Prince Akhtar
Akhtar mengamati Ghafur yang mendekati Vienza, tatapan Ghafur kepada istrinya itu adalah tatapan memuja. Dan Akhtar tahu hal itu, dia memang beruntung memiliki istri yang kecantikannya bak dewi yang turun dari langit.Tapi dia tidak suka melihat pria manapun melihati istrinya seperti ini.Akhtar berjalan mendekati Ghafur dan Vienza diruangan itu. Dilihatnya Vienza sedang menggendong anak kecil dan tertawa bersama.Senyum diwajah Akhtar terukir, dia berhenti mendekat saat Thomas membuatnya menghentikan jalannya."Ada apa Thomas?, apa ada hal penting?"Tatapan Akhtar membuat Thomas sedikit gemetar untuk menyampaikan pesan yang dia dapat."Maaf pangeran, Shahid menyampaikan pesan kalau dia mendapatkan informasi yang pangeran inginkan. Dia menunggu pangeran di taman kota Yamun sekarang."Akhtar benar-benar gembira mendengar berita ini. Shahid adalah tangan kanan nya, dan informasi yang akan diberikan Shahid ini akan sangat penAkhtar benar-benar murka sekarang. Dia kembali setelah informasi yang didapatnya dari Shahid. Shahid mengatakan kalau adiknya berada di London. Dari informasi yang dia dapat, pewaris tahta kerajaan nomor dua itu berada di London dan hidup sebatang kara. Shahid berjanji tidak akan lama lagi dia akan mendapatkan apa yang diinginkan pangeran Akhtar. Yang tadinya Akhtar gembira, kini kegembiraan itu berubah menjadi rasa murka. Tanpa perlu menunggu Thomas membukakan pintu untuknya, Akhtar sudah membuka pintu mobilnya, langkah kaki Akhtar sangat pasti dan tatapan mata tajamnya membuat kedua orang yang memandang Akhtar takut untuk bergerak sedikit saja. Akhtar membuka kancing jas nya saat sudah sampai didepan Vienza, dia membentangkan jas nya dan menutupi kepala Vienza. Sebetulnya dia hanya ingin memperlihatkan kepada Ghafur kalau Vienza adalah istrinya. Buka karena dia terlalu memperhatikan Vienza. "Masuk kedalam mobil sekarang."
Vienza bangun pagi-pagi sekali, dia mandi dan bersiap akan kerumah sakit. Selama berada di Yamun dan tinggal di villa ini hubungannya dan Akhtar banyak kemajuan, dan terbilang lumayan karena sesekali Akhtar tersenyum kepadanya dan dia mulai mau membuka percakapan bersama Akhtar. Tapi tak dipungkiri juga kalau dia masih bertanya-tanya kemana Ghafur pergi. Setelah kejadian sore itu, besok paginya Ghafur sudah tidak ada di villa itu. Hanya Thomas dan dua pengawal lainnya yang mengantar atau mengawalnya dirumah sakit. Sedangkan Akhtar bersama pengawal lainnya mengurus pekerjaannya, sesekali Akhtar akan menemaninya dirumah sakit tapi dia lebih sering sendiri. Tiga hari berlalu dan ini adalah hari terakhir mereka berada dikota Yamun. Besok paginya mereka akan pergi ke luar negri untuk berbulan madu. Karena kebaikan hati ayah mertuanya, Akhtar dan Vienza dipaksa berbulan madu. Dan semuanya sudah dipersiapkan. Villa, jet pribadi, rute perjalanan bahkan sudah di
Akhtar diam menatap Vienza yang masih tersenyum melihat pemandangan didepannya. "Kau milikku, dan kau tahu artinya." kalimat itu hanya bisa dia ucapkan didalam hatinya. Akhtar tahu sekarang Vienza dan dirinya berteman. Berteman dalam ikatan pernikahan, apakah Vienza tidak tahu kalau Akhtar sudah berusaha sangat keras untuk bisa membuka hatinya dan bersikap lebih manis kepada Vienza, tapi Vienza hanya menganggapnya teman. Sungguh ironis sekali bukan. "Kau memikirkan apa Pangeran?" Vienza melihat Akhtar yang hanya diam melihat wajahnya. Akhtar hanya tersenyum sebelum mengeluarkan pertanyaan yang membuat Vienza kaku. " Vienza, apakah kau memang sangat mencintai pria yang pernah kau ceritakan?" Vienza menunduk merasakan debaran dihatinya. Dan dia mengangguk, lalu menatap Akhtar yang masih mendayung perahu untuk mereka kembali. "Bagaimana kau tahu itu cinta?" Vienza mengernyit bingung tapi mencoba menjawab pertanyaan Akhtar. "Nt
