Share

Bab 4

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 18:06:30

Suasana di hotel mewah itu sangat meriah malam ini. Selain merayakan tahun baru Imlek, malam ini merupakan pelelangan berbagai banda seni, antik dan kuno dari sebuah balai pelelangan terkemuka di negeri ini.

Dan primadona malam ini adalah sebuah lukisan antik yang ditengarai sebagai karya pertama Zhao Mengfu. Dia merupakan salah satu dari lima pelukis kuno yang sangat melegenda.

Tak heran jika lukisan itu dibandrol dengan tawaran awal yang cukup tinggi. Bisa dipastikan lukisan itu akan menjadi lukisan termahal di awal tahun ini.

Pelelangan ini mendapat apresiasi dari pencinta seni di seluruh dunia. Bukan hanya para kolektor dan pemburu benda seni, bahkan beberapa kepala negara pun turut hadir.

Semakin malam suasana pelelangan semakin meriah. Satu per satu para penawar menawarkan harga tertinggi untuk benda seni yang mereka incar. Tak terkecuali lukisan Zhou Mengfu.

Lukisan antik ini dibanderol dengan harga awal yang cukup tinggi. Namun itu tidak mengurangi minat para kolektor untuk memilikinya.

Hingga pertengahan lelang, masih cukup banyak peserta lelang yang turut meramaikan bursa. Namun seiring bertambah tingginya harga, tinggal dua orang pelelang yang terus bersaing menaikkan tawarannya.

Mereka adalah Alexander Lim, CEO grup Lim dan Michael Wong, salah seorang the rich man dari Chengdu. Mereka berdua kerap terlibat persaingan dalam berbagai hal. Dan ini bukan pertama kalinya mereka bersaing secara terbuka.

Suasana pelelangan semakin memanas. Harga pun merangkak naik tak terkendali. Baik Alexander mau pun Michael Wong tidak ada yang mengendurkan penawarannya. Terutama Michael Wong. Dia semakin menaikkan tawarannya sambil sesekali menyeringai mengejek lawannya, Alexander.

Sementara Alexander hanya tersenyum dingin menanggapinya. Dan ketika harga semakin menggila, tiba-tiba pria tampan itu menghentikan tawarannya. Mendadak dia meninggalkan acara pelelangan.

Pada akhirnya lukisan itu jatuh ke tangan seorang pengusaha berdarah cina dari Eropa. Dia kolektor dan pencinta benda seni kuno. Tak terkecuali lukisan. Dia menawar di saat-saat terakhir.

Bahkan Michael Wong pun tercengang. Dia mengira tidak akan ada yang berani menawar lebih tinggi dari penawarannya, setelah Alexander mundur. Namun pria kaya itu dikejutkan dengan penawaran dua kali lipat dari sang pengusaha asal Perancis itu.

Dengan begitu, Lukisan antik karya Zhao Mengfu ini menjadi lukisan termahal di awal tahun ini. Harga fantastisnya dianggap sudah sepantasnya.

Pelelangan berakhir dengan meriah. Semua pihak puas dengan hasil pelelangan malam itu. Tak pernah ada yang mengira pelelangan lukisan itu akan menjadi berita besar sepanjang tahun ini. Dan masih menjadi topik panas selama beberapa tahun ke depan.

Sementara itu di luar hotel tempat pelelangan diadakan, sesosok pria tengah berdiri di sudut jalan yang gelap dan sepi. Sebatang rokok menyala ada di tangannya. Samar-samar senyuman puas tergambar di lekuk bibirnya yang seksi.

Tak jauh darinya, sesosok pria tampan dengan setelan mahal bersandar di mobil mewah yang terparkir di depan kedai kopi yang terkenal. Tak jauh juga dari hotel tersebut.

Pria itu tampak sibuk berbicara di ponselnya. Sesekali dia memperhatikan sekelilingnya. Seakan menunggu seseorang yang sangat dinantikannya.

Tak lama berselang, seiring usainya acara pelelangan, sekelompok orang berhamburan keluar dari hotel. Satu persatu mobil-mobil mewah membawa tuannya keluar dari hotel.

Namun sampai suasana sepi, dan hanya satu dua pengunjung hotel yang keluar, orang yang dinantinya tak kunjung tiba. Pria tampan itu melirik arloji di tangannya. Sepertinya ini sudah larut malam, yang dinantikannya tidak mungkin akan datang.

Saat hendak beranjak memasuki mobilnya, tiba-tiba seorang remaja tanggung menghampirinya. Pemuda berpakaian sembarangan dengan topi nyaris menutup wajahnya, menabraknya dengan sengaja. Tanpa sempat bereaksi, pemuda itu sudah berlalu meninggalkannya.

Pria tampan itu tertegun sejenak. Tatapannya jatuh pada sesuatu yang tergeletak di dekat kakinya. Dengan ragu pria itu membungkuk mengambil benda yang sepertinya dijatuhkan pemuda tadi. Sebuah amplop putih dan polos.

Diamatinya amplop putih ditangannya itu. Mungkinkah ini ditujukan untuknya? Diedarkannya pandangan matanya ke sekeliling tempat itu. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Semua seperti biasa, tidak ada yang tidak seharusnya terjadi.

Setelah yakin dengan situasi yang kondusif, pria itu masuk ke mobilnya. Dan beberapa saat mobil mewah itu pun meninggalkan tempat itu.

Semua yang baru saja terjadi tak luput dari perhatian sesosok pria di sudut jalan tersebut. "Kita akan bertemu kembali dua tahun lagi," bisiknya lirih.

Sosok itu pun meninggalkan sudut jalan itu. Dikerudungkannya jaket hodie di kepalanya. Dengan santai dia berjalan, seakan-akan semua yang terjadi tidak ada kaitan dengannya.

Keesokan harinya, lukisan itu menjadi headlines di hampir semua media, baik cetak maupun online. Bukan hanya sejarah dan nilai seni serta keindahannya saja, namun harganya yang fantastis mampu menyedot perhatian banyak orang.

Berbagai komentar diluncurkan para netizen. Sebagian besar mengomentari harganya yang membuat orang biasa harus mengeluh. Harga itu sepertinya cukup untuk menghidupi mereka selama sisa usia mereka.

Dan selama beberapa hari berikutnya, lukisan itu menjadi trend setter di kalangan netizen. Tak ada yang mengira, lukisan ini akan tetap menjadi bahan perbincangan setelah bertahun-tahun kemudian.

Sementara itu, di salah satu gedung perkantoran termegah di negeri Singa, seorang pria tampan tengah duduk di kursi kerjanya. Secarik kertas berada dalam genggaman tangannya.

Seulas senyum puas terukir di bibir tipisnya. "Aku akan menunggumu, dua tahun lagi kita akan bertemu kembali," gumam pria itu lirih.

Pria tampan itu bangkit dan membuang kertas itu ke tempat sampah. Dia pun beranjak untuk mulai bekerja lagi. Dia tidak tertarik untuk mengikuti berita di berbagai media yang mengupas tentang lukisan termahal dan terpopuler tahun ini.

Meski dalam pelelangan semalam, dia salah satu orang yang gencar menawar untuk mendapatkan lukisan antik itu. Namun saat ini sepertinya minatnya terhadap lukisan itu telah menghilang. Dia lebih tertarik untuk menunggu waktu si pengirim pesan rahasia itu menemuinya.

Ya, dua tahun mungkin waktu yang lama, mungkin juga bisa menjadi sangat singkat. Dia akan menunggu, dan lukisan itu pasti akan menjadi miliknya.

Dia yakin itu. Karena lukisan itu memang telah dijanjikan sang pemilik untuk menjadi milik keluarganya.

Meski sempat terjadi kesalahan, dan lukisan itu telah jatuh ke tangan orang yang tidak seharusnya memiliki, namun sang pemilik telah berjanji padanya untuk membawa lukisan itu padanya dua tahun lagi.

Jadi, dia hanya akan menjadi penonton saat lukisan itu memicu sensasi dan kekacauan. Toh, dia tidak ada hubungannya dengan apa pun yang terjadi pada lukisan itu.

