Share

Chapter 12(hari baru)

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari ini Ory gembira sekali. Dia sudah menerima ijazah SMU nya. Akhirnya setelah menjadi yatim piatu diusianya yang ke delapan belas tahun tepat dihari ini, dia berhasil juga menamatkan SMUnya dengan sukses. Mengingat kemasa lalu, saat terakhir dia merayakan ultah bersama ayahnya adalah saat usianya yang ke enam belas tahun. Tiup lilin, kado istimewa biasanya telah dipersiapkan oleh ayahnya dari jauh-jauh hari. Ultah ketujuh belasnya mulai suram, ayahnya telah pergi meninggalkannya dan menjadikannya anak yatim piatu. Ibu tirinya bahkan sudah menikahkannya dua minggu kemudian dengan Dewa demi menghindari tanggung jawab untuk membesarkannya.

Time flies, rasanya baru saja dia menikah dengan Dewa dan ternyata sudah setahun juga pernikahan ecek-eceknya. Bagaimana tidak disebut ecek-ecek, statusnya saja punya suami. Padahal tinggal saja berjauhan, bahkan hubungan mereka berdua seperti orang yang tidak saling mengenal. Dewa pun sama sekali tidak merasa punya istri.

Hanya dengan orang tua Dewa lah Ory tetap menjaga tali silahturahmi. Mereka sangat baik dalam memperlakukan Ory, sehingga Ory merasa mereka sudah seperti orang tua kandungnya sendiri.

Ory berulang kali melihat jam tangan mungilnya. Tadi pagi pengacara ayahnya menghubunginya untuk membicarakan satu hal penting katanya. Ory telah meminta izin kepada Clara asisten Bima untuk pulang lebih cepat agar dapat menemui pengacara itu dikantornya. Ory telah mengganti seragam sekolahnya tadi dengan kaus biru dan over all jeans. Dia mengepang kedua sisi rambutnya ala-ala girlband Korea. Dandanannya hari ini abege habis. Dia melipat rapi seragam sekolahnya yang tadi dia kenakan untuk terakhir kalinya. Beberapa bulan kedepan dia akan segera menyandang predikat sebagai seorang mahasiswi. Wuihhh rasanya sebutan ini keren sekali menurut pemikiran Ory.

"Lho Ry, kamu belum berangkat? Tadi kata Clara kamu izin pulang lebih cepat."

Bima sejenak terkesima melihat Ory yang hari ini berdandan sedikit istimewa dengan mengoleskan sedikit lipgloss fuschia di bibir ranumnya. Dimata Bima Ory memakai karung goni saja cantiknya sudah tiada tara, apalagi ini sedikit bergaya. Bima merasa takut kalau air liurnya menetes tidak terkendali, bisa repot nanti urusannya.

"Ini Ory lagi mau pesen ojek online dulu Bang. Cuma dari tadi signalnya hilang timbul terus disini te—Eh Selamat siang Pak."

Ory langsung mengucapkan salam sopan pada Raven yang tadi keluar secara bersamaan dengan Bima. Raven dan Celine telah resmi bercerai, tapi Raven masih sering berhubungan dengan Bima karena Bima sekarang telah menjalin kerjasama dengan perusahaan Raven sebagai bagian legal dalam perusahaannya.

"Batalkan saja pemesanan ojek online mu Ory. Biar Abang saja yang mengantarkanmu ke kantornya Pak Firman. Lagian apa kamu tidak takut nanti malah dilarikan sama abang gojeknya?"

Bima yang masih terpesona terus saja berusaha mengulur-ulur waktu untuk sekedar bisa berdekatan lebih lama dengan gadis cantik itu. Semenjak Ibu Dewa terang-terangan ingin mencari calon suami untuk Ory, Bima sudah bertekad untuk memperjuangkan cintanya untuk Ory. Sesak rasanya bertahun-tahun memendam cinta yang tidak kunjung berani untuk diutarakan hanya karena gengsi takut dianggap sebagai seorang pedophilia.

