Share

istrinya murka

*

Seperti biasa kami berkumpul di meja makan sekeluarga untuk menikmati hidangan makan malam, bercengkerama dengan bahagia, orang tuaku terlihat bahagia dengan kelakuan dan celoteh cucunya yang banyak bercerita tentang kegiatan mereka.

"Ibu selalu ingin kalian tampak bahagia, Nduk."

"Jannah, bahagia Bu, Jannah akan akan tetap bahagia."

"Semoga suatu hari kamu menemukan seseorang yang bisa benar-benar membuatmu tersenyum gembira, Nak tidak ada lagi kesuraman seperti kemarin kemarin."

Ibu menatapku dengan penuh kasih.

Bapak terlihat menyentuh tangan Ibu memberinya isyarat agar ibu tidak berbicara seperti itu lagi mungkin dia takut menyakiti perasaanku.

"Iya, mudah-mudahan suatu hari semuanya berubah."

"Ibu berharap sekali kamu tidak hidup sendirian, Jannah,,"

Imbuhnya.

"Namun sekarang karena belum siap untuk berumah tangga karena menimbang kejadian itu masih membuat luka yang menganga di hati Jannah," ucapku lirih.

"Semoga luka yang pernah ada, tidak membuatmu trauma berkepanjangan."

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status