Pasangan tua itu menatap Surya dengan tatapan kosong.Surya berkata, "Jangan khawatir, teman-temanku adalah pejabat dan pebisnis. Mereka semua adalah orang-orang penting. Aku pasti bisa memberinya pelajaran."Sebagian dari diri Surya memang merasa marah. Siapa sangka ada menantu perempuan yang begitu tidak masuk akal? Dia bahkan memukuli ayah dan ibu mertuanya sendiri.Selain itu, Surya juga ingin memberi pelajaran pada menantu perempuan dan anak laki-laki mereka agar pasangan tua ini berhenti mencoba bunuh diri. Bagaimanapun, ini adalah dua nyawa manusia.Ketika pasangan tua itu mendengar ini, mereka tampak sangat gembira. Mereka segera berdiri, mengeluh pada Surya tentang kekerasan dan ketidakadilan yang dilakukan menantu perempuan mereka.Sambil mendengarkan, Surya memanggil taksi, lalu masuk ke mobil bersama mereka berdua.Sepanjang perjalanan, pasangan tua itu terus menangis tersedu-sedu. Mereka terus mengeluh tentang sikap dominan menantu perempuan mereka, juga sifat lemah putra
Pria itu melirik Surya, lalu menjawab dengan suara kecil seperti nyamuk, "Hedi Pratama."Nama ini benar-benar sederhana.Surya langsung tersenyum sambil berkata, "Kebetulan sekali, nama belakangku juga Pratama. Bisakah kita mengobrol?"Sebelum Hedi bisa membalas, Stella berteriak, "Apa lagi yang perlu dibicarakan? Ini bukan urusanmu, pergi bekerja saja sana."Pria itu menundukkan kepalanya, berdiri dalam diam, sebelum berbalik masuk ke dalam tanpa tahu harus melakukan apa.Melihat banyak orang yang menyaksikan di depan pintu, Surya sungguh berharap dia bisa menghilang dari sana.Karena tidak ada pilihan lain, Surya buru-buru menutup pintu. Dia menghampiri Stella, lalu berkata dengan serius, "Kak Stella, mereka bilang kamu memukuli mereka. Mereka hampir saja mau melompat ke dalam sungai. Untungnya aku menyelamatkan mereka. Aku ingin kalian bicara. Apa pun masalahnya, kita bisa bicarakan dan selesaikan dengan baik. Selanjutnya, kalian bisa hidup dengan damai di masa depan.""Melompat ke
Surya menganga karena terkejut. Dia tak percaya jika kejadian semacam ini bisa terjadi. Ayah dan ibu mertua mengajak keluarga mereka untuk memukuli menantu perempuan dan akhirnya memaksanya hingga bunuh diri sendiri ke sungai.Untuk sementara waktu, Surya tidak mampu memahami logika semacam itu dan menjadi bingung."Jadi begini, Stella dan Hedi sudah punya anak. Tapi, mereka masih suka mengatur Stella. Mereka bahkan mengutuk cucunya sendiri karena nggak bisa tumbuh. Mana ada Kakek dan Nenek seperti itu?""Stella membantah beberapa kalimat, mereka berdua malah memukulnya. Siapa sangka mereka berdua nggak mampu menghadapi Stella. Itu sebabnya mereka memanggil keluarga mereka untuk bersama-sama memukuli Stella. Benar-benar keterlaluan.""Hehe, tapi mereka nggak menyangka kalau Stella bukanlah menantu yang gampang ditindas.""Benar. Mereka sekeluarga memukul Stella. Stella tentu saja bukan lawan mereka. Akhirnya, Stella mengambil ember berisi air kotor dan menyiram mereka dengan itu. Dia j
Surya tercengang mendengar kata-kata tersebut.Setelah terdiam sesaat, Surya akhirnya yakin jika pasangan tua itu sama sekali bukan orang yang baik.Surya melirik mereka berdua dan berkata dengan nada dingin, "Harusnya aku nggak menyelamatkan kalian tadi.""A ... apa maksudmu?" tanya mereka berdua dengan bingung.Surya menggelengkan kepalanya, lalu berkata kepada Stella, "Kamu dan Hedi harus pindah. Kalian nggak cocok untuk tinggal bersama.""Pindah?" Stella tersenyum pahit sambil berkata. "Hedi nggak bisa melakukan apa-apa. Dia nggak bisa menghasilkan banyak uang. Biaya sekolah anak-anak semuanya bergantung kepadaku, yang membuat kerajinan tangan untuk menghasilkan uang. Menurutmu, apa kami mampu pindah?"Surya menghela napas, lalu berkata, "Begini saja. Aku akan memberikan nomor telepon seseorang kepadamu. Dia temanku, seorang direktur perusahaan. Hubungi saja dia, dia akan memberimu pekerjaan tetap dan juga tempat tinggal. Mengenai anak-anak, toh Hedi juga nggak ada kerjaan. Biar di
"Kamu merindukannya?" goda Linda.Surya tersenyum canggung."Dia dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan studinya," kata Linda."Hah?" Surya tampak terkejut."Saat ini, kita membutuhkan talenta manajemen kelas atas. Kita harus belajar dari pengalaman negara lain yang sudah maju. Rania sendiri yang ingin pergi, bukan aku yang menyuruhnya. Jangan salahkan aku," kata Linda."Tentu saja nggak. Mana mungkin aku menyalahkanmu." Surya tertawa kecil. Namun, dia masih merasa agak kesal di dalam hati.Pergi ke luar negeri bukan masalah yang sepele. Namun, Rania bahkan tidak memberi tahu Surya. Benar-benar keterlaluan.Tiba-tiba saja, Raka berkata, "Kak, Kakak sudah pergi selama beberapa bulan dan akhirnya kembali. Kenapa Kakak nggak mentraktir kami untuk minum?""Ayo minum. Kita harus minum-minum."Surya merasa begitu bersemangat. Dia langsung menyuruh Linda memesan ruang VIP di restoran. Orang-orang itu berbondong-bondong pergi ke restoran dengan penuh semangat.Mereka minum-minum hingga larut
Akan tetapi, seketika itu juga, Surya langsung menjadi tercengang.Pada saat itulah, Linda menutup mulutnya dan berkata sambil tertawa, "Sudah kubilang nggak boleh, 'kan? Tapi kamu tetap memaksa."Surya terlihat malu dan hanya bisa terdiam. Dia mengambil tehnya, lalu meminumnya.Linda tertawa kecil. Dia berdiri, mencari selimut, lalu melilitkan tubuhnya. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Mari kita tunggu sampai aku selesai. Nggak perlu terburu-buru dalam beberapa hari ini.""Oke." Tidak ada cara lain. Memang hanya cara ini yang bisa dilakukan.Surya menghela napas, menyesap tehnya, lalu berkata, "Ayo kita membicarakan bisnis.""Oke," kata Linda."Berapa banyak uang yang dimiliki Konsorsium Pelita sekarang?""Yang kamu maksud aset atau arus kas?""Arus kas yang aktif."Linda tampak agak tidak senang."Kenapa?" tanya Surya.Linda menatap Surya dan perlahan berkata, "Beberapa waktu lalu, kita berinvestasi secara berturut-turut di Grup Sukajaya, mengembangkan lingkaran bisnis Konsor
Pada saat ini, Linda berkata dengan cemas, "Begitu dia meninggalkan negara ini, akan sangat sulit bagi kita untuk mendapatkan kembali uangnya. Apalagi setelah dia menyeberangi perbatasan menuju negara-negara sekutu. Pada dasarnya sudah nggak ada lagi harapan."Surya mengangguk. Negara-negara sekutu dan Aerovia merupakan musuh bebuyutan. Sama sekali tidak mungkin bagi mereka untuk meminta ekstradisi.Negara Adaria sendiri merupakan antek dari negara-negara sekutu dan tidak akur dengan Aerovia. Jika mereka ingin menggunakan jalur resmi untuk mendapatkan kembali uang ini, kemungkinannya juga sangat kecil.Setelah dipikir-pikir, jika Julius merupakan penipu profesional kelas atas yang sengaja menjebak, Linda sendiri juga tidak bisa disalahkan. Setiap orang terkadang bisa melakukan kesalahan.Sebelumnya Surya juga pernah tertipu."Nggak apa-apa," hibur Surya. "Aku akan menyelesaikan masalah ini."Linda menatap Surya dengan ekspresi meminta maaf dan berkata, "Ini semua salahku. Aku sudah mem
"Oke. Terima kasih, Nadya.""Sama-sama. Itu sudah jadi tugasku.""Sampai jumpa.""Sampai jumpa."Surya menutup telepon, lalu menyeka keringat di dahinya.Harus diakui bahwa suara Nadya memang sangat menggoda. Jika Surya pergi ke Kota Senara, dia benar-benar ingin bertemu dengan Nadya dan melihat seperti apa Nadya itu.Kemudian, Surya mulai membaca informasi di ponselnya.Menurut hasil informasi yang sudah dianalisis, Julius sudah sampai di Negara Adaria, tepatnya di Kota Marburi. Akan tetapi, lokasi lebih spesifiknya tidak diketahui.Surya mendengus dingin.Selama mengetahui di mana lokasi Julius, Surya tidak mungkin tidak bisa menemukannya.Seseorang dengan uang sebanyak itu, tidak mungkin bersikap rendah hati. Bagaimanapun, tujuan orang mencari uang adalah untuk dibelanjakan dan dinikmati.Setelah itu, Surya pun menelepon Linda untuk menjelaskan situasinya. Kemudian, Surya memesan tiket pesawat untuk dirinya. Lantaran penerbangan internasional, hanya ada penerbangan yang akan berangk
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di