Tembakan tersebut tidak membuat pria tersebut mengakui siapa yang sudah melakukannya. "Ampun Tuan, jangan bunuh saya." Pria tersebut masih belum mengatakan siapa orangnya, pria itu hanya menatap ke arah Alex dengan tetapan yang sangat menyebalkan menurut Alex."Masih belum mau mengatakannya? Apa sekarang aku ingin mengeksekusimu langsung seperti teman-temanmu itu?" tanya Alex. Mendengar perkataan dari Alex, kontak saja membuat pria tersebut ketakutan ia menggelengkan kepala dan dia langsung menjawabnya. "Tuan Mark yang melakukannya, dia yang menyuruh kami untuk menyerangmu, Tuan. Tolong ampuni saya. Saya masih punya keluarga, saya hanya diajak oleh mereka untuk menyerang dan saya diberi imbalan uang oleh mereka, tapi jika kamu meninggal tapi jika tidak maka saya dan keluargaku akan dibunuh, tolong Tuan jangan bunuh saya, semua saya lakukan demi anak saya yang mau operasi kalau Tuan tidak percaya, Tuan bisa ke rumah sakit dan carilah nama anakku di sana," jawab pria tersebut mencer
Luna dan ketiga sahabatnya yang sudah mengirim nuklir memutuskan untuk pergi ke tempat di mana Cakra berada dan saat ini, Luna meminta kepada Beno untuk menghubunginya. "You coba telpon desek, di mana desek saat ini dan apakah nuklir itu aman kalau kita tinggalkan desek? Pergi ke tempatnya tanpa kita awasi?" tanya Luna. "You tenang saja, Bule sudah di sana dia akan kawal dan kita tinggal tunggu laporan saja. Kalau kita ikut juga dengan mereka maka kita akan ketahuan jadi you santai saja tenang dan jangan takut nuklir itu hilang," jawab Beno. "Bagus kalau gitu, i jadi tenang kalau begitu cepat you telpon desek di mana, apakah desek sudah tau keberadaan dari Kiara. I tidak tenang sebelum desek mengetahui kabar dari desek, karena calon i selalu menanyakan desek," ucap Luna meminta kepada Beno untuk menghubungi Cakra karena dia ingin tahu di mana keberadaan mereka saat ini.Mendengar perkataan dari Luna, Beno yang duduk di sampingnya mengganggukan kepala, mereka saat ini sudah kembali
"Tutup mulutmu, Cakra. Aku tidak pernah berkhianat kepadanya. Kamu jangan dengarkan dia dan lihatlah kamu itu seorang mafia Baron tapi kamu menjadi pengikutnya. Apakah itu tidak bodoh namanya, lebih baik kamu ikut denganku dan kita bisa menguasai semuanya," jawab Mark yang menghasut Baron agar berpihak kepadanya. Mendengar perkataan dari Mark dan ayahnya baik Kenzi, Kiano dan yang lainnya terkejut dia memandang ke arah Baron, pantas saja pria ini sangat cepat mencari keberadaan Mark, ternyata dia dulunya mafia bersama dengan Mark dan karena ketamakan dari Mark ia harus dikhianati benar-benar rahasia yang tertutup rapat dan terbongkar saat ini juga. "Aku tidak masalah menjadi anak buahnya asal aku tidak berkhianat kepada majikanku, beda denganmu," jawab Baron yang membuat Mark semakin terpojok dan dia gagal untuk menghasut Baron karena Mark tidak bisa membuat Baron berpihak kepadanya dan menyerang Cakra.Baron yang lebih awal membangun klan mafia yang dikuasai Mark saat ini semuanya
"Apa, aku melewatkan pesta kalian? Ada apa ini, hmm? Kenapa kalian tidak mengundangku, kalian sungguh terlalu. Padahal, aku ingin ikut berpesta dengan kalian, tapi entah kenapa aku tidak diundang," ucap Alex yang akhirnya tiba di markas Mark bersama Rian. Melihat ada ibunya di markas Mark membuat Alex merubah raut wajahnya, Maria memandang ke arahnya namun reaksi Alex biasa saja, dia tidak terlihat senang atau apapun itu, Alex terlihat seperti orang yang cuek dan tidak mengenal siapa Maria. Maria, melihat anaknya berada di markas menatap Alex dengan sedikit rasa gugup karena dia yakin kalau Alex pasti bertanya kepada Mark. Kenapa dia diserang sedangkan saat ini Mark seperti orang linglung dia masih memikirkan masa lalunya tanpa sedikitpun dirinya sadari kalau musuhnya sudah ada di depan dirinya siap mengeksekusi dirinya. "Kenapa kalian biasa aja dan kamu Kiano, benar kan kalau namamu Kiano, itu tunanganmu bukan? Sana selamatkan dia, aku yakin dia menunggumu untuk menjemputnya, tapi