"Ory nggak takut koq Bang, soalnya Ory kan tidak punya barang berharga yang bisa diambil sama abang ojeknya. Nih uang Ory saja tinggal seratus dua puluh tujuh ribu di didompet."

Ory menunjukkan dompet pinknya pada Bima. Yang ada si abang gojek harus mandi kembang tujuh rupa untuk buang sial karena sudah ngerampok Ory yang uangnya cuma ada segitu."

Ory malah nyengir karena merasa kata-kata Bima itu adalah hal yang tidak mungkin akan terjadi. Bima dan Raven sama-sama saling memandang dan saling maklum dengan kepolosan dan kenaifan Ory.

"Abang gojeknya lebih tertarik sama kamu nya kali Ry daripada harta kamu. Masih belum faham juga maksud kata-kata Abang?" Ory mengerutkan keningnya berfikir sejenak, perlahan raut wajahnya mulai berubah makin lama makin merah bahkan sampai ketelinganya. Sepertinya Ory mulai faham maksud kata-kata Bima tadi.

"Ja—jadi O—Ory harus bagaimana ini?" Belum sempat Bima menjawab, Clara sudah memanggilnya karena client potensialnya memajukan jadwal pertemuannya. Bima menjadi bingung antara ingin mengantar Ory atau menemui client.

"Kantor pengacaranya di mana Ry?" Raven mengambil mengambil alih pembicaraan.

"Jalan Raden salah Pak."

"Pak Firman Girsang kah yang ingin kamu temui?" Raven tersenyum senang. Memang kalau rezeki mah nggak akan kemana.

"Iya Pak. Koq Pak Raven tahu?"

"Ya tentu saja tahu, kan kantornya masih satu gedung dengan kantor Saya. Ayo ikut Saya saja, biar saya antar langsung sampai ditempat, tidak perlu pakai aplikasi apalagi bayar ongkos."

Raven langsung saja menggiring Ory keparkiran. Bima yang ditinggal takjub melihat Raven yang biasa cuma berbicara dengan bahasa tubuh seperti mengangguk, menggeleng atau mengedikkan bahu, bisa mendadak ramah bahkan bercanda bila berbicara dengan Ory.

Mau nikung Dewa saja susah eh ini ditambah Raven siduda keren lagi list nya. Tapi sesuatu yang dengan susah payah didapatkan pasti sebanding dengan kebahagiaan yang akan diraih bukan? Dia ini Bima, bukan sifatnya jadi manusia yang gampang menyerah!

"Ry, kita singgah dulu sebentar ke hotel JW Marriot ya buat jemput Ibell, soalnya Celine tadi minta di jemput disana aja. Keberatan nggak?" Raven melirik sekilas Ory,mencoba melihat air mukanya.

"Oh boleh dong Pak, Saya juga kangen pengen ketemu Ibell." Mata Ory berubah ceria. Raven tersenyum simpul, gadis ini begitu polos dan naif. Pikirannya begitu tulus dan lurus, belum terkontaminasi dengan syak wasangka. Tetapi bahaya juga bila Ory bertemu dengan orang yang berniat jahat, pasti dengan mudah Ory bisa masuk dalam perangkap mereka.

Setibanya di hotel itu, Ory dan Raven langsung masuk ke kamar nomor 420. Dan benar saja Ibell ada disana bersama pengasuhnya. Rupanya Celine sudah pergi duluan dikarenakan ada keperluan mendadak kata pengasuh Ibell. Karena Ibell belum mandi, Raven dan Ory menunggu sejenak didalam kamar itu.

"Kamu sudah lihat sendiri kan Wa, Ory itu bisa dibooking kalau harganya memang cocok? Dia bahkan sudah berani masuk hotel berdua dengan Raven dikamar itu, ngapain coba mereka disana? Main monopoli? Nggak mungkin kan? Dia bukan gadis polos seperti dugaanmu."

