Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / S2 Bab 112. Sadar Kembali

Share

S2 Bab 112. Sadar Kembali

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Aku katakan kalau Daddy tidak rapi dan terlihat jelek hanya itu saja, aku tau kalau Mommy pasti bangun karena dia tidak suka kalau Daddy jelek," jawab Kiano membuat Cakra dan lainnya mengangga mendengar apa yang dikatakan oleh Kiano.

"Dasar anak kurang ajar. Beraninya kamu katakan Daddy ini jelek dan oh ya Tuhan, aku tidak habis pikir dengan apa yang kamu katakan Kiano, aku ingin sekali menghajar kamu," sungut Cakra tidak diterima jika Kiano mengatakan dia jelek.

Alena tidak suka kalau melihat dirinya tidak rapi pasti Alena akan marah dan sekarang apakah Alena akan marah kepadanya dan apakah Alena akan bangun seperti yang Kiano katakan. Entahlah dia tidak tahu sama sekali karena saat ini dia berharap agar Alena cepat sadar dan dia kembali kepada mereka.

"Ayolah, Dad, jangan seperti itu malu dengan menantumu ini. Oh, ya Kiara ini Daddyku yang sangat galak, tapi dia sangat tampan kalau berpakaian rapi tapi kalau seperti ini dia tidak terlihat tampan dan dia sangat-sangat jelek tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 113. Menikah

    "Sayang, kamu akhirnya bangun juga, aku senang lihatnya, aku tidak merasa hidupku kembali pulih, Sayang. Terima kasih ya Tuhan, sudah membuat istri tercinta kembali. Sehat terus, Sayangku, aku ingin membuat kamu bahagia dan kamu tau Kiano akan menikahi gadis pujaannya. Dia sama seperti aku, main set set nikah. Ketiga anakku menuruni aku, oh ya, kita lakukan di sini saja dan buat pesta meriah, bagaimana?" tanya Cakra menguraikan semua rencananya kepada Alena dengan wajah sumringah. Mendengar perkataan dari Cakra, Alena hanya tersenyum. Dia tidak tau harus berkata apa, karena saat ini dirinya sedih, tubuhnya tidak seperti dulu, kuat sekarang dia lemah dan untuk menggerakkan diri saja tidak bisa sama sekali. Cakra melihat raut sedih istrinya ikut sedih dia tau kalau Alena berpikiran negatif tentang dirinya. Cakra berdiri dan mendekati Alena. Memberikan pelukkan hangat membuat Alena semakin menangis. "Aku lemah, aku ibu yang tidak bisa diharapkan sama sekali, aku ini ibu jahat. Aku jug

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 114. Sakit Hati

    "Mami, kenapa dia ada di sini?" tanya Alex dengan suara pelan dan dia terus menatap nanar ke arah Maria yang tiba-tiba datang. Alex mengalihkan pandangannya ke arah Rian, dia ingin tau kenapa bisa ibunya berada di sini. Rian yang melihat Alex menatapnya menggelengkan kepala dan dia juga tidak tau kenapa bisa ibu dari Alex datang. "Nyonya, silahkan masuk," ucap Rian dengan sopan. Maria menatap ke arah Rian dan langkah kakinya sangat cepat. Tanpa di duga, Rian di tampar oleh Maria membuat Rian terkejut. Tatapan mata Rian melotot, bukan karena rasa sakit akibat tamparan tapi dia heran kenapa dia ditampar salah dia apa? "Kurang ajar kamu, kamu tau dia siapa? Dia anakku, kenapa kamu tidak memberitahukan aku kalau dia sakit dan tertembak, kalau bukan anak buahku tidak mengatakannya, aku tidak akan tau. Kamu mau dipecat, iya! Lancang sekali kamu, menyimpan rahasia yang sangat besar seperti ini. Kamu pikir anak saya ini apa? Dengar baik-baik, kamu itu bekerja untuk anak saya, walaupun ka

