Surya hanya tersenyum simpul sambil terus melanjutkan langkahnya.Setelah berjalan di dalam hutan selama lebih dari dua jam, mereka akhirnya keluar dari hutan dan sampai di sebuah jalan kecil saat langit mulai terang.Di pinggir jalan, terparkir sebuah mobil jeep. Aurum meminta Carmen dan Surya masuk ke dalam mobil, lalu mereka pergi dengan mobil itu.Saat tengah hari, petugas keamanan bersenjata datang dengan mobil ke gerbang kawasan industri di sebuah kota kecil. Kemudian, mereka menghentikan mobil.Kawasan industri itu dibangun di kaki pegunungan dengan dikelilingi oleh pegunungan di tiga sisinya.Aurum membawa Surya dan Carmen keluar dari mobil, lalu berkata, "Sudah sampai."Keduanya memperhatikan kawasan industri yang luasnya kurang dari seribu meter persegi itu. Di tempat itu, ada beberapa bangunan berlantai dua dan tiga, sama sekali tidak terlihat seperti kawasan industri berbasis teknologi tinggi.Selain itu, kawasan industri itu dikelilingi oleh pagar listrik yang mengeluarkan
Surya merunduk ke samping untuk menghindar, lalu menatap Deka dengan tatapan dingin.Deka tampak tercengang. Dia tidak menyangka kalau Surya ternyata begitu lincah.Ketika kedua petugas keamanan melihat ini, mereka segera menarik pelatuk pengaman senjata, lalu mengarahkannya ke arah Surya.Pada saat ini, Carmen buru-buru berkata, "Jangan tembak. Kami akan bekerja saja."Deka mendengus, mengelilingi Surya, lalu berkata dengan nada dingin, "Kamu punya kemampuan yang bagus.""Sebagai tentara bayaran, menghadapi kalian bukanlah masalah untukku."Surya tidak berbohong. Dia memang seorang tentara bayaran. Dia bahkan sudah mendirikan Korps Tentara Maut yang begitu kuat di luar negeri.Ketika Deka mendengar ini, dia berpikir sejenak.Pada saat ini, Surya melangkah maju, menjatuhkan seorang penjaga keamanan dengan satu pukulan, lalu mengambil senjata dari penjaga keamanan itu.Sebelum penjaga keamanan kedua sempat bereaksi, Surya sudah memukulnya hingga pingsan dengan gagang senjata di tanganny
Deka mengatakan ini dengan dingin, diikuti oleh para pengawal bersenjata di belakangnya yang membawa Surya ke kantornya.Deka menyilangkan kaki di atas meja, menyalakan cerutu, lalu berkata dengan nada dingin, "Aku sangat mengagumi keahlianmu, jadi aku memberimu kesempatan ini. Aku harap kamu bisa menghargainya.""Aku akan menghargainya," jawab Surya dengan tenang."Jangan pernah berpikir untuk keluar. Siapa pun yang mau keluar dari sini tanpa izinku akan langsung dibunuh tanpa ampun.""Aku tahu," kata Surya.Deka membuka laci untuk mengeluarkan gelang kaki, lalu melemparkannya pada anak buahnya. Dia meminta mereka untuk memasangkannya pada pergelangan kaki Surya.Kemudian, Deka berkata, "Gelang ini dilengkapi dengan pelacak lokasi dan bahan peledak. Sekali kamu keluar dari sini atau mencoba untuk melepasnya secara paksa ....""Bum!"Deka membuat isyarat ledakan sambil tertawa. Dia berujar, "Gelang itu akan meledakkan salah satu kakimu, lalu kami akan segera menemukanmu. Kamu juga suda
Kekuatan ayunan pedang ini bagai membuat dunia berubah warna.Energi spiritual pedang yang tajam berubah menjadi energi yang besar, membelah udara, menyebabkan ledakan hebat, lalu menebas ke arah batu besar itu.Ledakan keras terdengar, mengguncang puncak gunung.Bebatuan terlempar, asap dan debu beterbangan ke mana-mana.Pria itu terus mengayunkan pedangnya sambil menatap asap dan debu di langit dengan acuh tak acuh.Beberapa saat kemudian, luapan debu pun mereda.Surya memegang trisula perunggu dengan api energi spiritual yang menyala di atasnya. Dia berdiri tegak tanpa luka sedikit pun.Pria itu tampak terkejut, lalu berkata dengan tenang, "Di seluruh Negara Baruma, orang yang bisa menahan serangan pedangku bisa dihitung dengan jari.""Ini seharusnya bukan serangan telakmu, 'kan?" tanya Surya sambil tersenyum.Pria itu menyarungkan pedangnya, mengarahkan ujung pedang ke tanah, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ya, aku sudah lama nggak bertemu dengan lawan yang sepadan. Siapa namam
