Share

Bab 8

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hei ada yang mencarimu!" Cecilia, memanggil Xie Xuhuan.

"Siapa?" Tanyanya sembari merapikan lembaran-lembaran foto yang berserakan di atas meja.

"Lihat saja sendiri! Huan, bisakah kau memberikan kontaknya atau akun media sosialnya untukku?" Cecilia mengedipkan mata dan menunjuk pada pintu dengan dagunya.

Huan hanya tertawa dan memukul pelan kepala gadis itu dengan gulungan kertas yang kemudian dilemparkannya ke dalam tong sampah.

"Aku pulang dulu!" Huan berpamitan padanya. Cecilia mengangguk dan melambaikan tangannya.

Agensi tempat mereka bekerja merupakan agensi freelance. Tidak terkait dengan perusahaan mana pun. Agensi ini didirikan dua tahun lalu oleh Huan dan Cecilia.

"Apa aku mengganggumu?" Alex menatap pria muda di hadapannya dengan santai.

"Sama sekali tidak! Apakah ada masalah?" Xuhuan tersenyum dan menatap Alex sekejap.

"Kita bicara di kafe saja." Alex berbalik dan membuka pintu mobilnya. Xuhuan mengangguk setuju dan bergegas menuju pelataran parkir di mana sepeda motornya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Thief   Bab 9

    "Tuan William saya sudah memberikan nota kepada Tuan Felix." Seorang wanita melapor pada William Lim yang tengah sibuk dengan pekerjaannya."Kerja bagus. Bagaimana reaksinya?" William sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas di tangannya."Dia meminta waktu untuk memperjelas kasus ini untuk publik. Ini menyangkut kapabilitas dan image Kepolisian karena itu dia tidak dapat menghentikan kasus secara tiba-tiba." Wanita itu menjelaskan dengan hati-hati."Tidak masalah! Mintalah Tuan Felix untuk melakukannya dengan hati-hati. Bagaimana pun juga Alex sama sekali tidak melakukannya kesalahan dan mengenai lukisan palsu yang dicuri itu tidak ada kaitannya dengan adikku itu bukan? Benarkah begitu Mai?" Kali ini William mendongakkan kepalanya menatap wanita yang sedari tadi berdiri di depan mejanya."Benar Tuan. Bahkan Tuan Alex hampir saja menjadi korban penipuan jika dua tahun lalu dia memenangkan lelang lukisan itu." Mau tersenyum tip

  • The Thief   Bab 10

    Felix Chow menatap pria yang duduk di depannya. Keduanya terdiam beberapa saat."Jadi kasus ini dihentikan?" Darren Wang bertanya dengan serius."Begitulah! Lebih tepatnya kita serahkan pada interpol internasional. Karena ini menyangkut banyak pihak dari berbagai negara." Felix menjelaskan dengan tegas."Bukan karena permintaan William Lim?" Pertanyaan Darren Wang yang tepat sasaran tidak membuat Felix terkejut."Salah satunya karena itu. Bagaimana penyelidikan terakhirmu? Apakah kau menemukan sesuatu yang mencurigakan mengenai Alexander Lim?" Felix bertanya dan menatap Darren."Hingga saat ini memang tidak ada yang mencurigakan. Bahkan dia sangat kooperatif. Mungkin benar dia tidak terlibat sama sekali seperti permintaan kakaknya bukan?" Darren Wang tersenyum tipis."Benar! Hanya saja perasaanku sungguh tidak enak!" Felix mendesah pelan."Abaikan saja! Baiklah aku akan mengumumkan secara resmi kasus ini tidak lagi di ta

  • The Thief   Bab 11

    Suara ketukan pintu mengejutkan Milli. Gadis itu bergegas membuka pintu rumahnya."Kau?" Sosok yang berdiri di depan pintu membuatnya terkejut setengah mati. Seorang wanita yang selalu ingin dihindarinya sebisa mungkin."Di mana Harry Si?" Wanita itu bertanya tanpa ekspresi, menatapnya tajam."Ivy, apa kabarmu?" Milli tersenyum canggung. Berharap wanita itu akan sedikit melunak dengan keramahannya."Tidak perlu berbasa-basi padaku Milli. Hubungan kita tidak sebaik itu." Ivy bersedekap tangan dan dan menatap sinis padanya."Kau beruntung kakakmu sudah tiada, jika dia masih hidup dan tahu bagaimana dirimu sebenarnya kau pasti akan mati di tangannya." Ivy mendorongnya dan memaksa untuk masuk ke dalam rumah."Apa maumu sekarang? Kau mau membalas dendam?" Milli tersenyum mengejek. Meski sedikit merasa takut pada Ivy tetapi dia tidak akan menunjukkannya di hadapan gadis cantik itu. Cukup sudah tadi dia mencoba untuk bersikap ramah pada