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 115. Penculikan

    "Kalian cepat datang ke sini ada tugas untuk kalian," ucap Maria. Maria melihat keramaian di rumah sakit, awalnya dia biasa saja dengan kondisi keramaian tersebut. Tapi, saat dia melihat Cakra dan yang lainnya berada di rumah sakit, rasa penasaran Maria semakin besar dan dia curiga, Maria berusaha untuk mendekati rombongan. Namun, karena banyaknya pengawal Maria tidak bisa mendekat, dia mundur ke belakang dan dirinya harus melihat dari kejauhan. Maria juga melihat wanita yang bersama dengan Cakra. Siapa lagi kalau bukan Alena, dia penasaran kenapa Alena didorong dengan kursi roda dan memakai infus. "Sepertinya, dia sakit tapi sakit apa? Aku harus bertanya dengan mereka? Iya, aku akan mencari tau ada apa dengan dia," ucap Maria pada dirinya sendiri. Kebetulan sekali, suster melewati tepat di depan Maria dengan cepat Maria menarik suster tersebut dan membawanya menjauh. Suster yang ditarik oleh Maria ketakutan saat Maria menariknya, dia hendak lari namun ditahan oleh Maria. "Janga

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Part 116. Penculikan 2

    "Kenapa? Kamu takut?" tanya Maria kepada Mark yang memandang ke arah Mark dengan raut wajah serius. "Bukan takut, aku tidak mau kamu salah culik, dia siapa?" tanya Mark lagi dengan suara pelan. Mereka berbicara dengan pelan tapi nada bicara mereka serius sangat serius. Maria menggelengkan kepala dan menggenggam tangan Mark dengan erat. "Aku tidak pernah bercanda. Kamu lihat wanita itu memakai pakaian kebaya, aku yakin mereka sedang melakukan lamaran atau mungkin nikahan. Aku tau pria itu, dia anak dari mafia yang telah mengambil barang milik kita, kamu tau apa itu. Jadi, sudah dipastikan kalau dia berharga dan dia tidak mungkin mau menolak untuk bertukar benda yang kita mau, aku yakin itu," jawabnya dengan nada yang yakin kalau apa yang mereka lakukan akan berhasil. Mark memandang ke arah Maria, dia mulai berpikir apakah dirinya benar yakin melakukan penculikan terhadap wanita yang berada di samping anak Cakra itu atau tidak. Wanita yang ditargetkan oleh mereka siapa lagi kalau b

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 117. Aku Habisi Kalian

    Mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya, Mark tersenyum dirinya tidak menyangka kalau ide anak buahnya sangat berguna untuk dirinya dan sudah dipastikan kalau ini berhasil. Mark memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengawasi panti asuhan dan juga wanita yang menjadi target mereka. Hampir seminggu mereka mengawasi dengan serius dan pada akhirnya hari yang di tunggu tiba. "Kiara, kamu mau kemana?" tanya salah satu penjaga panti kepada Kiara yang terlihat sangat rapi. "Eh, ibu Suri, Kiara mau pergi dulu. Nanti kalau Bibi tanya katakan mau ke supermarket depan sini. Kebetulan popok si kecil habis dan susu juga jadi harus dibeli," jawab Kiara. "Oalah, ibu lupa, Nak. Ya sudah, ibu akan temani kamu ya, banyak barang yang harus kamu beli itu, takutnya kamu kelelahan. Kamu mau menikah, takutnya kamu sakit banyak kerja, tunggu sebentar ya," ucap Ibu Suri berniat untuk menemani Kiara. "Eh, Ibu Suri, nggak usah, Kiara bisa pergi sendiri, lagipula Mas Kiano jemput kok nanti. Mas Kia

