terbangun dengan ekspresi kecewa di wajahnya.Tatapannya sangat jernih, tidak ada tanda-tanda bahwa dia sedang mabuk.Beberapa saat kemudian, Delvi mengambil telepon untuk menekan sebuah nomor. Setelah pangg
"Kesempatan seperti ini nggak bisa didapatkan oleh siapa pun. Kata orang, rezeki datang dari musibah, musibah datang dari rezeki. Mungkin musibah kalian kali ini adalah titik balik dari kebangkitan kedua keluarga kita. Delvi, bagaimana menurutmu?" tanya Dominic sambil menatap putrinya dengan serius.Delvi terdiam untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya menggigit bibirnya sambil mengangguk lembut.Jelas terlihat bahwa dia tidak merasa terpaksa, tapi melakukan ini atas keinginannya sendiri. Karena saat dia mengangguk, ujung bibirnya menunjukkan sedikit senyuman.Dominic yang melihat ini mengangguk dengan lega.Damon tidak mengatakan apa-apa. Sementara itu, Radeva melirik putranya sekilas. Harapan terakhir Billy sudah hancur. Dia meneguk minuman keras dengan ekspresi pahit di wajahnya.Malam itu, Billy mabuk berat hingga dia muntah di mana-mana. Radeva menjaga putranya sambil terus menghela napas. Namun, dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.Mereka berdua adalah orang-orang dengan kekaya
Malam itu, semua kultivator tingkat suci di Adaria menerima perintah dari Yodian.Mereka bergegas pergi ke Marburi secepat mungkin tanpa ragu.Lima puluh tiga kultivator tingkat suci, tujuh kultivator tingkat suci super dan ratusan kultivator Alam Spiritual yang datang untuk menyaksikan pertarungan berbondong-bondong datang ke Marburi.Pertempuran itu adalah pertempuran abad ini. Tidak ada satu kultivator pun yang mau melewatkannya. Kalau tidak, mereka akan menyesal seumur hidup....Keesokan sorenya.Surya berada di menara pengawas kastil, mengamati laut yang bergelombang.Tiba-tiba, dia melihat Hans dan Charlie berjalan menghampirinya dengan tergesa-gesa."Apa paspornya sudah siap?" tanya Surya tanpa menoleh ke belakang.Hans yang tampak berkeringat, menjawab dengan gugup, "Sudah siap."Surya mengerutkan kening, berbalik menatap mereka berdua, lalu bertanya perlahan, "Kenapa? Apa ada masalah?"Hans melirik ayahnya, lalu Charlie berkata, "Pak, orang terkuat di Adaria, Yodian, sudah me
Hans menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut.Charlie berbalik, turun ke lobi di lantai pertama, duduk di meja, lalu menunggu dalam diam.Hans tidak punya pilihan selain mengikuti Charlie, melayani dengan hati-hati di sisi ayahnya.Malam pun tiba dengan cepat. Kegelapan menyelimuti bumi.Para kultivator dari berbagai tempat di Marburi mulai bergerak menuju kastil Hans.Lima puluh tiga kultivator tingkat suci dan tujuh kultivator tingkat suci super dengan cepat tiba di depan kastil. Kemudian, mereka berhenti untuk menunggu.Mereka sedang menunggu kedatangan raja mereka.Sementara itu, ada lebih banyak kultivator Alam Spiritual yang mengikuti di belakang, menunggu dimulainya pertempuran abad ini.Pada pukul 8 malam.Yodian akhirnya muncul dengan dikelilingi oleh puluhan bawahannya, lalu berdiri di depan kastil.Semua kultivator tingkat suci memberi salam hormat padanya.Yodian melambaikan tangannya, lalu memandang ke arah kastil.Pada saat ini, Charlie dan Hans pun berjalan keluar.Char
Surya muncul di permukaan laut yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari pantai sebelum kemudian menghilang.Di ruang penyimpanan, Surya melihat ke arah Pedang Pengusir Kegelapan, trisula perunggu dan Pedang Pengadilan yang tergantung di udara.Dua di antara mereka adalah senjata milik Surya sendiri, sementara Pedang Pengadilan adalah artefak milik Organisasi Cahaya Dewa.Kesadaran kedua Surya akhir-akhir ini menganalisis kekuatan aturan yang terkandung di dalam Pedang Pengadilan dan komposisi Pedang Pengadilan itu sendiri.Setelah beberapa saat, Surya membuka kesadaran keduanya. Informasi yang tidak terhitung jumlahnya mengalir dalam otaknya, membuat Surya merasa pusing untuk beberapa saat.Setelah sekian lama, Surya akhirnya menghela napas panjang sambil berpikir.Kemudian, Surya mengambil inti siluman laut.Inti siluman laut juga merupakan persembahan kelas atas. Energi yang terkandung di dalamnya sangat kuat.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Surya langsung melemparkan inti sil
Radeva melangkah maju. Dia menepuk bahu putranya dengan lembut, lalu berkata, "Kembalilah ke Aerovia. Mulailah menahan diri sedikit di masa mendatang. Dunia ini nggak bisa dikuasai hanya dengan kekayaan belaka. Aku juga nggak bisa melindungimu selamanya."Dominic keluar bersama Damon, Radeva juga bergegas mengikuti mereka.Hanya Billy yang tersisa di ruangan tersebut.Dia tampak bingung dan marah.Api tak dikenal berkobar dalam hatinya.Amarah Billy meledak. Dalam sekejap, dia menghancurkan ruangan itu menjadi berkeping-keping....Di sepanjang dermaga, banyak sekali kultivator Alam Spiritual yang menyaksikan pertempuran tersebut. Mereka semua menjulurkan leher untuk melihat permukaan laut yang gelap gulita.Dominic dan yang lainnya sampai di dermaga. Mereka berdiri diam di sudut.Pada saat ini, sosok Surya kembali muncul di permukaan laut. Dia berdiri dengan tangan di belakang punggung dan menghadap ke laut dalam.Tak lama kemudian, lima puluh tiga kultivator tingkat suci dan tujuh ku
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di