Semua pria memang kebanyakan hidung belang. Sebagai seorang wanita yang mendengar dirinya tengah dibicarakan banyak pria dan menjadi bahan kebanggaan mereka, secara tidak langsung Seila merasa dijatuhkan oleh orang terdekatnya sendiri. Apa gunanya sebuah cincin dan kata-kata cinta jika seorang wanita bukan dijaga martabatnya melainkan dijatuhkan oleh orang yang ia cinta.
Angga mungkin beranggapan bahwa dengan cara ini semua pria bakal tidak akan lagi mengganggu Seila karena hubungan mereka bukan lagi sebatas kekasih tapi teman satu ranjang, beda halnya dengan Seila, dia jadi beranggapan bahwa Angga adalah pria brengsek yang memanfaatkan dan memperdaya wanita saja. Seketika dada Seila terasa sesak dan ia pun ingin menangis. Satu-satunya pria yang tulus menyayangi dan melindunginya adalah ayahnya sendiri. Angga, Aksara atau pria lain semuanya brengsek. Seila pun berbalik arah dengan kaki yang lemas dan
Angga tidak menyusul Seila lantaran gadis itu mengirim pesan bahwa dia sedang tidak enak badan dan tidak ingin diganggu. Angga yang mendapat pesan itu pun hanya membalasnya dengan kata-kata izin akan mengikuti acara party pada malam harinya. Seila membalasnya dengan satu kata yaitu “Ya” saja. Dia masih kesal dengan perbuatan Angga tadi siang. Jadi malam ini Angga dan Seila sama-sama bersenang-senang tapi di tempat yang berbeda. Angga dengan teman-temannya dan Seila hanya bersama Bila.Di salah satu club malam di tengah ibu kota, di bawah temaram lampu disko dan musik DJ yang begitu menggemparkan indera pendengaran, Angga dan teman-temannya menari ikuti irama dikelilingi para gadis. Ternyata ada gadis kampus mereka juga yang pergi bersenang-senang di sana.“Angga!” Seorang gadis yang pakaiannya amat sexy terlihat sangat menyukai Angga dan
Brukk ….Seila menabrak seseorang yang tengah membawa gelas minuman. Kebetulan saat dia ke sini bersama Bila, clubnya langsung ramai sekali, padahal kemarin sepi dan ini masih hari kerja bukan weekend.Prankkkk …. Gelas yang pengunjung bawa ini pun terjatuh. Pria yang terlihat berusia kepala lima dan rambutnya sudah memutih ini melirik Seila sinis. Dia tak suka diganggu seperti ini. Kebetulan sekali dia datang ke sini untuk memeriksa sesuatu.Seila yang merasa bersalah pun buru-buru minta maaf karena telah menabrak dan membuat minuman pengunjung ini tumpah dan pecah. Sebagai bos di tempat ini, dia akan langsung mengganti minumannya dengan yang baru.“Maaf, Pak. Maaf!” Dia menunduk meminta maaf atas kejadian ini, harapan Seila hanya satu, p
Gara-gara kejadian semalam Seila kepalanya terluka dan dilarikan ke rumah sakit, tapi dia masih bisa pergi berkuliah karena ingin menyudahi hubungannya juga dengan Angga. Gadis ini tak mau ketinggalan mata kuliah apalagi hari ini dosennya galak-galak, tidak memberikan toleransi jika kosong absen dua kali.Bobi dan Bila sudah menyampaikan kabar buruk. Berita itu membuat kaki Seila sedikit lemas. Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri Angga mabuk-mabukan dan menjadikannya sebuah taruhan."Aku mencintai dia, ternyata setega itu dia menyakiti hatiku." Seila terduduk di lantai sebentar dan Bila pun memeluknya erat. Dia berjanji tak akan menyukai pria brengsek lagi, tidak ada lagi Angga dan Aksara, mereka dua orang yang telah mengukir luka yang sangat dalam. Seila merasa lebih baik sakit karena kecelakaan daripada sakit karena cinta, sungguh sangat membekas dalam di