Celine memperlihatkan raut wajah yang begitu prihatin. Dia mengelus lengan kekar Dewa mencoba menenangkan Dewa yang terlihat begitu kecewa.

"Kita pulang aja ya Wa, ngapain juga kita lama-lama disini kalau itu hanya akan menyiksa perasaanmu." Celine kemudian menghela lengan Dewa untuk segera meninggalkan tempat itu. Lima menit kemudian Ory dan Raven keluar dari kamar itu dengan Ibell yang berada dalam gendongan Raven serta pengasuhnya yang mengekori dari belakang.

===================

"Jadi intinya setelah Ory berusia dua puluh satu tahun, semua harta berjalan maupun yang tidak berjalan akan diserahkan kepada Ory seluruhnya karena ayahmu menganggap pada usia itu Ory sudah dewasa dan bisa mempertanggung jawababkan semua masalah dengan dewasa dan bijaksana. Tetapi bila masih dibawah usia tersebut tadi, Ory masih ada dalam tanggung jawab Bapak sebagai wali yang sudah ditunjuk oleh ayahmu secara sah sesuai dengan undang-undang yang berlaku dinegara ini.

Ory bawa tidak dokumen yang Bapak minta kemarin?seperti akte lahir, kartu keluarga, Ijazah, STTB dll yang sudah dilegalisir?"

"Oh ada Pak, disini lengkap semua dokumennya sesuai dengan permintaan Bapak." Ory menyerahkan map coklat kepada pengacara kepercayaan ayahnya itu. Setelah memeriksa sekilas kelengkapan dokumen itu Pak Firman segera menelepon seseorang. Dari sekilas pembicaraan yang bisa Ory simak, Pak Firman menugaskan orang tersebut untuk mendaftarkan Ory pada satu universitas yang cukup bergengsi dikota ini.

"Nah Ory, Bapak tadi sudah mendaftarkan mu ke UPH, itu adalah universitas milik Bapak sendiri. Anak sulung Bapak juga ikut mengawasi dan menjadi dosen free lance disana. Bapak harap Ory betah kuliah disana ya?Dan mengenai uang saku, Ory sekarang memiliki banyak uang Nak, cuma Bapak yang akan mengelolanya sesuai dengan surat wasiat yang ayahmu perintahkan. Nah, apa ada yang ingin Ory tanyakan lagi pada Bapak? Kalau tidak ada Bapak pamit mau pergi, karena ada janji dengan client lagi."

"Oh tidak Pak, semua sudah sangat jelas. Saya permisi dulu ya Pak." Setelah salim dengan Pak Firman, Ory langsung pulang dan ingin segera membagi kabar baik ini dengan Bik Asih.

Drrttt...drttt..drtt..

Halo Orong-orong, ntar malem lo jangan lupa kita mau ngerayain ultah lo di Exodus, kan lo udah 18 taon hari ini, brarti lo uda gede kan Orong-orongku sayang ? Hahahhaa...Gue juga pengen ngerasain atmosphere jadi orang dewasa, pake baju seksi, minum-minum dikit dan yang paling gue inginkan adalah flirting-flirting manjah dengan para esmud yang keren-keren hehehe...Jam 10 teng lo gue jemput, inget ya keluarin semua jurus make up keren lo. Lo nggak usah ngeles pura-pura nggak bisa dandan. Gue tau lo jago sebenernya, and jangan lupa lo pake baju yang gue kasih kemaren biar nggak malu-maluin ntar style kita disono.

"Iya iya Intong. Ngatain nama gue orong-orong, padahal lo mah doyan banget ngembat orong-orong. Tenang aja lo, jam 10 teng gue udah nunggu lo dibawah."

Ory memutuskan panggilan telepon dari Intan sambil menggeleng-gelengkan kepala. Anak itu kadang rasa penasaran dan ingin tahunya kelewat besar. Ory merasa suatu saat Intan bisa terkena masalah karena sifat kepo akutnya ini. Ory langsung berlari kecil saat melihat abang gojek baju hijaunya sudah menantinya diujung jalan.

Suzy Wiryanty

Jangan lupa tap votenya ya?😉

| 2
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mardiati Badri
sepertinya ada yg salah bab/terbalik. atau flasback tapi aq gak ngeh?
goodnovel comment avatar
Nani Lestari
Bukan polos, tapi bodoh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 13(rencana jahat)

    Hingar bingar suara musik yang memekakkan telinga menyambut kedatangan dua remaja cantik itu di Exodus. Intan memakai mini dress sexy berwarna hitam yang memperlihatkan punggung mulusnya. Sedangkan Ory mengenakan flare mini skirt berwarna putih dengan lengan mulusnya yang terbuka dibagian pangkal lengannya. Pendeknya gaunnya semakin memperjelas jenjangnya kaki mulus Ory. Kedua remaja itu tidak menyadari bahwa hampir seluruh pengunjung pria di club ini memandang Ory dengan mulut berliur. Ory dan Intan terus berjalan menuju kursi-kursi yang disediakan disudut ruangan. Mata Ory membulat seketika saat melihat orang-orang yang dikenalnya bertingkah begitu mesum didepan matanya. Dewa suami ecek-eceknya tampak sedang melumat ganas bibir wanita kurang yang tampak sedang meremas-remas selangkangannya, Rendra kakak tirinya tampak sedang memeluk mesra wanita seksi yang sekarang terlihat sedang menggerayangi tubuh kekarnya, Bima juga menciumi lengan

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 14(ternoda)

    Dewa sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Ory. Masih segar dalam ingatannya, kata-kata ibunya saat ia ingin sesegera mungkin melakukan pembatalan pernikahan. Ibunya seperti berusaha menunda-nunda terealisasinya pembatalan tersebut. Setiap kali ia ingin membahasnya, ibunya selalu bilang sabar dulu, dan menunggu hingga bulan depan. Sampai akhirnya setahun sudah pembatalan pernikahan itu tertunda. Puncaknya adalah minggu lalu, saat ia sudah benar-benar akan menemui Bima untuk melengkapi dokumen pembatalan. Tetapi kembali gagal saat ibunya menangis dan mengajukan satu persyaratan buatnya. Yaitu dirinya harus segera memberinya cucu. Waktu itu dirinya langsung mengiyakan. Apa sih susahnya menghamili Ory? Tinggal menyemburkan benih saja, pasti akan melendung itu perut si gadis abege. Suara bel yang berbunyi nyaring pada pukul 11.30 WIB, seketika menghadirkan smirk di wajah dingin Dewa. Finally

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 15(kesabaran)

    Seminggu telah berlalu sejak peristiwa pemaksaan Dewa pada Ory. Mungkin bagi Dewa hal tersebut sangatlah biasa, mengingat predikatnya sebagai playboy mesum akut. Tapi bagi Ory hal itu menjadikannya begitu trauma. Sejak hari nahas itu, Ory menjadi begitu sensitif dengan sentuhan. Dia menjadi tidak nyaman dengan yang namanya skinship. Bahkan untuk bersalaman saja rasanya ia enggan. Begitu juga dengan tatapan. Ory begitu ketakutan dengan tatapan pria yang sifatnya intens ataupun intimate. Bila para wanita biasanya akan sangat tersanjung bila ditatap dengan spesial, sebaliknya, Ory refleks ingin melarikan diri. Trauma yang ditimbulkan akibat malam itu sangat membekas di hatinya. Hari ini hari libur. Itu artinya Ory bisa menghabiskan adalah waktunya dengan Intan untuk hang out atau sekedar jalan-jalan di mall. Ory membuka lemari. Entah kenapa hari ini ia ingin mempraktekkan make up ala korean style yang bar

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 16 (menjalani hari demi hari)

    "Gue sih cuman mau ngingetin lo ya Ry, kalo gue nggak mau bahan materialnya lo ganti sama yang abal-abal, gue mau semuanya harus yang ada label SNI dan sesuai SOP yang kita sepakati bersama. Mungkin dengan begitu biaya produksi kita akan sedikit mengalami kenaikan, tapi itu kan worth it, sebanding dengan hasil yang kita inginkan. Lo mau gegara kita sunat-sunat itu biaya material dan operasional and then jembatan itu ambruk dikarenakan faktor human error yang ujung-ujung nya kita semua bakal gol dan masuk hotel prodeo?" Rendra mulai memakai kaca mata bacanya sambil membalik-balikkan draft proposal penawaran harga yang besok akan segera diberikan pada client. "Ya itu kan cuma sekedar usul doang kali Ren, karena gue lihat penghematan biaya produksi jadi begitu jauh berbeda dan cukup significant itung-itungannya. Cuma yaitu resikonya sih, seperti yang lo bilang. Takut hasil akhir

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 17(permufakatan jahat)

    Akhirnya Ory terpaksa ikut juga masuk kedalam mobil Dewa. Setelah Mama Mita yang menelepon Ory secara langsung langsung dan mengatakan ingin bertemu dengannya. Walau bagaimana pun juga Mama Mita adalah mertuanya, dan dia tidak mau disebut sebagai menantu durhaka. Ory sempat mengingat kehebohan yang tadi terjadi dirumah Fahry. Mereka semua kaget saat tahu bahwa Ory adalah istri sah Dewa. Cuma Radja yang diam saja karena memang dia sudah tahu semua kisah hidup Ory dari sumber yang paling terpercaya, yaitu ayahnya sendiri. Rendra sempat tersinggung saat tahu bahwa ayahnya Radja adalah wali resmi Ory yang legal secara hukum. Apalagi Radja sudah mendaftarkan Ory sebagai mahasiswi di universitas milik ayahnya. Dia seolah-olah merasa tidak dianggap sebagai kakak Ory. Radja merasa Rendra memiliki rasa dengan gadis yang disebutnya sebagai adiknya itu, walau Rendra berusaha keras membantahnya. Tapi dia juga laki-laki, sesama lelaki pasti akan tau arti tata

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 18(mematangkan rencana)

    "Jadi Ory sekarang sudah tamat SMU ya? Bulan depan sudah jadi mahasiswi dong ya, sayang?" Mama Mita mencubit gemas pipi mulus Ory. Semakin dipandang wajah Ory semakin mengingatkannya pada sosok cantik teman masa kecilnya dulu, yang telah merelakan satu ginjalnya demi kelangsungan hidupnya, sehingga dia masih bisa hidup sampai sekarang."Oh ya Ma, tadi kata mama ada yang mau mama bicarakan dengan Ory. Mama mau bicara apa Ma?" Kata-kata Ory membuat Mita mengembalikan ingatannya yang tadi sempat mengembara kemasa lalu."Begini Sayang, waktu di Venesia mama bertemu dengan Wina, ibu tiri kamu. Dan Wina meminta agar pembatalan pernikahanmu dengan Dewa segera dilaksanakan. Mama hanya mau memastikan saja, apakah kamu sudah mantap ingin melakukan pembatalan pernikahan? Sebenarnya mama berat sekali melakukan itu sayang, karena mama sudah pernah berjanji pada orang tuamu dulu untuk menjaga kamu setelah mereka berdua tidak ada lagi didunia ini. Apalag

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 19(cemburu)

    Ory berlari-lari kecil bersama Mbak Clara sambil membawa berkas-berkas dokumen yang menjadi MOU antara perusahaan Rajawali Putra Persada milik Raven, dengan Graha Indah Nusantara. Sebagai notaris yang menangani semua masalah legal diperusahaan Raven, menjadikan Bima harus selalu ikut dalam setiap penandatanganan dokumen kerjasama perusahaan Raven dengan perusahaan rekanannya. Dan sebagai akibat dari cutinya Bima yang sedang menghadiri pemakaman nenek tercintanya di Medan, membuat Mbak Clara dan Ory sebagai asisten pribadinya yang jadi kelimpungan.Baru saja mereka berdua masuk ke dalam mobil Mang Tisna dengan nafas ngos-ngosan karena berlari-lari, Rini salah seorang admin langsung memanggil Clara untuk menemui client yang baru saja tiba. Mau tidak mau tinggal Ory seorang yang akan mewakili paralegal dari kantor Bima. Karena tidak mungkin mereka meninggalkan kantor kosong dan membiarkan client menunggu berjam-jam.Berhubun

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 20(memaksa)

    Suara musik berirama EDM berdentam kencang di salah satu club malam papan atas kota metropolitan. Seorang pria tampan mapan tampak termenung sambil sesekali menyesap minuman beralkohol yang berada di tangan kanannya."Wah tumben, Bro dugem sendirian aja. Biasanya berlima, paling banter berempat. Lagi cekcok ya sama hopeng-hopeng lainnya."Sebastian, bartender berjuluk G3 yaitu Ganteng-Ganteng Gay, meracik minuman seraya menyapa ramah Dewa. Dewa and the gangs memang jarang sekali terpisah-pisah."Biasalah, Bro. Lagi pengen main single aja. Pikiran lagi piknik ke mana-mana ini. Gue cuma pengen ngademin otak bentaran doang di sini.""Take your time, Ma Bro." Sebastian mengedipkan mata sebelum kemudian sibuk kembali dengan aktifitas racik meracik minuman mahalnya.Dewa menyesap minuman dengan pikiran meng

Bab terbaru

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 53(extra part)

    "Bar, kamu kapan sih menikah Nak? Mama sudah kepengen sekali menggendong cucu dari kamu. Michellia aja anaknya sudah mau dua. Masa kamu kalah sama adikmu, Bar? Umur kamu juga udah tiga puluh tahun, lho. Mama kadang heran, papamu itu dulu, pacarnya di setiap sudut kota ada. Di setiap tikungan rumah juga ada. Lah kamu, umur segini juga pacarannya cuma satu kali. Perempuan di dunia ini tidak semuanya sama seperti Diandra, Bar. Nggak semua nya materialiatis. Atau kamu mama jodohin mau?" Ory yang sudah putus asa ketika melihat anak sulungnya masih betah melajang diusianya yang ke tiga puluh, mulai berpikir untuk menjodohkan anaknya dengan salah satu anak dari sahabat-sahabatnya. Akbar yang hanya pernah pacaran sekali saja dengan Diandra Sasmita, teman sekampusnya selama tiga tahun. Dan ternyata pada tahun ketiga itulah, Diandra tiba-tiba meminta putus dari Akbar, dan menikah dengan seorang duda seusia ayahnya karena faktor harta. Semenjak itu Akbar merasa kalau wanita itu

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 52(jadi ayah/end)

    Dewa akui dia bukanlah orang yang baik-baik amat. Dosanya masih bleberan ke mana-mana. Ibadah pun sekedarnya saja. Dalam doa rasa-rasanya dia tidak pernah meminta apa-apa. Tapi saat ini, untuk pertama kalinya, dia sungguh-sungguh berdoa kepada yang Maha Kuasa, untuk keselamatan istri dan anaknya. Untuk pertama kalinya juga, dia bisa merasakan bagaimana seseorang bisa mencintai orang lain, melebihi cintanya pada diri sendiri.Dewa mulai membaca ayat kursi satu kali, surat al-A'raf ayat 54 dan surat Al-Falaq satu kali. Tidak lama kemudian Ory pun sampai pada bukaan terakhir dan mulai mengejan."Ahhhhhh! Ya Allah!" Ory mulai mengejan sekuat tenaga. Rasa sakitnya bahkan sampai membuatnya tidak malu lagi untuk menjerit sekuat-kuatnya."Ayo mulai lagi, tarik napas, mulai!" Dokter Ajeng memberi aba-aba." Ya Allah, sakit ya Allah!" Di tengah perjuangannya melahirkan anaknya ini, tiba-tiba Ory terbayang i

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 51(epilog)

    Ory mengaduh kesakitan saat hendak meraih remote tv di kamarnya. Sebenarnya dari dini hari tadi, perutnya terus saja berkontraksi. Tetapi Ory tidak menganggapnya serius, karena dokter kandungannya mengatakan kemungkinan besar ia baru akan melahirkan satu minggu lagi. Ory mengira rasa mulas di perutnya itu adalah akibat dari memakan rujak yang pedas semalam."Auchh... sshhh..."Namun semakin lama, kontraksi mulasnya makin konstan ritmenya. Ory merasa dia mulai berkeringat dingin. Saat ini tidak ada seorang pun di rumah, karena kedua mertuanya tengah menjenguk eyang Dewa yang sedang sakit. Pembantu rumah tangga dan Mang Jaja, supirnya, tengah berbelanja kebutuhan rumah tangga ke supermaket. Dewa pada jam seperti ini tentu saja masih di kantor. Bahkan Satpam di depan rumah pun tadi pagi meminta izin pulang, karena anaknya menjadi korban tabrak lari saat akan berangkat ke sekolah. Dan saat ini sang Satpam tengah mengurus anaknya di rumah sakit

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 50(pengakuan cinta)

    Malam pergantian tahun akan segera berganti dalam hitungan menit. Raven sengaja membuat perayaan old and new dengan seluruh staff karyawan maupun buruh pemetik teh hariannya. Dia ingin semakin mengakrabkan diri antara dirinya sebagai pemilik perkebunan dengan semua pekerjanya yang berasal dari segala lapisan. Suara musik, tawa riuh, berbagai macam makanan dan minuman tumpah ruah dalam kemeriahan pesta. Ory yang akhir-akhir ini begitu mudah lelah karena perut besarnya, menghempaskan pinggulnya di sebuah ayunan yang khusus dibuatkan Raven untuknya. Ada dua ayunan di sana. Satu milik Ibell dan satu lagi miliknya. Tiba -tiba Ory melihat satu bayangan gelap tampak di belakangnya. Ory kaget dan menoleh cepat sambil bersiap-siap lari. Horror juga malam-malam di tempat sepi begini."Ry....Ory, jangan takut. Ini Mas Ry." Dewa langsung menangkap lengan Ory saat melihat kaki Ory sudah menekuk, siap untuk berl

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 49(bertemu)

    BUGH! BUGH! KRAKKKK!Suara daging yang saling bertumbukan dan tulang patah, terdengar di seantero ruangan. Ruang tamu yang tadinya rapi sekarang lebih menyerupai kapal pecah. Raven yang sudah babak belur dan berdarah-darah ternyata tidak menyerah begitu saja dihajar oleh Dewa. Mereka berdua saling bergumul dan bergelut dengan amarah menggila."Udah! Udah lo bedua! Udah gue bilang! Pada mau mati lo bedua? Fine, gue sih nggak masalah. Asal lo-lo bedua duelnya jangan di depan mata gue. Gue nggak mau repot jadi saksi kematian lo bedua!" Bima dengan napas terengah-engah, berusaha menahan laju tubuh Dewa yang ingin terus menerjang ke depan.Butuh dua orang satpam ditambah Bayu dan Rendra untuk menahan laju tubuh Dewa, yang hari ini seperti mendapat kekuatan ekstra. Dewa mengamuk seperti orang gila akibat kemarahannya.Sedangkan Bayu dan Rendra juga berusaha sekuat tenaga, menahan tubuh Raven ya

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 48(pergi!)

