Share

mau damai atau tidak

"Apa? Dia ingin mati?"

Aku terbelalak mendengarnya.

"Iya, dia putus asa dan posisiku jadi percuma saja di sampingnya."

"Katakan padanya untuk tidak bersikap kekanak-kanakan," kataku.

"Jannah, ini serius ... Mas Rafiq udah depresi, dia tidak mau ambil pusing denga karir dan hidupnya lagi."

"Jika dia sendiri tidak mau memikirkan dan memusingkan hidupnya,!Mengapa harus aku?"

"Dia masih mencintaimu, Jannah."

"Kemarin-kemarin dia meninggalkanku karena dia masih mencintaimu, Angel," balasku.

"Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, please, aku mohon agar kau mau menemuinya."

Aku dan ibu saling memandang untuk beberapa saat, hingga tiba-tiba suara Bapak memecah suasana.

"Pergilah Jannah, kau memang mantan istrinya, meski dia telah menyakitimu, tapi sebaik-baik manusia adalah manusia yang memaafkan orang lain dan memiliki kelapangan dada serta keikhlasan. Temuilah dia dan beri dia pengertian."

Aku tidak ingin beradu argumen dengan Bapak jika beliau ingin aku pergi maka meski berat hati aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status