Home / Romansa / The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar) / PART 3 - THE MOST HANDSOME MAN IN THE WORLD ?

Share

PART 3 - THE MOST HANDSOME MAN IN THE WORLD ?

Author: Noodles
last update Last Updated: 2021-03-20 15:05:45

NOAH DYLAN POV

            Sebagai salah satu terkaya se-Indonesia, menjadi tampan ialah poin tambah untuk dibanggakan. Hari ini ialah hari pertama ku menjadi CEO di perusahaan milik keluargaku. Aku tidak begitu minat dengan urusan tanda tangan, meeting, dan hal lain yang berbau kantor semacam ini. Aku terpaksa mengiyakan sebab papiku yang mendadak sakit karena kanker hati. Menjadi model ialah passion-ku. Aku lebih suka bebas ketimbang terkekang di balik meja dan harus berkutat dengan kertas-kertas sialan ini.

Suara ketukan pintu menghentikan gerutuan-ku

Marissa, sekretaris ku. Tubuh langsingnya meliuk masuk menuju mejaku.

“selamat pagi pak, hari ini ada jadwal meeting jam 10 pagi”

“iya” jawabku sedatar mungkin.

Setidaknya ada angin segar di perusahaan ini bernama Marissa Lourd. Imajinasiku mengarah ke bagian tubuhku yang mengeras dan menegang, membayangkan wajah natasha tenggelam di antara selangkanganku.

Bangsat!

Belum genap satu jam, pantatku terasa panas duduk di singgasana kekuasaan ini. Wajahku mengkerut menunggu jarum jam agar sedia melompat cepat lekas bergulir ke waktu malam.

Malam hari ialah euphoria bagi manusia bernama Noah Dylan.

Berkumpul dengan kawan sejawat, menghisap rokok, meneguk miras serta memeras payudara para wanita.

Aku telah merindukan dentuman lagu EDM khas klub malam untuk memuaskan gairah muda.

Menjadi model membuatku mengenal hal-hal seperti itu. Menghabiskan uang untuk menghabiskan semalaman seranjang dengan wanita. Melumat habis puting dan bagian sensitif lainnya.

Noah Dylan tak lain ialah iblis bertampang malaikat, begitulah kata orang-orang tentangku.

Aku tidak peduli dengan julukan yang seharusnya itu adalah hinaan. Namun aku terlalu peduli dengan diriku yang bergelimang harta tanpa harus menyia-nyiakan peluh untuk sekadar menghidupi diriku.

***

Kepalaku semakin berdenyut ketika puluhan pesan dan puluhan lainnya merupakan panggilan dari wanita jalang itu.

Sudah hampir dua tahun nama sialan itu tak pernah nongol di hadapan mukaku meski hanya sebuah panggilan telepon. Wanita iblis berwajah bidadari yang telah merenggut kepercayaanku terhadap perasaan kasih sayang yang sudah lama tidak pernah kurasakan sejak Mami pulang ke pelukan Tuhan.

Sial! kenangan itu kembali menyebar ke seluruh sistem yang menyimpan kenangan yang sangat sekali ingin ku hapus. Namun di sisi lain, aku tak ingin menghapus kenangan Mami sedikitpun.

Hujan adalah satu-satunya momen yang paling ku benci. Meski begitu momen terburuk yang telah merenggut nyawa wanita yang melahirkanku juga mengingatkan ku akan wajah gadis bermata sipit yang masih kupegang janjinya hingga kini.

Sepuluh tahun berlalu, aku tidak memiliki kesempatan untuk menemukannya. Berbagai cara ku gunakan untuk menemukan dirinya. Ingin sekali aku menemui gadis itu meski hanya untuk melontarkan kalimat klise seperti “Apa kabar”.

Ini semua gara-gara wanita sialan itu. Wanita yang mengukungku supaya selalu berada di bawah selangkangannya. Bodohnya aku yang jatuh di perangkap tipu muslihat wanita bermata hijau itu.

Aku tahu alasan ia menghubungi tak lain hanya menginginkan remahan kekayaan ku. Seperti yang sudah sudah, dua tahun yang lalu ia menemuiku dengan pakaian minim aurat berlagak sok cantik menggodaku dengan tubuhnya yang mempesona. 

Wanita jalang itu sekarang jatuh miskin akibat kesalahan kami bertiga. Aku, dia dan satu lagi pria sialan itu. 

Tubuhku tak bisa dibohongi. Untung saja pikiranku masih bisa mencerna kepahitan yang kualami akibat wanita berkebangsaan Kanada itu.

Mungkin ia sudah kehabisan cadangan pria-pria bermata keranjang sekaligus berhidung belang yang dengan bodohnya tunduk hanya satu kali kedipan mata hijau bening itu.

Kubanting keras-keras gawai keluaran anyar yang baru saja ku beli beberapa jam yang lalu.

Darimana ia bisa mendapat nomor telepon baruku?!

Pengkhianatan seorang sahabat yang telah membuatku bersikap sangat keras dan mengabaikan orang lain. Mempercayai manusia adalah kebodohan tak berujung. 

Aku kembali duduk di atas sofa di samping meja kerjaku. Dengan malas kubuka lembaran berkas, tidak tipis dan juga tidak begitu tebal. Hingga mataku menangkap nama yang begitu familiar oleh ingatanku.

Mika Lodge, nama yang sudah lama membuatku frustasi.

Janji itu, janji yang terus menerus ku pegang hingga kini.

Gadis bermata coklat yang menggenggam erat tanganku ketika tak ada siapapun yang melakukannya. Penyembuh luka.

Lembaran yang menyuguhkan wajah gadis kecil yang kukenal dalam versi yang lebih dewasa dan tentu saja cantik.

***

"Ndut lihat sini deh" Mika menarik tanganku yang masih sibuk memainkan pasir pantai.

"Lihat nih, imut sekali kayak ndut" imbuh Mikaa lagi.

"Monster kecil"

"Kok monster?"

"Bentuknya aneh gitu" tangan gemuknya meraih hewan kecil bertumpurung, sekejap kepalanya bersembunyi di dalam cangkangnya. 

"Wah ndut, lihat nih mukanya senyum-senyum" ucap Mika kegelian melihat hewan berjenis keong laut itu berjalan di atas tangan kecilnya. 

"Punyaku kok tidak mau keluar" kelomang yang ada di tangan Noah beringsut ketakutan.

"kamu katain monster sih" 

"Kan monster bukan hinaan, Mik"

"Coba giniin" Mika membuka mulutnya ke arah hewan kecil itu.

"Ga mau ah, masak ini dimakan?"

"Bukan, lihat nih keluar tuh" binatang kelomang itu keluar dari rumahnya karena hantaman nafas Mika.

"Kamu lupa gosok gigi kan, makanya mau keluar saking baunya"

"Hah" Mik membuka mulutnya lebar-lebar ke arah Noah.

"Bau bangkai"

"Ga mungkin" Mika berkilah.

Noah berlari ke arah gundukan pasir putih yang ia buat sebelumnya. 

"Mas Noah, Nduk Mika, kemari kita makan dulu" teriak Mbok Darmi dan Papiku beriringan tidak jauh dari tempat kami berdiri.

"Yes, akhirnya waktunya makan" saking tidak sabarnya dengan iming-iming masakan Simbok Darmi, gundukan istana pasir yang kubuat tadi luluh lantah akibat tendangan sadisku.

"Dasar si Ndut, bahagia banget kalo denger ada makanan"

Di atas gelaran tikar yang dibawa Papiku terdapat berbagai masakan. Satu persatu romanya menusuk-nusuk indera penciumanku. 

"Wah ada steak" Mataku berbinar melihat makanan kesukaanku itu, mengingatkanku dengan masakan Mami.

"Aku yakin kamu pasti ingin tambah, ndut" kata Mika dengan sinis.

Aku tidak peduli saking tergodanya dengan rayuan masakan khas buatan Simbok Darmi. Masakannya tidak kalah dengan buatan para chef yang kerap mengenakan pakaian serba putih dan rapi. Meksi pakaian Mbok Darmi adalah jarik dan kaos sekenanya, makanannya tidak bisa diragukan lagi.

Tanpa sadar aku menghabiskan tiga porsi steak yang agaknya kurang familiar di lidahku. 

"Waduh, anak papi bau banget" celetuk Papi menatapku geli.

