Home / Romansa / The Seductive Revenge / 65. Hurtful Things

Share

65. Hurtful Things

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2024-03-14 16:00:27

Ruangan itu terlihat seperti kapal yang baru saja dihempas oleh badai dahsyat.

Komputer yang dilemparkan ke arah televisi layar lebar yang berada di dinding membuat kedua benda itu pun pecah berserakan, kursi sofa dan meja yang sudah terbalik dengan kakinya yang patah, vas bunga dan pajangan sudah tergeletak dan pecah di atas lantai.

Tak ada satu pun barang yang terletak sesuai pada tempatnya, karena semuanya telah rusak atau malah hancur berantakan.

Sementara si empunya ruangan, lelaki yang sedang berdiri menghadap ke jendela kaca besar terlihat tidak bergeming, diam dan hanya menatap suasana kota yang gemerlap penuh dengan aneka warna lampu di malam hari.

Kedua tangannya mengepal dengan kuat, sebelum bergerak meraih ponsel dari saku untuk menelepon seseorang.

"Nero?" ucapnya, setelah sambungan teleponnya itu diangkat.

"Ya, Tuan Dexter? Apa ada yang bisa saya bantu?" sahut suara sopan dan penuh hormat dari seberang telepon.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Seductive Revenge   66. We Are Lovers

    "Dexter! Lepaskan aku!" teriaknya sambil meronta-ronta, namun lelaki itu seakan tidak peduli dan terus membawa Jelita menaiki tangga, lalu berjalan masuk menuju kamarnya di lantai dua.Dexter masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan tubuh Jelita ke atas sofa besar yang menghadap ke televisi layar lebar, lalu ia mengunci pintu kamar dan mengantongi kuncinya di saku."Buka bajumu," perintah Dexter, setelah ia kembali menatap Jelita.Jelita menggeretakkan gigi dan mengepalkan tangannya dengan kesal. 'Dexter sialan! Apa dia sekarang mau bercinta denganku? Hah!! Jangan harap! Setelah memancing gairahku, meninggalkanku begitu saja, lalu sekarang tiba-tiba ingin bercinta?? DASAR SINTING!!'"Maaf, tapi hari ini aku sudah sangat puas melakukannya dengan Theo," sahut Jelita angkuh sambil melipat tangannya di dada. "Mungkin besok, Mr. Green. Jika aku masih berminat denganmu," cibirnya.Dexter tertawa sumbang. "Aku tidak juga tidak

    Last Updated : 2024-03-14
  • The Seductive Revenge   67. Pervert

    "Aku tidak one night stand dengannya, Dexter... kami sudah pacaran..."Kalimat sialan itu terus saja terngiang di telinga Dexter tanpa permisi, membuatnya ingin berteriak sekeras-kerasnya dan membenturkan kepalanya ke tembok hingga hancur.Dan memang itu yang Dexter lakukan sekarang, membenturkan kepalanya. Tidak ke tembok, tapi ke meja makan yang terletak di lantai satu apartemennya.Sebotol Johnnie Walker Blue Label yang sudah setengah botol habis berada di sampingnya, bersisian dengan gelas kaca yang kosong. Ia sudah berjanji pada Dionne tidak akan menyentuh alkohol lagi, namun untuk kali ini ia seakan melupakan semuanya karena Jelita. Selalu karena Jelita. Beberapa tahun sebelumnya, Dexter adalah seorang alkoholik. Rasanya sejak Jelita menikah, namun ia tidak terlalu ingat. Yang ia ingat hanyalah rasa sakit yang ia rasakan waktu itu sama persis dengan yang ia rasakan sekarang, dan Dexter melarikan diri ke alkohol

    Last Updated : 2024-03-14
  • The Seductive Revenge   68. Feels Like Coming Home

    Bab 21++***Dexter menepuk sisi bantal di sampingnya. "Tidur dulu di sini, nanti akan kuantarkan kamu pulang.""Berikan dulu kuncinya, dan kamu tidak akan kutendang," desis Jelita geram.Dexter berdiri dan melangkah mendekati Jelita. "Ayo, tendang saja," tantangnya. Jelita pun mengayunkan kakinya untuk menendang, namun ia kalah cepat. Dexter keburu menyambar tubuhnya, menggendongnya, dan membantingnya ke atas kasur. "LEPASKAAAANNN!!" jerit Jelita sambil meronta-ronta dengan kasar dalam dekapan Dexter di ranjang, namun lelaki itu berhasil mengunci semua pergerakannya hingga membuat Jelita tak berkutik. Dexter memeluk tubuh Jelita dari belakang, dan melingkarkan kakinya yang panjang di kaki Jelita untuk meredam tendangan wanita itu."Stop. Aku hanya memintamu untuk diam di sini, Jelita. Aku tidak akan melakukan apa pun. Diamlah," ucap Dexter pelan. Tanpa disadari satu tangannya sudah mengelus rambut

