"Masalah pernikahan kita akan aku pertimbangkan untuk segera diberitahukan kepada ibu Aida," ucap Galant sembari menatap Elle.
Elle tertegun sejenak. "Mengapa?"
"Ketika acara resepsi pernikahan kita diadakan, ibu Aida pasti akan tahu kalau dirimu ternyata telah menikah jadi tidak akan bisa disembunyikan lagi," jelas Galant dengan sangat tenang.
Elle menatap Galant dengan tatapan tidak percaya. "Apakah kamu benar-benar menginginkan pernikahan yang sesungguhnya denganku?"
Melihat Galant yang terdiam tidak langsung menjawab Elle pikir Galant pasti tidak menyetujuinya. Namun, ternyata Elle salah.
"Kenapa tidak." Galant menjawab. Tatapannya begitu dalam menatap mata Elle. "Eleonora, aku ingin memberikan sebuah pesta pernikahan yang besar dan meriah untukmu karena kamu layak mendapatkannya."
Deg ... deg ... deg.
Jantung Elle berdetak dengan kencang, dirinya menjadi sangat gugup ketika i
Termometer timpani adalah termometer telinga
"Sekarang aku sedang malu jadi suhu tubuhku pasti tinggi." Lanjut Elle dalam hati. Galant terus menatap Elle, sepertinya dia mengerti maksud perkataan Elle. "Baiklah, kita akan coba lagi nanti," kata Galant dengan tangan yang masih memeluk Elle. Belum terbiasa dengan ciuman Galant, hal itu-lah yang membuat Elle mendapatkan demam. Tubuh Elle kini mulai menggigil, rasa dingin mulai menyerangnya hingga Elle tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Galant. "Tidak bisa seperti ini, kita harus segera ke rumah sakit," kata Galant. Melihat kondisi Elle yang semakin mengkhawatirkan, Galant berencana akan membawa Elle ke rumah sakit, tetapi tindakan Galant dihentikan oleh Elle. "Tidak perlu, aku seorang dokter jadi aku tahu harus bagaimana," ucap Elle," ucap Elle dengan lirih. "Aku sedang hamil tidak bisa sembarangan minum obat, aku hanya butuh istirahat. Sekarang tolong antar aku ke kamar." Ata
"Kamu!" Elle sangat terkejut saat mengetahui orang yang ada balik pintu adalah Dicky. Elle seketika menjadi panik dengan cepat mencoba menutup pintu, tetapi Dicky menahannya. Dicky mengulurkan tangannya dan meraih Elle. Dia mendorong pintu, menerobos masuk lalu menarik paksa Elle masuk ke dalam rumah. Brak! Terdengar suara pintu ditutup dengan kencang. Kekuatan Dicky sangat besar dan kuat, Elle hanya bisa mengerutkan alis dan merasakan kesakitan akibat cengkeraman Dicky. "Eleonora, kenapa kamu terburu-buru hendak menutup pintunya?! Apakah kamu malu bertemu denganku?!" Dicky terus mencengkeram dengan memberikan tatapan penuh kebencian kepada Elle. Namun, beberapa saat kemudian Dicky melepaskan cengkeramannya menggantinya dengan pelukan. Badan Elle gemetar, matanya pun membulat sempurna. Diam-diam merutuki kecerobohannya, membukakan pintu tanpa melihat siapa yang telah mengetuk pintu. "Mau apa ka
"Bagus sekali, Eleonora!" teriak Dicky kepada Elle dengan suara dingin. "Kamu cepat pergi dari sini! Kalau tidak aku akan berteriak memanggil penjaga!" bentak bibi Anna sembari matanya melotot. Dicky tersenyum sinis. "Pembantu yang setia." Sorot mata Dicky penuh dengan ejekan dan kebencian. "Elle, aku datang ke sini untuk mengantarkan undangan pernikahan. Aku akan menikah dengan Valerie, kau harus datang ke acara pernikahanku." Dicky mengeluarkan sebuah undangan dari sakunya lalu menyerahkan kepada Elle, tetapi Elle tidak menerimanya. Kening Elle mengerut. Ketika Dicky mengatakan mengantar undangan pernikahan, Elle tidak menyangka ternyata Dicky benar akan menikahi Valerie. Elle juga tidak menyangka kalau Tania akan menyetujui Dicky bersama dengan Valerie. Elle jadi berpikir bahwa semua yang dia katakan kepada Tania di rumah sakit waktu itu rupanya tidak berhasil. "Aku tidak akan datang." Elle menolak tanpa
"Kenapa?" tanya Elle sedikit terkejut. "Apanya yang kenapa. Tentu saja memanfaatkan moment ini untuk menyatakan kepada orang-orang kalau kamu adalah istriku, agar mereka tahu." Galant terlihat serius, tetapi masih sempat melontarkan sebuah senyuman. Elle langsung menyadari bahwa Galant sudah pasti mengetahui tentang apa yang telah Dicky katakan tadi. Hati Elle menjadi tersentuh saat dia menatap pria tampan yang ada dihadapannya itu. Tiba-tiba Elle teringat akan perkataan Celine mengenai Galant yang tampak berhati dingin, tetapi kenyataannya dia sangat pengertian. Dia tidak bisa berkata-kata romantis, tetapi dia bisa mempertimbangkan semuanya dengan sangat bijaksana. Elle tahu kalau Dicky berpikir Elle sengaja mendekati Galant dan hanya mengaku-aku sebagai nyonya Galant Devereux sehingga sengaja mengantar undangan agar bisa mempermalukan dirinya. Namun, jika nanti saat Galant dan Elle benar-benar datang ke ac
Dengan perasaan panik dan sedikit kesal Elle melangkah meninggalkan walk in closetnya dan hendak memanggil bibi Anna. Namun, tiba-tiba langkah Elle terhenti saat melihat sosok pria tampan yang terbalut oleh tuxedo hitam masuk ke dalam kamarnya. "Galant? Kau sudah pulang? Tadi kenapa kau tidak menjawab teleponku? Aku pikir kau masih di kantor." Elle sedikit lega karena Galant sudah tiba di hadapannya. Kini dia melangkah mendekat ke arah Galant. Galant terdiam ketika Elle menghampirinya. Terlihat tatapan Galant begitu terkejut dengan penampilan Elle malam ini. Ya, dia tidak pernah melihat penampilan Elle ketika menghadiri pesta. Tatapan Galant begitu menunjukan kekagumannya melihat Elle. "Galant? Kenapa kau diam? Apa kau sakit?" Elle membawa tangannya menyentuh kening Galant. Seketika kening Elle berkerut, tubuh Galant tidak demam. Tapi kenapa pria di hadapannya itu tidak mengatakan sepatah kata pun padanya? "Kamu cantik se
"Eleonora Esmond." Suara bariton memanggil nama Elle hingga membuat Galant dan Elle langsung mengalihkan padangan mereka pada sumber suara itu. Kini pria itu melangkah mendekat ke arah Galant dan Elle. Sedangkan Galant hanya menatap dingin Dicky yang mendekat ke arahnya. Ya, pria yang memanggil Elle adalah Dicky. "Elle, tidak disangka kamu akan datang." Dicky memberi sambutan, suasana menjadi agak canggung saat Dicky melihat wajah datar dan dingin Galant di samping Elle. "Kelihatannya Eleonora sangat bahagia karena Tuan Galant bisa menemaninya menghadiri pesta pernikahan mantan suaminya." Kebanyakan tamu undangan yang hadir saat itu adalah orang-orang yang dulunya hadir di pernikahan Dicky dan Elle, jadi pastinya mereka tahu masalah yang terjadi padanya waktu itu. Melihat Dicky berbincang dengan Elle, pandangan semua orang jadi mengarah ke arah Dicky dan Elle. Rasa gugup kembali menghinggapi Elle, tetapi Galant berusaha menenangk
"Eleonora, kenapa kamu menuduhku? Aku ...." Diam-diam Valerie mengigit bibirnya sendiri, setelah merasakan rasa sakit air matanya menetes. "Aku tahu kamu marah kepadaku karena aku telah merebut Dicky darimu, tetapi sekarang bukankah kamu sudah menikah dengan Tuan Galant. Apakah kamu belum bisa memaafkan aku?" Dalam hati Elle, penyesalan Valerie atas perbuatannya itu adalah strategi langkah yang baik untuk maju ke depan dengan melangkah mundur. Elle tahu kalau Valerie sekarang telah mengakui bahwa dirinya telah ikut campur dalam pernikahan Elle dan Dicky hanya untuk mengalihkan perhatian orang-orang pada anak yang ada di perutnya. "Elle, tolong maafkan aku." Valerie semakin mendekat ke Elle, dia mengulurkan tangannya dan menarik Elle, tapi secara tidak sadar Elle mengambil langkah mundur. Namun, tak terduga Valerie membuat teriakan mengerikan, dia membuat tubuhnya seakan terdorong lalu menjatuhkan diri ke belakang. "Aah ...." Suara Vale
Telapak tangan Elle berkeringat, tubuhnya menjadi dingin. Semua itu bukan karena intimidasi dari Dicky, tetapi karena terus berpikir mengapa Valerie melakukan semua ini. "Semua sudah jelas jika Valerie ingin mencelakaiku, tetapi menggunakan cara dengan membuat anaknya sendiri gugur bukankah kerugiannya lebih besar dari yang akan aku dapatkan?" batin Elle terus bertanya-tanya. Tangan Galant menyentuh tangan Elle yang dingin. Begitu tahu Galant menyentuhnya tanpa sadar Elle mengalihkan pandangannya ke Galant, terlihat jelas jika Elle sedang merasa heran atas semua kejadian yang tengah terjadi. Galant menggenggam tangan Elle, pandangan ketidakperdulian dia lontarkan ke arah Dicky. "Ada tiga hal yang harus kalian ketahui. Pertama, Elle tidak menyentuh Valerie. Semua orang melihatnya tadi, mereka bisa menjadi saksi. Jika tidak kalian bisa memeriksa rekaman kamera cctv. Kedua, begitu sampai rumah sakit jika terpaksa harus
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do