Alex terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Luna, dia memang tidak mendengar dan mengetahui yang sebenarnya karena ibunya mengatakan kalau nuklir itu Ayahnya yang buat tapi saat ini dia mendengar bykan ayahnya tapi orang lain."Sekarang, you sudah tau bukan, apa yang sebenarnya terjadi. Kenzi dan you, harus menyudahi semuanya dan you, you semua harus cari orang yang sudah mengadu domba you dan you dan ingat satu hal lagi, pemilihan mafia sudah semakin dekat, you semua jangan mau diadu domba dan apa you semua tahu banyak yang sudah jadi korbannya, jadi jika ingin menjadi ketua mafia you semua harus berpikiran positif dan jangan sekali-kali you dan you saling adu kekuatan, nanti saja, selesai pemilihan, you semua adu kekuatan," ucap Luna."Aku tidak akan naik menjadi ketua mafia," jawab Kenzi yang membuat mereka semua memandang ke arah Kenzi. "Kak, kenapa, Kak? Bukankah itu keinginan Kakak dari dulu, Kakak tidak salah minum obat 'kan?" tanya Kiano kepada kakaknya. Kenzi menggeleng
Rian ikut bersama dengan Dokter dan Suster, namun dia tidak diizinkan masuk ke dalam ruang IGD, Kenzi dan yang lainnya sibuk menghubungi anak buah mereka yang ada di tempat mereka melakukan pertemuan karena saat ini mereka ingin tahu siapa yang sudah melakukan penyerangan tersebut. Sudah dipastikan kalau mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat! Kenzi tidak akan membiarkan penyerang tersebut lepas dari tangannya."Sudah tahu siapa yang melakukannya?" tanya Beno yang tiba-tiba muncul karena saat ini Beno mendapatkan kabar dari anak buahnya kalau mereka diserang. Begitu juga dengan Malik dan Pasha, tidak ketinggalan Arvin dan Tuan Rosario mereka semua turun untuk menemui anak-anak mereka dan cucunya yang diserang. Kebetulan sekali,Alex di bawah ke rumah sakit di mana Alena dan Kenzo dirawat."Loh, Daddy, dari mana? Kok tahu kalau kami diserang?" tanya Dio mendekati ayahnya dan dia berbisik pelan kepada Beno. Beno mendengar apa yang dikatakan anakn
"Kenapa dengan kakak Kenzi, kok dia pingsan seperti baru lihat hantu? Apakah dia tidak tahu kalau aku yangdatang ke sini?" tanya Mika yang tanpa rasa bersalah menepuk pundak Kenzi hingga dia pingsan."You memang kelewatan sekali, Mika, bisa-bisanya you menepuk pundak Kenzi hingga pingsan, apa you tahu kalau dia terkena serangan jantung you akan dicincang oleh ibunya," ucap Luna yang segera membawa Kenzi untuk duduk dan membangunkannya."Lun, mungkin anakku tidak sengaja. Lo seperti tidak tahu anak gue aja, biasalah Mika ini terlalu jahil anaknya, jadi semua orang di jahili, sama seperti gue yang sering di jahili oleh dia," ucap Malik yang sedikit membela anaknya. "Ck, bukan jahil lagi Dad, super duper jahil, sama dengan Kenzo tidak jauh beda mereka, pantas mereka menjadi pasangan suami istri," jawab Mike yang membuat Mika tertawa geli."Sejak kapan kamu ada di sini? Bukannya kamu ada di sana?" tanya Kiano yang duduk di sebelah Kenzi dan membangunkan kakaknya itu dengan kaos kaki mili
"Pasien baik-baik saja, darahnya juga cukup, dia bisa menerima darah yang ada di rumah sakit ini. Kebetulan stok kami masih banyak, tidak apa-apa dia akan dipindahkan ke ruangan yang sudah kamu pesan, tapi dia jangan terlalu banyak bergerak saat ini dia masih butuh perawatan yang intensif dan besok pagi obat biusnya akan habis dan dia akan sadar kembali, nanti kami akan datang kembali tapi besok pagi untuk mengecek pasien Alex," ucap dokter yang menepuk pundak dari Rian. Mendengar apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut, Rian sangat senang karena dia bisa menyelamatkan Alex dengan begitu, Alex bisa membalaskan semua dendam atas kematian dari ayahnya yang dibunuh oleh ibunya sendiri, entah Alex memaafkannya atau tidak itu akan jadi urusannya. Mereka melihat Alex keluar dari ruang operasi bersama dengan Suster. Rian segera menghubungi anak buahnya, dia ingin memberitahukan kepada mereka untuk berjaga di depan ruang inap Alex karena dia yakin kalau saat ini Maria akan datang untuk men