Angga merasa tersambar petir saat dia diputuskan oleh Seila. Pria itu terduduk di rerumputan taman dan hanya sendirian, Seila sudah pergi dan meninggalkannya di situ. Nasi sudah jadi bubur, dia sekarang benar-benar kehilangan Seila. Dia dapat Seila dari hasil merebut, sekarang sepertinya akan direbut orang pula, memang iya!Orang yang diam memperhatikan Angga di pojokan dan memerintahkan semua pria yang bersama Angga pada malam itu adalah Jefry. Jefry adalah otak dari kejadian yang menimpa Angga, kini Jefry yang akan merebut Seila.Malam ini Seila ingin menghibur dirinya di club milik ayahnya lagi. Dia duduk di bangku bartender, bukan untuk melayani pelanggan dan membantu om Sandi, dia ingin mabuk-mabukkan dengan minuman yang ia racik sendiri. Jemari tangan Seila mengambil bahan-bahan minuman yang berkonsentrasi alkoholnya tinggi dan rasanya pahit-pahit, lebih
Ruangan kantor direktur sebuah perusahaan besar tampaknya berpenghuni. Pemilik ruangan ini tengah bersantai menunggu sebuah kabar.“Bagaimana hasilnya?” tanya seorang pria yang duduk di bangku kebesarannya sambil menghisap sebatang rokok favoritnya, asap dari hasil isapan itu membuat kepalanya seolah dipenuhi oleh kabut tebal. Kursi yang semua menghadap tembok kini ia putar seratus delapan puluh derajat agar menghadap orang yang baru saja masuk, orang yang ia tanya itu adalah karyawannya yang baru saja datang dan ingin memberikan laporan terbaru. Kaki tangannya ini cukup berguna dan bergerak cepat.Pria berpakaian serba hitam menunduk takut dan patuh. “Sudah beres Tuan, polisi sudah menangkapnya.” Siapa orang yang pegawai ini maksud? Apa ayahnya Seila yang baru saja ditangkap polisi?
Setelah beberapa hari, pengadilan telah menjatuhkan hukuman untuk ayah Seila yang terbukti bersalah, ada bukti narkoba, ada saksi pula. Pengacara yang Jefry suruh untuk membantu ayah Seila nyatanya tidak bisa berkutik karena semua bukti menyudutkan ayah Seila sebagai terdakwa.Surya harus menerima kenyataan bahwa dia telah difitnah, sekuat apapun usahanya untuk bebas tidak akan berguna karena semua menyudutkannya, daripada lama menyangga dan proses hukum semakin panjang, lebih baik mengakui kesalahan yang tak pernah ia lakukan saja demi meringankan hukuman.Seila harus menelan pahit rasanya kehilangan ayahnya untuk empat tahun ini. Dia harus jadi tulang punggung keluarga. Harus mengurus ibunya yang mengalami stroke. Nia memang punya penyakit jantung dan tekanan darahnya juga sering tinggi. Akibat syok yang ia alami, Nia pun tidak bisa menggerakkan sebagian besa
Cup …. Jefry mengecup kening Seila yang sedang tidur dalam pelukannya. Mereka tumbang setelah melakukan adegan panas semalam. Rasanya perasaan Jefry terbang ke atas awang-awang bersama kupu-kupu cantik yang baru saja keluar dari kepompongnya.Mereka tidur di salah satu kamar yang ada di club milik Seila. Hutang budi ini sudah Seila balas dengan body. Seila tidak bisa membayar dengan uang atau pengabdiannya. Yang ada di pikirannya ialah membalas budi Jefry dengan tubuhnya. Dulu kan Jefry sangat ingin menidurinya sampai memaksa Seila untuk masuk ke dalam mobilnya.Dulu ya dulu, sih. Jefry juga sudah banyak berubah. Dulu memang iyya ingin tubuh Seila, saat ini ingin cintanya Seila.Usaha Jefry untuk dekat dan mendapatkan Seila luar biasa sampai merebut dari Angga. Saat ini Seila malah sepertinya tidak mau membuk
Mendengar ucapan Sandi, Seila langsung kaget, apakah dia dan Jefry ini seperti sepasang kekasih? Atau Sandi ini berniat menjodohkan mereka. Dia pun sontak buru-buru menyanggah. “Tidak, Om. Aku tidak mau pacaran dulu. Masih trauma.” Kalau bisa dan kalau ada di dunia ini, wanita yang sendirian sampai mati, mungkin dia akan jadi orang ang seperti itu.“Mama gimana kabarnya?” tanya Sandi mengkhawatirkan Nia. Ternyata selama ini Nia punya penyakit jantung tapi terus ditutupi dan tidak berobat secara rutin karena sibuk. Kalau saja tidak mendengar kabar buruk tentang Surya, mungkin saja Nia tidak akan terkena stroke. Waktu Seila kecelakaan saja, Nia saat itu pingsan.“Seperti biasa, tiduran saja di rumah, tidak bisa banyak bergerak, Om.” Seila merogoh kocek cukup dalam untuk biaya pengobatan dan terapi ibunya.