"Apaan sih papi, udah mandi aku lho" balasku dalam kondisi mulut masih penuh.

"Udah sikat gigi belom"

Aku manggut-manggut masih menyelami rasa gurih makananku.

"Bau sekali" cetus Mika tersenyum sinis.

"Ini apaan sih Mbok?"

"Itu rendang jengkol Mas Noah" balas Simbok Darmi dengan logat jawanya yang kental.

"Tapi enak kok pi, it's okay kalau bau" jawabku sembari mengeluarkan nafasku ke arah mereka bertiga.

Bayangan Steak alias Rendang jengkol bikinan Simbok Darmi membuat perutku lapar. Sejak kemarin perutku belum sempat diisi makanan. Papi masih terbaring di atas ranjang putih di Rumah Sakit L'Enfant, Kota Quebec. 

Penyakitnya kian hari semakin menyedot kekuatannya. Badan tegapnnya menjelma menjadi ringkih. 

"Pulanglah ke Indonesia, Noah" ucap pria bernama Frank Dylan itu.

"Kau akan menemukan dirimu disana"  kata Papi lagi dengan lirih

Ku genggam erat tangannya yang sudah berkerut dan pucat. Mataku memerah menahan tangis.

"Bagaimana dengan papi?" 

"Disana kau akan menemukan pelukan Mami" 

Semburat wajah matahari yang tenggelam. 

Aku menengadah ke arah kumpulan awan yang membentuk wajah Mika.

Langit Kanada sungguh berbeda dengan langit yang ku lihat ketika bersama dengan gadis itu.

Aku terkekeuh mengingat wajahnya yang terkadang memasang muka aneh.

Aku akan kembali.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Esmi Yati
Yahhh kok jadi Wanda bukannya Mika hehe
goodnovel comment avatar
Esmi Yati
Yah kok jadi Wanda, hehe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 4 - SAYUR ASEM VS NASI PADANG

    ALEX ANDREW POV Mataku tak henti-hentinya menilik jam tangan. Sialan! hari pertama bekerja malah keblabasan molor. Batinku tak berhenti mengumpat karena menghabiskan waktu dengan Marissa untuk party di klub malam langganannya.Kepalaku masih berdenyut sehabis menenggak beberapa whisky semalam. Beberapa hal tidak kuingat selain making love bersama pacarku, Marissa Lourd.Siapa yang nyana pelarian yang kulakukan malah membawaku ke dalam lubang seorang Noah Dylan. Sungguh aku ingin meludahi mukanya yang sok.Setiap majalah, televisi, berita online bahkan sosial media gencar memasang wajah yang sudah lama ingin ku pukul sampai hancur.Apa boleh buat, uang adalah sesuatu yang kita cari bukan. Sesuatu yang membawamu menuju bahagia duniawi. Demi apapun, aku kira Noah tidak akan pernah kembali k

    Last Updated : 2021-03-20
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 5 - HILANGKAN KEPERJAKAAN GUE

    MARISSA LOURD POVSialan!Pengarku tidak hilang dari tadi.Brengsek, si Alex. Kenapa semalam bisa berakhir tidur dengannya?!.Iya, aku dan Alex memiliki hubungan. Tapi perlu digaris-bawahi kami menjalaninya sebatas pemuasan nafsu tanpa cinta.Aku dan pria setengah gesrek itu telah kenal satu sama lain sejak menjadi anak kuliahan penganut sistem kapitalisme. Alex tak lain cowok cupu yang anti-sosial yang kerjaannya cuma memeluk buku-buku tebal.Orang-orang yang melihat Alex yang sekarang tidak akan pernah percaya bahwa perawakannya pernah dekil pada masanya. Aku bahkan sampai lupa bagaimana awal kita bisa bertemu bahkan berkawan.Satu-satunya yang paling aku ingat ketika ia menghampiriku dengan kemeja bergaris berwarna monokrom ciri khas manusia kutu buku. Ia datang ke kost-an yang aku tempati yang berada tidak jauh dari kampus.“Hei, cewe ganjen” teriak Alex di depan halaman kost

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 6 - ENDUT

    AUTHOR POVSeperti kebanyakan kota metropolis lainnya. Jakarta dipenuhi oleh kesibukan dari berbagai kalangan. Mencari uang ialah tradisi manusia untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.Hari itu Mika sudah sampai ke kantor sebelum pekerja lainnya datang. Ia terpaksa bangun pagi supaya tak mengulangi kesalahannya di hari pertama bekerja.Suasana kantor yang senyap membuatnya semakin kesepian. Akhirnya ia menyibukkan diri membikin segelas kopi instan sebagai penghilang rasa jemu-nya.Perusahaan milik keluarga Dylan yang telah memperkenalkan jenis-jenis makanan di Indonesia membuat Indonesia menjadi pemegang nomer satu pemilik makanan terlezat sedunia.Jam mulai bergulir ke arah kanan. Para karyawan lambat laun berbondong-bondong menduduki kursi teposnya-sebab terlalu lama diduduki. Miya Cooper, seorang wanita bertubuh tinggi semampai, menyilangkan kakinya dengan feminim sembari memoles lipstik merahnya.Beber

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 7 - KETIKA DIA JATUH CINTA

    MIKA LODGE POV "Pagi sayang” suara serak mengalun membangunkanku.Morning kiss tak lupa diberikan oleh manusia yang dulunya musuh kini menjelma sebagai seorang kekasih.Kubalas pagutannya dengan menyesap bibir bawahnya.Aku tak percaya, kemarin ialah hari terakhir menjadi gadis perawanHatiku hampir mencelos keluar gara-gara melihat Noah beranjak dari tempat tidur dengan keadaan telanjang bulatpantatnya yang terpahat sempurna sukses membuat mataku menyala, seketika luntur kantukku.Ia menoleh, terkekeuh melihat pipiku yang merekah merah.“Kenapa sayang, belum puas yang semalem?” ujarnya dengan mata nakalpipi ku makin merah, serasa siap meletus."Mau sarapan pake apa?""E-eh pakai... sendok?""Kebiasaan lama nih, sukanya kikuk"Noah kembali ke atas ranjang, mencium pahaku yang masih polos t

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 8 - HASRAT SEMATA ?

    ALEX ANDREW POVWajahku tertekuk tak beraturan seperti kertas yang sudah kusut. Sialnya aku, yang gagal menjadi pahlawan kepagian untuk menolong Mika.Noah Dylan! Sejak kapan ia peduli dengan wanita?! Bukankah kepeduliannya tak lain dan tak bukan adalah tubuh telanjang para kaum hawa.Kutenggak beberapa gelas minuman beraroma kuat yang membuat kepalaku semakin sakit dihantam pikiran liar tentang Wanda dan pria sialan itu.Tak cukup ia merebut wanita jalang itu kemudian gadis yang aku, maksutku sahabatku.Mentang-mentang berkantong tebal dan berwajah ganteng juga minim akhlak. Dia tak punya hak untuk menyentuh tubuh Mika yang meggunakan baju sialan itu. Seharusnya tadi aku menyebutnya jelek supaya ia berganti pakaian.Seharusnya tadi aku tidak terpesona dengan pemandangan dadanya yang membuat pikiranku ngalor-ngidulAku merasa bingung karena tidak bisa mengendalikan pandanganku ke arah Mika yang sedang digendong ol

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 9 - TRAUMA

    NOAH DYLAN POVAku terduduk di kursi depan bar yang menyuguhkan bermacam-macam minuman yang akan membuat orang yang menenggaknya akan jatuh ke lubang yang lebih tenang. Cairan yang akan membuat siapapun yang mengonsumsinya akan kehilangan akal dan lupa akan hiruk-pikuk kejamnya dunia.Aku menelan cairan itu dalam satu teguk. Hingga dua atau tiga teguk kemudian, aku tersedak ketika menangkap wajah yang sudah lama tidak ditemukan oleh kedua mataku.Tubuhnya lebih tinggi dari yang ku perkirakan. Wajahnya masih sama teduhnya. Sialan, liuk tubuhnya membuat tubuh bagian bawahku menggeram.Dress berwarna merah maroon yang super ketat di tubuh montoknya. Terlebih lagi dengan dadanya yang menyembul seiring kaki panjangnya melangkah menuju ke arah bar di ujung yang berlawanan dengan tempat aku duduk.Sudut bibirku meninggi ketika melihat Mika, Ia berjalan dengan canggung sebentar-bentar menarik gaun yang minim bahan it

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 10 - HUJAN DAN EFEK KUPU-KUPU

    MARISSA LOURD POVAroma rose menguar dari sabun mandi yang aku gunakan. Busanya aku mainkan membentuk bola-bola tak beraturan kemudian ku tiup, membuat mereka jatuh dan hancur.Sepi dan kesepian. Kesibukan di kantor hanyalah sementara. Aku terjebak lagi di rumah ini.Rumah yang didesain ramping dan hanya berlantai dua saja.Rumah ini aku beli lantaran ingin menjauh dari keadaan rumah orang tuaku.Sudah lima bulan lebih aku tidak berbicara dengan Bunda.Apakah pria brengsek itu kembali lagi?Bunda tidak akan pernah menghubungiku sekalipun ia tengah menderita.Suara ketukan dari balik pintu rumahku membuatku malas beranjak dari bath-up.Mungkin Alex? Astaga aku lupa tentang ajakan Pak Dylan.Dengan tanggap, aku meraih handuk putih dan melingkarkannya ke badanku.Rambutku yang masih basah, airnya menitik seiring aku berlari kecil menuju pintu.

    Last Updated : 2021-03-21
  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 11 - DE JAVU

    AUTHOR POVHigh heels berwarna merah berayun-ayun di balik meja di sebuah kantor, tangan putihnya meliuk-liuk dengan girang. Pena yang ia pegang. Mulutnya yang disapu lipstik merah mate tersenyum kecil takut dilihat orang lain di kantor itu.Marissa masih membayangkan kenikmatan yang dialaminya semalam. Ia kadung candu dengan kelihaian Mr. Dylan. Baru kali ini Marissa mendapatkan pria yang bisa memenuhi petualangan seksualnya. Alex, sahabatnya tidak begitu lihai membuat suasana seks menjadi lebih bervariasi.Ia sudah jatuh cinta dengan tubuh bosnya sendiri.Ponselnya berdering. Layarnya menganga menampilkan sebuah pesan teks dari si pengirim bernama Mr. Dylan.Nanti kita makan siang bareng yaMenu hari ini apa, Tuan?ku balas pesannya. Ia tersenyum di balik jendela kaca ruangannya yang menhadap ke mejaku.Tentu saja hidangan yang menggairahkan

    Last Updated : 2021-03-21

Latest chapter

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 26 - CURUG

    MARISSA LOURDSuara ngorok membuatku terbangun. Dengan keadaan tubuh tanpa sehelai kainpun aku terkapar di atas karpet yang berada tak jauh dari ranjang. Saking capeknya sepulang kerja ditambah perjalanan yang cukup jauh membuat mataku langsung terkatup dengan mudahnya.“Kita pulang yuk ke vila, disana lebih hangat dan indah”Suara yang belum sempurna dicerna olehku yang masih setengah tidur. Sepasang tangan mengangkat ku dengan lembut menuju mobil. Mataku seakan dibebani puluhan batu sulit terbuka.“Mar, bangun woi”Suara cempreng Alex yang agak serak dan maskulin sukses membikinku terperanjat. Aku terkejut melihat jam digital yang duduk di atas meja samping ranjang king size yang kutiduri.Dimana gue? Bukannya tadi di motel ranjangnya ga semewah ini?Pikiran tentang dimana aku sekarang sekejap pudar mengingat matahari sudah nyelonong masuk melalui cela

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 25 - FRIEND WITH BENEFIT STILL GOING ON

    AUTHOR POV“Apaan sih lu” Marissa masih kaget melihat gelagat manusia yang terkenal aneh untuk dirinya.Tapi, alasan ia mengeraskan suaranya supaya suara detak jantungnya tak terdengar ke telinga Alex.Alex yang masih berusaha agar tak tergagap – kebiasaan lamanya ketika gugup.Fakta itu membuatnya makin gugup dan gelisah. Hingga sesuatu yang basah mulai mengguyur tubuh mereka. Bandung yang dikelilingi bukit dan pohon semakin dingin ketika dibasahi hujan.Jaket kulit milik Alex yang digunakan untuk menutup rambut Marissa bahkan tak mampu mengurangi volume air yang membasahi tubuh mereka. Kedinginan mulai menusuk sampai ke tulang.“Bibir lu gemeter, lu gapapa?” Alex yang melihat tubuh basah kuyup Marissa segera mendekapnya tanpa permisi. Tak seperti biasanya rasa gugup semakin mengikat mereka berdua. Mereka yang sudah menjadi “Friend with benefit” di at

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 24 - JAGUNG BAKAR ATAU JAGUNG REBUS?

    ALEX ANDREW POVMataku seperti dibakar api di perapian yang ada di villa milik keluarga ku. Muka ku kusut dan bau, sudah dari kemarin malam tubuh ku tak terkena air selain air mataku sendiri. Tanganku memar akibat terlalu banyak memukul tembok.Brengsek! Aku meraih handphone dengan malas memencet dengan kasar sebuah kontak yang bertuliskan Marissa – si jalang.Dari seberang suara sesenggukan memenuhi isi telingaku. Suara yang akhirnya meluluhkan amaraku terhadap Marissa.Setidaknya Marissalah yang cukup memahami situasi yang aku alami.Mungkin kita tengah berada pada fase teralihkan akibat perasaan jemu dan kesepian yang menggiring kita merasakan perasaan yang mungkin hanya berlaku untuk sementara.“Lu dimana?” Baru kali ini aku melihat dia seterpuruk ini. Seorang Marissa sangatlah anti mewek-mewek club. Ia sangat benci ketika terlihat lemah di depan ora

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 23 - NAFSU ATAU RINDU?

    MIKA LODGE POV“Aku mencintaimu Mika,meski tubuhku terjerat dan tidak leluasa memilihmu sebagai satu-satunya” bisik Noah di lekuk leherku.Aku terisak mendengar kalimatnya.Tapi manusia seperti diriku tidak cukup untuknya. Tidak akan pernah.Bukan hanya itu saja, aku pun akan menyakitinya lagi dan lagi seperti yang sudah sudah. Kita akan menjadi lingkaran setan dan saling menyakiti.Entah sejak kapan aku menjadi manusia yang rakus dan melupakan diriku. Atau apakah inilah wujud diriku yang sesungguhnya.Yang pasti, ungkapannya di sela ketidaksadarannya membuat hatiku terasa lebih hampa.Perasaan bersalah menggerayangi tubuhku.Aku menggeser layarku dengan buru-buru, beberapa dering kemudian.“Selamat malam pak, ada sebuah kecelakaan di jalan depan perpustakaan Timba Ilmu”Selamat tinggal Noah.Ku kecup bibirnya yang kering dan

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 22 - BERITA YANG MEMBUAT GILA

    NOAH DYLAN POVBelum sempat aku merebahkan diri setelah kejadian semalam. Badanku yang masih kaku sudah berada di atas kursi kebesaran keluarga Dylan.Belum ada kabar dari Mika. Apakah semalam hanyalah delusi?Tapi aku ingat betul, ketika aku berbicara dengannya di telepon.Tubuhku pun masih terkenang akan tubuhnya yang duduk di atas pahaku.Tubuhku tidak bisa ditipu ketika dipuaskan.Bayangan wajahnya membuatku tidak bisa berpikir jernih.Apakah ia kembali bersama Alex? Jelas aku ingat semalam aku berterus terang perihal keadaanku yang jauh dari kata normal.Pikiranku saling memaki dan bertengkar.Kepalaku semakin berdenyut.“Permisi pak, ada kiriman khusus untuk anda” kata Marissa melangkah menuju mejaku.Wanita ini benar-benar memiliki nyali yang besar. Atau lebih tepatnya tidak punya urat malu. Bagaimana tidak, setelah kelakuannya yang

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 21 - 3 SAHABAT

    32 Panggilan Terjawab dari Wanda.“Lex, maafin Mika, kalau udah denger pesan ini. Telpon Mika ya”Pesan suara dari Mika mengalir ke seluruh ruang apartemen Alex yang sepi.Maafin Mika, serius jangan tinggalin Mika ya Lex.suara isakan Mika membuat hati Alex semakin perih.Sejak malam mengerikan itu, Alex tak sempat memejamkan matanya. Gelagatnya seperti orang yang sedang keranjingan. Mukanya kusut, otaknya tak berhenti memutar dan memikirkan perempuan itu.Kamarnya sudah berantakan akibat amukan Alex yang kerasukan iblis tampan.“Alex”Suara familiar diiringi bunyi bel dari pintu apartemen membuatnya berhenti.Penampakan Marissa yang amburadul. Matanya setengah menyeramkan lantaran maskara yang luntur, rambutnya benar-benar kusut bahkan bajunya robek di bagian pahanya. Tidak sekalipun Alex melihat penampilan sahabat—mantan sahabatnya acak-acakan se

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 20 - MANGGA DARI SURGA

    NOAH DYLAN POVSuara ban mobil mencicit sehabis kuinjak rem kuat-kuat.KacauHatiku benar-benar kacauTangan dan kakiku seakan lumpuh.Tubuhku menggigil hebat dan pandanganku mengarah pada pemandangan masa lalu.Bisikan Mami yang bersimbah darah mengelus kepala ku dan menangis. Di sisa hembusan nafas yang ia miliki serta di tengah keadaannya yang tengah meregang nyawa. Ia masih menyempatkan diri menenangkan diriku!Perasaan bersalah yang terus menjalar. Perasaan sakit yang merasuki seluruh rongga pikiranku. Hujan lebat yang terus mengguyur. Aku yang tiba-tiba merasa tercekik dan sukar menghela napas. Kudorong pintu mobil dengan kasar.Mataku nyalang di depan kepulan asap dari mobil yang habis menabrak pohon. Bak lari berkilo-kilo meter. Aku gelagapan mencari oksigen. Badanku kuyup seperti kucing kebasahan.Dan brukkk!Seberkas cahaya di hadapan mukaku menyadarkanku dari pingsan. Siluet tubuh wanita berambut

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 19 - TOKO KELONTONG PAK SELAMET

    MIKA LODGE POVSepulang dari hotel laknat itu. Aku berdiam diri dengan khusyu’ meratapi kegagalanku untuk memiliki hubungan yang langgeng.Ku tanyai diriku sendiri. Apa dan Siapa yang kucari selama ini?.Hari ini aku sangat merindukan Papi dan Mami.Menjadi putri keluarga Lodge adalah satu dari sekian banyak keberuntung yang ku alami.Mami yang mengajarkan ku untuk berani dan selalu baik memperlakukan manusia lain.Aku benar-benar gusar. Tidak satupun panggilan masuk atau pesan berbalas dari Noah.Sejak pagi tak ada kabar yang muncul tentangnya.Siang tadi aku menemuinya ke apartemen tapi yang kudapati hanyalah ketiadaannya.Sembari menunggu dering gawaiku bergetar dan berbunyi khusus nada dering untuk nomor telepon Noah.Aku duduk di atas ranjang yang menghadap langsung pelataran rumah peninggalan Papi dan Mami. Menunggu dan menunggu.Jadi seperti ini rasanya menung

  • The Wildest Delusion (Delusi Paling Liar)   PART 18 - STOP THIS RAIN, PLEASE

    NOAH DYLAN POV“Ndut”Suara kecipak sepatu berlari ke arahkuRambut panjangnya basah menimpa kepalaku yang menunduk.“Endut, Mika panggil kok diam saja?”Payung berwarna biru dengan aksen bulat-bulat yang melingkar di atasnya dibuka lebar-lebar menutupi rambutku yang ikal.Gadis itu mengayunkan kakinya ke arah air yang menggenang di hadapannya. Bentangan refleksi wajah ayunya berbinar di depan toko kelontong milik Pak Selamet.Wajahnya berseri-seri ketika hujan ke wajahnya yang menengadah. Tangan mungilnya memegang ujung payung bagian atas. Dibiarkan sepatu kets serta tas biru bergambar Doraemon kesukaannya basah beserta tubuh mungilnya. Senyumannya terus-menerus merekah seiring air langit jatuh ke telapak tangan kecilnya.Ia masih asik bergumam menyanyikan lagu yang mengalun dari walkman kesayangannya. Walkman yang ayahn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status