    Last Updated : 2024-03-14
  • The Seductive Revenge   69. Beautiful Morning With Beautiful Woman

    Bab 21++***Jelita membuka matanya perlahan, dan mengerjap-kerjap sesaat sebelum pandangannya tertumbuk pada seraut wajah yang sangat tampan di hadapannya. Ada perasaan campur aduk yang tak Jelita kenali ketika menatap wajah yang sedang tertidur nyenyak itu.Bercinta dengan Dexter lagi setelah sepuluh tahun berlalu, tak pelak membangkitkan kenangan Jelita akan masa remajanya yang penuh warna. 'Seharusnya aku tidak bercinta dengannya,' batin Jelita penuh sesal yang terlambat. Tapi ia tidak bisa memutar balik waktu. Lagipula, Dexter-lah yang memulainya, memanfaatkan Jelita yang sedang tertidur dan memimpikan Zikri. Jelita mengira ia sedang mimpi bercinta dengan suaminya, dan baru menyadari saat Dexter memeluknya ketika mereka sama-sama terhempas oleh gelombang orgasme.Jelita benar-benar kaget ketika mengetahuinya, namun ia pun tak bisa lagi berbuat apa-apa. Tapi entah kenapa hatinya mendadak terasa

    Last Updated : 2024-03-14
  • The Seductive Revenge   70. What Happens In Bed... Stays In Bed.

    Jelita terkesiap kaget saat mendengar suara dan merasakan pelukan erat Dexter dari belakangnya. Ia pun tak tahan dan terkikik geli saat bibir lelaki itu menggelitik lehernya."Kamu masak apa?" tanya Dexter sambil menatap tangan Jelita yang sedang mengaduk panci kecil di depannya, tanpa melepaskan pelukannya di tubuh Jelita."Cuma sup jagung dan sosis bakar," sahut Jelita. "Aku cari yang simpel saja untuk sarapan, jadi.... Dexter! Stop!!" jerit Jelita tiba-tiba saat Dexter menarik ikatan bath robe di pinggangnya. Tak pelak, jubah putih itu pun terbuka dan memperlihatkan bagian depan tubuh Jelita yang tanpa mengenakan pakaian dalam. Dexter membalikkan tubuh wanita itu menghadapnya, lalu tangannya meraih tombol kompor untuk mematikan apinya."Aku lapar!" serunya kasar dan penuh nafsu sambil mengangkat tubuh Jelita ke atas meja dapur. Jelita sampai tidak bisa berkata-kata lagi saat melihat Dexter menurunkan boxernya dan menghujamk

    Last Updated : 2024-03-14
  • The Seductive Revenge   71. I Can' t Deal This Sexual Tension

    Syukurlah hari ini Jelita tidak terlambat sampai di gedung Jason Pierce & Partners Law Firm, kantornya. Pertama-tama ia menghadap Jason Pierce, bosnya, untuk membicarakan masalah pembatalan pemecatan dirinya di firma hukum itu.Sepanjang perjalanan menuju kantor, Jelita masih memikirkan ucapan Dexter yang mengatakan bahwa Dionne telah mengetahui tentang perasaan Dexter padanya, dan juga tentang Jelita yang semalam berada di apartemen Dexter. Apakah benar-benar ada seorang wanita di dunia ini yang merelakan prianya tidur dengan wanita lain? Tidak mungkin kan? Pasti Dexter berbohong! Meskipun Jelita tidak melihat kebohongan di wajah Dexter saat mengucapkannya. Tapi mana mungkin Dionne tahu bahwa kekasihnya bercinta dengan wanita lain dan tidak masalah dengan itu, kecuali Dionne tidak mencintai Dexter. Yang mana rasanya itu juga tidak mungkin, karena semua orang bisa melihat bagaimana wanita itu memberikan tatapan penuh cinta tiap kali b

    Last Updated : 2024-03-15
  • The Seductive Revenge   72. About Dexter and Dionne

    Jelita memacu mobilnya menuju rumah kediaman William Green dengan kecepatan sedang. Setelah tadi pagi Heaven mengiriminya pesan untuk meminta bertemu, ia pun berjanji akan memenuhinya. Namun alih-alih bertemu di tempat umum, ibunda Dexter itu malah mengajak Jelita untuk bertemu di rumahnya.Berbagai pikiran memenuhi kepala Jelita saat berada di perjalanan menuju ke sana. Mereka sudah terlalu lama tidak berbincang, sejak Jelita memutuskan pertunangan dengan Dexter sepuluh tahun yang lalu. Setelah itu, hanya beberapa kali saja ia bertemu dengan Heaven. William dan Heaven datang di pernikahan Jelita dengan Zikri, dan ikut melayat saat suaminya itu meninggal. Setelahnya, Heaven sempat datang beberapa kali untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada Jelita yang terpuruk dan depresi berat pasca meninggalnya Zikri. Hanya itu. Dan sekarang tiba-tiba saja wanita itu memintanya untuk datang ke rumahnya? Well, Jelita yakin

    Last Updated : 2024-03-15
  • The Seductive Revenge   73. The Truth Behind

    Jelita buru-buru pamit dari kediaman William Green sebelum hari semakin gelap. Ia pun terpaksa menolak tawaran Heaven untuk makan malam bersama di rumahnya, karena rindu dan ingin cepat bertemu anak-anaknya setelah malam kemarin sama sekali tidak pulang ke rumah. Baru saja Jelita mengemudikan mobilnya keluar dari kompleks perumahan kalangan atas itu menuju ke jalan raya, tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah memotong jalan dan menghadang di depannya. Jelita segera menginjak rem dengan mendadak sambil mengumpat kesal. Tadinya ia bermaksud untuk keluar dari mobilnya untuk melabrak si sedan Maserati yang dengan kurang ajar telah memblokir jalannya, namun gerakannya sontak terhenti ketika melihat sesosok lelaki berpostur tinggi atletis yang keluar dari pintu penumpang. Cih. Ternyata dia! Ia menatap Dexter yang sedang berjalan dengan langkah pasti menuju ke arah mobilnya. Sepertinya lelaki itu sengaja meninggalkan jasnya

    Last Updated : 2024-03-15

Latest chapter

  • The Seductive Revenge   154. End Of The Journey

    "Ya, aku di sana, Sayang. Saat Anaya lahir, aku memanjat dinding rumah sakit dan duduk dengan cemas di ruang sebelah. Mendengar semua rintihan kesakitanmu, dan mendengar tangisan pertama anak perempuan kita."***Sehabis Dexter dan Jelita bertemu dan bercinta semalaman, paginya lelaki itu langsung menemui anak-anak serta seluruh keluarganya. Tentu saja mereka semua sangat kaget, namun juga terharu dan menangis penuh rasa bahagia melihat Dexter bisa kembali berkumpul bersama mereka. Bahkan sejak saat itu Axel, Aireen, Ellard dan Ellena selalu ingin tidur di kamar orang tuanya, bersempit-sempitan dalam satu ranjang master bed.Jelita hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum melihat kelakuan anak-anaknya yang seperti tidak mau berpisah lagi dengan Daddy mereka. Seperti juga malam ini. Meskipun malam ini sudah malam ke-lima kembalinya Dexter ke rumah, empat anak mereka itu masih saja rela tidur bersempit-sempit di ranjang Jelita dan Dexter. Untung saja ranjang itu superbes

  • The Seductive Revenge   153. The Unity Of Love

    Jelita menatap dengan segenap penuh kerinduan pada manik karamel yang selalu membuatnya terbuai, tenggelam dalam kedalamannya yang seakan tak berdasar itu. Ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam hati Jelita, namun entah mengapa kali ini seolah bibirnya terkunci.Hanya desah tercekat yang lolos dari bibirnya ketika Dexter menggores bibirnya di leher Jelita yang seharum bunga. Kesepuluh jemari wanita itu telah terbenam di dalam kelebatan rambut Dexter yang sedikit lebih panjang dari biasanya, wajahnya mendongak dengan kedua mata yang terpejam rapat.Lelaki itu menyesap kuat lehernya bagaikan vampir kehausan yang membutuhkan darah segar agar ia tetap hidup. Rasa sakit itu begitu nyata, begitu nikmat dirasakan oleh Jelita. Untuk kali ini, ia benar-benar tak keberatan jika Dexter menyakitinya. Jelita justru ingin disakiti, ia bahkan tidak akan menolak jika Dexter ingin membawanya ke dalam Love Room dan membelenggunya dengan rantai besi lalu menyiksanya seperti Dexter di

