Terima Kasih sudah mampir membaca. Jangan lupa like, koment, and follow ya. Thank You and Happy Reading.
‘Apa yang barusan kulihat tadi, sebuah ilusi?’ kejadian tersebut tampak nyata, dimana pada saat itu juga aku mati dalam sekejap.’ pikirnya sembari mengeluarkan begitu banyak keringat. Nafas Kim-Ryu terengah-engah seakan dia telah melalui pertandingan melawan para bawahan Raja tersebut. "Apakah ini yang dinamakan kekuatan Absolut? bahkan hanya tatapannya saja membuat diriku tak berdaya." ucapnya dengan penuh ketakutan. Kim-Ryu terdiam sejenak. Para bawahan Armando & Bravo sudah mulai menuju ke arahnya dengan kecepatan penuh. System [Ancaman bahaya mendekat!] Sekali lagi, notifikasi [System] menyadarkan untuk menyelamatkan Kim-Ryu. Dia tersadar dalam sekejap, “Bodoh-nya aku! Lagi-lagi aku tenggelam dalam pemikiran yang bodoh ini." ujarnya dengan kesal. Ketika Kim-Ryu tersadar, Armando dan Bravo telah menghunuskan pedang ke arahnya dengan kecepatan yang tinggi. Kejadian ini sama seperti ketika dia melawan bawahan pertama Raja sebelumnya yang bernama Alvar. Dirinya memiliki kebiasaan
Sementara itu di pihak Hunter China… Ketua Asosiasi Hunter China merasa kesal karena para Hunternya mengalami kekalahan secara beruntun. "Sial-sial! apa yang terjadi dengan kalian?" sahut kesal Ketua Asosiasi mereka Chen-You. Para Hunter China melihat Ketua Asosiasi mereka begitu kesal membuat sikap mereka terdiam dan membuat mereka menjadi sangat ketakutan jika Ketua mereka telah bersikap seperti itu. "Aku akan mengusulkan sesuatu yang baru untuk pertandingan ini, tetapi jika kalian tetap kalah, aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi kalian Brengsek! ini benar-benar membuat Negara kita malu!"Seluruh anggota Hunter yang tersisa menjawab dengan tegas kalau di pertandingan berikutnya mereka tidak kalah. Ketua Asosiasi China mereka berencana mengusulkan suatu hal yang baru agar latihannya lebih cepat dan tidak memakan banyak waktu. Selain itu usulannya tersebut berdalih bahwa mereka ingin melihat bagaimana kekompakan para Hunter dari kedua negara. Chen-You pergi menuju ke arah K
Wasit {Pengawas Jalannya Pertandingan}"Sekarang pertandingan dengan konsep yang baru akan segera dimulai, yaitu 5 vs 5. Ini akan menjadi pertandingan atau latihan yang menarik bagi kedua negara. Tapi sebelum itu, sebaiknya terlebih dahulu memperkenalkan anggota yang akan bergabung dalam 5 vs 5 ini."Team Korea:Tae Joong (Hunter Fighter)Chung Ho (Hunter Healer atau support)Park Kwoon (Hunter Mage)Ae Cha (Hunter Magic Swordsman)Whan Seo (Hunter Fighter)Team China:Hong Li (Hunter Fighter)Feng Ing (Hunter Mage)Li Hou (Hunter Fighter)Ying Chun (Hunter Assassin)Mei Eer (Healer atau Support)Inilah daftar 10 Hunter yang akan bertanding. Mereka adalah ketua dari setiap Guild besar di negara mereka, termasuk empat Hunter yang telah bertanding di awal pertandingan.Setelah memperkenalkan anggota masing-masing, tak perlu berlama-lama, pertandingan langsung dimulai.Kedua tim langsung bergerak.Tim Korea memakai formasi di mana kedua Fighter ditempatkan paling depan, kemudian dibantu d
Setelah latihan gabungan melawan Hunter China dan kekalahan telak yang diterima, para Hunter dan pemimpin setiap Guild di Korea merasa sangat kecewa. Mereka tidak puas dengan tindakan Ketua Asosiasi Hunter, Baek Hyeon. Entah apa yang ada dalam pikiran Ketua Asosiasi Korea itu. Meskipun dia memang kuat, sikapnya yang seolah-olah merasa paling berkuasa menimbulkan masalah. Ketua Asosiasi, sebagai Hunter terkuat di antara mereka, seharusnya tidak bertindak sembarangan. Jika hal ini terus berlanjut, bisa saja akan terjadi pemberontakan dari sejumlah Guild.Dari keseluruhan peserta latihan, hanya tersisa empat Hunter Rank (S) yang masih bertahan. Tiga di antaranya segera menuju ruangan Ketua Asosiasi untuk mencari penjelasan.Ruangan Ketua AsosiasiTok… tok… tok… suara ketukan terdengar dari balik pintu."Masuk," kata Ketua, tanpa menyadari bahwa yang mengetuk adalah para Hunter Rank (S).Mereka pun memasuki ruangan Ketua."Permisi, Ketua…" ucap para Hunter."Ya, ada apa? Kalian datang cepa
