"Lakukan saja, aku tidak akan peduli yang penting aman dan tidak melibatkan aku. Aku hanya mau selesai, cepat lakukan sekarang," jawab Mark kepada anak buahnya yang menyarankan untuk melakukan apa yang akan dilakukan oleh anak buahnya itu. Mendengar titah dari bosnya, anak buahnya menganggukkan kepala dan segera mengikuti perintah bosnya. Mark hanya diam dan dirinya menatap ke arah wanita yang dia culik dan sekarang dia ingin melakukan sesuatu. Panggilan telpon masuk, Mark segera menjawab panggilan tersebut dan itu dari Maria. "Hmm, kenapa?" tanya Mark kepada Maria. "Dimana? Apa sudah kamu tangkap dia? Apa kamu tau mereka sekarang mencari kamu, kasih tau alamat kamu sekarang padaku, cepatlah," jawab Maria kepada Mark. "Aku tidak peduli, sama sekali. Mereka mencari aku. Aku ditempat biasa, datang lah kalau kamu memang mau datang," ucap Mark memberitahukan alamat kepada Maria. "Baiklah, aku akan datang sekarang juga," jawab Maria. Panggilan berakhir, Max segera meninggalkan ruang
"Kamu tidak tau apa mau dia? Yakin tidak tau?" tanya Cakra kepada Kiano. Kiano menggelengkan kepala, dia tidak tau sama sekali Mark mau apa tapi saat dia di dalam lift Cakra menatap anaknya dengan lekat dan dirinya ingin tau apa yang anaknya pikirkan. Kiano yang melihat Cakra memandang dirinya mulai berpikir. "Maksudnya, Daddy dia mau itu?" tanya Kiano yang mulai sadar apa yang diinginkan oleh Mark. Cakra menganggukkan kepala dan reaksi Kiano melotot dia tidak menyangka kalau Mark menculik dia karena hal itu. Cakra tersenyum karena anaknya masih harus banyak belajar. "Kenapa? Apa kamu tidak sadar apa yang dia mau? Kamu harus peka Kiano karena tidak semua yang dipikirkan oleh orang, baik semuanya. Persaingan itu cukup ketat baik di bisnis ataupun di dunia yang saat ini kamu jalani. Jika kamu tidak bisa peka maka kamu akan selalu dihajar mentalmu dan kamu akan kalah dari mereka, bisa mengerti dengan apa yang Daddy katakan ini. Untuk itu, kamu dan kakak-kakakmu harus dengar apa yang
"Apa kamu pikir aku akan diam saja, aku akan balas dendam kepada orang yang sudah membunuh ayahku dan aku akan membalasnya, termasuk dengan mereka, aku akan lakukan," jawab Alex dengan suara yang berat dan sorot mata tajam. Mendengar apa yang dikatakan oleh Alex, membuat Rian terkejut. Dia mendekati Alex karena dia ingin lebih jelas mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. "Tunggu sebentar. Apa katamu, kamu ingin membalas dendam kepada mereka? Mereka siapa? Bukankah yang membunuh Ayahmu itu, maaf ibumu sendiri ya, kenapa ada kaitannya dengan orang lain," ucap Ryan kepada Alex yang saat ini wajahnya datar dan tidak menunjukkan reaksi apapun. Rian yang melihat reaksi dari Alex datar membuat dirinya penasaran dan sedikit kesal. Apakah tebakannya benar kalau dia ingin menghabisi kubu dari King Dragon atau tidak. Karena kesal, Rian mendesak Alex kembali untuk mengatakan apa yang dia ingin tanyakan. "Alex, jawab pertanyaanku jangan diam saja." Rian mulai kesal karena Alex tida
Beno menghubungi Cakra, dia ingin tahu di mana keberadaan dari sahabatnya itu kenapa sedari tadi dia belum juga muncul. Arvin dan Luna sudah datang di tempat pertemuan mereka berdua masuk ke dalam mobil berkumpul dengan Beno, Malik dan Pasha. "mana mereka, Beno?" tanya Arvin kepada saudara iparnya itu. "dia belum datang tadi aku baru menghubunginya," jawab Beno kepada Arvin. Setengah jam yang lalu Beno menanyakan Cakra ada di mana Cakra mengatakan kalau dirinya sedang diikuti dan sekarang anak buahnya sedang mengacau pergerakkan dari penguntit tersebut sedangkan dia saat ini masih berada di jalan dan menuju ke tempat pertemuan. "Kalau begitu masih lama desek datang?" tanya Luna. "iya, katanya dia diikuti kemungkinan itu anak buah dari Mark. Aku harap dia segera dilenyapkan saja tidak perlu dia terlalu lama berada di dunia ini. Aku udah muak melihat manusia itu. Mark itu berbahay, aku sudah katakan kepada anakku untuk terus menjaga tunangan mereka. Siapa tahu saja dia khilaf dan men