"Bisa saja kamu berkhianat Maria karena aku tidak tahu hati seseorang, kamu memintaku untuk membantumu menghabisi Alex dan aku sudah melakukannya. Aku mencari keberadaan dari nuklir, racun dan penawar itu tapi nyatanya tidak dapat. Apakah kamu tahu di mana aku bisa mendapatkannya. Jika kamu tahu beritahukan kepadaku jangan menutupinya atau jangan-jangan kamu yang ingin ketiganya dan kamu ingin menguasai mafia juga makanya kamu menghabisi anakmu itu dan menghabisiku dengan mencuri semua barang-barangku. Apakah itu benar, Maria!" teriak Mark dengan cukup kencang karena dia menduga kalau ada orang dalam yang sedang berkhianat dengan dirinya karena saat berada di kafe waktu itu Maria terlihat tenang dan dia sesekali melihat ponsel.Sebenarnya dia tidak boleh berprasangka buruk bisa saja itu orang lain yang menghubungi Maria, tapi entah kenapa dari ekspresi Maria membuat dia curiga. "Jadi, kamu menghubungiku ke sini untuk mencurigaiku begitu. Ayolah Mark, aku sudah mengatakan kepadamu, a
Kiara menganggukkan kepala dia akan menemani Kiano dan tidak ada salahnya bagi dia untuk ikut dan Kiano juga baik. Pria yang menghormati wanita juga dia terlihat menyukai anak-anak. "Iya, aku akan ikut, Mas." Perkataan Kiara membuat Kiano senang. Dia tidak akan menjadi jomblo lagi dan entah kenapa dia bahagia. Bukan hanya dia saja, saudaranya yang lain juga sama, mereka senang dan bahagia karena mereka bisa dekat dengan wanita yang mereka sukai. Tidak perlu lama pendekatan dan pacaran lebih baik menikah dan pacaran setelah menikah lebih baik dari pacaran sebelum menikah."Kita pergi sekarang, aku akan minta izin kepada Bibi untuk membawa kamu, ayo kita pergi. Woi, aku pergi dulu. Mau ketemu Mommy, kalian di sini saja, kalau Paman dan Bibi datang katakan aku ke ruangan Mommy," kata Kiano yang di anggukkan oleh mereka. "Ok, semoga berhasil. Salam untuk Mommy, kami akan ke sana nantinya," ucap Kahfi yang berhasil menaklukkan wanita yang barbar waktu itu. "Siap, bos!" Kiano memberika
"Mommy akan di bawah ke luar negeri, dia akan diobati di sana," jawab Cakra yang tidak membahas masalah wanita yang dibawa oleh anaknya Kiano. Dia tau saat ini ketiga anaknya tidak akan pernah mengecewakannya jadi apapun pilihan anaknya, Cakra akan menerimanya. Begitu juga dengan istrinya Alena karena Alena bukanlah tipe mertua yang galak dan banyak maunya, dia menerima siapapun itu yang penting anaknya bahagia. Kiano mendekati kaca dan melihat ibunya yang saat ini masih menutup mata, air matanya yang dia tahan sedari tadi akhirnya keluar, dia anak paling bungsu dan paling dimanja oleh Alena. Masih teringat di ingatannya saat Alena melindunginya dari penculikan itu dan sekarang dia tidak bisa melindungi ibunya. Cakra yang melihat Kiano menangis melangkahkan kaki mendekati Kiano. Kiara mundur ke belakang, dia tidak ingin mengganggu Kiano dengan keluarganya. Ibu Fatimah melihat cucu menantunya. Dan dia tersenyum ke arah Kiara. Kiara dengan sopan meraih tangan nenek dari Kiano dan di
"Aku katakan kalau Daddy tidak rapi dan terlihat jelek hanya itu saja, aku tau kalau Mommy pasti bangun karena dia tidak suka kalau Daddy jelek," jawab Kiano membuat Cakra dan lainnya mengangga mendengar apa yang dikatakan oleh Kiano. "Dasar anak kurang ajar. Beraninya kamu katakan Daddy ini jelek dan oh ya Tuhan, aku tidak habis pikir dengan apa yang kamu katakan Kiano, aku ingin sekali menghajar kamu," sungut Cakra tidak diterima jika Kiano mengatakan dia jelek. Alena tidak suka kalau melihat dirinya tidak rapi pasti Alena akan marah dan sekarang apakah Alena akan marah kepadanya dan apakah Alena akan bangun seperti yang Kiano katakan. Entahlah dia tidak tahu sama sekali karena saat ini dia berharap agar Alena cepat sadar dan dia kembali kepada mereka. "Ayolah, Dad, jangan seperti itu malu dengan menantumu ini. Oh, ya Kiara ini Daddyku yang sangat galak, tapi dia sangat tampan kalau berpakaian rapi tapi kalau seperti ini dia tidak terlihat tampan dan dia sangat-sangat jelek tapi
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk