Vienza bangun dari tidurnya karena mencium aroma yang dia inginkan. Akhtar sudah bangun dan menyentuh wajah istrinya itu.
"Pagi sayang." Akhtar ingin terawa melihat wajah penasaran dari Vienza."Kau lapar? Aku sudah menyiapkan sarapanmu dan juga susu hamil mu." Akhtar membawakan nampan yang berada dibelakang dirinya lalu duduk disamping Vienza. Mata Vienza berbinar menatap bakso yang ada dinampan itu.Vienza langsung mengambil nampan yang ada dipangkuan Akhtar. Dia langsung bersiap memakan bakso itu, tanpa mengucapkan terimakasih kepada Akhtar yang sudah membawakan dirinya makanan itu. Tapi Akhtar tidak masalah karena sekarang dia melihat Vienza yang sangat bahagia memakannya, bagaimana bisa istrinya ini begitu semangat hanya memakan semangkuk bakso."Sayang, kenapa bakso ini masih hangat. Apa kau menyuruh koki istana memanaskannya?"Tanya Vienza disela makannya."Aku tidak mungkin memberikanmu makanan panasan seperti itu sayang. Kau hamil dan akaPagi ini Vienza sedang senam kehamilan ditemani Akhtar di area taman pribadi milik Ratu. Usia kehamilan Vienza sudah menginjak tujuh bulan, dan selama itu juga Akhtar tidak pernah meninggalkannya. Dia menyerahkan urusan keluar negri kepada Ghafur sebagai wakilnya, dan Ghafur terpaksa menunda pekerjaannya sebagai penyanyi. Akhtar selalu menyiapkan penjaga serta pelayan yang berjumlah hampir sepuluh orang di Istana Ratu jika dia pergi menghadiri rapat Dewan atau urusan lainnya. Selama Vienza hamil dia juga selalu menuruti keinginan istrinya sesulit apapun itu. Yang terakhir yang membuatnya malu sendiri adalah Akhtar diminta Vienza untuk memakai jubah tidur seorang Ratu, tapi setelah Akhtar memakai nya Vienza malah menangis dan meminta maaf. Vienza adalah anugrah baginya, Vienza melengkapinya. Dia tidak tahu bagaimana jadinya dia jika Vienza meninggalkannya. Akhtar membersihkan keringat dikening Vienza. Dia berdiri tegap dan terus membantu Vienza melakukan gerakan. Ma
Vienza sedang duduk tersenyum di kursinya menyaksikan beberapa kata sambutan dari orang-orang penting di King Arthur Hospital di Yamun. Setelah Akhtar berangkat tak lama kemudian rombongan dirinya dan Mahira juga pergi menuju Yamun untuk menghadiri acara amal yang setiap tahunnya selalu digelar Rumah Sakit itu. Rumah Sakit King Arthur ini adalah salah satu rumah sakit besar modern yang dulunya dibangun pertama kali di Kerajaan Wieldburg, King Arthur kakek buyutnya Akhtar adalah Raja yang sangat peduli akan kesehatan rakyatnya.Dan dirumah sakit ini masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan bantuan dari kerajaan untuk masalah biaya berobat mereka, dengan memenuhi semua persyaratan dari Kerajaan. Mahira disebelah Vienza terlihat serius mendengarkan pidato-pidato sedari tadi. Tak lama acara pun selesai setelah Vienza memberikan pidatonya juga serta beberapa bingkisan kepada para perawat dan juga dokter yang sudah dengan sepenuh hati menyembuhkan dan merawat para pasien. Beber
Saat Akhtar memikirkan kemungkinan buruk terjadi pada istrinya , dia teringat meninggalkan sebuah cincin yang dipakai Vienza. Dengan cepat Akhtar membuka ponselnya dan mengecek cincin GPS yang dia berikan kepada Vienza. Omar dan Thomas melihat apa yang sedang dilakukan Akhtar,mereka bingung apa yang sedang Akhtar lakukan diponselnya.'Aktif' Akhtar bisa tahu cincin itu masih dipakai Vienza dan dia bersyukur Vienza masih berada di Wieldburg, tapi mata Akhtar memicingkan matanya saat dia tahu letak keberadaan Vienza. Istrinya itu menuju hutan rahasia yang Akhtar pernah beritahu, ada apa Vienza sampai kesana. Pasti sesuatu yang buruk tengah terjadi kepada Vienza."Thomas siapkan helikopter khusus untukku. Sekarang juga kita harus ke Fortania, beritahu Fasya segera aku akan kembali.""Tapi baginda, akses menuju Wieldburg sementara ditutup.""Jangan membantah Thomas, aku perintahkan kau secepat mungkin menyiapkan kepulanganku. Dan satu lagi, katakan kepada Fasya untuk
"Thomas kita harus segera menuju perbatasan Alaska dan Wieldburg. Pangeran Zyan akan segera menuju kesana juga"Thomas mengangguk patuh dan berbicara kepada pilot helikopter itu. Kenapa perasaanya semakin tidak tenang seperti ini . "Berapa lama lagi kita akan segera sampai di perbatasan?" tanya Akhtar tak sabar. "Yang Mulia, jika kecepatan kita stabil terus seperti ini kita akan sampai sekitar empat puluh lima menit lagi." Akhtar mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Thomas. Akhtar mengangkat ponselnya saat nama Zyan tampil dilayar ponselnya. "Ya Zyan ? Bagaimana?" "Aku dan Raja Pedro sudah sampai di perbatasan, tapi tidak ada speedboat atau apapun itu disini." "Apa kau yakin Vienza kearah perbatasan ini." Akhtar sekarang merasa ragu, benarkah Vienza kearah sana. Tapi dia tidak mungkin salah melihat. Atau apa mungkin cincin itu jatuh? Tapi jika jatuh pasti cincin itu tidak aktif. Karena cincin yang dipesan Akhtar khusus itu hanya a
Suara brankar didorong dan langkah beberapa orang yang seperti berlari membuat suasana semakin terasa tegang. Vienza sudah dipasangkan oksigen dan juga infus dilengannya. Vienza masih sadar namun matannya seolah mengatakan kalau dia sudah tidak sanggup lagi. "Ah.......," jerit Vienza dan perawat tahu kalau itu adalah air ketuban Vienza. Tidak ingin terlalu lama salah satu dokter kandungan terbaik dirumah sakit itu yang ikut mendorong brankar Vienza mulai menyuruh para perawat menyiapkan ruang persalinan untuk Vienza. Setelah masuk kedalam ruang persalinan Dokter Khanita keluar lagi bersama Akhtar. "Yang Mulia Raja, karena air ketuban Ratu Vienza sudah pecah saya meminta anda untuk mengambil keputusan. Apakah diperbolehkan kalau kami melakukan persalinan normal.""Karena jika harus operasi saya takut keadaan Ratu tidak stabil, karena banyaknya darah yang sudah keluar saat ini." Akhtar tampak berpikir dan Zyan mengeluarkan suaranya. "Bukankah Vienza sedang tidak
Akhtar menunggu didepan ruang operasi bersama yang lainnya. Sudah dua jam Vienza didalam sana, dan dia sudah sangat cemas. Lampu operasi belum juga mati hingga setengah jam kemudian lampu yang terus diperhatikan Akhtar mati. Akhtar berdiri membuat yang lain mengikuti apa yang dilakukan Akhtar. Lima belas menit terus berdiri Akhtar masih terus menunggu kehadiran Dokter yang mengatakan kalau Vienza baik-baik saja dan akhirnya dokter bedah yang menangani Vienza juga dokter Khanita menemui Akhtar yang memang menunggu mereka berdua. Dari wajah dokter itu saja Akhtar sudah tahu kalau ini bukan berita baik, Zyan ikut berdiri disampingnya. "Operasi berjalan lancar Yang Mulia, tapi kondisi Ratu Vienza sangat lemah. Dan saat ini sedang kritis," ucap dokter Khanita yang memberikan penjelasan. "Apa maksudnya?" tanya Akhtar nyaris tidak terdengar. "Kita akan menunggu tiga jam lagi. Jika memang tidak ada tanda-tanda kalau Ratu Vienza akan sadar dan detak jantungnya tidak naik maka
Vienza menatap kearah depannya dimana pemandangan Akhtar dan putranya bermain-main. Vienza mengelus perutnya yang juga terdapat kehidupan baru disana, Vienza sedang mengandung lagi anak Akhtar. Usia kehamilannya sudah memasuki enam bulan, semuanya berjalan lancar. Setelah kejadian buruk dulu yang membuat Akhtar sangat memperketat penjagaan istana juga tidak lagi terlihat main-main kepada seorang penghianat. Bahkan untuk hukuman kepada Mentri yang tidak menjalankan sumpah nya sebagai dewan istana, Akhtar tidak segan untuk menghukum penggal mereka didepan masyarakat. Peraturan baru itu diharapkan akan membuat semua mentri benar-benar menjalankan tugas mereka dan melayani masyarakat Wieldburg dengan baik. Sebagai seorang Raja tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyatnya ada padanya dan juga kemajuan kerajaan Wieldburg bergantung padanya, cara berpikir dan juga ketangkasannya sangat diperlukan untuk memimpin kerajaannya agar lebih baik lagi dari sebelumnya.Tapi dibalik sik
Seluruh keluarga kerajaan tampak berkumpul di depan ruang persalinan rumah sakit Wieldburg Hospital, rumah sakit yang biasanya menangani keluarga kerajaan.Hari ini Vienza akan melahirkan penerus kedua tahta kerajaan Wieldburg, Vienza sedang ditemani Akhtar didalam ruang persalinan, karena Vienza melahirkan secara normal. Ratu Zira, dan Raja Alvian ada disana untuk menemani anak mereka, Putri Mahira, Pangeran Ghafur dan juga Pangeran Zyan ikut menantikan kelahiran anak Vienza dan Akhtar."Ibund, ayah, bagaimana ?" Suara seorang wanita membuat mereka semua menoleh." Zia, kenapa kamu kesini. Lihat perutmu itu." Kata Zira mengomeli Zia putrinya yang sedang hamil besar. Zia malah tersenyum dan langsung memeluk ayah dan ibunda nya."Maaf ibunda, saya sudah katakan kalau lebih baik menunggu telpon dari ibunda atau Zyan, tapi Zia bersih keras ingin pergi." Reikhan memperlihatkan wajah menyesalnya kepada keluarga Zia."Tidak apa Rei, putri ku yang satu ini memang suka me
Seluruh keluarga kerajaan tampak berkumpul di depan ruang persalinan rumah sakit Wieldburg Hospital, rumah sakit yang biasanya menangani keluarga kerajaan.Hari ini Vienza akan melahirkan penerus kedua tahta kerajaan Wieldburg, Vienza sedang ditemani Akhtar didalam ruang persalinan, karena Vienza melahirkan secara normal. Ratu Zira, dan Raja Alvian ada disana untuk menemani anak mereka, Putri Mahira, Pangeran Ghafur dan juga Pangeran Zyan ikut menantikan kelahiran anak Vienza dan Akhtar."Ibund, ayah, bagaimana ?" Suara seorang wanita membuat mereka semua menoleh." Zia, kenapa kamu kesini. Lihat perutmu itu." Kata Zira mengomeli Zia putrinya yang sedang hamil besar. Zia malah tersenyum dan langsung memeluk ayah dan ibunda nya."Maaf ibunda, saya sudah katakan kalau lebih baik menunggu telpon dari ibunda atau Zyan, tapi Zia bersih keras ingin pergi." Reikhan memperlihatkan wajah menyesalnya kepada keluarga Zia."Tidak apa Rei, putri ku yang satu ini memang suka me
Vienza menatap kearah depannya dimana pemandangan Akhtar dan putranya bermain-main. Vienza mengelus perutnya yang juga terdapat kehidupan baru disana, Vienza sedang mengandung lagi anak Akhtar. Usia kehamilannya sudah memasuki enam bulan, semuanya berjalan lancar. Setelah kejadian buruk dulu yang membuat Akhtar sangat memperketat penjagaan istana juga tidak lagi terlihat main-main kepada seorang penghianat. Bahkan untuk hukuman kepada Mentri yang tidak menjalankan sumpah nya sebagai dewan istana, Akhtar tidak segan untuk menghukum penggal mereka didepan masyarakat. Peraturan baru itu diharapkan akan membuat semua mentri benar-benar menjalankan tugas mereka dan melayani masyarakat Wieldburg dengan baik. Sebagai seorang Raja tanggung jawab untuk mensejahterakan rakyatnya ada padanya dan juga kemajuan kerajaan Wieldburg bergantung padanya, cara berpikir dan juga ketangkasannya sangat diperlukan untuk memimpin kerajaannya agar lebih baik lagi dari sebelumnya.Tapi dibalik sik
Akhtar menunggu didepan ruang operasi bersama yang lainnya. Sudah dua jam Vienza didalam sana, dan dia sudah sangat cemas. Lampu operasi belum juga mati hingga setengah jam kemudian lampu yang terus diperhatikan Akhtar mati. Akhtar berdiri membuat yang lain mengikuti apa yang dilakukan Akhtar. Lima belas menit terus berdiri Akhtar masih terus menunggu kehadiran Dokter yang mengatakan kalau Vienza baik-baik saja dan akhirnya dokter bedah yang menangani Vienza juga dokter Khanita menemui Akhtar yang memang menunggu mereka berdua. Dari wajah dokter itu saja Akhtar sudah tahu kalau ini bukan berita baik, Zyan ikut berdiri disampingnya. "Operasi berjalan lancar Yang Mulia, tapi kondisi Ratu Vienza sangat lemah. Dan saat ini sedang kritis," ucap dokter Khanita yang memberikan penjelasan. "Apa maksudnya?" tanya Akhtar nyaris tidak terdengar. "Kita akan menunggu tiga jam lagi. Jika memang tidak ada tanda-tanda kalau Ratu Vienza akan sadar dan detak jantungnya tidak naik maka
Suara brankar didorong dan langkah beberapa orang yang seperti berlari membuat suasana semakin terasa tegang. Vienza sudah dipasangkan oksigen dan juga infus dilengannya. Vienza masih sadar namun matannya seolah mengatakan kalau dia sudah tidak sanggup lagi. "Ah.......," jerit Vienza dan perawat tahu kalau itu adalah air ketuban Vienza. Tidak ingin terlalu lama salah satu dokter kandungan terbaik dirumah sakit itu yang ikut mendorong brankar Vienza mulai menyuruh para perawat menyiapkan ruang persalinan untuk Vienza. Setelah masuk kedalam ruang persalinan Dokter Khanita keluar lagi bersama Akhtar. "Yang Mulia Raja, karena air ketuban Ratu Vienza sudah pecah saya meminta anda untuk mengambil keputusan. Apakah diperbolehkan kalau kami melakukan persalinan normal.""Karena jika harus operasi saya takut keadaan Ratu tidak stabil, karena banyaknya darah yang sudah keluar saat ini." Akhtar tampak berpikir dan Zyan mengeluarkan suaranya. "Bukankah Vienza sedang tidak
"Thomas kita harus segera menuju perbatasan Alaska dan Wieldburg. Pangeran Zyan akan segera menuju kesana juga"Thomas mengangguk patuh dan berbicara kepada pilot helikopter itu. Kenapa perasaanya semakin tidak tenang seperti ini . "Berapa lama lagi kita akan segera sampai di perbatasan?" tanya Akhtar tak sabar. "Yang Mulia, jika kecepatan kita stabil terus seperti ini kita akan sampai sekitar empat puluh lima menit lagi." Akhtar mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Thomas. Akhtar mengangkat ponselnya saat nama Zyan tampil dilayar ponselnya. "Ya Zyan ? Bagaimana?" "Aku dan Raja Pedro sudah sampai di perbatasan, tapi tidak ada speedboat atau apapun itu disini." "Apa kau yakin Vienza kearah perbatasan ini." Akhtar sekarang merasa ragu, benarkah Vienza kearah sana. Tapi dia tidak mungkin salah melihat. Atau apa mungkin cincin itu jatuh? Tapi jika jatuh pasti cincin itu tidak aktif. Karena cincin yang dipesan Akhtar khusus itu hanya a
Saat Akhtar memikirkan kemungkinan buruk terjadi pada istrinya , dia teringat meninggalkan sebuah cincin yang dipakai Vienza. Dengan cepat Akhtar membuka ponselnya dan mengecek cincin GPS yang dia berikan kepada Vienza. Omar dan Thomas melihat apa yang sedang dilakukan Akhtar,mereka bingung apa yang sedang Akhtar lakukan diponselnya.'Aktif' Akhtar bisa tahu cincin itu masih dipakai Vienza dan dia bersyukur Vienza masih berada di Wieldburg, tapi mata Akhtar memicingkan matanya saat dia tahu letak keberadaan Vienza. Istrinya itu menuju hutan rahasia yang Akhtar pernah beritahu, ada apa Vienza sampai kesana. Pasti sesuatu yang buruk tengah terjadi kepada Vienza."Thomas siapkan helikopter khusus untukku. Sekarang juga kita harus ke Fortania, beritahu Fasya segera aku akan kembali.""Tapi baginda, akses menuju Wieldburg sementara ditutup.""Jangan membantah Thomas, aku perintahkan kau secepat mungkin menyiapkan kepulanganku. Dan satu lagi, katakan kepada Fasya untuk
Vienza sedang duduk tersenyum di kursinya menyaksikan beberapa kata sambutan dari orang-orang penting di King Arthur Hospital di Yamun. Setelah Akhtar berangkat tak lama kemudian rombongan dirinya dan Mahira juga pergi menuju Yamun untuk menghadiri acara amal yang setiap tahunnya selalu digelar Rumah Sakit itu. Rumah Sakit King Arthur ini adalah salah satu rumah sakit besar modern yang dulunya dibangun pertama kali di Kerajaan Wieldburg, King Arthur kakek buyutnya Akhtar adalah Raja yang sangat peduli akan kesehatan rakyatnya.Dan dirumah sakit ini masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan bantuan dari kerajaan untuk masalah biaya berobat mereka, dengan memenuhi semua persyaratan dari Kerajaan. Mahira disebelah Vienza terlihat serius mendengarkan pidato-pidato sedari tadi. Tak lama acara pun selesai setelah Vienza memberikan pidatonya juga serta beberapa bingkisan kepada para perawat dan juga dokter yang sudah dengan sepenuh hati menyembuhkan dan merawat para pasien. Beber
Pagi ini Vienza sedang senam kehamilan ditemani Akhtar di area taman pribadi milik Ratu. Usia kehamilan Vienza sudah menginjak tujuh bulan, dan selama itu juga Akhtar tidak pernah meninggalkannya. Dia menyerahkan urusan keluar negri kepada Ghafur sebagai wakilnya, dan Ghafur terpaksa menunda pekerjaannya sebagai penyanyi. Akhtar selalu menyiapkan penjaga serta pelayan yang berjumlah hampir sepuluh orang di Istana Ratu jika dia pergi menghadiri rapat Dewan atau urusan lainnya. Selama Vienza hamil dia juga selalu menuruti keinginan istrinya sesulit apapun itu. Yang terakhir yang membuatnya malu sendiri adalah Akhtar diminta Vienza untuk memakai jubah tidur seorang Ratu, tapi setelah Akhtar memakai nya Vienza malah menangis dan meminta maaf. Vienza adalah anugrah baginya, Vienza melengkapinya. Dia tidak tahu bagaimana jadinya dia jika Vienza meninggalkannya. Akhtar membersihkan keringat dikening Vienza. Dia berdiri tegap dan terus membantu Vienza melakukan gerakan. Ma
Vienza bangun dari tidurnya karena mencium aroma yang dia inginkan. Akhtar sudah bangun dan menyentuh wajah istrinya itu. "Pagi sayang." Akhtar ingin terawa melihat wajah penasaran dari Vienza. "Kau lapar? Aku sudah menyiapkan sarapanmu dan juga susu hamil mu." Akhtar membawakan nampan yang berada dibelakang dirinya lalu duduk disamping Vienza. Mata Vienza berbinar menatap bakso yang ada dinampan itu. Vienza langsung mengambil nampan yang ada dipangkuan Akhtar. Dia langsung bersiap memakan bakso itu, tanpa mengucapkan terimakasih kepada Akhtar yang sudah membawakan dirinya makanan itu. Tapi Akhtar tidak masalah karena sekarang dia melihat Vienza yang sangat bahagia memakannya, bagaimana bisa istrinya ini begitu semangat hanya memakan semangkuk bakso. "Sayang, kenapa bakso ini masih hangat. Apa kau menyuruh koki istana memanaskannya?" Tanya Vienza disela makannya. "Aku tidak mungkin memberikanmu makanan panasan seperti itu sayang. Kau hamil dan aka