Pandangan Elle semakin lama semakin menggelap hingga tiba-tiba ... Bruk! Tubuh Elle terjatuh. Namun, beruntungnya Elle terjatuh dalam pelukan seseorang dengan aroma khas yang dia kenali.
Aroma tembakau yang samar membuat Elle nyaman karena dia tahu pemilik aroma khas tersebut yang tidak lain adalah Galant. Mata Elle memerah, tangannya memegang erat lengan Galant dengan tatapan cemas Elle berkata, "Tolong ... tolong anakku."
"Tenanglah." Satu kata yang Elle dengar sebelum dirinya benar-benar tak sadarkan diri.
***
Begitu Elle sadarkan diri, dia sudah berada di ranjang rumah sakit dengan Galant yang duduk di samping ranjang, raut mukanya terlihat tidak begitu bagus.
Saat kesadaran Elle telah sepenuhnya pulih, Elle kembali merasakan sakit di perutnya meski rasanya tidak sesakit sebelumnya. Karena rasa sakit itu lah dia langsung teringat sesuatu. Spontan dia memegang perutnya dengan sedikit ketakutan Elle berkata, "An
"Baiklah! Bantu aku! Bantu aku membalas semua yang telah mereka lakukan padaku! Bantu aku mendapatkan semua yang mereka ambil dariku!" Kata demi kata Elle ucapkan dengan sangat jelas. "Aku setuju dengan perjanjian yang kamu tawarkan." Galant tampak sedikit terkejut mendengar keputusan Elle. Galant menatap Elle sembari berkata, "Beritahu aku jika ada yang kurang jelas dalam isi perjanjian atau ada yang ingin kamu ubah dari perjanjian tersebut?" "Tidak ada." Elle berkata dengan tegas sembari menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Elle merasa isi perjanjian sudah sangat bagus baginya jadi dia tidak ingin meminta lebih dari itu. Namun, ada beberapa hal yang mengganggu Elle, dan dengan ragu-ragu dia berkata, "Aku ingin Dicky dipenjarakan, aku ingin dia mendapatkan balasan atas perbuatannya." "Dicky menculik dan hampir memperkosaku, aku tidak akan membiarkannya begitu saja. Tania juga menginginkan agar aku menarik kembali gugatan,
"Kamu adalah ibu dari anakku jadi kamulah orang yang paling cocok," tukas Galant. "Tetapi keluargamu—" Elle menjeda kalimatnya, tangannya memegang perut. Dia mengkhawatirkan keberadaan anak yang ada di kandungannya nanti di keluarga Devereux. Tiba-tiba terbesit suatu pemikiran di benak Elle. "Jika aku menikah dengan Galant maka aku bisa menjaga anak ini, mungkin juga ini merupakan jalan terbaik untukku." "Masalah keluargaku, aku yang akan mengurusnya. Kamu hanya butuh mempersiapkan diri untuk menjadi istriku dan juga ibu dari anakku." Galant berbicara sangat tenang, tetapi secara tidak langsung seperti ancaman, membuat Elle tidak bisa mengelak. Melihat Elle yang tidak lagi menolak, Galant mengeluarkan sebuah dokumen yang kemudian diserahkannya kepada Elle. "Ini adalah sebuah kontrak perjanjian yang telah diperbaharui. Jika tidak ada yang ingin diubah lagi maka segera tanda tanganilah. Setelah kondisi k
"Tuan Galant, terima kasih banyak. Saya bersyukur ada anda yang membantu dan menjaga Elle selama beberapa hari ini." "Sudah menjadi kewajiban saya menjaga Eleonora. Semua ini terjadi karena saya jadi sudah sepantasnya saya menjaga Eleonora." Elle terbengong mendengarkan percakapan antara Aida dan Galant. Dia sama sekali tidak tahu sejak kapan mereka saling mengenal satu sama lain sampai bisa berkomunikasi dengan nyaman seperti sekarang ini. Selama menyimak percakapan Aida dan Galant, Elle jadi mengerti maksud dari percakapan itu. "Sepertinya Galant telah menjelaskan semuanya pada ibu, tetapi kenapa ibu sama sekali tidak marah?" pikir Elle. Galant mengetahui Elle sedang kebingungan melihat interaksi dirinya dengan Aida. Dia menatap Elle sekilas, dari sorot matanya memancarkan rasa kebanggaan yang dimilikinya. Kondisi Aida yang pulih dengan cepat membuat Elle bisa berbincang cukup lama dengannya hingga tidak t
"Siapa dia?" Julitte menatap Elle dengan tatapan penuh selidik. Degh ... degh ... degh. Jantung Elle berdetak kencang dan cepat hingga membuat Elle tidak tahu harus menjawab apa mengenai pertanyaan Julitte. Secara hukum negara Elle merupakan istri dari Galant, tetapi Elle tidak sanggup mengatakannya. Elle takut jika mengatakannya, Julitte akan menelannya hidup-hidup hingga tidak nampak batang hidungnya. Suasana tegang menyelimuti kediaman Galant. "Dia Nyonya Eleonora, istri tuan Galant," Bibi Anna menjawab pertanyaan Julitte. "APA?!" Julitte sangat terkejut mendengarnya, keningnya mulai berkerut. "Bibi Anna! Apa kamu tidak salah berbicara? Sejak kapan kak Galant menikah? Pacar saja dia tidak punya!" seru Chloe pada Bibi Anna, tetapi pandangan matanya yang penuh emosi tertuju pada Elle. Dia tidak mempercayai apa yang Bibi Anna katakan. Kepala Elle terasa seperti sedang kesemutan. E
"Apa yang telah kamu bicarakan!" amarah Chloe langsung meledak. Galant menghembuskan nafas pelan lalu mengeluarkan sesuatu yang ada di saku jasnya. "Aku tidak asal berbicara, buku pernikahan ini merupakan bukti bahwa pernikahan kami sah." Dengan cepat Chloe merebut buku pernikahan tersebut dari tangan Galant. Di bacanya isi buku itu. Melihat tulisan yang tertera di buku itu seketika tubuhnya terhuyung, air matanya mengalir dengan deras. "I-ini tidak mungkin, tidak ... ini pasti palsu. Kak Galant, kamu tidak bisa ... tidak bisa menikahi wanita ini." Tangisan Chloe semakin menjadi bahkan Elle yang juga seorang wanita tidak tega melihat Chloe menangis seperti itu. Galant tidak memperdulikan Chloe, dia tetap menatap dingin Chloe kemudian mengambil kembali buku nikah dari tangan Chloe. "Tidak ada yang tidak bisa. Wanita ini sekarang adalah kakak ipar kamu. Kami adalah sepasang suami istri yang telah menikah denga
Elle mendesah pelan. "Sepertinya pernikahanku dengan Galant tidak akan berjalan dengan baik. Apakah mertua dan menantu akan menjadi musuh?" Elle kembali menghela nafas, dia mengikuti bibi Anna yang melangkah menuju kamar yang telah dipersiapkan. Setelah melewati segala hal yang terjadi hari ini Elle merasa lelah, dia baringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan dalam sekejap dia tertidur pulas. Perlahan Elle membuka kedua matanya, dia mengerjap lalu mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar. Elle baru mengingat dirinya tertidur hingga tidak terasa langit telah menggelap. Dia beranjak dari tempat tidur dan melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian, Elle langsung melangkah keluar kamar. Saat Elle sudah berada di lantai satu dia mengedarkan pandangannya. "Sepi sekali kediaman ini, pasti dia belum pulang," gumam Elle. Bibi Anna yang mengetahui keberadaan Elle
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Suara bariton terdengar dari arah belakang. Saat Elle memutarkan badannya untuk mengetahui siapakah yang sudah datang dia di kejutkan dengan Galant yang sudah berada di sampingnya. Bibi Anna tertawa kecil melihat hal itu."Tuan sudah pulang, kebetulan sekali." Bibi Anna tersenyum bahagia menyambut kedatangan Galant.Berada sangat dekat dengan Galant membuat Elle menjadi tegang maka dengan cepat Elle memutar kembali badannya ke posisi semula kemudian menyalakan api dan memasukkan mie yang telah di olah tadi ke dalam panci dan mulai memasaknya."Aku bertanya padamu, apa yang sedang kamu lakukan?""Elle tahu kalau Tuan sedang berulang tahun hari ini jadi dia membuatkan mie untuk Tuan," kata bibi Anna sembari tersenyum lebar."Mie?" gumam Galant.Dengan sedikit malu-malu Elle berkata, "Selamat ulang tahun. Dulu sewaktu aku kecil dan masih hidup dengan ayahku jikalau ada an
Galant menatap Elle dengan tatapan yang begitu dalam dan intens, pelukan Galant di pinggang Elle lebih dipererat lagi daripada sebelumnya. Wajahnya pun semakin mendekat ke wajah Elle dengan suaranya yang berat Galant berkata, "Kita adalah suami istri." Degh! Jantung Elle serasa berhenti sejenak. "Apa maksudnya ini? Apa maksud dari perkataan kamu?" Galant tidak menjawab, dia terus memandangi Elle dengan intens. Mendadak pikiran Elle menjadi kacau balau saat itu. "G-Galant ... walaupun kita adalah suami istri, tapi di antara kita tidak ada perasaan. Kita berdua hanya saling bekerja sama saja." Suara Elle sedikit gemetar mengatakan itu pada Galant. "Apa kamu lupa? Isi dalam surat perjanjian tertulis dengan jelas, salah satu pointnya menyatakan bahwa kamu harus memenuhi tugas sebagai seorang istri. Hal itu sudah sewajarnya, termasuk menyelesaikan kebutuhan jasmani maupun biologisku." Seketika itu mata Elle membu
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do