  • The Seductive Revenge   152. The Beloved Returns

    Kedua lelaki itu masih terus melakukan baku hantam, tak berhenti saling melancarkan serangan serta pukulan yang mematikan untuk membuat lawannya tak berkutik. Ruangan besar yang biasanya digunakan untuk pertemuan para anggota Black Wolf itu pun kini tak berbentuk lagi. Meja lonjong panjang dari kayu jati itu telah terbelah, setelah Dexter melemparkan tubuh Kairo ke atasnya. Potongan-potongan kayu itu pun mereka jadikan senjata yang cukup berbahaya karena ujung-ujung patahannya yang runcing.Dexter telah merasakannya, karenq Kairo menusuk kakinya dengan kayu runcing iti ketika ia lengah.Dua puluh kursi yang berada di sana pun menjadi sasaran untuk dijadikan senjata. Pertempuran itu benar-benar sengit. Kairo melemparkan kursi terakhir yang masih utuh kepada Dexter yang sedang terjengkang setelah sebelumnya terkena tendangan, namun untung saja di detik terakhir dia masih sempat menghindar.Dengan sisa-sisa tenaganya, Dexter menerjang tubuh Kairo dan menjatuhkannya ke lantai, lalu b

  • The Seductive Revenge   151. The Sight of You

    Rasanya setiap sendi di kaki Jelita mau lepas dari engselnya, tapi ia abaikan semua rasa sakit itu dan terus saja berlari, untuk mengejar sesosok tinggi yang ia rindukan dan telah berada jauh di depannya.Aaahhh, sial... sekarang lelaki itu malah menghilang!!Dengan napas yang tersengal, Jelita berhenti di depan pintu sebuah cafe untuk bersandar sejenak di tiang putih besarnya. Berlari dengan heels 5 senti sambil membawa tas dan dokumen tebal benar-benar sebuah perjuangan.Ditambah lagi sudah sebulan terakhir ini dia juga jarang berolahraga. Lengkaplah sudah.Sambil mengatur napasnya yang berantakan, Jelita mengamati spot terakhir dimana Dexter terakhir terlihat. Atau mungkin, orang yang sangat mirip dengan Dexter Green, suaminya yang telah meninggal dua tahun yang lalu. Tidak, itu pasti Dexter. Jelita sangat yakin lelaki yang barusan ia lihat adalah Dexter!Jelita tak tahu apa yang ia rasakan saat ini, karena hatinya serasa ditumbuhi bunga yang bermekaran namun juga sekaligus dina

  • The Seductive Revenge   150. The Unhealed Wounds

    Cuma ngingetin, ini novel yang 100% happy ending ya. Jadi... jangan kaget baca bab ini. Peace.***Tubuh Jelita membeku dengan tatapan kosongnya yang lurus terarah pada pusara penuh bunga di hadapannya. Tak ada satu pun isak tangis yang keluar dari bibir pucat itu, karena airmatanya telah mengering.Tubuh dan hatinya kini telah kebas, menebal dan mati rasa.Ini terjadi lagi. Untuk yang kedua kalinya.Apakah dirinya pembawa sial? Apakah dirinya memang tidak ditakdirkan untuk bahagia?Apakah dia tidak layak untuk mendapatkan cinta yang begitu besar dari seseorang yang luar biasa? Dulu Zikri, dan sekarang...Sekarang...Jelita mengangkat wajahnya yang pucat dan melihat Heaven yang berada di seberangnya. Wanita itu tengah tersedu dengan sangat pilu, sementara William terus memeluk dan berusaha menenangkan istrinya.Seketika Jelita pun merasa iba. Heaven telah kehilangan putrinya, dan kini kejadian itu pun terulang kembali. Dia kehilangan putranya.'Maafkan aku, Mom.' 'Putra tercinta

  • The Seductive Revenge   149. The Alpha Of Black Wolf

    Jelita menatap lelaki paruh baya yang sedang terbaring diam itu dengan tatapan sendu. Matanya terpejam rapat, alat bantu napas menutup sebagian wajahnya dan beberapa infus terlihat menancap di tubuhnya. Ayahnya berada dalam kondisi koma. Pukulan keras yang beberapa kali menghantam kepalanya membuat otaknya mengalami trauma. Wajahnya penuh lebam dan luka, begitu pun sekujur tubuhnya. Robekan di sepanjang lengannya bahkan harus dioperasi karena merusak banyak syaraf-syaraf penting.Wanita itu pun kembali terisak pelan ketika mengingat penyiksaan keji kepada ayahnya itu. Seorang ayah yang baru ditemuinya setelah tiga puluh satu tahun hidupnya. Seorang ayah yang sempat ia benci ketika mengetahui kisahnya di masa lalu."Ayah, maafkan aku..." lirih Jelita sambil terus terisak. Ia mengunjungi Allan menggunakan kursi roda dengan diantarkan oleh suster jaga. Heaven pulang sebentar untuk melihat anak-anak Jelita di rumah, sekaligus membawa barang-barang yang diperlukan untuk rawat inap me

  • The Seductive Revenge   148. The Ultimate Rival

    Dengan sekuat tenaga, Dexter melempar ponselnya membentur dinding hingga hancur berkeping-keping.Kemarahan yang terasa membakar dadanya ingin sekali ia lampiaskan kepada Prisilla Pranata, wanita iblis jahanam itu."Aaaarrghhhh!!!" Dexter menarik kursi yang ia duduki lalu mengangkatnya tinggi-tinggi, dan membantingnya ke lantai dengan keras hingga hancur berantakan."Mr. Green..." Nero masuk ke ruangan itu dan tidak heran lagi saat melihat suasana di sekelilingnya yang kacau-balau bagai terjangan angin badai memporak-porandakan seluruh isinya. Tuan Mudanya itu memang selalu menghancurkan barang-barang jika sedang murka.Seseorang telah berani mengusik istri dari Dexter Green, dan Nero memastikan kalau orang itu beserta kaki tangannya tidak akan bisa selamat dari kemurkaan lelaki itu. Dexter Green biasanya memang tidak sekejam ayahnya jika berhadapan dengan musuh-musuhnya, namun Nero tidak terlalu yakin lagi setelah apa yang ia lihat hari ini.Sisi psikopat Dexter yang selama ini jau

  • The Seductive Revenge   147. The Law Of Sowing And Reaping

    Kening berkerut Prisilla Pranata semikin penuh dengan lipatan saat ia mengernyit. Sudah tiga jam James tidak dapat dihubungi. Ada apa ini? Tak biasanya anak lelaki satu-satunya itu hilang kontak selama ini. Cih, paling-paling ia mabuk-mabukan dan bermain dengan jalang di night club. Hanya saja saat ini Prisilla membutuhkan James menemui Alarik. Wanita itu ingin mendapatkan bukti yang meyakinkan bahwa Alarik benar-benar sudah menculik dan menyiksa Allan beserta kedua putrinya itu. Lebih baik lagi jika ada videonya, pasti Prisilla akan sangat puas melihat jerit kesakitan dan permohonan ampun mereka yang menjijikkan.Dan sekarang entah kenapa tiba-tiba saja wanita yang masih terlihat anggun di usia lanjut itu merasa gelisah, karena Alarik belum memberikan kabar apa pun. Terakhir kira-kira beberapa jam yang lalu si pembunuh bayaran itu hanya memberi kabar kalau berhasil menangkap ketiga orang itu, tapi setelahnya tidak ada info apa pun lagi. Brengsek! Dimana sih mereka? James dan

  • The Seductive Revenge   146. The Salvation

    "DEXTER, HENTIKAAN!"Kalimat perintah dari William Green itu sebenarnya terdengar begitu keras dengan suaranya yang menggelegar, namun putra satu-satunya yang ditegur itu seperti tidak bisa mendengar apa pun lagi. Telinga, mata dan hatinya sudah tertutup oleh kemurkaan yang begitu besar, sehingga tubuhnya pun bergerak bagai robot mematikan yang terus menghancurkan lawannya tanpa henti."KATAKAN DIMANA ISTRIKU, BEDEBAH!!" Bentakan keras itu diiringi oleh tatapan pekat dari netra karamel Dexter yang dalam dan menakutkan, seakan mampu menghisap seluruh jiwamu hingga kering tak bersisa.BUUUGH!!!Kembali, pukulan kuat itu telak ia layangkan kepada James Pranata, yang sudah terdiam di lantai dengan tubuh dan wajah yang penuh bersimbah darah.William Green pun akhirnya memberikan kode kepada ajudannya Nero dan tiga orang pengawal untuk menahan putranya agar tidak membunuh James yang sepertinya sudah sekarat itu.Bukan karena William peduli dengan nyawa James, ia hanya ingin mendapatkan inf

DMCA.com Protection Status