Dia hanya kolektor yang gagal mendapatkan lukisan itu. Setidaknya itu yang diketahui publik.

Bab terkait

  • The Thief   Bab 5

    Desas-desus santer terdengar dalam kalangan kolektor barang seni. Sejumlah kolektor mendapatkan informasi tentang keberadaan lukisan yang diklaim sebagai asli karya Zhou Mengfu. Itu terungkap tanpa sengaja, saat sebuah acara talk show mengundang seorang pengusaha keturunan China yang berdomisili di Kanada. Acara talk show yang meliput kediaman pengusaha kaya itu tanpa sengaja menyorot koleksi lukisan miliknya. Dan di antara lukisan itu terdapat lukisan yang sama persis dengan yang dilelang beberapa bulan lalu. Polemik pun tak terhindar. Adu klaim keaslian pun terjadi. Kedua-duanya mengaku memiliki lukisan yang asli. Sehingga para kolektor menengahi perseteruan dua pengusaha ini. Dan sebagai pihak yang melelang lukisan tersebut, balai lelang itu berinisiatif untuk membuktikan keaslian lukisan yang mereka lelang. Pameran pun diadakan kembali. Selain itu beberapa ahli seni pun berdatangan untuk menilai kedua lukisan itu. Para kolektor dan media pun tidak melepaskan kesempatan ini. Sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • The Thief   Bab 6

    "Tuan Lim, lukisan ini merupakan warisan dari kakek buyutku. Aku sendiri tidak pernah menyadari nilai lukisan ini. Jika saja tidak ada keributan dua lukisan palsu itu, aku tidak akan pernah mengetahuinya." Pria muda itu berbicara dengan tenang. Dia tengah bernegosiasi dengan Alexander Lim. CEO Lim grup itu tertarik dengan lukisan miliknya. "Tuan Xie, aku juga tidak mengetahui keaslian lukisan ini. Namun salah satu ahliku meyakinkan ini adalah lukisan yang asli. Karena itu aku bersedia membelinya dengan harga yang pantas. Aku ingin menghadiahkan lukisan ini untuk kakekku." Alexander tersenyum menatap pria yang duduk di depannya. Sesungguhnya usia mereka tidak terpaut jauh. Dan keduanya merupakan pria yang menawan. Alexander Lim berusia 35 tahun. Dia merupakan pewaris grup Lim yang sangat dominan dalam perekonomian negeri ini. Tidak hanya berlimpah harta, dia juga tampan dan menawan. Namun sayang, sebuah gosip tak sedap merusak minat para wanita terhadapnya. Gay, itu yang dituduhkan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19
  • The Thief   Bab 7

    "Alex, kau benar-benar mempermainkan banyak orang semalam!" William Lim berdiri di depan jendela kantor sang adik dan menatap jalanan di bawah sana."Oh ya? Itu hanya sebuah hadiah kecil untuk kakek." Alex menyahut ucapan sang kakak dengan santai.Dia duduk dengan santai, menyilangkan kakinya dan menatap sosok sang kakak yang berdiri tegak di hadapannya."Sejujurnya bukan lukisan itu yang membuat Kakek merasa terhibur. Tetapi kehebohan yang diciptakan olehmu karena lukisan itu." William berbalik dan menatap sang adik dengan senyum tipis di bibirnya."Ada banyak cerita di balik lukisan itu. Aku hanya memanfaatkan salah satu versi cerita yang aku dengar untuk mendapatkannya." Alex tertawa pelan. Dia memutar kursinya pelan bangun dengan gaya santai."Kau tahu? Para kurator itu terkadang berbuat seenak hati mereka. Memang tidak semuanya, tetapi satu dua orang telah memanfaatkan keahlian mereka untuk mengambil keuntungan dari orang awam." Alex bergumam lirih.Berdiri di sebelah sang Kakak,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • The Thief   Bab 8

