"Mulutmu selalu melawanku, tetapi tubuhmu terus meresponku, Elle," bisik Galant di telinga Elle. Kini dia mengecupi leher jenjang Elle. Memainkan lidahnya, menggoda wanita itu. Serta meninggalkan bukti kepemilikan di sana. Elle menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan erangan dari bibirnya.
"Kau tidak mungkin bisa menolakku." Galant meremas sedikit keras gundukan kembar di dada Elle hingga membuatnya memekik terkejut.
"G-Galant ...." Elle menatap Galant dengan tatapan penuh permohonan. Namun, sayangnya Galant mengabaikan itu. Kilat mata Galant menatap kagum tubuh bagian atas Elle yang hanya terbalut oleh bra berwarna hitam berenda. Putih, mulus dan halus. Galant mengakui Elle memiliki tubuh yang sangat indah. Kini Galant mulai membuka pengait bra Elle dan langsung membuangnya ke lantai.
Galant kembali menyambar bibir Elle. Dia membawa tangannya meremas dada Elle hingga membuat Elle tidak lagi bisa menahan desahan. Galant sedikit
"Getting wet here," bisik Galant kembali di telinga Elle. "Akh! Galant!" Elle mendongakkan kepalanya saat jari Galant terus bermain di inti tubuh bagian bawahnya. "Tell me what do you want, Eleonora! Quickly say!" seru Galant sembari terus menggoda Elle. Galant mengecupi leher Elle, menggigit kecil leher Elle hingga membuat Elle menggelinjang merasakan helaan nafas Galant di lehernya. Elle mengeratkan bibirnya dengan kuat, menahan agar tidak mengeluarkan suara. Sedangkan Galant yang melihat perlawanan Elle mengerutkan dalam-dalam alisnya kemudian dia langsung naik ke atas tubuh Elle kembali. Galant kembali membuka kaki Elle dengan paksa dan langsung menyatukan lagi miliknya dengan milik Elle. Galant menghentakan miliknya semakin dalam. Menambah temponya dengan cepat, Galant terus menjerit dan menangis. Namun, Galant sama sekali tidak mendengarkannya. Galant terus menghentakan miliknya. Se
Galant menatap dalam mata Elle. "Forgive me ...." Elle tidak ingin tahu kenapa Galant tiba-tiba meminta maaf kepadanya. Galant mengangkat tangannya hendak menyentuh wajah Elle, tetapi Elle dengan sengaja menghindar. Membuat tangan Galant kaku di udara. Tidak lama kemudian karena merasa kesal dengan diri sendiri, Galant mengacak rambutnya hingga terlihat berantakan. Namun, tetap tidak menghilangkan pesonanya. "Tadi malam aku sangat emosi. Maafkan aku," ucap Galant lagi seraya menatap Elle dengan wajah dinginnya. "Jika kamu menyukai orang lain, aku akan membiarkanmu pergi. Carilah waktu yang menurutmu pas agar kamu bisa mengikuti proses perceraian kita. Jangan khawatir tentang uang yang kamu maksud. Aku memberikannya kepadamu." Sejenak Elle terdiam kala mendengar perkataan Galant, tetapi dia masih berusaha tetap tersenyum. "Ternyata Galant masih berpikir kalau aku dan Archie ada hubungan," ba
Bibi Anna menghela nafas pelan. "Kemarin sebelum kamu pulang nyonya besar datang. Aku mengetahui hal itu darinya." "Ibu Julitte datang?" tukas Elle. Bibi Anna mengangguk membenarkan. "Pada saat itu ada wartawan di hotel. Karena restoran masih bagian dari hotel D'reux Group jadi wartawan itu bisa mengambil gambar secara diam-diam. Untungnya hal itu diketahui oleh staf restoran sehingga restoran dapat langsung disegel dan wartawan itu diamankan. Hal itu telah diurus oleh orang-orang tuan muda. Nyonya ... apakah kamu tahu? Tuan muda memang sedang marah kepadamu, tapi dia masih membelamu. Karena masalah yang terjadi nyonya besar meminta tuan muda agar segera berpisah denganmu, tetapi tuan muda masih bersikeras mempertahankan dan ingin mendengarkan penjelasan darimu." "Bibi Anna." Tiba-tiba terdengar suara dingin Galant dari belakang. "Apakah sarapan sudah siap?" Bibi Anna langsung bungkam kemudian mendorong pela
Melihat Galant menarik lengannya dari pelukan Elle, membuat Elle mengira jika Galant marah pada dirinya. Namun, Elle salah. Satu lengan Galant memang ditariknya dari pelukan, tetapi tangan yang lain menarik pinggang Elle masuk ke dalam pelukannya dan menahan tubuh Elle. Aroma tubuh dan nafas yang begitu familiar bagi Elle menyerbak di sekitarnya. Membuat hati Elle tenang dan yakin. Sekarang semuanya telah dibicarakan secara langsung dan baik-baik. Elle mengambil nafas dalam-dalam. Dia merasa begitu lega. Elle menyadarkan kepalanya di dada bidang Galant sembari berkata, "Masalah kemarin aku yang salah. Sebenarnya aku sangat senang kamu melamarku, tetapi aku terlalu takut. Kamu terlalu sempurna, terlalu baik. Aku tidak bisa menyentuhmu. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa menyamai tingkatanmu. Aku tidak tahu alasan kenapa kamu menyukaiku dan akan bertahan berapa lama rasa suka itu. Dihadapkan denganmu, aku merasa tidak pant