  • The Thief   Bab 12

    "Apa yang akan kau lakukan Harry!" Milli berteriak ketakutan."Kau takut? Bukankah Milli bukanlah seorang gadis penakut? Kau gadis yang hebat bukan?" Harry terkekeh senang melihat semburat ketakutan di raut wajah Milli.Seandainya Milli mau ikut dengannya waktu itu, mungkin Harry tidak akan pernah tahu kisah sebenarnya keluarga Anthony."Harry jika kau membunuhnya sekarang itu terlalu mudah untuknya!" Tiba-tiba saja seseorang masuk ke dalam rumah."Ivy?" Harry terkejut dengan kedatangan gadis itu."Aku tahu sejak lama, dia hanyalah putri selingkuhan ayahnya Anthony. Karena itu dia mencoba menyingkirkanku. Anthony saja yang terlalu lunak padanya." Ivy menatap Milli penuh kebencian."Aku tidak akan lupa malam dia membuatku begitu bodoh dan tak berharga di depan Anthony. Dia membuangku karena mempercayai aduk tirinya yang seperti ular." Ivy mendekati Milli dan berhenti tepat di depannya."Kalian memang pasangan laknat! Kali

  • The Thief   Bab 13

    "Duduklah!" Pria berjaket kulit hitam itu mempersilakannya untuk duduk.Harry duduk di kursi yang berseberangan dengan pria itu. Keduanya bertemu di sebuah kedai kopi di sudut jalan yang sepi."Aku ingin kau mendapatkan ini untukku. Seseorang merekomendasikan dirimu untuk pekerjaan ini." Pria itu menyodorkan sebuah foto di atas meja.Harry mengambil foto di atas meja dan mengamatinya dengan seksama. "Sepatu kaca?" gumamnya pelan."Iya sepatu! Sepatu kaca Cinderella." Pria itu tersenyum. "Tetapi bukan sembarang sepatu kaca, perhatikan bagian Hells serta bawahnya." Pria itu menunjukkan pada Harry apa yang dimaksudnya."Ini.... Berlian?" Harry tertegun saat melihat detail pada tangkai hak sepatu juga lapisan di bagian bawahnya yang secara keseluruhan memang transparan."Benar, berlian. Dan bukan sembarangan berlian. Itu berlian dengan kualitas terbagus di dunia dan harganya cukup mahal." Pria itu tersenyum getir."Anda seda

  • The Thief   Bab 14

    "Hei Huan! Di sini!" Alex berseru memanggil Huan yang baru saja memasuki klub malam terpopuler kota."Tumben kemari?" Huan tersenyum dan duduk di sebelah Alex.Pria itu tengah merokok dengan sebotol Vermont di atas mejanya. Tentu saja tak ketinggalan beberapa makanan ringan dan buah-buahan."Hanya untuk menghilangkan penat," sahutnya seraya terkekeh pelan."Tidak bertambah penat di sini?" Huan tertawa dan mengalihkan tatapannya pada panggung yang ada di depan hall."Wah ada dia!" Huan tertawa saat melihat siapa penyanyi yang menjadi bintang tamu malam ini."Kau penggemarnya?" Alex bertanya padanya dan menuangkan Vermont untuknya."Tidak, aku hanya kerap mendengar lagunya di putar oleh gadis yang tinggal di sebelah apartemenku." Huan terkekeh dan segera meneguk Vermont-nya."Oh ya? Dia pasti berasal dari Indo." Alex terkekeh."Benar sekali. Aku cukup hapal beberapa lagu dari Indo karena hampir setiap har