Akhtar membuka matanya dan melihat Vienza berbaring disofa kamar mereka. Akhtar menjambak rambutnya kasar, bisa-bisanya dia bermimpi bercinta sangat panas dengan Vienza. Padahal nyatanya, setelah dari danau mereka langsung pulang dengan mobil yang sudah menunggu mereka. Akhtar bangun dan mendekati Vienza yang masih tertidur. Dia punya ide jahil membangunkan istri tapi temannya ini. Akhtar mengecup pipi Vienza tapi Vienza masih nyenyak sekali. Lalu Akhtar mencubit pipi Vienza, masih juga tidur. Akhtar mulai memikirkan cara lain untuk membangunkan Vienza dan dia dapat ide. "Bangun atau aku cium" bisiknya ditelinga Vienza. Dan Vienza langsung duduk dari tidurnya dengan terburu-buru.Dia menatap Akhtar dengan kesal."Kau ini, sudah semalaman mengganggu tidurku, sekarang malah membangunkan ku dengan seperti ini. Menyebalkan sekali" Vienza cemberut dan memukul wajah Akhtar dengan bantal sofa. "Oh ya aku mengganggumu? Memang apa yang kula
Vienza turun dari helikopter yang membawa mereka setelah pesawat mereka tiba di bandara. mata nya langsung mencari tahu dimana dia berada saat ini. Dan benar saja dugaannya tentang nama tempat ini. Dia memang punya keinginan jika menikah nanti, dia ingin berbulan madu dipulau ini. Tapi siapa sangka jika keinginannya terkabul, dan dia benar-benar akan berbulan madu disini. Ada beberapa orang yang sepertinya memang menunggu kedatangan mereka, karena Vienza melihat ada sekitar sepuluh orang berseragam hitam yang tentunya itu adalah pengawal dan ada lima orang wanita memegang kalung bunga. Akhtar yang berjalan didepan mendapatkan kalung bunga itu, Vienza melihat jika wanita yang mengalungkan bunga dileher Akhtar tersipu malu bahkan merona hanya karena Akhtar tersenyum. Setelah Akhtar giliran Vienza yang disambut lalu Aurel dan Fasya. Vienza berjalan berdampingan dengan Akhtar, menyusuri jembatan kayu yang menuju sebuah Resepsionis di resort ini. Akhta
Akhtar membuka matanya dilihatnya Vienza yang masih tertidur sambil memeluknya. dia memainkan rambut dan memandangi wajah cantik dan juga manis dipelukannya ini. dia mengingat kejadian tadi malam. Flash backMereka kembali dari pulau Vaadhoo sekitar jam dua belas malam, mereka menghabiskan waktu berdua ditepi pantai pulau yang indah itu.Vienza banyak bercerita tentang kedua kembarannya dan juga bagaimana hidupnya selama di Fortania. Dan demi tuhan Akhtar ingin sekali mencium seluruh wajah Vienza malam itu. Tapi dia menahannya hingga mereka hampir sampai di bungalow. Saat itu di speedboat Akhtar mencium bibir Vienza dengan lembut, akhtar merasa hampir putus asa terus mencumbu Vienza tapi istrinya itu hanya diam dan membuka mulutnya saja. Saat Akhtar ingin menghentikan ciuman mereka saat itu Vienza membalasnya. Membuat ciuman itu berlanjut dan semakin menggebu-gebu.Akhtar mematikan mesin speedboat tapi dia dan Vienza masih disana mencicip
Akhtar duduk di sofa cafe, dia perhatikan Vienza sedari tadi hanya diam. Wanita itu hanya tersenyum seadanya dan tidak banyak bicara, bahkan gurauan Akhtar yang biasa membuatnya merona kini Vienza seperti tidak mendengarkan apa pun perkataan Akhtar. Vienza sendiri duduk termenung tanpa dia sadarai Akhtar memperhatikannya sedari tadi. Jika kalian mengira Vienza sudah bisa melupakan Ghafur maka jawabannya salah. Tidak sedikit pun dia melupakan pria itu, dia hanya mengikuti apa yang disarankan adiknya, dan dia ingin Ghafur menjauh darinya.Tapi saat Ghafur menatapnya dengan tatapan kecewa dirinya malah sangat ingin memeluk ghafur dan bersama pria itu saat ini. Ghafur pasti sangat hancur melihat kemesraannya dengan akhtar tadi. Meski tidak dipungkirinya kalau dia pun merasa sangat nyaman didekat Akhtar dan perasaan menggebu setiap akhtar menyentuhnya selalu dia rasakan. Satu sisi dia ingin hidup tenang bersama Akhtar tapi satu sisi dalam hatinya mengat
Akhtar duduk berhadapan dengan Vienza yang memakai piyama merah.Mereka duduk diteras depan bungalow sambil menikmati sunset.Sebelum memulai cerita tentang dirinya Akhtar mengambil sebotol anggur dan juga beberapa camilan didalam lemari es. Akhtar memang lapar karena di cafe tadi dia tidak sempat makan apa pun, dia hanya meminum kopi hitamnya. Perlu dicatat kalau Akhtar adalah penikmat kopi hitam, itu yang dapat diketahui Vienza tentang Akhtar selama mereka bersama beberapa waktu ini. "Jadi, ada berapa mantan pacar mu Pangeran?" Akhtar tersenyum geli karena Vienza tidak sabaran mendengar berapa mantan pacarnya. "Aku memiliki dua mantan pacar, yang pertama saat aku masih remaja. Dia anak dari salah satu pengusaha kaya di Wieldburg. Tapi saat kami melakukannya ternyata dia sudah sering melakukan hal itu kepada pria lain."Vienza terkejut bukan main saat Akhtar mengatakan kalau saat remaja dia sudah menyentuh wanita."Jangan berpikir b
Seluruh keluarga kerajaan tampak berkumpul di depan ruang persalinan rumah sakit Wieldburg Hospital, rumah sakit yang biasanya menangani keluarga kerajaan.Hari ini Vienza akan melahirkan penerus kedua tahta kerajaan Wieldburg, Vienza sedang ditemani Akhtar didalam ruang persalinan, karena Vienza melahirkan secara normal. Ratu Zira, dan Raja Alvian ada disana untuk menemani anak mereka, Putri Mahira, Pangeran Ghafur dan juga Pangeran Zyan ikut menantikan kelahiran anak Vienza dan Akhtar."Ibund, ayah, bagaimana ?" Suara seorang wanita membuat mereka semua menoleh." Zia, kenapa kamu kesini. Lihat perutmu itu." Kata Zira mengomeli Zia putrinya yang sedang hamil besar. Zia malah tersenyum dan langsung memeluk ayah dan ibunda nya."Maaf ibunda, saya sudah katakan kalau lebih baik menunggu telpon dari ibunda atau Zyan, tapi Zia bersih keras ingin pergi." Reikhan memperlihatkan wajah menyesalnya kepada keluarga Zia."Tidak apa Rei, putri ku yang satu ini memang suka me
Vienza menatap kearah depannya dimana pemandangan Akhtar dan putranya bermain-main. Vienza mengelus perutnya yang juga terdapat kehidupan baru disana, Vienza sedang mengandung lagi anak Akhtar. Usia kehamilannya sudah memasuki enam bulan, semuanya berjalan lancar. Setelah kejadian buruk dulu yang membuat Akhtar sangat memperketat penjagaan istana juga tidak lagi terlihat main-main kepada seorang penghianat. Bahkan untuk hukuman kepada Mentri yang tidak menjalankan sumpah nya sebagai dewan istana, Akhtar tidak segan untuk menghukum penggal mereka didepan masyarakat. Peraturan baru itu diharapkan akan membuat semua mentri benar-benar menjalankan tugas mereka dan melayani masyarakat Wieldburg dengan baik. Sebagai seorang Raja tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyatnya ada padanya dan juga kemajuan kerajaan Wieldburg bergantung padanya, cara berpikir dan juga ketangkasannya sangat diperlukan untuk memimpin kerajaannya agar lebih baik lagi dari sebelumnya.Tapi dibalik sik
Akhtar menunggu didepan ruang operasi bersama yang lainnya. Sudah dua jam Vienza didalam sana, dan dia sudah sangat cemas. Lampu operasi belum juga mati hingga setengah jam kemudian lampu yang terus diperhatikan Akhtar mati. Akhtar berdiri membuat yang lain mengikuti apa yang dilakukan Akhtar. Lima belas menit terus berdiri Akhtar masih terus menunggu kehadiran Dokter yang mengatakan kalau Vienza baik-baik saja dan akhirnya dokter bedah yang menangani Vienza juga dokter Khanita menemui Akhtar yang memang menunggu mereka berdua. Dari wajah dokter itu saja Akhtar sudah tahu kalau ini bukan berita baik, Zyan ikut berdiri disampingnya. "Operasi berjalan lancar Yang Mulia, tapi kondisi Ratu Vienza sangat lemah. Dan saat ini sedang kritis," ucap dokter Khanita yang memberikan penjelasan. "Apa maksudnya?" tanya Akhtar nyaris tidak terdengar. "Kita akan menunggu tiga jam lagi. Jika memang tidak ada tanda-tanda kalau Ratu Vienza akan sadar dan detak jantungnya tidak naik maka
Suara brankar didorong dan langkah beberapa orang yang seperti berlari membuat suasana semakin terasa tegang. Vienza sudah dipasangkan oksigen dan juga infus dilengannya. Vienza masih sadar namun matannya seolah mengatakan kalau dia sudah tidak sanggup lagi. "Ah.......," jerit Vienza dan perawat tahu kalau itu adalah air ketuban Vienza. Tidak ingin terlalu lama salah satu dokter kandungan terbaik dirumah sakit itu yang ikut mendorong brankar Vienza mulai menyuruh para perawat menyiapkan ruang persalinan untuk Vienza. Setelah masuk kedalam ruang persalinan Dokter Khanita keluar lagi bersama Akhtar. "Yang Mulia Raja, karena air ketuban Ratu Vienza sudah pecah saya meminta anda untuk mengambil keputusan. Apakah diperbolehkan kalau kami melakukan persalinan normal.""Karena jika harus operasi saya takut keadaan Ratu tidak stabil, karena banyaknya darah yang sudah keluar saat ini." Akhtar tampak berpikir dan Zyan mengeluarkan suaranya. "Bukankah Vienza sedang tidak
"Thomas kita harus segera menuju perbatasan Alaska dan Wieldburg. Pangeran Zyan akan segera menuju kesana juga"Thomas mengangguk patuh dan berbicara kepada pilot helikopter itu. Kenapa perasaanya semakin tidak tenang seperti ini . "Berapa lama lagi kita akan segera sampai di perbatasan?" tanya Akhtar tak sabar. "Yang Mulia, jika kecepatan kita stabil terus seperti ini kita akan sampai sekitar empat puluh lima menit lagi." Akhtar mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Thomas. Akhtar mengangkat ponselnya saat nama Zyan tampil dilayar ponselnya. "Ya Zyan ? Bagaimana?" "Aku dan Raja Pedro sudah sampai di perbatasan, tapi tidak ada speedboat atau apapun itu disini." "Apa kau yakin Vienza kearah perbatasan ini." Akhtar sekarang merasa ragu, benarkah Vienza kearah sana. Tapi dia tidak mungkin salah melihat. Atau apa mungkin cincin itu jatuh? Tapi jika jatuh pasti cincin itu tidak aktif. Karena cincin yang dipesan Akhtar khusus itu hanya a
Saat Akhtar memikirkan kemungkinan buruk terjadi pada istrinya , dia teringat meninggalkan sebuah cincin yang dipakai Vienza. Dengan cepat Akhtar membuka ponselnya dan mengecek cincin GPS yang dia berikan kepada Vienza. Omar dan Thomas melihat apa yang sedang dilakukan Akhtar,mereka bingung apa yang sedang Akhtar lakukan diponselnya.'Aktif' Akhtar bisa tahu cincin itu masih dipakai Vienza dan dia bersyukur Vienza masih berada di Wieldburg, tapi mata Akhtar memicingkan matanya saat dia tahu letak keberadaan Vienza. Istrinya itu menuju hutan rahasia yang Akhtar pernah beritahu, ada apa Vienza sampai kesana. Pasti sesuatu yang buruk tengah terjadi kepada Vienza."Thomas siapkan helikopter khusus untukku. Sekarang juga kita harus ke Fortania, beritahu Fasya segera aku akan kembali.""Tapi baginda, akses menuju Wieldburg sementara ditutup.""Jangan membantah Thomas, aku perintahkan kau secepat mungkin menyiapkan kepulanganku. Dan satu lagi, katakan kepada Fasya untuk
Vienza sedang duduk tersenyum di kursinya menyaksikan beberapa kata sambutan dari orang-orang penting di King Arthur Hospital di Yamun. Setelah Akhtar berangkat tak lama kemudian rombongan dirinya dan Mahira juga pergi menuju Yamun untuk menghadiri acara amal yang setiap tahunnya selalu digelar Rumah Sakit itu. Rumah Sakit King Arthur ini adalah salah satu rumah sakit besar modern yang dulunya dibangun pertama kali di Kerajaan Wieldburg, King Arthur kakek buyutnya Akhtar adalah Raja yang sangat peduli akan kesehatan rakyatnya.Dan dirumah sakit ini masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan bantuan dari kerajaan untuk masalah biaya berobat mereka, dengan memenuhi semua persyaratan dari Kerajaan. Mahira disebelah Vienza terlihat serius mendengarkan pidato-pidato sedari tadi. Tak lama acara pun selesai setelah Vienza memberikan pidatonya juga serta beberapa bingkisan kepada para perawat dan juga dokter yang sudah dengan sepenuh hati menyembuhkan dan merawat para pasien. Beber
Pagi ini Vienza sedang senam kehamilan ditemani Akhtar di area taman pribadi milik Ratu. Usia kehamilan Vienza sudah menginjak tujuh bulan, dan selama itu juga Akhtar tidak pernah meninggalkannya. Dia menyerahkan urusan keluar negri kepada Ghafur sebagai wakilnya, dan Ghafur terpaksa menunda pekerjaannya sebagai penyanyi. Akhtar selalu menyiapkan penjaga serta pelayan yang berjumlah hampir sepuluh orang di Istana Ratu jika dia pergi menghadiri rapat Dewan atau urusan lainnya. Selama Vienza hamil dia juga selalu menuruti keinginan istrinya sesulit apapun itu. Yang terakhir yang membuatnya malu sendiri adalah Akhtar diminta Vienza untuk memakai jubah tidur seorang Ratu, tapi setelah Akhtar memakai nya Vienza malah menangis dan meminta maaf. Vienza adalah anugrah baginya, Vienza melengkapinya. Dia tidak tahu bagaimana jadinya dia jika Vienza meninggalkannya. Akhtar membersihkan keringat dikening Vienza. Dia berdiri tegap dan terus membantu Vienza melakukan gerakan. Ma
Vienza bangun dari tidurnya karena mencium aroma yang dia inginkan. Akhtar sudah bangun dan menyentuh wajah istrinya itu. "Pagi sayang." Akhtar ingin terawa melihat wajah penasaran dari Vienza. "Kau lapar? Aku sudah menyiapkan sarapanmu dan juga susu hamil mu." Akhtar membawakan nampan yang berada dibelakang dirinya lalu duduk disamping Vienza. Mata Vienza berbinar menatap bakso yang ada dinampan itu. Vienza langsung mengambil nampan yang ada dipangkuan Akhtar. Dia langsung bersiap memakan bakso itu, tanpa mengucapkan terimakasih kepada Akhtar yang sudah membawakan dirinya makanan itu. Tapi Akhtar tidak masalah karena sekarang dia melihat Vienza yang sangat bahagia memakannya, bagaimana bisa istrinya ini begitu semangat hanya memakan semangkuk bakso. "Sayang, kenapa bakso ini masih hangat. Apa kau menyuruh koki istana memanaskannya?" Tanya Vienza disela makannya. "Aku tidak mungkin memberikanmu makanan panasan seperti itu sayang. Kau hamil dan aka