    "Hei ada yang mencarimu!" Cecilia, memanggil Xie Xuhuan."Siapa?" Tanyanya sembari merapikan lembaran-lembaran foto yang berserakan di atas meja."Lihat saja sendiri! Huan, bisakah kau memberikan kontaknya atau akun media sosialnya untukku?" Cecilia mengedipkan mata dan menunjuk pada pintu dengan dagunya.Huan hanya tertawa dan memukul pelan kepala gadis itu dengan gulungan kertas yang kemudian dilemparkannya ke dalam tong sampah."Aku pulang dulu!" Huan berpamitan padanya. Cecilia mengangguk dan melambaikan tangannya.Agensi tempat mereka bekerja merupakan agensi freelance. Tidak terkait dengan perusahaan mana pun. Agensi ini didirikan dua tahun lalu oleh Huan dan Cecilia."Apa aku mengganggumu?" Alex menatap pria muda di hadapannya dengan santai."Sama sekali tidak! Apakah ada masalah?" Xuhuan tersenyum dan menatap Alex sekejap."Kita bicara di kafe saja." Alex berbalik dan membuka pintu mobilnya. Xuhuan mengangguk setuju dan bergegas menuju pelataran parkir di mana sepeda motornya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • The Thief   Bab 9

    "Tuan William saya sudah memberikan nota kepada Tuan Felix." Seorang wanita melapor pada William Lim yang tengah sibuk dengan pekerjaannya."Kerja bagus. Bagaimana reaksinya?" William sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas di tangannya."Dia meminta waktu untuk memperjelas kasus ini untuk publik. Ini menyangkut kapabilitas dan image Kepolisian karena itu dia tidak dapat menghentikan kasus secara tiba-tiba." Wanita itu menjelaskan dengan hati-hati."Tidak masalah! Mintalah Tuan Felix untuk melakukannya dengan hati-hati. Bagaimana pun juga Alex sama sekali tidak melakukannya kesalahan dan mengenai lukisan palsu yang dicuri itu tidak ada kaitannya dengan adikku itu bukan? Benarkah begitu Mai?" Kali ini William mendongakkan kepalanya menatap wanita yang sedari tadi berdiri di depan mejanya."Benar Tuan. Bahkan Tuan Alex hampir saja menjadi korban penipuan jika dua tahun lalu dia memenangkan lelang lukisan itu." Mau tersenyum tip

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • The Thief   Bab 10

    Felix Chow menatap pria yang duduk di depannya. Keduanya terdiam beberapa saat."Jadi kasus ini dihentikan?" Darren Wang bertanya dengan serius."Begitulah! Lebih tepatnya kita serahkan pada interpol internasional. Karena ini menyangkut banyak pihak dari berbagai negara." Felix menjelaskan dengan tegas."Bukan karena permintaan William Lim?" Pertanyaan Darren Wang yang tepat sasaran tidak membuat Felix terkejut."Salah satunya karena itu. Bagaimana penyelidikan terakhirmu? Apakah kau menemukan sesuatu yang mencurigakan mengenai Alexander Lim?" Felix bertanya dan menatap Darren."Hingga saat ini memang tidak ada yang mencurigakan. Bahkan dia sangat kooperatif. Mungkin benar dia tidak terlibat sama sekali seperti permintaan kakaknya bukan?" Darren Wang tersenyum tipis."Benar! Hanya saja perasaanku sungguh tidak enak!" Felix mendesah pelan."Abaikan saja! Baiklah aku akan mengumumkan secara resmi kasus ini tidak lagi di ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • The Thief   Bab 11

    Suara ketukan pintu mengejutkan Milli. Gadis itu bergegas membuka pintu rumahnya."Kau?" Sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya terkejut setengah mati. Seorang wanita yang selalu ingin dihindarinya sebisa mungkin."Di mana Harry Si?" Wanita itu bertanya tanpa ekspresi, menatapnya tajam."Ivy, apa kabarmu?" Milli tersenyum canggung. Berharap wanita itu akan sedikit melunak dengan keramahannya."Tidak perlu berbasa-basi padaku Milli. Hubungan kita tidak sebaik itu." Ivy bersedekap tangan dan dan menatap sinis padanya."Kau beruntung kakakmu sudah tiada, jika dia masih hidup dan tahu bagaimana dirimu sebenarnya kau pasti akan mati di tangannya." Ivy mendorongnya dan memaksa untuk masuk ke dalam rumah."Apa maumu sekarang? Kau mau membalas dendam?" Milli tersenyum mengejek. Meski sedikit merasa takut pada Ivy tetapi dia tidak akan menunjukkannya di hadapan gadis cantik itu. Cukup sudah tadi dia mencoba untuk bersikap ramah pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11
  • The Thief   Bab 12