  • The Thief   Bab 15

    Butik itu baru saja dibuka. Huan berdiri di depan pintu kaca dan mendongak menatap papan nama yang terpampang di atasnya."Depeche," gumamnya pelan. Sebuah kata yang tidak dipahami maknanya."Tuan Xie Xuhuan?" Tiba-tiba saja seorang pramuniaga keluar dan menyapanya."Iya betul." Huan sedikit terkejut karena tak mengira kedatangannya telah diberitahukan kepada para pramuniaga butik."Nona Jill telah menunggu di dalam." Gadis itu mempersilakannya untuk masuk ke dalam butik.Huan mengikuti gadis itu memasuki butik. Depeche merupakan sebuah toko sepatu yang cukup ternama di negeri ini. Mereka memproduksi sendiri beraneka jenis alas kaki untuk kaum wanita.Huan memperhatikan sekeliling butik. Berbagai jenis sandal dan sepatu terpajang begitu apik dan cantik di sepanjang dinding berlapis rak-rak kaca yang menawan."Silakan!" Gadis itu berhenti di depan sebuah pintu kaca setelah melewati deretan rak-rak kaca dan juga etalase.

  • The Thief   Bab 16

    "Tempat yang sangat sulit untuk ditembus. Dengan sistem pengamanan yang canggih dan kamera pengawas di mana-mana." Harry tersenyum menatap butik di depannya dengan seksama.Tengah malam seperti ini, Depeche telah tutup sedari jam sepuluh malam tadi. Lampu-lampu telah dimatikan dan hanya menyisakan sebuah lampu di dalam butik dan di teras yang menyala."Namun bagiku tidak ada yang sulit. Besok malam sepatu itu sudah pasti akan berpindah tempat." Harry tersenyum dan menenggak sisa beer di kaleng.Dia duduk dengan santai di atas motor besarnya. Seakan-akan hanya sedang menikmati malam di tempat yang mulai sepi dari orang berlalu lalang dan juga kendaraan."Hei! Ini makananmu!" Seorang gadis berambut pendek dengan celana pendek jeans dan kemeja bermotif kotak-kotak datang menghampirinya."Terima kasih!" Harry mengambil paper bag berisi burger dan kentang goreng. Dia turun dari motornya dan duduk di sebuah bangku taman diikuti gadis tadi.

Bab terbaru

  • The Thief   Bab 34

    "Wah! Mirip istana di negeri dongeng!" Cecilia berseru saat motor besar Huan berhenti di depan sebuah bangunan megah bak istana."Rumah keluarga Wong kurang lebih juga seperti ini." Huan tersenyum melirik Cecilia yang menatap bangunan di depannya dengan kagum."Kalau kau ingin menjadi putri bak Cinderella atau Belle, kapan-kapan kita ke Chengdu." Huan menggandeng lengan gadis itu mengajaknya untuk memasuki bangunan megah itu."Tidak perlu, aku tidak mau menjadi putri. Aku hanya mau menjadi Ceci kesayangan Koko dan dirimu." Cecilia tertawa pelan dan bergayut manja di lengan Huan."Baguslah kalau begitu. Itu Tuan Theo!" Huan menunjuk pada seorang pria yang bergegas menemui mereka."Tuan Harry, saya sangat senang Anda berubah pikiran. Marilah, Nyonya Liliana sudah menantikan kedatangan Anda." Theo terlihat begitu bersemangat.Pria berkacamata itu menyambut mereka dengan ramah. Harry mengabarinya pagi tadi, bahwa dia bersedia untuk mencari kotak musik milik Nyonya Liliana.Mereka berdua me

  • The Thief   Bab 33

    "Pak Wang silakan!" Huan mempersilakan Darren Wang untuk duduk.Mereka kini berada di kafe yang dikelola anak buah mendiang Anthony. Di sudut kafe yang sepi karena pagi telah menjelang. Kafe ini bisa dikatakan buka sepanjang waktu."Harry, tidak pernah aku bayangkan bisa berbicara seperti ini denganmu. Mengingat kau licin seperti belut." Darren Wang tersenyum menatap pria yang lebih muda darinya itu."Terima kasih atas pujianmu Pak Wang," sahut Huan sembari menggaruk kepalanya.Dia sudah tidak lagi berbicara dengan bahasa yang formal pada pria itu. Rasanya akan terlalu berlebihan jika mereka berbincang-bincang dengan bahasa yang kaku, akan lebih terasa seperti sebuah interogasi daripa sebuah perbincangan ringan antar dua pria."Kepolisian tidak pernah bisa menemukan bukti akan keterlibatanmu dalam beberapa kasus pencurian besar hingga kini, karena itu aku pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi." Darren Wang mengangkat bahunya dan tersenyum k

  • The Thief   Bab 32

    Huan menatap ke sekeliling yacht. Sepi, seperti tidak ada yang menjaga. Perlahan dia menelusuri geladak dan mengetuk pintu yang diyakininya sebagai sebuah ruangan pribadi. Itu terlihat dari sebuah papan nama yang tergantung di pintu."Sebentar!" Terdengar suara seorang wanita menyahut dari dalam.Pintu terbuka perlahan dan sesosok wanita berdiri, terkejut dengan keberadaan Huan yang bersandar di pintu dengan santai bersedekap tangan."Selamat pagi Nona Anna!" Sapanya seraya melambaikan tangannya dan tersenyum menggoda."Kau!" Anna Karenina tertegun menatap Huan. Dia mengenalinya sebagai pria suruhan pamannya untuk mencari kotak musik milik neneknya."Ada apa kau kemari? Apa kau akan menawarkan kotak musik itu padaku?" Anna Karenina menatapnya dengan gaya acuh tak acuh."Anda tidak ingin mempersilakan saya masuk?" Huan kembali tersenyum menggodanya.Anna menghela napas, terlihat dia sangat kesal dan tidak menghendaki keha

  • The Thief   Bab 31

    Cecilia terbangun saat smartphone yang diletakkannya di bawah bantalnya bergetar dengan keras. Masih setengah terpejam diambilnya benda itu dan menerima panggilan video yang masuk."Ceci jika besok aku tak kembali, bawalah kotak musik itu ke kediaman Nyonya Liliana bersama Jonathan." Wajah tampan Huan muncul di layar smartphone-nya."Huan, kau di mana?" Ceci segera terbangun, seketika kantuknya hilang begitu saja."Aku mengejar penyusup yang masuk ke apartemen. Jangan khawatir, aku pasti kembali." Huan tersenyum dan menggerakkan tangannya seakan-akan tengah menyentuh rambutnya."Huan berhati-hatilah! Aku akan menyusulmu!" Cecilia bergegas melompat turun dari tempat tidurnya."Tidak perlu, bye Cecilia, aku pasti kembali!" Huan mengakhiri panggilan videonya."Huan," gumam Cecilia lirih. "Firasatku tidak baik, seperti saat Koko Anthony menghubungiku malam itu." Tubuh Cecilia luruh ke lantai. Dia menangis tersedu-sedu."Aku

  • The Thief   Bab 30

    "Ini kotak musiknya?" Jonathan menatap kotak musik di atas meja."Lihat, perhatian dengan seksama. Mirip bukan?" Huan membuka sebuah album foto yang diambilnya dari tas kerjanya."Memang mirip," gumam Jonathan seraya bergantian membandingkan kotak musik itu dengan beberapa foto yang ada dalam album foto itu."Apakah dia Liliana?" Tiba-tiba saja Cecilia menunjuk pada foto seorang balerina. Foto hitam putih tetapi masih cukup jelas dan terang. Kemungkinan foto itu hasil repro dengan teknologi masa kini yang canggih."Dari mana kau tahu mengenai Nyonya Liliana?" Huan menatapnya heran."Dari ini!" Serunya seraya meletakkan setumpuk kertas dan juga buku note kecil yang tadi ditemukannya di dalam laci kotak musik.Huan dan Jonathan mengambil kertas-kertas itu dan memeriksanya dengan teliti kemudian membaca catatan yang tertera di dalam buku itu. Mereka berdua menatap Cecilia seakan meminta penjelasannya."Baiklah!" Cecilia ter

  • The Thief   Bab 29

    Cecilia berganti pakaian dan membersihkan lantai mezanin. Ada beberapa serpihan kaca yang masih tertinggal. Dia memiliki praduga itu serpihan kaca dari bola kaca saljunya yang pecah. Benda itu tidak ada di dalam laci mejanya."Bukan barang berharga, tetapi itu baru saja aku beli," gumamnya seraya membuang sisa-sisa serpihan kaca ke dalam tong sampah di sudut kamarnya.Setelah memastikan tidak ada lagi serpihan kaca di lantai, dia pun turun lagi ke lantai bawah. Dia mengambil paper bag yang berada di lemari penyimpanan di bawah tangga. Dia belum sempat mengeluarkannya kemarin."Aku belum sempat memutarnya lagi semenjak diperbaiki," katanya seorang diri dan mengeluarkan kotak musik tua dari dalam paper bag itu.Cecilia membawanya ke jendela dan meletakkannya di atas meja tinggi. Kemudian dia duduk di kursi berkaki tinggi sejajar dengan meja dan jendela. Dengan hati-hati digesernya kaca jendela agar udara segar dapat masuk."Semoga saja bisa

  • The Thief   Bab 28

    "Kau yakin dengan informasi itu?" Wanita cantik itu menatap pria yang berdiri menunduk di hadapannya."Benar Nona!" Pria itu menganggukkan kepalanya."Baiklah! Kalian harus bisa mendapatkan kotak musik itu terlebih dahulu sebelum orang-orang suruhan pamanku." Wanita itu mengambil beberapa lembar foto di atas mejanya."Hanya seorang gadis saja, aku rasa itu mudah bagi kalian, bukan?" lanjutnya lagi setelah menatap foto-foto itu cukup lama."Iya Nona." Pria itu kembali menganggukkan kepala."Pergilah!" Wanita bergaun merah itu menjentikkan jarinya dan pria itu pun pergi meninggalkannya seorang diri.Anna Karenina, wanita itu merupakan cucu satu-satunya Nyonya Liliana. Dia digadang-gadang akan menjadi pewaris seluruh kekayaannya.Sayangnya hingga saat ini Nyonya Liliana masih hidup dan segar bugar. Selain itu dia telah membuat pernyataan akan mewariskan kekayaannya pada anggota keluarganya yang meneruskan tradisi keluarga s

  • The Thief   Bab 27

    "Kotak musik?" Harry menatap Jonathan dengan kening berkerut."Benar Tuan. Nyonya Liliana kehilangan kotak musiknya beberapa hari yang lalu. Sepertinya Nona Anna, cucunya telah membersihkan gudang dan menjual semua barang yang terpakai pada toko loak." Pria berkacamata yang duduk di hadapan mereka menjelaskan maksud permintaan mereka."Nyonya Liliana bersedia membayar berapa pun asalkan kalian mendapatkan kotak itu," lanjutnya dengan serius."Theo! Kau tidak perlu repot mencari benda itu! Aku memang sengaja membuangnya! Sebaiknya kalian pergi dan tidak usah mendengar omong kosong wanita tua itu!" Seorang gadis cantik tiba-tiba saja datang dan menyela pembicaraan mereka."Nona, Anda tidak bisa bersikap seperti itu pada Nyonya Liliana. Beliau adalah nenek Anda." Theo, pria berkacamata itu menegur gadis itu dengan sopan."Kau pikir kau siapa? Kau hanya asisten pribadi nenekku, begitu dia meninggal kau orang pertama yang aku depak dari rumah

  • The Thief   Bab 26

    "Kau bisa memperbaikinya bukan?" Cecilia berjongkok di depan pemuda yang tengah mengamati kotak musiknya."Aku rasa bisa, ini hanya tuasnya saja yang bermasalah. Sebentar aku ambil alat-alatku." Pemuda itu tersenyum dan berdiri kemudian masuk ke dalam bengkel."Kalau begitu aku pergi berbelanja dulu!" Cecilia berseru dan setelah pemuda itu mengiyakan, dia pun segera meninggalkan bengkel."Sungguh membosankan jika Huan mulai sibuk dengan pekerjaannya," keluhnya saat menelusuri trotoar menuju pasar terdekat.Huan tengah menemui Alexander Lim dan Jonathan Mo. Dia tidak pernah ikut campur jika mengenai pekerjaan, kecuali untuk beberapa hal yang dapat dikatakan aman untuknya."Ceci!" Seorang wanita setengah baya berseru memanggilnya. Cecilia menoleh, dia segera berbalik dan menghampiri wanita yang tengah menata barang dagangannya."Ada apa Bibi Yu? Apakah ada sayuran segar yang baru datang?" Cecilia tertawa dan memilih sayur-sayuran y

DMCA.com Protection Status