Aksara kembali merangkak di atas Seila saat dia sudah menjatuhkan sang istri di atas kasur. Dasar kelakuan ini cowok mesum, tidak cukup tapi malah minta nagih. Seila terkekeh melihat wajah mesum Aksara, begitu menggemaskan bak anak kecil. Tangan pria itu langsung melucuti pakaian sang istri. “Ahhh ....” Seila terpekik lemah saat Aksara menghisap sebelah tonjolan dadanya, lagi-lagi meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan. Seila merasakan kedua gunungnya mengencang dan menegang, panas karena remasan dan isapan konstan. “Iya begitu, Sayang!” desahannya oleh permainan mulut dan jari suaminya. Aksara kini mengambil posisi nyaman. Tonjolan besar tonggak yang lurus menantang itu ia arahkan ke wajah Seila. Pria itu menggesekkan tonggak di belahan dadanya dan menjepitnya dengan dua tonjolan gunung kembar. Aksara menggoyang pinggulnya maju mundur dengan cepat di atas tubuh Seila. Tak cukup di situ, ternyata dijepit dua gunung kembar kurang mantap. Aksara merangkak lagi hingga ca
“Sayang … mmmh. Berhenti main-mainnya, maunya itu!” Seila menunjuk milik Aksara yang sudah berdiri tegak, keras dan berurat.“Tunggu sampai hawanya semakin panas, Sayang!” Aksara masih ingin bermain-main hingga mereka puas melewati tahap pemanasan.“Eng- enggak kuat, pengen!” Dia ingin merasakan cacing berurat milik Aksara yang sepertinya bakal lezat jika dicelupkan ke dalam. Seila sudah merem melek tidak sabar menunggu cacing berurat itu mengguncang miliknya yang sudah sangat basah, basah oleh lendirnya dan basah oleh saliva pria itu.Dua jari Aksara masuk ke dalam lubang surgawi milik sang istri, menggosok gerbangnya serta mengguncang lubang tersebut hingga kaki Seila lemas tak berdaya, tangan itu berhasil membuat wanita terkapar api birahi yang menggelegar. Aksara lebarkan lagi pahanya agar tak mengganggu kegiatannya yang menyenangkan itu. Baginya melihat Seila yang tidak sabaran merupakan hiburan yang menyenangkan.Kini kocokan dua jari itu dibarengi hisapan dari bibir Aksara. Su
“Akhirnya anak ayah pulang juga. Kamu pulang ke rumah suamimu ya!” Pesawat jet sudah mendarat di landasan milik pribadi, Surya rencananya mau langsung pulang, tidak akan menginap di rumah Aksara agar memberi ruang untuk anak dan menantunya kembali harmonis. Mereka butuh waktu untuk berdua.“Iya Ayah.” Seila mengangguk paham, tidak ada gunanya juga membantah, Surya adalah orang yang paling dia turuti. Cinta pertamanya Seila adalah ayahnya sendiri. Tanpa Surya Seila bukan apa-apa, tidak akan sekuat ini dalam menghadapi cobaan.“Kalian harus meluangkan waktu untuk berdua biar bisa romantis lagi.” Ini harapan kecil seorang ayah, ingin melihat anaknya bahagia bersama pasangannya, ingin cucu-cucunya lahir sehat dan penuh kebahagiaan. Seila memeluk Ayahnya erat sebelum Surya pergi. Aksara juga melakukan hal yang sama bergantian. Aksara berbisik pada sang mertua. “Makasih banyak ya, Yah. Maafin Aksara yang udah nyakitin anak Ayah ini.” Dia masih merasa bersalah karena sempat membuat Seila k
“Sudah punya pengalaman sebelumnya merangkai bunga, Seila?” tanya anak pemilik toko bunga pada Seila. Anak itu masih remaja, kebetulan sedang libur dan kebagian jaga toko, jadi dia yang akan mengajari Seila selama masa training.“Tidak cuma aku suka liat tutorialnya gitu di youtubee!” Seila mengisi waktu luangnya kadang-kadang scroll hal-hal yang unik seperti DIY rumah dan kamar, membuat barang-barang unik dan sangat bermanfaat dari barang bekas.“Coba kamu rangkai tujuh tangkai bunga ikuti apa yang aku lakukan!” Gadis ini akan mengajarkan cara merangkai bunga, buket yang indah tergantung keterampilan orang yang membuatnya.“Harus teliti ya!” Gadis itu mengingatkan. Dia mengambil lembar demi lembar kertas buket yang bergliter dan ada juga yang jaring-jaring, tidak lupa menyiapkan pita love, gunting dan selotip.Kertas buket pun dilipat sesuai bagiannya, ada yang warna terang paling samping dan warna soft di tengah, satu persatu mengelilingi bunga dan diberikan perekat. Untuk sentuhan
“Dari mana aja lo sehari satu malam ini?” tanya Aksara ketus, ini cowok tiba-tiba udah nongol aja di parkiran rumah Bila. Aksara seperti jelangkung, datang tak diundang pulang tidak diantar. Bila jelas kaget dong, pas buka pintu pas bener Aksara nongol nodong nanya Bila habis dari mana. “Astaga, lo nongol udah kaya setan.” Bila mengusap dadanya karena tiba-tiba jantungnya seolah kena setrum mendadak. Kaget melihat Aksara, untung ganteng, kalo jelek pasti nyeremin.“Jawab!” ujar pria itu lagi agak mendesak, biarin dia ketus, nyeremin dan ngagetin, biar Bila ngaku Seila ada dimana. Pengen tahu nih, Bila bakal menyembunyikan keveradaan Seila atau tidak. “Lo nanya gue?” tanya Bila balik sambil mengedipkan matanya cepat. Dia takut kedatangan Aksara kali ini ingin menanyakan soal Seila, kemarin mamanya bilang suami Seila datang ke rumah, semalam Bila sengaja menginap menemani Seila sambil menghindari kedatangan Aksara.“Gue a- abis ada keperluan.” Bila berlagak ketus, pokoknya jangan taku
Tolong kasih bintang 5, komen dan follow aku ya, Terima kasih!“Terjadi kesalahpahaman. Aku sedang kelelahan dan Seila sedang hamil, jadi kami sama-sama sensitif.” Dua-duanya memang sedang dalam keadaan tidak baik.“Hah …. Seila sedang hamil?” Surya kaget sekaligus senang, kaget karena anaknya kabur, senang karena Seila hamil. Sekarang ibu hamil yang satu itu ada dimana? Surya merindukan Seila dan takut Seila kenapa-napa. “Anakku, kasihan sekali. Dia tidur dimana dan sudah makan belum ya?” Di rumah Seila diperlakukan seperti ratu, di rumah suaminya malah disia-siakan, Surya jadi ingin marah pada Aksara.“Kalau terjadi sesuatu pada dia bagaimana?” tanya Surya emosi, dia pegang kerah baju Aksara kanan dan kiri, matanya tajam setajam elang memandang menantunya ini.“Ayah tidak akan memaafkanmu jika Seila kenapa-napa.” Anak satu-satunya yang sangat dia jaga malah sekarang pergi tanpa kabar, tidak biasanya Seila seperti ini, seua gara-gara Aksara, dulu kecelakaan juga gara-gara Aksara.“D
"Kita udah sampai!" ujar Bila pada Sila di depan vila tua pesisir pantai bali. Sesuai tujuan mereka, akan menenangkan diri dan lari dari Aksara.Mereka sengaja berangkat menaiki kapal laut agar Aksara tidak bisa melacak keberadaan Seila karena namanya tidak terdaftar dalam lost penumpang pesawat, untung bayi yang ada di dalam perut tidak rewel.Setelah naik kapal mereka naik mobil dan sekarang sampaikan di visa pinggir pantai yang tidak ramai wisatawan."Ini nggak seburuk yang lo ceritain kok." Menurut Seila rumah ini tidak menyeramkan, malah terkesan homey, bangunan lama tapi kokoh dan asri, ya tinggal di potong2 saja rumput liatnya agar tidak terkesan seram."Ada swalayan kan, Bil? Gue pengen beli susu ibu hamil sama pengen beli kebutuhan sayuran dan persediaan lain." Saat berangkat ke sini mereka tak banyak membawa barang, cuma sedikit baju itu pun untuk Seila pakai, Bila hanya menemani satu malam saja karena besok kerja dan takut membuat Aksara curiga."Ada kok, jalan juga bisa ke
“Sekarang kita tujuannya mau ke mana Nyonya?” tanya pak supir pada Seila yang sedang duduk sambil menangis, sudah kelihatan banget kalau patah hati dan kabur dari rumah suami. Pak supir gak usah tanya lagi Seila punya masalah apa.“Ke rumah teman saya, dia di Menteng.” Ongkosnya juga paling habis seratus ribu, Seila masih punya uang lebihan seratus ribu lagi dalam bentuk cash, jika habis nanti dia ambil uang dari ATM, untung uang hasil kerjanya dia simpan baik-baik, bisa buat bekal hidup tanpa Aksara, sayangnya tidak banyak, apalagi untuk kebutuhan bayi. “Baik.”Seila melirik tas berwarna hitam yang dia beli saat pertama kali dapat uang gaji dari perusahaan Aksara. “Gak nyangka aku cuma punya ini doang, tas buluk, dompet sama kartu ATM.” Seila tidak sadar kalau dia tidak investasi berupa barang dan saham, kalau begini dia menghidupi anaknya seorang diri dari mana? Harus kerja jangan jadi pengangguran.“Tas mewah, baju mahal, uang sama kartu kredit, semuanya milik Aksara, aku nggak be
Seila dari siang sampai sore mendekorasi kamarnya agar terlihat indah, dia menggunakan lilin dan bunga mawar merah sebagai hiasan, dia juga bahkan membentuk love dengan kuntum bunga mawar tersebut. Rasa mual dan pusingnya jadi hilang karena Seila sibuk mengerjakan sesuatu, rasa senangnya juga tinggi karena tahu dia sedang mengandung.Sibuk masak dan mendekor sampai membuat Seila lupa waktu dan lupa makan lagi. Padahal dia sudah masak makan malam untuk dimakan berdua dengan Aksara. "Aksara jam segini kok belum pulang sih dia kayaknya lembur deh." Suaminya jam tujuh malam belum datang juga. Biasanya kalau lembur suka bilang-bilang."Kok dia nggak ngasih kabar? Coba telepon deh." Namun sepertinya tidak aktif, hanya ada suara operator saja yang menjawab Seila."Eh nomornya nggak aktif. Apa dia lagi selingkuh?" Mencurigakan, tidak seperti biasanya, sesibuk itukah sampai lupa memberikan kabar. Kenapa suasana hati Seila jadi tidak karuan begini."Kata orang-orang kalau suami nggak ada kaba