    "Apa yang akan kau lakukan Harry!" Milli berteriak ketakutan."Kau takut? Bukankah Milli bukanlah seorang gadis penakut? Kau gadis yang hebat bukan?" Harry terkekeh senang melihat semburat ketakutan di raut wajah Milli.Seandainya Milli mau ikut dengannya waktu itu, mungkin Harry tidak akan pernah tahu kisah sebenarnya keluarga Anthony."Harry jika kau membunuhnya sekarang itu terlalu mudah untuknya!" Tiba-tiba saja seseorang masuk ke dalam rumah."Ivy?" Harry terkejut dengan kedatangan gadis itu."Aku tahu sejak lama, dia hanyalah putri selingkuhan ayahnya Anthony. Karena itu dia mencoba menyingkirkanku. Anthony saja yang terlalu lunak padanya." Ivy menatap Milli penuh kebencian."Aku tidak akan lupa malam dia membuatku begitu bodoh dan tak berharga di depan Anthony. Dia membuangku karena mempercayai aduk tirinya yang seperti ular." Ivy mendekati Milli dan berhenti tepat di depannya."Kalian memang pasangan laknat! Kali

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11

Bab terbaru

  • The Thief   Bab 34

    "Wah! Mirip istana di negeri dongeng!" Cecilia berseru saat motor besar Huan berhenti di depan sebuah bangunan megah bak istana."Rumah keluarga Wong kurang lebih juga seperti ini." Huan tersenyum melirik Cecilia yang menatap bangunan di depannya dengan kagum."Kalau kau ingin menjadi putri bak Cinderella atau Belle, kapan-kapan kita ke Chengdu." Huan menggandeng lengan gadis itu mengajaknya untuk memasuki bangunan megah itu."Tidak perlu, aku tidak mau menjadi putri. Aku hanya mau menjadi Ceci kesayangan Koko dan dirimu." Cecilia tertawa pelan dan bergayut manja di lengan Huan."Baguslah kalau begitu. Itu Tuan Theo!" Huan menunjuk pada seorang pria yang bergegas menemui mereka."Tuan Harry, saya sangat senang Anda berubah pikiran. Marilah, Nyonya Liliana sudah menantikan kedatangan Anda." Theo terlihat begitu bersemangat.Pria berkacamata itu menyambut mereka dengan ramah. Harry mengabarinya pagi tadi, bahwa dia bersedia untuk mencari kotak musik milik Nyonya Liliana.Mereka berdua me

  • The Thief   Bab 33

    "Pak Wang silakan!" Huan mempersilakan Darren Wang untuk duduk.Mereka kini berada di kafe yang dikelola anak buah mendiang Anthony. Di sudut kafe yang sepi karena pagi telah menjelang. Kafe ini bisa dikatakan buka sepanjang waktu."Harry, tidak pernah aku bayangkan bisa berbicara seperti ini denganmu. Mengingat kau licin seperti belut." Darren Wang tersenyum menatap pria yang lebih muda darinya itu."Terima kasih atas pujianmu Pak Wang," sahut Huan sembari menggaruk kepalanya.Dia sudah tidak lagi berbicara dengan bahasa yang formal pada pria itu. Rasanya akan terlalu berlebihan jika mereka berbincang-bincang dengan bahasa yang kaku, akan lebih terasa seperti sebuah interogasi daripa sebuah perbincangan ringan antar dua pria."Kepolisian tidak pernah bisa menemukan bukti akan keterlibatanmu dalam beberapa kasus pencurian besar hingga kini, karena itu aku pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi." Darren Wang mengangkat bahunya dan tersenyum k

  • The Thief   Bab 32

    Huan menatap ke sekeliling yacht. Sepi, seperti tidak ada yang menjaga. Perlahan dia menelusuri geladak dan mengetuk pintu yang diyakininya sebagai sebuah ruangan pribadi. Itu terlihat dari sebuah papan nama yang tergantung di pintu."Sebentar!" Terdengar suara seorang wanita menyahut dari dalam.Pintu terbuka perlahan dan sesosok wanita berdiri, terkejut dengan keberadaan Huan yang bersandar di pintu dengan santai bersedekap tangan."Selamat pagi Nona Anna!" Sapanya seraya melambaikan tangannya dan tersenyum menggoda."Kau!" Anna Karenina tertegun menatap Huan. Dia mengenalinya sebagai pria suruhan pamannya untuk mencari kotak musik milik neneknya."Ada apa kau kemari? Apa kau akan menawarkan kotak musik itu padaku?" Anna Karenina menatapnya dengan gaya acuh tak acuh."Anda tidak ingin mempersilakan saya masuk?" Huan kembali tersenyum menggodanya.Anna menghela napas, terlihat dia sangat kesal dan tidak menghendaki keha

  • The Thief   Bab 31

    Cecilia terbangun saat smartphone yang diletakkannya di bawah bantalnya bergetar dengan keras. Masih setengah terpejam diambilnya benda itu dan menerima panggilan video yang masuk."Ceci jika besok aku tak kembali, bawalah kotak musik itu ke kediaman Nyonya Liliana bersama Jonathan." Wajah tampan Huan muncul di layar smartphone-nya."Huan, kau di mana?" Ceci segera terbangun, seketika kantuknya hilang begitu saja."Aku mengejar penyusup yang masuk ke apartemen. Jangan khawatir, aku pasti kembali." Huan tersenyum dan menggerakkan tangannya seakan-akan tengah menyentuh rambutnya."Huan berhati-hatilah! Aku akan menyusulmu!" Cecilia bergegas melompat turun dari tempat tidurnya."Tidak perlu, bye Cecilia, aku pasti kembali!" Huan mengakhiri panggilan videonya."Huan," gumam Cecilia lirih. "Firasatku tidak baik, seperti saat Koko Anthony menghubungiku malam itu." Tubuh Cecilia luruh ke lantai. Dia menangis tersedu-sedu."Aku

  • The Thief   Bab 30

    "Ini kotak musiknya?" Jonathan menatap kotak musik di atas meja."Lihat, perhatian dengan seksama. Mirip bukan?" Huan membuka sebuah album foto yang diambilnya dari tas kerjanya."Memang mirip," gumam Jonathan seraya bergantian membandingkan kotak musik itu dengan beberapa foto yang ada dalam album foto itu."Apakah dia Liliana?" Tiba-tiba saja Cecilia menunjuk pada foto seorang balerina. Foto hitam putih tetapi masih cukup jelas dan terang. Kemungkinan foto itu hasil repro dengan teknologi masa kini yang canggih."Dari mana kau tahu mengenai Nyonya Liliana?" Huan menatapnya heran."Dari ini!" Serunya seraya meletakkan setumpuk kertas dan juga buku note kecil yang tadi ditemukannya di dalam laci kotak musik.Huan dan Jonathan mengambil kertas-kertas itu dan memeriksanya dengan teliti kemudian membaca catatan yang tertera di dalam buku itu. Mereka berdua menatap Cecilia seakan meminta penjelasannya."Baiklah!" Cecilia ter

  • The Thief   Bab 29

    Cecilia berganti pakaian dan membersihkan lantai mezanin. Ada beberapa serpihan kaca yang masih tertinggal. Dia memiliki praduga itu serpihan kaca dari bola kaca saljunya yang pecah. Benda itu tidak ada di dalam laci mejanya."Bukan barang berharga, tetapi itu baru saja aku beli," gumamnya seraya membuang sisa-sisa serpihan kaca ke dalam tong sampah di sudut kamarnya.Setelah memastikan tidak ada lagi serpihan kaca di lantai, dia pun turun lagi ke lantai bawah. Dia mengambil paper bag yang berada di lemari penyimpanan di bawah tangga. Dia belum sempat mengeluarkannya kemarin."Aku belum sempat memutarnya lagi semenjak diperbaiki," katanya seorang diri dan mengeluarkan kotak musik tua dari dalam paper bag itu.Cecilia membawanya ke jendela dan meletakkannya di atas meja tinggi. Kemudian dia duduk di kursi berkaki tinggi sejajar dengan meja dan jendela. Dengan hati-hati digesernya kaca jendela agar udara segar dapat masuk."Semoga saja bisa

  • The Thief   Bab 28

    "Kau yakin dengan informasi itu?" Wanita cantik itu menatap pria yang berdiri menunduk di hadapannya."Benar Nona!" Pria itu menganggukkan kepalanya."Baiklah! Kalian harus bisa mendapatkan kotak musik itu terlebih dahulu sebelum orang-orang suruhan pamanku." Wanita itu mengambil beberapa lembar foto di atas mejanya."Hanya seorang gadis saja, aku rasa itu mudah bagi kalian, bukan?" lanjutnya lagi setelah menatap foto-foto itu cukup lama."Iya Nona." Pria itu kembali menganggukkan kepala."Pergilah!" Wanita bergaun merah itu menjentikkan jarinya dan pria itu pun pergi meninggalkannya seorang diri.Anna Karenina, wanita itu merupakan cucu satu-satunya Nyonya Liliana. Dia digadang-gadang akan menjadi pewaris seluruh kekayaannya.Sayangnya hingga saat ini Nyonya Liliana masih hidup dan segar bugar. Selain itu dia telah membuat pernyataan akan mewariskan kekayaannya pada anggota keluarganya yang meneruskan tradisi keluarga s

  • The Thief   Bab 27

    "Kotak musik?" Harry menatap Jonathan dengan kening berkerut."Benar Tuan. Nyonya Liliana kehilangan kotak musiknya beberapa hari yang lalu. Sepertinya Nona Anna, cucunya telah membersihkan gudang dan menjual semua barang yang terpakai pada toko loak." Pria berkacamata yang duduk di hadapan mereka menjelaskan maksud permintaan mereka."Nyonya Liliana bersedia membayar berapa pun asalkan kalian mendapatkan kotak itu," lanjutnya dengan serius."Theo! Kau tidak perlu repot mencari benda itu! Aku memang sengaja membuangnya! Sebaiknya kalian pergi dan tidak usah mendengar omong kosong wanita tua itu!" Seorang gadis cantik tiba-tiba saja datang dan menyela pembicaraan mereka."Nona, Anda tidak bisa bersikap seperti itu pada Nyonya Liliana. Beliau adalah nenek Anda." Theo, pria berkacamata itu menegur gadis itu dengan sopan."Kau pikir kau siapa? Kau hanya asisten pribadi nenekku, begitu dia meninggal kau orang pertama yang aku depak dari rumah

  • The Thief   Bab 26

    "Kau bisa memperbaikinya bukan?" Cecilia berjongkok di depan pemuda yang tengah mengamati kotak musiknya."Aku rasa bisa, ini hanya tuasnya saja yang bermasalah. Sebentar aku ambil alat-alatku." Pemuda itu tersenyum dan berdiri kemudian masuk ke dalam bengkel."Kalau begitu aku pergi berbelanja dulu!" Cecilia berseru dan setelah pemuda itu mengiyakan, dia pun segera meninggalkan bengkel."Sungguh membosankan jika Huan mulai sibuk dengan pekerjaannya," keluhnya saat menelusuri trotoar menuju pasar terdekat.Huan tengah menemui Alexander Lim dan Jonathan Mo. Dia tidak pernah ikut campur jika mengenai pekerjaan, kecuali untuk beberapa hal yang dapat dikatakan aman untuknya."Ceci!" Seorang wanita setengah baya berseru memanggilnya. Cecilia menoleh, dia segera berbalik dan menghampiri wanita yang tengah menata barang dagangannya."Ada apa Bibi Yu? Apakah ada sayuran segar yang baru datang?" Cecilia tertawa dan memilih sayur-sayuran y

DMCA.com Protection Status