Cakra terus sibuk dengan memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Mark yang sudah menculik menantunya sedangkan Maria saat ini berada di rumah pria yang sudah menculik Kiara. Bukannya pulang ke rumah, Maria kembali ke rumah milik Mark. Mark yang tidak tahu Maria berada di rumahnya, memutuskan untuk pulang, dia masih menunggu kabar dari anak buahnya yang akan mencelakai Kiano karena dia ingin Cakra merasakan apa yang dia rasakan waktu dia ditembak."Jaga dia baik-baik jangan sampai lepas dan ingat jangan sampai ada yang tahu berani kita di sini kabari saya jika ada terjadi sesuatu mengerti," ucap Mark kepada anak buahnya. "Baik, Tuan, saya akan menjaga keamanan kita dan akan kabari Anda. Anda jangan khawatir kita akan aman di sini," jawab anak buah dari Mark kepada tuannya. Mark, segera pergi meninggalkan markas dirinya ingin memantau perkembangan Cakra. Mark yang tiba di rumah melihat mobil Maria di garasi mobilnya. Mark menaikkan alisnya, dia heran kenapa Maria ada di
"Iya, ini dia lokasinya dan kita akan segera menyerangnya, cepat kasih tau Daddy, kita katakan padanya kalau kita sudah menemukan tempat di mana Kiara di sembunyikan. Ayo cepat kasih tahu dan kita bergerak ke sana agar mereka tidak melukai Kiara. Ayo, ayo," ucap Kahfi yang meminta kepada Kenzi dan yang lainnya untuk segera memberitahukan kepada orang tua mereka karena mereka sudah menemukan di mana keberadaan dari Kiara itu semua karena chip yang dipasang oleh Kiano di ponselnya. Mendengar perkataan dari Kahfi, mereka pun segera bergegas menuju ke mobil, mereka juga sudah memberitahukan kepada seluruh anak buah mereka untuk pergi ke tempat di mana Kahfi sudah berikan kepada mereka. Kenzi segera menghubungi Kiano, dia ingin memberitahukan kalau mereka sudah menemukan keberadaan dari Kiara dan Baron juga menghubungi Cakra kalau dia pun sudah menemukan keberadaan dari Mark. Cakra yang mendengar kabar tersebut segera bergerak Kiano yang mendapatkan keberadaan dari Mark segera menghubun
"Kamu mau aku jawab jujur?" tanya Nilam dengan serius tapi masih tetap lembut. "Iya, aku sangat ingin kamu jawab jujur. Jawablah jujur, Sayang. Aku saat ini dilema, aku ini seorang penjahat aku melupakan orang yang sudah membuat aku selamat, aku ingin menusuknya dari belakang, aku juga tidak punya hati dan aku juga tidak bisa membuat kamu bahagia, diriku bahagia, aku tidak mau semua itu hilang, aku ini seorang mafia, Nilam. Aku mafia, aku jahat, Nilam," jawab Alex yang mengakui siapa dia. Mendengar perkataan dari Alex membuat Nilam terdiam dan dia tidak tahu kenapa Alex mengatakan itu. Apa yang harus dia jawab kepada Alex setelah mendengar perkataan dari Alex. Apakah Nilam bisa menjawabnya? Dia baru tau ternyata Alex adalah mafia pantas saja di rumah Alex semua orang berpakaian hitam dan dia juga terlihat kejam, pemarah tapi jauh dari semua itu Alex masih mempunyai sisi yang sangat baik hingga membuat dia mulai tertarik dengan Alex tapi entah kenapa dia tidak ingin mengungkapkan se
Suara tembakan keluar dari senjata kesayangan milik Mark, mendengar ada suara tembakan menuju ke arahnya. Mark menembak musuhnya yang tidak lain adalah Kenzi. Kenzi anak musuhnya. Kenzi yang hendak menembak mengurungkan niatnya, dia melihat musuh ayahnya dan musuh dia ingin menembaknya tanpa menunggu lama Kenzi membalasnya kembali. Kenzi tidak akan lepas tangan, begitu saja dia yang lebih dulu sampai daripada ayahnya segera membalas serangan tersebut dan tentu saja antara Mark dan Kenzi saling menembak satu sama lain. "Lepaskan tawanan itu jika kamu ingin selamat maka cepat lepaskan dia!" teriak Kenzi meminta kepada Mark untuk melepaskan Kiara."Kamu pikir aku akan melepaskannya. Jangan mimpi. Aku tidak akan melepaskannya. Aku sangat membenci kalian, ayahmu sudah membunuhku dan sekarang aku adalah orang lain, tapi aku akan membalaskan dendamku. Jika kamu ingin wanita itu maka kamu harus serahkan nuklir kepadaku dengan begitu aku akan melepaskannya. Dan satu hal lagi enyahlah dari d
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk