"Tidak perlu, aku tidak membutuhkan itu aku saat ini sudah mempersiapkan kepulanganku ke Italia bersama dengan Nilam. Aku ingin menikah dengannya tapi sebelum aku menikah aku akan menghabisi orang yang sudah membunuh ayahku," jawab Alex.Mendengar perkataan dari Alex, Rian terkejut dia tidak menyangka kalau Alex sudah memutuskan sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. "Kamu serius mengatakan itu?" tanya Rian kepada Alex. "Iya, benar sekarang bawa aku ke tempat di mana pembunuh itu berada," jawab Alex dengan suara yang datar. "Kamu tahu siapa pembunuhnya. Apa kamu yakin itu, karena aku tidak ingin kamu merasa terbebani ingat Alex, dia ibumu dia sudah melahirkanmu, apa kamu tidak bisa tanyakan baik-baik kepada dia kenapa dia membunuh ayahmu Apakah dia ingin bersama dengan pria lain atau apapun itu kamu harus bertanya jika memang jawabannya tidak sesuai dengan apa yang kamu inginkan maka terserah kamu mau apakan dia," jawab Rian mencoba untuk meyakinkan kepada Alex apakah dia in
Cakra dan rombongan segera pergi ke tempat di mana Luna, Arvin, Beno, Pasha, Malik, berada dia ingin tahu apakah nuklir tersebut sudah dibawa atau belum karena Cakra sudah memberikan instruksi kepada anak buahnya dan orang-orang sekitar untuk mengelilingi tempat tersebut lebih tepatnya mengalihkan pandangan dari mafia-mafia yang saat ini tengah mengejar nuklir tersebut. Dan untuk mempermudah mereka membawa nuklir yang akan mereka pindahkan ke tempat yang aman melalui jalur laut karena saat ini kapal sudah menunggu mereka. Perjalanan menuju ke tempat di mana teman-temannya berada lumayan cukup jauh, Cakra memprediksi mereka akan sampai tengah malam. Sedangkan anak buah Mark dan Mark sendiri sudah berada di markas lain membawa Kiara yang masih pingsan dan tidak sadarkan diri, terlihat wajah yang sudah lembam dan bengkak karena pukulan dari Mark."Cepat bawa dia ke dalam dan bagaimana dengan nuklirku. Apakah tempat nuklir tersebut bisa kita serang?" tanya Mark kepada anak buahnya. "T
Mereka pun akhirnya bisa membawa nuklir tersebut ke dalam container dan mereka berhasil melewati semua masa sulit yaitu masa dimana terhindar dari mafia yang mengintai mereka. Mobil Cakra muncul di tempat di mana nuklir tersebut berada dan saat ini Cakra berpura-pura membaur dengan mereka. Tidak lupa, Cakra memakai tahi lalat di pipinya dan kacamata tebal agar menyempurnakan penyamaran dirinya. Kiano yang melihat Daddynya sudah berubah ikut berubah dan mereka berdua turun. Cakra dan Kiano di sambut oleh mereka anak buah yang berpura-pura menjadi Tuan rumah dan bersalaman dengan Cakra dan Kiano dan beberapa anak buah Cakra yang menyamar sebagai warga yang ikut dalam acara tersebut, penyamar anak buah Cakra benar-benar rapi dalam menyusun penyamaran hingga beberapa mafia terkecoh dan itu bisa Cakra lihat dari pengawasan dia. Anak buah Cakra buka suara dia ingin melaporkan semuanya kepada Cakra. "Tuan, mereka semua ada di sini, termasuk anak buah dari Mark. Apa tidak sebaiknya kita b
Cakra memandang ke arah pria yang tadi ditangkap oleh anak buahnya, dia tersenyum melihat pria tersebut yang ketakutan memandang dirinya sudah dipastikan kalau orang tersebut takut untuk melihat dirinya. Kenzi, Kiano, Dio, Arvan, Mike, Kahfi dan Hans melihat senyum di wajah Cakra mereka menyimpan tanda tanya kenapa Cakta tersenyum setelah membaca pesan Apakah ada kabar baik untuknya sehingga senyum dari sang mafia itu seperti itu. "Dekarang aku kasih satu kesempatan untukmu. Katakan yang sejujurnya kepadaku, tidak perlu kamu menutupinya. Ayo cepat katakan di mana mereka menyembunyikan anakku, aku tidak akan membunuhmu tapi jika kamu menolak mengatakannya maka aku akan habisi kamu. Aku tidak main-main, aku serius dan jangan sampai aku murka kepadamu, kamu sudah tau bagaimana aku murka, sekarang cepat katakan di mana dia, aku kasih waktu 5 menit untuk mengatakannya karena aku tidak punya waktu. Ayo cepat katakan!" perintah Cakra dengan memberikan waktu kepada pria tersebut untuk men
