Energi pedang yang menakutkan menebas ke arah Stav.Perisai cahaya kuning segera muncul di tubuh Stav.Namun, energi pedang ini melewati Stav, melintasi jendela di belakangnya.Serangan energi pedang berbentuk bulan sabit tiba-tiba melonjak di tengah dentuman, lebarnya menjadi lebih dari sepuluh meter.Suara ledakan terdengar.Enam penembak jitu yang ada di lantai seberang semuanya dipotong menjadi dua oleh tebasan pedang ini. Energi pedang yang tersisa menerpa jauh.Pada saat berikutnya, Surya memegang Pedang Pengusir Kegelapan, maju selangkah, lalu menikam Stav dengan pedangnya.Suara ledakan meletup di udara, hampir merusak gendang telinga Carmen.Namun, Pedang Pengusir Kegelapan yang terbakar dengan api energi spiritual kesulitan untuk menembus lapisan cahaya kuning yang menyelimuti tubuh Stav.Pedang Pengusir Kegelapan menempel pada perisai cahaya, membuat aliran energi spiritual yang bergejolak mulai berdentum.Stav tersenyum sambil bertanya, "Kamu pikir bisa membunuhku dengan ke
Saat ini, Stav sudah kehilangan kepercayaan pada senjatanya sendiri.Karena kekuatan senjatanya tidak cukup untuk menghadapi seorang kultivator tingkat suci.Namun, Stav jelas memiliki kualitas psikologis yang kuat.Setelah beberapa saat merasa terkejut dan panik, Stav perlahan berkata, "Pak Surya, jangan membunuhku. Bukankah kamu ingin bicara?""Benar."Surya menjawab dengan tenang."Katakan pada ayahmu kalau aku bisa membantunya mengalahkan tiga kekuatan lainnya dan membiarkan kalian menyatukan Baruma utara. Tapi syaratnya kalian menjadi federasi pemerintah Baruma, menerima pengelolaan pemerintah Baruma dan membebaskan semua orang Aerovia yang ada di sini. Sebagai kompensasinya, aku bisa memperjuangkan otonomi kalian."Stav terdiam, berpikir dengan sungguh-sungguh.Surya melanjutkan ucapannya, "Ingat, ini bukan diskusi, melainkan perintah. Kalau kamu nggak menerimanya, aku akan langsung memusnahkan keempat kekuatan kalian. Sekarang bawa orang-orangmu dan keluar dari gedung ini. Aku a
"Hahahaha!" Devon tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Kalau begitu, ayo pergi dan lihat apa yang bisa dilakukan oleh pemuda ini."Hindarto tersenyum, kemudian menimpali, "Kita semua punya kultivator tingkat suci di keempat wilayah, puluhan ribu pasukan dan berbagai senjata berat, tapi tetap nggak ada satu pun dari kita yang berani mengambil tindakan satu sama lain. Kalau seorang kultivator tingkat suci yang masih muda berani mengatakan hal seperti itu, aku benar-benar ingin bertemu dengannya.""Sampaikan kalau ada darurat militer di Kota Lowen dan gedung Grup Liora akan dikepung."Devon memberi perintah, kemudian ajudannya segera pergi menyampaikan perintahnya.Kali ini, lengan Stav yang patah sudah dijahit dan dibalut. Dia berdiri sambil berkata, "Aku akan pergi juga."Sorot mata Devon menunjukkan kekaguman. Kemudian, mereka bertiga berjalan keluar bersama.Saat hari sudah larut.Di Kota Lowen, pintu-pintu tertutup rapat dan tidak ada satu pun ada pejalan kaki di jalanan.Namun, pa
Namun, saat ini, Hindarto berkata sambil tersenyum, "Pak Devon, nggak perlu mengerahkan begitu banyak senjata. Gedung Grup Liora juga menghabiskan banyak uang. Terlalu boros kalau sampai dihancurkan."Devon menatap Hindarto sambil tersenyum dan menyahut, "Sepertinya kamu benar-benar ingin meregangkan ototmu?""Pak Devon dan Nona Stav, tolong mundur sebentar. Aku sudah nggak aktif selama lebih dari satu dekade. Aku merasa seluruh tubuhku sudah berkarat," jawab Hindarto sambil tersenyum.Devon mengangguk, melihat sekilas, kemudian pergi bersama Stav ke sebuah gedung yang jaraknya sekitar seratus meter dari gedung Grup Liora. Mereka berdiri di atas gedung sambil melihat ke bawah.Surya menatap Hindarto dengan sedikit mengernyit.Hindarto juga melihat ke arah Surya, lalu berkata sambil tersenyum, "Jarang sekali bisa bertemu dengan tingkat suci yang masih sangat muda sepertimu.""Jarang bukan berarti nggak ada," jawab Surya dengan tenang.Hindarto mengangguk, lalu berkata, "Dunia ini nggak
Ekspresi Hindarto sontak berubah drastis. Bagaimana mungkin?Namun, kali ini, sesuatu yang lebih mengerikan terjadi.Surya menarik gugusan awan petir itu, kemudian menggosoknya di tangannya ....Dalam sekejap, gugusan awan petir itu ditekan menjadi bola petir selebar satu meter.Awan petir Hindarto awalnya terkondensasi dari petir dan kilat, kekuatannya amat sangat menakutkan.Namun, di tangan Surya, setelah ditekan kembali, menimbulkan suara gemuruh yang menggelegar, seolah-olah akan terjadi bencana alam.Hindarto menunjukkan ekspresi lebih terkejut.Hal ini adalah inti dari petir yang terkondensasi di medannya sendiri.Jika orang lain menyentuhnya sedikit saja, pasti akan langsung hancur. Namun, Surya justru meraih inti petirnya seperti mainan.Pada saat ini, aura spiritual di tubuh Hindarto berada dalam kekacauan, sementara awan petir itu benar-benar kehilangan kontak dengannya. Baju besi petir di tubuhnya juga tiba-tiba padam dan semua momentum serta tekanan spiritual hilang seketi
Hal ini sangat mustahil bisa dilakukan oleh manusia.Devon merasa sangat tidak percaya.Setelah sekian lama, Devon akhirnya tersadar.Kekuatan Surya tidak bisa ditandingi dengan sedikit kekuatan yang dimilikinya.Sosok Surya seperti keberadaan dewa yang ada di bumi. Selain orang itu sendiri, tidak mungkin ada orang lain yang bisa menjadi lawannya.Devon menarik napas dalam-dalam, menatap putrinya yang berlutut di tanah dan berkata perlahan, "Menyerah saja, kita sudah nggak punya pilihan lain."Stav ketakutan, dia berdiri dengan gemetar dan mengikuti ayahnya turun dari gedung.Setelah beberapa saat, keduanya mendatangi Surya.Devon membawa Stav, lalu membungkuk dalam-dalam sambil berkata, "Master Surya, aku nggak tahu kalau Master Surya akan datang. Aku sudah menyinggung perasaanmu. Mohon maafkan aku dan orang-orang bodoh lainnya sepertiku."Melihat kedua orang itu membungkuk untuk memberi hormat, Surya menjawab dengan tenang, "Apa kamu sudah paham dengan situasinya?""Ya. Suku Karn ber
Ketiga orang itu tiba-tiba melebarkan mata dan menatap Devon dengan tidak percaya.Stav bahkan lebih terkejut lagi, kemudian menyela, "Ayah, apa yang akan kamu lakukan?""Apa yang aku lakukan? Kita sudah memerintah Marawa bertahun-tahun. Masa kita harus menyerah padanya?" jawab Devon dengan dingin.Stav tidak percaya dengan apa yang dia dengar, tetapi ini adalah ayahnya dan dia harus memercayai semua yang dikatakan oleh ayahnya.Devon menjelaskan perlahan, "Keempat keluarga kita sudah memerintah Baruma utara selama ratusan tahun. Leluhur kita sudah berkorban dengan darah. Tapi kalau kita langsung dihancurkan saat menghadapi sedikit kesulitan, apa kita nggak merasa bersalah terhadap leluhur?"Mendengar ini, Stav tertegun lama sekali.Setelah sekian lama, Stav menghela napas dalam diam dengan ekspresi kosong di wajahnya.Jelas bahwa Stav tidak tahu apakah keputusan ayahnya itu salah atau benar.Saat ini, Sardi mengerutkan kening dan bertanya, "Apa semua yang kamu katakan itu benar?""Kal
Pada akhirnya, Falas berkata, "Aku setuju dengan rencana ini. Kalau ribuan mobil tank berat kita nggak bisa membunuhnya, berarti dia memang sosok dewa yang ada di bumi, bukan hanya sekadar tingkat suci.""Aku juga setuju, memang tingkat suci tahap puncak bisa membuat kita menyerah? Dia sudah terlalu menganggap hebat dirinya sendiri," sahut Sardi dingin.Bian menyela, "Mari kita lakukan seperti ini. Aku nggak percaya ribuan mobil tank berat dan tiga orang tingkat suci nggak bisa membunuhnya. Kalau kita mengepung orang itu dengan senjata kita, dia pasti akan mati, 'kan?"Devon mengerutkan kening sambil berkata, "Apa yang kalian katakan masuk akal, tapi aku selalu merasa nggak aman."Saat berbicara, Devon mengeluarkan kepingan liontin giok dari tangannya, meletakkannya di atas meja, kemudian melanjutkan perkataannya, "Aku masih merasa orang itu yang harus mengambil tindakan."Mereka bertiga melirik kepingan liontin giok itu, kemudian menatap Devon, tampak sedikit bingung.Hanya seorang ti
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di