"Aku tidak tahu, Rian. Apakah aku harus mempercayai dia atau tidak. Apakah aku harus memaafkan dia atau tidak. Bagaimana kalau tadi aku tertembak, Rian, bagaimana kalau kita semua tertembak, anaknya saja sudah dia luka Rian dan bagaimana itu terjadi kepada kita tadi, kenapa kau tega ibu, kenapa kau tega! Aku anakmu. Apakah kau selama ini tidak menganggap aku sebagai anakmu!" teriak Alex dengan cukup kencang membuat Alex murka. "Aku tidak pernah menyuruhmu dialah yang mau melakukannya, Mark. Jangan berbohong kepadanya katakan saja kalau kamu yang ingin membunuhnya, kamu ingin menguasai mafianya, bukan? Dan kamu ingin menguasai nuklir itu. Sudahlah, jangan berpura-pura bohong dan jangan limpahkan semuanya kepadaku. Aku tidak pernah melakukan apapun dan aku juga tidak pernah menyuruhmu," jawab Maria yang mulai membela diri kalau bukan dia yang meminta Mark melakukan pembunuhan tersebut. Mendengar perkataan dari Maria membuat Mark semakin kesal dia ingin menembak Maria. Namun sayang, M
Mobil yang dibawa oleh Kahfi sampai di rumah sakit mereka segera keluar membawa Kiara yang saat ini tubuhnya sudah mulai melemah darah sudah mengalir membasahi pakaiannya. Kiano tidak sanggup untuk melihat calon istrinya tersebut melemah dan banyak menghabiskan darah."Dokter, Suster, tolong istri saya, dia terluka tolong!" teriak Kiano mengatakan kalau istrinya terluka dan dia meminta kepada Dokter dan Suster untuk mengobatinya karena saat ini posisi mereka masih jauh dari rumah sakit besar jadi mereka membawa Kiara ke rumah sakit yang ada di sekitar tempat mereka saat ini berada. "Bawa sini, Mas, letakkan di bankar ini," ucap Suster kepada Kiano. Kiano yang diminta untuk meletakkan Kiara di bankar segera meletakkannya dengan perlahan dan hati-hati. Kiano menunggu di luar dia tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang ICU. Kahfi menepuk pundak Kiano memberikan semangat kepada Kiano. "Kakak, tenang saja, kakak Kiara akan baik saja, dia kuat jangan sedih. Paman, mungkin mengatakan it
"Dia baik, kondisinya stabil tidak ada masalah sama sekali dan akan sembuh seperti semula," jawab dokter yang menepuk pundak Kenzi. Dokter pun segera pergi dan tidak lama, salah satu ruangan kembali terbuka, Dokter keluar dan membuka maskernya. Rian yang melihatnya langsung berlari mendekati Dokter berharap Alex juga sama seperti Cakra, berharap kalau Alex baik-baik saja. "Pasien yang bernama Alex, siapa keluarganya" tanya Dokter kepada mereka semua. Arya maju dan menatap ke arah dokter menunggu apa yang Dokter katakan. "Pasien atas nama Alex saat ini masih belum sadarkan diri, tapi dia selamat dan saat ini dia akan dibawa ke ruang inap khusus ICU, hanya satu orang saja yang bisa melihatnya. Oh, ya kami perlu darah dan kami kekurangan darah golongan o jika ada yang bergolongan darah O bisa untuk transfusi darah segera," jawab Dokter yang mengatakan kalau Alex membutuhkan golongan darah O.Mendengar hal itu Rian segera membuka suaranya. "saya golongan darah O, Anda bisa ambil semua
Seseorang yang ditanya oleh Kenzi adalah Rian. Rian yang melihat kedatangan dari Kenzi menundukkan kepala dan tersenyum kecil ke arahnya. Dan dirinya menundukkan kepala kearah Kenzi. "Tuan, maaf saya sudah membuat kegaduhan atas nama Tuan Alex saya minta maaf," ucap Rian yang membuat Kenzi menganggukkan kepala ke arahnya "Tidak apa, jangan khawatir, semua sudah terjadi. Jadi, bagaimana dengan dia?" tanya Kenzi lagi. "Tuan Alex baik, tapi beli sadarkan diri sama sekali, entahlah kenapa tidak sadarkan diri, saya jadi takut apa dia bermimpi sedang melawan Anda ya?" tanya Rian sambil terkekeh mengatakan kalau Alex bermimpi sedang melawan dia. Kenzi yang mendengarnya tersenyum dan dia duduk di samping Rian. Keduanya sama-sama diam dan tidak mengatakan apapun. Rian menghela napas dan membuka suaranya terlebih dahulu. "Permusuhan ini sudah berakhir ya, tidak ada lagi permusuhan yang ada perdamaian. Tuan Alex tidak akan memburu nuklir itu, simpanlah nuklir itu baik-baik. Jangan pernah k
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk