"Halo Galant, ibu telah setuju. Kamu bisa segera mulai menangani masalahnya." Setelah menyampaikan berita itu Elle mengakhiri panggilannya kemudian lanjut melangkah pergi.
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit menuju kediaman Galant, Elle tidak bisa tidak memikirkan masalah pribadinya. Elle berpikir ternyata semakin lemah diri kita maka semakin mudah kita dibully, dihina dan diperlakukan semena-mena.
Kini Elle tidak bisa meneruskan keinginannya melihat Dicky di penjara karena gugatannya telah dicabut, dia merasa kesal. Selain memikirkan hal itu Elle juga tengah memikirkan tentang lowongan pekerjaan di rumah sakit.
Tempat seperti rumah sakit sudah diharuskan untuk peduli dengan opini publik, sebelumnya Dicky dan Valerie membuat masalah besar di rumah sakit hingga membuat Elle dikeluarkan dari pekerjaannya, sekarang dirinya akan mengikuti rekruitmen terbuka dan menjalani ujiannya lagi. Jika Dicky dan Valerie kembali lagi sanggupka
Galant masih dengan tenang menatap Elle, senyuman di bawah matanya semakin nampak jelas. "Sebenarnya dengan menjadi istriku tidak akan ada yang berani memprovokasimu " Setelah mendengarkan perkataan Galant tersebut Elle pun melemparkan senyuman kemudian berkata, "Semua itu hanya wajah-wajah yang diperlihatkan di depan kita saja sedangkan di belakang kita tidak tahu bagaimana mereka membicarakan tentang kita." "Eleonora, kamu memang istimewa," ucap Galant seraya menatap Elle. Elle jadi tertegun dan tidak tahu bagaimana merespon Galant. Elle pikir dirinya cukup biasa untuk dikatakan istimewa, mungkin lebih tepat kata 'Istimewa' untuk diri Elle maknanya adalah lebih miskin dari kebanyakan orang miskin yang ada. Berpikir mengenai itu Elle jadi menertawai dirinya sendiri. Galant yang sudah melihat banyak wanita cantik jadi saat melihat Elle dia menganggap Elle 'Istimewa'. Untungnya Galant tidak melanjutkan topik
"Siapa wanita tua itu?" tanya Elle dalam hati, keningnya mengerut. Aura mendominasi wanita tua itu benar-benar membuat Elle tidak berani bergerak.Wanita tua itu berjalan melewati Elle tanpa sungkan sedikitpun lalu mendudukkan diri di sofa. Elle merasa gugup melihat kedatangan kedua wanita tersebut juga sedikit cemas karena Galant masih belum pulang.Julitte tidak dapat menahan diri, dia mulai membuka suara. "Ibu, dia lah wanita yang menjerat Galant. Beberapa hari yang lalu dia mendatangi perusahaan, meminta bertemu Galant. Pasti dia meminta sesuatu pada Galant.Aku juga tidak percaya, bagaimana bisa Galant berkata telah menikahi wanita itu! Dia seorang yang pernah menikah dan bercerai." Julitte memandang sinis dari kejauhan dan menujukkan ketidak sukaannya kepada Elle.Elle menundukkan kepala dan terdiam. "Rupanya ibu Galant telah menyelidiki aku beberapa hari ini," batin Elle.Wanita tua itu menatap Elle
"Memangnya kenapa dengan pernikahan kedua?!" seru Galant. Ada amarah di suara yang dingin Galant lalu dia maju beberapa langkah dan berhenti di samping Elle, matanya menatap tajam Julitte. "Jangankan pernikahan yang kedua, bahkan jika itu pernikahan yang ketujuh, kedelapan asalkan itu dia maka aku tetap akan menikah dengannya." lanjut Galant. Mendengar kata-kata Galant, spontan kelopak mata Elle melebar dan mengalihkan pandangan ke arah Galant. Meskipun Elle tahu ada alasan yang membuat Galant berkata seperti itu, tetapi tetap saja setelah mendengarkan kata-kata Galant, Elle menjadi terharu. "Kamu!" seru Julitte. Matanya menyipit menatap tajam Galant. "Apa kamu sudah gila?! Terlihat dari mana baiknya dia?!" "Dari segi mana saja dia terlihat baik," ucap Galant lirih kemudian dia mendudukkan diri di samping Elle. Tangannya terangkat menyentuh lembut pipi Elle, matanya pun terus menatap Elle. "Yang terpenting adalah aku meny
"Masalah pernikahan kita akan aku pertimbangkan untuk segera diberitahukan kepada ibu Aida," ucap Galant sembari menatap Elle. Elle tertegun sejenak. "Mengapa?" "Ketika acara resepsi pernikahan kita diadakan, ibu Aida pasti akan tahu kalau dirimu ternyata telah menikah jadi tidak akan bisa disembunyikan lagi," jelas Galant dengan sangat tenang. Elle menatap Galant dengan tatapan tidak percaya. "Apakah kamu benar-benar menginginkan pernikahan yang sesungguhnya denganku?" Melihat Galant yang terdiam tidak langsung menjawab Elle pikir Galant pasti tidak menyetujuinya. Namun, ternyata Elle salah. "Kenapa tidak." Galant menjawab. Tatapannya begitu dalam menatap mata Elle. "Eleonora, aku ingin memberikan sebuah pesta pernikahan yang besar dan meriah untukmu karena kamu layak mendapatkannya." Deg ... deg ... deg. Jantung Elle berdetak dengan kencang, dirinya menjadi sangat gugup ketika i
"Sekarang aku sedang malu jadi suhu tubuhku pasti tinggi." Lanjut Elle dalam hati. Galant terus menatap Elle, sepertinya dia mengerti maksud perkataan Elle. "Baiklah, kita akan coba lagi nanti," kata Galant dengan tangan yang masih memeluk Elle. Belum terbiasa dengan ciuman Galant, hal itu-lah yang membuat Elle mendapatkan demam. Tubuh Elle kini mulai menggigil, rasa dingin mulai menyerangnya hingga Elle tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Galant. "Tidak bisa seperti ini, kita harus segera ke rumah sakit," kata Galant. Melihat kondisi Elle yang semakin mengkhawatirkan, Galant berencana akan membawa Elle ke rumah sakit, tetapi tindakan Galant dihentikan oleh Elle. "Tidak perlu, aku seorang dokter jadi aku tahu harus bagaimana," ucap Elle," ucap Elle dengan lirih. "Aku sedang hamil tidak bisa sembarangan minum obat, aku hanya butuh istirahat. Sekarang tolong antar aku ke kamar." Ata
"Kamu!" Elle sangat terkejut saat mengetahui orang yang ada balik pintu adalah Dicky. Elle seketika menjadi panik dengan cepat mencoba menutup pintu, tetapi Dicky menahannya. Dicky mengulurkan tangannya dan meraih Elle. Dia mendorong pintu, menerobos masuk lalu menarik paksa Elle masuk ke dalam rumah. Brak! Terdengar suara pintu ditutup dengan kencang. Kekuatan Dicky sangat besar dan kuat, Elle hanya bisa mengerutkan alis dan merasakan kesakitan akibat cengkeraman Dicky. "Eleonora, kenapa kamu terburu-buru hendak menutup pintunya?! Apakah kamu malu bertemu denganku?!" Dicky terus mencengkeram dengan memberikan tatapan penuh kebencian kepada Elle. Namun, beberapa saat kemudian Dicky melepaskan cengkeramannya menggantinya dengan pelukan. Badan Elle gemetar, matanya pun membulat sempurna. Diam-diam merutuki kecerobohannya, membukakan pintu tanpa melihat siapa yang telah mengetuk pintu. "Mau apa ka
"Bagus sekali, Eleonora!" teriak Dicky kepada Elle dengan suara dingin. "Kamu cepat pergi dari sini! Kalau tidak aku akan berteriak memanggil penjaga!" bentak bibi Anna sembari matanya melotot. Dicky tersenyum sinis. "Pembantu yang setia." Sorot mata Dicky penuh dengan ejekan dan kebencian. "Elle, aku datang ke sini untuk mengantarkan undangan pernikahan. Aku akan menikah dengan Valerie, kau harus datang ke acara pernikahanku." Dicky mengeluarkan sebuah undangan dari sakunya lalu menyerahkan kepada Elle, tetapi Elle tidak menerimanya. Kening Elle mengerut. Ketika Dicky mengatakan mengantar undangan pernikahan, Elle tidak menyangka ternyata Dicky benar akan menikahi Valerie. Elle juga tidak menyangka kalau Tania akan menyetujui Dicky bersama dengan Valerie. Elle jadi berpikir bahwa semua yang dia katakan kepada Tania di rumah sakit waktu itu rupanya tidak berhasil. "Aku tidak akan datang." Elle menolak tanpa
"Kenapa?" tanya Elle sedikit terkejut. "Apanya yang kenapa. Tentu saja memanfaatkan moment ini untuk menyatakan kepada orang-orang kalau kamu adalah istriku, agar mereka tahu." Galant terlihat serius, tetapi masih sempat melontarkan sebuah senyuman. Elle langsung menyadari bahwa Galant sudah pasti mengetahui tentang apa yang telah Dicky katakan tadi. Hati Elle menjadi tersentuh saat dia menatap pria tampan yang ada dihadapannya itu. Tiba-tiba Elle teringat akan perkataan Celine mengenai Galant yang tampak berhati dingin, tetapi kenyataannya dia sangat pengertian. Dia tidak bisa berkata-kata romantis, tetapi dia bisa mempertimbangkan semuanya dengan sangat bijaksana. Elle tahu kalau Dicky berpikir Elle sengaja mendekati Galant dan hanya mengaku-aku sebagai nyonya Galant Devereux sehingga sengaja mengantar undangan agar bisa mempermalukan dirinya. Namun, jika nanti saat Galant dan Elle benar-benar datang ke ac
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do