Surya menatap Gesang dengan kagum. Pria ini bisa-bisanya mampu bertahan sejauh ini di bawah Teknik Bela Diri Dewa miliknya, sungguh patut diacungi jempol.Namun, Gesang juga merasa sangat terkejut.Meski Gesang sudah berlatih keras selama beberapa puluh tahun, kemampuan pedangnya ternyata masih tidak mampu mengalahkan Surya.Rasa terkejutnya ini semakin memicu semangat bertarungnya.Harus diketahui, Gesang sudah tidak memiliki lawan lagi di Negara Baruma. Dia sudah merasa sangat kesepian karena tidak bisa menemukan lawan yang setara.Hari ini, Gesang akhirnya bertemu dengan pria kuat yang bisa menandinginya. Tak peduli apa pun yang terjadi, dia harus bertarung habis-habisan."Surya, aku sangat mengagumi kemampuan seni bela dirimu. Tapi sekarang, mari kita menunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya, lalu bertarung dengan baik.""Aku juga berpikir hal yang sama." Surya juga menjadi tertarik.Setelah Surya selesai mengatakan itu, api energi spiritual di tubuh Gesang melonjak dengan tiba-ti
Aura penuh kemarahan yang melanda, membuat Gesang mengangguk acuh tak acuh.Aura ini sendiri tidak kalah dengan Hamparan Gunung dan Sungai milik Gesang. Surya memang merupakan lawan terkuat yang pernah Gesang temui seumur hidupnya.Aura medan dari dua kultivator tingkat suci super saling bertabrakan, bercampur menjadi satu, menyebabkan suasana berubah. Gelombang liar muncul di sungai, gunung-gunung juga bergoyang.Gesang berkata dengan tenang, "Kamu memang sangat kuat, tapi serangan berikutnya yang akan aku lakukan adalah serangan terkuatku. Kamu harus bersiap untuk mati. Aku memang nggak mau kamu mati, tapi aku juga nggak bisa mengendalikan kekuatan serangan ini. Selain itu, kita juga harus menentukan pemenangnya. Jadi, maafkan aku.""Haha." Surya berkata sambil tersenyum simpul, "Baguslah, aku juga sudah menemukan trik baru. Kalau kamu bisa menerimanya, kamu bisa mendominasi dunia ini."Gesang menatap Surya, lalu berkata sambil mengangguk, "Aku harap seranganmu nggak akan mengecewaka
Saat ini, Gesang berkata, "Pak, tolong tunggu sebentar."Saat Surya berbalik, dia melihat Gesang yang tiba-tiba berlutut di tanah, bersujud sambil berkata, "Aku sudah bertemu dengan seorang ahli hari ini. Aku juga sudah mendapatkan banyak wawasan. Kalau kamu bersedia, aku ingin mengikuti dan melayanimu."Gesang sudah lama tidak memiliki lawan yang sepadan di Negara Baruma.Namun, karena beberapa alasan tertentu, Gesang juga tidak rela untuk meninggalkan tempat ini.Pertarungan hari ini membuat Gesang mengerti bahwa hidupnya yang terkekang di sini mungkin akan membuatnya sulit untuk maju lagi.Hanya dengan mengikuti orang yang benar-benar kuat, dia baru bisa mendapat harapan untuk mencapai kemajuan yang lebih lagi.Jadi, Gesang memutuskan dengan penuh tekad untuk tidak terikat lagi di sini, bersiap pergi keluar untuk melihat dunia yang sebenarnya.Gesang memutuskan ini juga karena Surya sudah meyakinkannya dengan kekuatan yang nyata.Gesang tahu bahwa dalam gerakan terakhir Surya, Pengh
Surya mengerutkan kening sambil bertanya, "Ada apa dengannya? Dia nggak patuh?""Kamu akan tahu begitu kamu sampai di sana," kata Afon dengan dingin.Surya perlahan berdiri. Dia dikawal oleh Afon dan anak buah Afon ke kantor bos mereka, Deka, di gedung penipuan elektronik.Deka masih meletakkan kakinya di atas meja dengan santai sambil mengisap cerutu.Di belakang Deka, berdiri seorang pria paruh baya dengan potongan rambut pendek dan tatapan mata dingin.Surya melihat pria itu sekilas, lalu langsung mengetahui bahwa pria itu berada di Alam Spiritual tahap menengah.Sementara itu, Carmen berdiri di samping dengan tangan terikat, tampak panik."Ada apa, Bos?" tanya Surya.Deka menatap Surya dengan senyum simpul di wajahnya, lalu berkata, "Sepupumu nggak menghasilkan sepeser pun kemarin.""Dia baru saja datang ke sini, jadi belum paham apa-apa. Seharusnya itu hal yang normal, 'kan?" tanya Surya.Deka mendengus, "Di sini, hal-hal yang normal itu nggak normal. Setiap orang yang nggak mengh
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di