Alex pun tidak berkata apa-apa saat ini, dia hanya menundukkan kepala, ingin membalas tapi jika dia membuka mobil maka peluru itu akan masuk ke mobilnya. Mobil yang dipakai Alex adalah mobil anti peluru, hanya bagian luar saja yang dapat mereka tembak, namun tidak bisa masuk ke dalam dan mobil tersebut pun tidak rusak sama sekali karena mobil yang digunakan oleh Alex benar-benar dirancang khusus untuknya jika ada musuh yang menyerangnya maka musuh tersebut tidak bisa melukainya. "Berapa lama lagi mereka datang ? Kenapa lama sekali, aku sudah tidak sabar untuk melenyapkan mereka, berani-beraninya mereka menyerangku. Siapa yang berani menyerangku, Rian?" Alex geram dan dia sangat membenci orang yang sudah berani menyerangnya dan dia juga ingin menyerang balik orang-orang tersebut. Namun, nyatanya dia tidak bisa hanya mendengar suara tembakan yang mengarah ke mobilnya saja sedangkan sang sopir diminta tunduk oleh Rian."Pak, tundukkan saja kepalanya, lindungi diri Bapak, cepatlah!" pe
Tembakan tersebut tidak membuat pria tersebut mengakui siapa yang sudah melakukannya. "Ampun Tuan, jangan bunuh saya." Pria tersebut masih belum mengatakan siapa orangnya, pria itu hanya menatap ke arah Alex dengan tetapan yang sangat menyebalkan menurut Alex."Masih belum mau mengatakannya? Apa sekarang aku ingin mengeksekusimu langsung seperti teman-temanmu itu?" tanya Alex. Mendengar perkataan dari Alex, kontak saja membuat pria tersebut ketakutan ia menggelengkan kepala dan dia langsung menjawabnya. "Tuan Mark yang melakukannya, dia yang menyuruh kami untuk menyerangmu, Tuan. Tolong ampuni saya. Saya masih punya keluarga, saya hanya diajak oleh mereka untuk menyerang dan saya diberi imbalan uang oleh mereka, tapi jika kamu meninggal tapi jika tidak maka saya dan keluargaku akan dibunuh, tolong Tuan jangan bunuh saya, semua saya lakukan demi anak saya yang mau operasi kalau Tuan tidak percaya, Tuan bisa ke rumah sakit dan carilah nama anakku di sana," jawab pria tersebut mencer
Luna dan ketiga sahabatnya yang sudah mengirim nuklir memutuskan untuk pergi ke tempat di mana Cakra berada dan saat ini, Luna meminta kepada Beno untuk menghubunginya. "You coba telpon desek, di mana desek saat ini dan apakah nuklir itu aman kalau kita tinggalkan desek? Pergi ke tempatnya tanpa kita awasi?" tanya Luna. "You tenang saja, Bule sudah di sana dia akan kawal dan kita tinggal tunggu laporan saja. Kalau kita ikut juga dengan mereka maka kita akan ketahuan jadi you santai saja tenang dan jangan takut nuklir itu hilang," jawab Beno. "Bagus kalau gitu, i jadi tenang kalau begitu cepat you telpon desek di mana, apakah desek sudah tau keberadaan dari Kiara. I tidak tenang sebelum desek mengetahui kabar dari desek, karena calon i selalu menanyakan desek," ucap Luna meminta kepada Beno untuk menghubungi Cakra karena dia ingin tahu di mana keberadaan mereka saat ini.Mendengar perkataan dari Luna, Beno yang duduk di sampingnya mengganggukan kepala, mereka saat ini sudah kembali
"Tutup mulutmu, Cakra. Aku tidak pernah berkhianat kepadanya. Kamu jangan dengarkan dia dan lihatlah kamu itu seorang mafia Baron tapi kamu menjadi pengikutnya. Apakah itu tidak bodoh namanya, lebih baik kamu ikut denganku dan kita bisa menguasai semuanya," jawab Mark yang menghasut Baron agar berpihak kepadanya. Mendengar perkataan dari Mark dan ayahnya baik Kenzi, Kiano dan yang lainnya terkejut dia memandang ke arah Baron, pantas saja pria ini sangat cepat mencari keberadaan Mark, ternyata dia dulunya mafia bersama dengan Mark dan karena ketamakan dari Mark ia harus dikhianati benar-benar rahasia yang tertutup rapat dan terbongkar saat ini juga. "Aku tidak masalah menjadi anak buahnya asal aku tidak berkhianat kepada majikanku, beda denganmu," jawab Baron yang membuat Mark semakin terpojok dan dia gagal untuk menghasut Baron karena Mark tidak bisa membuat Baron berpihak kepadanya dan menyerang Cakra.Baron yang lebih awal membangun klan mafia yang dikuasai Mark saat ini semuanya
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk