Share

Rugged Hallway

Penulis: Jurnal Sore
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-11 11:59:48

[Lorong ruangan biro penambang]

[Gina Laju Tedang Vs Cecep Kusdinar]

Suara kaki Gina dan sekop yang terbuat dari besi terdengar nyaring beradu. Cecep memang tidak selihai Gina dalam bertarung apalagi dalam pertarungan jarak dekat. Beberapa tendangan Gina mendarat tepat di tubuh Cecep dan beberapa kali membuatnya mundur. Gina merasakan perbedaan yang signifikan antara bertarung di malam hari di bawah sinar purnama dengan bertarung di lorong ini.

"Pertarungan macam apa ini.. ini eksibisi. Gerakan Bang Cecep terlalu mudah di tebak," gumam Gina seraya mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi hingga hampir membentuk garis sejejar dengan kaki kirinya yang digunakan untuk menopang tubuhnya. Gina akan menyerang kepala Cecep dengan tumit kakinya.

"Hah! Arghh!" Cecep terperangah melihat lagi-lagi tumit Gina digunakan untuk berusaha membelah dua kepalanya. Cecep cekatan merendahkan tubuhnya dan menggunakan batang sekop untuk menah

Jurnal Sore

Glosarium; [1] Flare; Salah satu gerakan B-Boy yang membuat kedua kaki berputar di udara seperti helikopter dengan lengan sebagai tumpuannya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Faksi Palung

    [Lorong Biro Penambang] [Gina Laju Tedang vs Cecep Kusdinar] "Sialan, di mana perempuan itu!? Kenapa dia membawa proyektor labirin kabur!? Goblok! kita bisa terperangkap bersama disini!? Gina!" teriakan Cecep berulang kali terdengar di celah-celah ruangan yang muncul di lorong. Saat melanjutkan pertarungannya dengan Cecep, Gina menyadari kekuatannya mampu mengalahkan Cecep, namun tidak dengan staminanya. Tanpa sengaja Gina menemukan salah satu kotak transparan yang salah satunya berhasil ia rusak. Gina menendang kotak tersebut dan membuatnya terjatuh. Seketika bentuk lorong berubah, kini lorong panjang tersebut dipenuhi pintu di kiri dan kanannya. Mengetahui kotak tersebut tidak hancur, Gina segera melarikan diri bersama dengan kota tersebut. Rupanya kotak itu dapat menunjukkan pintu mana yang ilusi dan mana yang bukan. Dalam kondisinya yang kelelahan, Gina berhasil menemukan sebuah pintu yang tidak diketahui oleh Cec

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-16
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Premature Call

    [Lapangan Tenis - Lokasi pengambilan mineral] [Teja & Jimi vs Rangga & Iwan] "Boomm! Boomm! Boomm!" suara ledakan menyambar berdekatan. Dari balik kepulan asap terlihat sosok Teja yang masih berbentuk setengah harimau dan Jimi yang diselimuti garis hitam dan masker di wajahnya. Lapangan tenis yang tadinya utuh sekarang sudah hancur lebur dan membuka lubang besar yang menganga. "Gila! dibombardir terus sama orang gila itu! Memangnya ini di Pristina apa!?" jengkel Teja yang sesekali mengusap-usap hidungnya. "Nama apa itu bang?" tanya Teja yang menanggapi sekenanya. "Ibu kota Kosovo[1]. Jimi! lo bisa lihat dari mana asal serangannya?". "Ada dua truk di seberang jalan yang mengeluarkan benda panjang seperti pelontar. Tapi bukan ledakan bom yang menghancurkan lapangan tenis tersebut," jawab Jimi menggunakan kemampuannya membaca lingkungan dengan indra tambahan. Dari balik asap yang t

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Para Penjudi yang Tolol

    [Lorong ruang penyimpangan Biro Penambang] [Afif vs Cecep] "Lo siapa?" tanya Cecep yang sudah kepalang tanggung merayakan kemenangannya atas Gina. "Gue Afif dan lo pasti Bang Cecep!" tunjuk Afif yang dipenuhi amarah. Tampaknya, ketimbang mencari tahu siapa Afif, Cecep lebih penasaran pada hal lain. "Gimana caranya lo masuk ke lorong ini?" tanya Cecep sambil berdiri dan menggenggam salah satu sekopnya. "... Gue berlari dan menabrak dinding transparan di tengah lorong. Gue engga yakin itu nyata, jadi gue pakai shrapnel dan menggunakan kemampuan turunan gue untuk menembus dinding itu," jawab Afif meladeni pertanyaan Cecep. "Anak baru ya.. apa kekuatan lo itu?" tanya Cecep dengan wajahnya yang menyeringai kembali. "Tebak sekali dan kalau benar, lo gue biarkan memukul gue!" tantang Afif yang kemudian mengambil ancang-ancang berlari. Cecep tidak ingin ketinggalan start dan segera melompat sambil memb

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-23
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Alors on Danse

    [Sebuah ruangan di Biro Penambang] Nora jatuh duduk, bingung menyikapi serta menyesail apa yang baru saja ia lakukan. Ia tidak begitu percaya diri mengungkapkan perasaannya, khawatir dianggap berbeda dan keliru oleh penerima pesan. Suara gergaji mesin dan bor itu lantas terdengar begitu dekat dan kemudian beradu. Desingan dan gesekannya begitu nyaring hingga menembus ke dalam. "Dio.. Soca.. mereka benar-benar bertarung.. Gu, gue harus segera pergi dari sini." Nora membulatkan tekadnya dan meraba lantai untuk mengumpulkan barang-barang yang ditinggalkan Dio dan memasukkan dalam sebuah tas, termasuk sebuah kaleng yang digunakan Sriti untuk mengeluarkan asap hitam tadi. Hatinya memutuskan untuk mengesampingkan kegelisahannya dan menganggap sebagai angin lalu. Setelah menyalakan senter, Nora menyadari jika ruangan yang ia masuki bukanlah sebuah ruangan, melainkan ekstensi lorong yang terpotong tangga. Ia kemudian berlari menjauh dan mencari tempa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-26
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Diplomasi Jalanan Berlubang

    [Lorong di El-dorado] "Bang Umbu, engga bisa tidur?" Listu yang mengenakan sweater dan syal mendekati Umbu yang sedang memandangi lapangan tengah yang sudah selesai di pasangi bangku dan perlengkapan lainnya. "Dugaan gue benar. Soca dan Gina belum ditemukan hingga sekarang. Lo bahkan sampai membuat tim kecil untuk menjemput mereka, bukan?" balas Umbu. "Hm? timnya Tia? tanya Ferdinan, ia juga yang bersikeras meminta pembentukkan tim tersebut. "Lo bisa bersikap santai banget, Listu?". "Setidaknya marah-marah juga tidak bisa mencegah pemberontakan Linda," jawab Listu santai. "Mau ngapain lo kesini komandan?". "Tolong panggil kapten saja, saya engga suka sebutan komandan. Saya kesini membawakan secangkir kopi dan berbincang, siapa tahu mantan komandan bisa memberikan nasihat kepada komandan yang baru". Mendengar jawaban itu, Umbu memicingkan matanya, dipenuhi emosi. Ia lantas berbalik dan menatap Listu yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Mundur!

    [Lapangan Tenis - tempat penyimpanan] [Teja, Jimi & Yunita Vs Rangga & Iwan] Jimi menyadari Teja dan Yunita sudah bergerak mundur lebih dahulu mendekati pos, seluruh yang ia potong juga belum kunjung ditarik oleh pasukan Rangga dan Iwan. Namun saat Jimi hampir memutari lubang di tengah lapangan tenis, sesuatu yang besar terjadi. "Jimi lindungi dirimu!" mendadak Hanuman memberikan peringatan keras kepada Jimi. Dengan cepat Jimi berdiri diam dan menyilangkan kedua lengannya di depan wajah dan menunduk. "Yuda!" Jimi lantas mengaktifkan kemampuan fisiknya karena ia belum menguasai teknik melindungi diri. Tiba-tiba terdengar sebuah ledakan dan guncangan kerasa di tanah. Dari dalam lubang menyembur asap pekat berwarna hitam yang lantas membumbung tinggi ke langit. Pemandangan yang menyerupai erupsi gunung berapi. Jimi tidak lama menahan tekanan dari ledakan tersebut, itu membuatnya terhempas menghantam pagar

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Tanpa atau dengan bantuan Setan

    Agora sudah kalah di tiga tempat. Agen mereka yang dikirim untuk menyabotase Linda hanya meyisakan Umbu yang hampir tidak mengetahui kemampuan mengerikan kapten bagian peralatan dan penyimpanan tersebut. Waktu sudah bergeser ke subuh dan Linda sudah menguasai cafetaria. Di sana Tia dan Glori terbaring diam, tidak jauh dari robot tempur Glori yang juga putus dari sirkuitnya.Soca dan Sriti tidak lama menyusul Linda yang sudah duduk di kursi tempat Tia duduk sebelumnya. Mereka berdua sama sekali tidak melirik Tia dan Glori yang terbaring di lantai dengan cipratan darah di sekitarnya. Mereka bertiga lantas duduk bersama dan membicarakan hal-hal dengan santai, hanya saja Linda cukup pasif dari obrolan tersebut."Linda. Lo grogi?" tanya Sriti asal. Di pipi, tangan dan dahinya ditutup oleh plester. Sepertinya ledakan tabung yang diakibatkan Nora memberikan bekas luka yang cukup banyak."Jangan bicara asal. Lebih baik lo fokus pada keselamatan diri lo sendiri," jawab L

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Restorasi dimulai

    [Cafetaria]"Hei, Glori. apa mereka sudah pergi?" tanya Tia yang masih dalam posisi berbaring. Glori tidak segera menjawab, ia terbaring dengan kepala berada di tangan lengan Tia."Lengan lo keras, sama seperti dulu," ucap Glori di luar dugaan."Lo ngomong apa!? lengan gue sudah kesemutan! buruan pindah!" perintah Tia."Untuk apa? tangan lo sudah hampir hancur karena melindungi gue.. dan ini mungkin terakhir kali kita bisa dekat kembali sebagai teman," balas Glori tidak mau kalah. Mereka kemudian terdiam."Mereka sudah pergi kan? gue mau pindah." Tia akhirnya memilih egois dan berusaha bangun namun Glori malah meremas tangannya yang dipenuhi luka itu. Jelas Tia menjerit bukan main."Loh engga jadi pergi? ayo silahkan," Glori tidak memberi ampun."Perempuan sialan! sakit banget!" Tia mengeluh sambil kembali berbaring.*****[4 tahun yang lalu]Glori mengingat posisi berbaring ini a

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23

Bab terbaru

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Sewer Politic I

    [Lapangan Belakang Sekolah]Benso sebenarnya berada di posisi sadar dan tidak sadar, karena bagaimanapun akhir pertarungannya dengan Sriti tidak begitu baik. Namun saat ia bangun kesekian kali dengan menggunakan seluruh kekuatannya, ia melihat situasi yang pelik. Di dekatnya berdiri Glori yang dengan cekatan menggunakan jemarinya mengontrol robot besar dengan remot pengendali."Siapa perempuan ini? Dia lagi bertarung? .. itu Tulus dan Arin.. yang terluka parah?" Kesadarannya semakin pulih. Ia juga menyadari Sriti yang terbaring diam di balik balutan shimurgh miliknya."Jangan mati, jangan mati, jangan mati," ucap Benso berkali-kali saat ia membuka balutan shimurgh tersebut. Sriti mengalami luka bakar dan kulitnya melepuh.Benso kemudian mendekatkan telinya ke hidung dan mulut Sriti, berharap menemukan tanda-tanda kehidupan. Angin yang berhembus dan turunnya hujan hitam sempat menyulitkannya menemukan tanda tersebut. Hingga akhirnya ia per

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Soca Damun Arsa

    Ujang menjerit sejadinya saat sebuah tombak trisula menembus pahanya. Awalnya ia kaget melihat benda bulat raksasa yang dapat dihentikan dengan mudah oleh penjaga sekolah yang mendadak sebagian tubuhnya berubah menjadi robot. Namun ia tidak menyangka jika salah satu temannya malah melesatkan tombak trisula kearahnya. Pegangan tangannya di rambut Indri yang sedang ia jambak lantas mengendur."Upgrade!" ucap indri seraya menggenggam trisula tersebut.Batang besi trisula tersebut berubah warna menjadi keputihan, namun yang mencolok adalah bobotnya yang menjadi lebih berat. Seketika membuat Ujang terjatuh karena tidak kuat menahan sakit dan beban trisula. Mendapati dirinya terbebas dari Ujang, Indri mengusap hidupnya yang sedari tadi mengeluarkan darah karena dihajar Ujang."Bocah brengsek! Lo apain besinya sampai menjadi berat banget! Bangsat!" Umpat Ujang yang masih saja menyerang Indri.Mendengar celotehan itu, Indri bergeming dan menikmati jeritan Ujang.

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Moret & Igar

    [Lapangan depan El-Dorado]Listu sudah berdiri berhadapan dengan terak besar yang terus menyebut dirinya sebagai Moret. Terak berbentuk terenggiling berdiri tersebut cukup banyak bicara namun ia belum juga menyerang Listu, kecuali berdiri mengamankan sesuatu. Sembari mengulur waktu, Listu membaca situasi dan lingkungannya."Sebelum menggunakan shrapnel, gue memang merasa mampu menggunakan kekuatan turunan tanpa shrapnel. Tapi setelah gue pakai, kondisi tubuh gue lebih stabil, telinga gue terlalu pengang.." gumam Listu. Perlahan namun pasti, rasa sakit ditubuhnya menghilang seiring dengan regenerasi."Buff!"Listu berteriak dan mengubah penampilan yang dikelilingi dengan lingkaran, mantra dan cahaya. Moret terkesima dan segera menutup matanya karena awalnya silau melihat perubahan tersebut. Listu menggenggam sebuah tongkat yang ia gunakan sebagai senjatanya, seluruh buff support diarahkan kepada dirinya. konsentrasi daya yang besar pada sa

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Boneless

    [Bangsal Perawatan] "Yunita, hei yunita. Bangun," panggil suara seorang laki-laki ke arah Yunita yang masih terbaring di ranjang lengkap tertutup selimut. Suaranya yang awalnya samar tersebut perlahan terdengar jelas. Kepalanya pengar, matanya begitu berat untuk dibuka, namun Yunita terus berusaha. Pandangannya akhirnya mulai terlihat, ia mendapati Teja dan Herman berdiri di samping ranjang. Sekilas ia melihat Teja yang wajahnya dipenuhi plester dan beberapa bagian tubuhnya dibalut perban. "Gue baru tau, anggota Fraksi bisa bermalas-malasan di atas ranjang," seloroh Teja. ".. Diam, sudah lama gue tidur?" tanya Yunita perlahan, ia berkali-kali mengedipkan mata untuk mengatur cahaya yang masuk ke matanya. "Lumayan mba, kami memindahkan ranjangmu dari ruangan sebelumnya karena si anak baru masih memiliki radiasi," ujar Herman yang masih memegang kruk di lengan sebelahnya. "Jimi? oh.. apa dampaknya?" "Pemulihan lo

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh Sisanya

    [Gudang barang bekas] Seseorang berjalan perlahan sambil sesekali melihat ke arah Soca meninggalkan gudang. Orang itu adalah seorang perempuang yang mengenakan seragam sekolah. Saat mengetahui tempat tumpukan barang bekas yang ia tuju berada di dalam wadah besar berdinding cukup tinggi, ia kemudian melihat sekeliling dan menemukan barang bekas lain yang dapat dijadikan pijakan naik. Tidak lama terdengar suara demtuman dari arah luar gudang. Perempuan tersebut menghentikan sejenak langkahnya, ia yakin ada masalah besar yang timbul dari arah sekolah. Setelah sampai di puncak tumpukan barang bekasi ia lanjutkan dengan berjalan meniti dan mencari pijakan yang kuat. Karena perempuan itu menggunakan rok maka langkahnya cukup panjang mencapai pijakan yang cukup jauh. "Ah! di situ rupanya!" gumam perempuan tersebut saat melihat jejak darah yang mengarah ke satu titik. Di titik itu juga ia melihat kaki yang terjuntai lengkap dengan sepatu kets dan kao

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh lainnya

    Pancuran asap yang membumbung tinggi itu juga mengingatkan ingatan Linda. Sesaat ia berserah pasrah apabila kepalanya lepas tiba-tiba akibat serangan mendadak mangata. Misinya menghancurkan sirkulasi energi mineral yang ditimbun organisasi Agora Beak sudah usai. Namun mendadak ingatan masa lalunya muncul. Ada anak lain selain Soca yang mendapat berkah lebih dan ia berada di sisi yang terang, bukan sisinya."Getanama ceri.. harusnya kamu ikut dihakimi disini.." ucap Linda perlahan, kepalanya yang awalnya dingin mendadak mendidih."Kamu menuruti perintah Papa dan Mama namun setelah terak itu datang mencerahkan.. kamu pergi dan membela kebenaran.. Munafik.. Oportunis.. Apa mungkin tugasku belum selesai disini hingga seluruh penghuni Rumah Basaria memilih sisi yang benar.." renung Linda.Dari semburan itu tiba-tiba tanah seolah sobek dan membuka sebuah portal layaknya portal di malam purnama. Dua sosok berwarna hitam dengan tinggi hampir mencapai 3 meter muncul meng

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Separuh

    [Lapangan Belakang Sekolah] [Benso vs Sriti] Pertarungan Benso dan Sriti terhenti sebentar setelah semburan asap hitam yang menjulang tinggi. Benso segera melirik ke arah Sriti, berharap kemarahannya kepada para pemberontak benar terbukti dengan wajah puas mereka. Namun, Benso tidak menemukan ekspresi itu wajah Sriti. Air mukanya bukan puas, meyeringai atau tersenyum bangga. Apa yang dilihat Benso adalah wajah gadis yang pasrah dan tidak menikmati satu detikpun hidupnya. Sriti memang dikenal pendiam dan memiliki nada bicara yang unik, namun perempuan yang satu angkatan dengan Benso tersebut lebih sering menyendiri dan bergaul dengan Linda atau Glori, sifat umumnya penderita ludens. "Sudah puas!? Kita selesaikan sekarang, Sriti!" seru Benso bengis. Sriti terkejut dan kembali mengendalikan dirinya yang sempat terbawa suasana. "Lo engga mengerti arti usaha Linda," balas Sriti yang kemudian melayang kembali.

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Hitung Mundur Restorasi

    [Lorong penyimpanan Biro Penambang]"Mba, lo merasakan itu juga?" tanya Afif yang bersandar di dinding. Ia merasakan kekuatan di dalam tubunya keluar masuk dengan perlahan sehingga tidak stabil."Ini jauh lebih besar daripada kekuatan kita semalam. Mba Linda sepertinya sudah bergerak," jawab Gina berdiri sambil memandangi langit-langit."Tapi, terima kasih karenanya badan gue perlahan-lahan membaik," ucap Afif yang perlahan merambat berdiri."Kita harus keluar. Labirin milik Bang Cecep harusnya sudah permanen mati, kita bisa langsung menuju lantai atas," ajak Gina yang mencoba melompat berkali-kali."Mba, lo engga perlu berputar saat melompat. Celana dalam berenda hanya pantas digunakan Tari," celetuk Afif yang tidak sengajak memperhatikan gerakan Gina."Lo juga Tari Fans Club!? awalnya gue pikir fans Tari yang cowo itu normal sampai gue tahu kalian memperhatikan detail penampilan dan pakaian Tari.. Menjijikan," balas Gina y

  • The Undying Tales of AGORA BEAK   Memburu Pilar

    [Sebuah Gudang Barang Bekas di Luar Sekolah] [Herna Mischa vs Soca Damun Arsa] "Lo punya kekuatan yang gue engga tahu apa kemampuannya. Engga mau membuat pertarungan ini adil?" tanya Mischa dengan senyum. Ia masih tenang dan menganggap enteng pertarungannya dengan Soca. "Ten folds. Kemampuan yang terlalu berbahaya bahkan bagi seorang Umbu sekalipun," jawab Soca datar. "Hei bocah. jangan membandingkan kemampuan gue dengan Umbu. Tidak adil. Dia terlalu lemah untuk gue". "Maka, jangan jadikan alasan adil sebagai caramu untuk menang, Mishca," Soca kemudian memutar sebuah tutup botol tersebut untuk membuka isinya. Mischa bergerak cepat dengan mencengkram sebuah kipas duduk bebas yang terserak dan melemparnya ke arah Soca. Soca terkejut namun refleksnya menangkis benda tersebut, yang tidak Soca antisipasi adalah saat kipas tersebut adalah debu dan beberapa benda kecil bertebaran menghalangi pandangan Soca. M

DMCA.com Protection Status