    Delapan bulan kemudian.Hingar bingar alunan musik remix terdengar di salah satu club elit ibukota. Para pengunjungnya bergoyang seksi-seks panas bersama. Mereka menghilangkan kepenatan dan kejenuhan setelah seharian bekerja. Di salah satu ruang VVIP, tampak Dewa dan kawan-kawannya tengah duduk santai menikmati serunya suasana. Di saat teman-temannya mengobrol hebohnya, Dewa duduk acuh sembari memainkan ponselnya. Bima yang penasaran mencoba mengintip apa yang sedari tadi dipandangi Dewa di ponselnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Bima meringis setelah mengetahui apa objek yang membuat sahabatnya ini tenggelam dalam dunianya sendiri. Ternyata sedari tadi Dewa terus memandangi galeri photo yang kesemuanya adalah wajah close up

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 47(bukti nyata)

    Ory baru saja menyelesaikan makan siangnya dibantu oleh Bik Asih, saat pintu ruang rawat inapnya terbuka. Dua orang yang sangat dikenalnya muncul. Ya, sepertinya Dewa datang dengan membawa bukti hidup yang semalam dikatakannya. Dewa berdiri tegak di depannya dengan Celine yang menggelendotinya seperti seekor anak koala."Ory... Mas ma-""Cukup, Mas. Mas tidak perlu melanjutkan kata-kata Mas lagi. Ory sudah mengerti dan menyetujui apapun keinginan Mas sekarang. Ory juga akan menunjuk Pak Firman sebagai kuasa hukum Ory. Jadi kita berdua tidak perlu lagi saling bertemu di persidangan. Besok pagi, Bik Asih akan mengambil barang-barang pribadi Ory dari rumah Mas. Ory akan pastikan semua akan berjalan seperti yang Mas inginkan. Kalau tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Ory ingin istirahat sekarang. Kalau mau keluar jangan lupa pintunya ditutup lagi ya, Mas. Selamat siang Mbak Celine Mas Dewa."Ory pun segera memaling

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 46(keterpaksaan)

    Pintu UGD yang terbuka tiba-tiba mengejutkan Dewa dan Rendra. Mereka berdua bergegas menyambut kedatangan dokter yang menunjukkan air muka resah."Bagaimana keadaan istri saya, Dokter? Apakah ada luka dalam serius yang dialaminya? Tadi kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah!"Dengan suara terbata-bata Dewa yang cemas luar biasa langsung mendatangi dokter yang menangani istrinya."Pasien kehilangan banyak darah akibat benturan keras di kepala dan tulang bahu yang bergeser. Selebihnya hanya luka-luka luar akibat bergesekan dengan aspal. Saat ini pasien membutuhkan transfusi darah golongan AB yang agak langka. Sementara stok darah golongan AB di rumah sakit ini dan PMI kebetulan juga dalam keadaan kosong. Apakah ada keluarga pasien yang memiliki golongan darah sama yang bisa menjadi pendonor untuk pasien?""Kedua orang tuanya sudah meninggal dan kebetulan pasien ini anak tunggal. Golongan darah kami sekel

  • The Unwanted Bride (Indonesia)   Chapter 45(menyesal!)

    "Mas, apa Mas sungguh-sungguh mencintai Ory?" Dewa mengernyitkan keningnya mendengar istrinya menanyakan hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipertanyakan lagi. Bahkan cicak di dinding dan Tobi si ikan arwana yang seumur hidupnya di aquarium pun tahu, kalau ia cinta mati dengan istri ciliknya ini."Pertanyaan macam apa itu Ry? Mulut Mas bahkan sampai pegel terus menerus bilang kalau Mas cinta sama kamu.""Tapi mengapa Mas tidak pernah mengatakannya di depan orang lain? Kenapa Mas selalu menghindar kalau ditanya oleh teman-teman Mas, apakah Mas mencintai Ory? Mas gengsi dan tidak mau mengakui mencintai Ory di depan orang lain dan cuma mau mengatakannya saat berdua dengan Ory? begitu?" Suara Ory mulai bergelombang karena Dewa seolah-olah malu kalau diketah

DMCA.com Protection Status