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 118. Apakah Aman

    Kiara di bawa keluar dari supermarket dengan cara mengendap, mereka sengaja membuat suasana di supermarket menjadi sangat ramai sehingga mereka bisa leluasa keluar dengan membawa Kiara. Mark sengaja membayar beberapa orang untuk mengecoh para pengawal Kiara dan ternyata berhasil mereka semua tidak bisa menemukan keberadaan dari Kiara karena Kiara sudah lebih dulu keluar bersama dengan orang-orang suruhannya.Sedangkan Bule yang mendekati manager supermarket, Bule menatap sang Manager dengan tajam. "Kami ingin melihat CCTV, cepatlah. Jika kamu menolaknya maka bersiap saja supermarket ini akan kami hancurkan. Cepat bawa kami ke sana!" perintah Bule meminta kepada manager supermarket untuk segera memperlihatkan CCTV untuk melihat siapa yang sudah menculik Nona mereka. Mendengar perkataan Bule sang manager dengan wajah ketakutan menganggukkan kepala, manager tersebut segera mempersilakan Bule dan yang lainnya untuk melihat CCTV yang ada di ruangan khusus. Kiano dan Kenzi segera menyusu

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 119. Apa Yang Dia Inginkan

    "Lakukan saja, aku tidak akan peduli yang penting aman dan tidak melibatkan aku. Aku hanya mau selesai, cepat lakukan sekarang," jawab Mark kepada anak buahnya yang menyarankan untuk melakukan apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya itu. Mendengar titah dari bosnya, anak buahnya menganggukkan kepala dan segera mengikuti perintah bosnya. Mark hanya diam dan dirinya menatap ke arah wanita yang dia culik dan sekarang dia ingin melakukan sesuatu. Panggilan telpon masuk, Mark segera menjawab panggilan tersebut dan itu dari Maria. "Hmm, kenapa?" tanya Mark kepada Maria. "Dimana? Apa sudah kamu tangkap dia? Apa kamu tau mereka sekarang mencari kamu, kasih tau alamat kamu sekarang padaku, cepatlah," jawab Maria kepada Mark. "Aku tidak peduli, sama sekali. Mereka mencari aku. Aku ditempat biasa, datang lah kalau kamu memang mau datang," ucap Mark memberitahukan alamat kepada Maria. "Baiklah, aku akan datang sekarang juga," jawab Maria. Panggilan berakhir, Max segera meninggalkan ruang

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 120 Mana Mungkin

    "Kamu tidak tau apa mau dia? Yakin tidak tau?" tanya Cakra kepada Kiano. Kiano menggelengkan kepala, dia tidak tau sama sekali Mark mau apa tapi saat dia di dalam lift Cakra menatap anaknya dengan lekat dan dirinya ingin tau apa yang anaknya pikirkan. Kiano yang melihat Cakra memandang dirinya mulai berpikir. "Maksudnya, Daddy dia mau itu?" tanya Kiano yang mulai sadar apa yang diinginkan oleh Mark. Cakra menganggukkan kepala dan reaksi Kiano melotot dia tidak menyangka kalau Mark menculik dia karena hal itu. Cakra tersenyum karena anaknya masih harus banyak belajar. "Kenapa? Apa kamu tidak sadar apa yang dia mau? Kamu harus peka Kiano karena tidak semua yang dipikirkan oleh orang, baik semuanya. Persaingan itu cukup ketat baik di bisnis ataupun di dunia yang saat ini kamu jalani. Jika kamu tidak bisa peka maka kamu akan selalu dihajar mentalmu dan kamu akan kalah dari mereka, bisa mengerti dengan apa yang Daddy katakan ini. Untuk itu, kamu dan kakak-kakakmu harus dengar apa yang

Latest chapter

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 151. Epilog

    Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 150. Pemakaman

    Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 149. Separuh Jiwaku Pergi

    Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 148. Kepergian Alena

    "Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 147. Operasi

    Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 146. Aku Tidak Judi Mommy

    Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 145. Bangun Sayang

    "Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 144. Penyesalan Alex

    Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 143. Pemakaman Maria

    Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk

DMCA.com Protection Status