Elle memeluk erat leher Galant, air matanya terus menetes membasahi pipinya. Air mata kebahagiaan, selama Elle hidup ini adalah hadiah terindah yang pernah Elle miliki. Tidak pernah terpikir oleh Elle jika dirinya akan dilamar oleh Galant. Pernikahan mereka memang dilandasi dengan perjanjian. Namun, pada akhirnya mereka saling mencintai. Galant menarik tangan kanan Elle dan memasangkan cincin itu di jari tangan Elle. Elle menatap cincin yang begitu indah yang terpasang di jarinya. Cincin itu tampak begitu indah. Cincin itu terasa dingin di jari Elle, tetapi begitu menenangkan hatinya. "Tidak boleh dilepas." Galant berkata dengan tegas. "Ini cincin tepat di mana aku telah melamarmu dan sebelumnya aku tidak pernah melakukan itu." Galant menyentuh tangan Elle, dia mengecup pelan jari istrinya yang sudah tersematkan cincin darinya itu. Elle tersenyum dan mengangguk, dia menangkup kedua pipi Galant dan memberikan kecupan bertu
"Elle ... apakah kamu takut?" tanya Galant sembari mengedipkan matanya. Dengan cepat Elle mengangguk. "Iya." Melihat ekspresi gugup Elle, Galant mendadak tertawa dan ketika Galant mengangkat tangannya, Elle pikir Galant akan mengelus pipinya untuk menghibur dirinya. Namun, Elle salah dan pletak! Satu sentilan mendarat di kening Elle. "Makanya, pikirkan dulu sebelum mengambil keputusan. Sekarang sudah terlambat kalau ingin mundur." Galant berbicara pelan sembari tertawa, tetapi tetap tersirat keseriusan. Elle tahu apa yang dikatakan oleh Galant itu memang benar jadi dia tidak ada pilihan lain selain menjadi berani untuk saat ini. "Tenanglah, ada aku yang menemanimu." Elle tercekat mendengar Galant mengatakan hal itu di saat dirinya tengah menatap mengagumi ketampanan Galant. Setelah sebatang rokok telah habis terbakar. Mereka langsung turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam. Para kar
"Karena apa?" Terdengar suara bariton memasuki ruangan Elle dan memotong perkataan Chloe. Seketika Elle dan Chloe mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Terlihat Galant melangkah mendekat ke Elle lalu memegang tangan Elle. "Apa yang terjadi diantara aku dan Elle adalah urusan kami berdua, kamu tidak berhak ikut campur." Galant berkata seraya menatap Chloe dengan tatapan dinginnya. "Kak Galant, aku hanya ...." Chloe yang cemas ingin segera memberikan penjelasan, tetapi perkataannya malah terjeda kala merasa bingung saat melihat Galant menarik Elle pergi keluar ruangan kerjanya, meninggalkan Chloe sendirian begitu saja. "Galant, kenapa kau membawaku keluar dari ruang kerjaku seperti ini?" Elle terpaksa masuk ke dalam lift. "Apa dia bilang sesuatu?" tanya Galant. Elle menggeleng dengan pelan. "Tidak apa-apa. Hanya perkataan omong kosong agar aku meninggalkanmu
"Meskipun ada Tuan Galant yang membantu kita sebelumnya. Saat perpindahan Ibu dari rumah sakit sebelumnya hingga Ibu sampai di sini penampilan kamu masih sangat sederhana, tetapi saat kamu kembali lagi ke kota dan sekarang datang lagi kamu sangat berubah. Pakaian yang kamu kenakan, perhiasan yang ada di tubuh kamu. Meskipun Ibu tidak tahu merek apa itu, tapi semuanya terlihat bukan barang murah. Elle, meskipun keluarga kita miskin, tetapi kita tidak bisa menjual diri kita demi uang." Aida menatap Elle dengan tatapan khawatir. Mendengar perkataan Aida seketika Elle tidak bisa menahan untuk tidak terkejut. Benar-benar perkataan yang menjatuhkan mental. Memang benar pada awalnya dirinya dan Galant bersama karena sebuah perjanjian dan tidak memperdulikan hubungan yang benar antara seorang pria dan wanita. Sekarang dirinya dan Galant memiliki perasaan suka satu sama lain yang sebenarnya. Galant juga d
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do