Seminggu telah berlalu, dan para Hunter terus-menerus meningkatkan kemampuan mereka masing-masing setelah kekalahan yang dialami saat Latihan Gabungan.Kim Ae Ri, adik Kim Ryu, terus-menerus mengkhawatirkannya. Sudah lebih dari sebulan tidak ada kabar dari kakaknya. Dia menghilang entah ke mana, dan akhirnya membuat adiknya berpikir, "Apakah hyung tidak ingin lagi bersamaku? Karena kita memang keluarga yang miskin, jadi dia meninggalkanku tanpa memberitahuku?" Hal itu membuatnya sangat sedih."Tidak, tidak, hyung tidak seperti itu. Pasti dia akan kembali. Aku percaya itu," katanya dengan semangat, meyakini bahwa hyung tidak pernah melupakannya.Beberapa saat kemudian, sekelompok preman datang dan mengetuk pintu rumah Kim Ryu dengan sangat keras.Tok..tokk..bugg..bugg, suara ketukan terdengar seperti ingin merobohkan pintu itu.Adiknya yang sedang berada di rumah itu membuka pintu, dan saat pintu terbuka, dia langsung ditendang oleh salah satu preman."Kenapa kalian melakukan ini? Apa s
Selama sebulan lebih, Raja Monster itu menunggu apakah ada pergerakan dari tubuh Kim Ryu. Jika ada pergerakan, Raja Monster masih ingin menikmati siksaan yang telah diberikannya. Namun, tidak ada pergerakan sama sekali...**Ketika tubuh Kim Ryu sudah terlihat tidak bergerak lagi akibat siksaan yang menyakitkan itu, Raja Monster yang melihat hal tersebut merasa bahwa Kim Ryu sudah tidak berguna lagi.“Angkat dan buang dia. Dia benar-benar sudah tidak berguna,” perintah Raja Monster.“Siap, Yang Mulia,” jawab pengawalnya.Karena Kim Ryu di mata mereka seperti seekor semut, cukup dengan satu pengawal sudah bisa menanganinya. Saat itu juga, satu pengawal tersebut bergegas menuju altar.Namun, saat pengawal itu ingin mengambil tubuh Kim Ryu, hal aneh pun terjadi.Kastil yang sebelumnya hanya diterangi oleh beberapa obor mendadak menjadi sangat terang. Raja Monster yang melihatnya langsung menatap ke atas dengan terkejut. Ternyata, yang datang menghampiri mereka adalah lawan sebenarnya mere
Sebelum kembali ke rumahnya, Ryu mampir ke Toko Material untuk menjual bahan-bahan yang dia dapatkan dari Gate Rank (E, B, dan Gate Tersembunyi). Dia sampai di tempat itu, yang sangat terkenal di Korea karena mereka merupakan pembeli bahan material dalam jumlah besar dan juga penghasil barang-barang yang digunakan para Hunter seperti armor, pedang, dan masih banyak lagi. Nama perusahaan itu adalah Cyworld.Perusahaan ini telah banyak menghasilkan barang-barang berkualitas, sehingga mereka mencari material berkualitas juga. Kim Ryu yang telah sampai di tempat itu bertanya.“Permisi, berapa banyak yang bisa saya jual di sini? Apakah ada batasan penjualan?”“Ya, kami tidak memiliki batasan penjualan. Selama barang tersebut berkualitas, kami akan tetap membelinya. Jadi bahan seperti apa yang ingin dijual oleh tuan?” tanya penjaga toko itu.“Oh, tunggu sebentar. Bisakah aku meminjam sebuah ruangan yang agak besar dan kosong?” tanya Kim Ryu.“Bisa, tuan. Silakan lewat sini,” kata penjaga tok
**Keesokan harinya, tepat pukul 07.00, Kim Ryu yang sangat mengkhawatirkan adiknya langsung bergegas menuju tempat di mana adiknya, Kim Ae-ri, bersekolah. Perjalanan menuju sekolah adiknya tidak memerlukan waktu lama. Dengan setelan pakaian serba hitam, Kim Ryu memasuki area sekolah.Sekolah Kim Ae-riSetelah Kim Ryu memasuki sekolah, seorang petugas keamanan mendekatinya dan bertanya, "Permisi, ada yang bisa saya bantu?"Si penjaga tampak curiga karena mungkin orang yang berada di hadapannya ini bukanlah orang yang baik.“Saya ingin mencari adik saya, Kim Ae-ri. Mohon bapak dapat memberikan saya akses masuk ke sekolah,” jawab Kim Ryu.Setelah mendengar penjelasan Kim Ryu, reaksi penjaga berubah. Dengan cepat, penjaga itu bersalaman dengan Kim Ryu, tanpa mengetahui sepenuhnya alasan di balik kedatangan Kim Ryu. Karena tidak baik menolak, Kim Ryu menerima jabat tangan tersebut.“Jadi pemuda, kamu adalah kakaknya Kim Ae-ri?”“Iya, kenapa emangnya?” tanya Kim Ryu.Dengan wajah murung, pe
Namun, Kim-Ryu telah mempersiapkan serangan balasan. Dengan kombinasi [Sprint], [Vitality], dan [Teleportation], dia bergerak dengan kecepatan yang sulit diikuti oleh mata biasa. Orc besar itu bahkan belum sempat menyadari dari mana serangan itu datang ketika pedang Kim-Ryu menembus punggungnya dengan presisi mematikan."Brengsek! Apa yang kau lakukan, manusia lemah!" raung Orc itu dengan darah menyembur dari mulutnya.Kim-Ryu menarik pedangnya dengan satu gerakan cepat, memotong urat vital Orc itu dan menjatuhkannya ke tanah dengan suara berdebum berat. Tanah di sekitarnya bergetar, dan Kim-Ryu melangkah mundur, menarik napas dalam-dalam untuk mengatur kembali energinya.[System: "Anda telah mengalahkan Orc Berserk."][System: "Poin tambahan diberikan: 300 poin."]Kim-Ryu menyeka keringat di dahinya, merasa kelelahan mulai merayapi tubuhnya. “Ini bahkan belum bos terakhir. Masih ada lagi," gumamnya, mengingat bahwa di dalam Gate Rank (S) tidak hanya ada satu bos. "Ayo kita akhiri ini
Setelah misi selesai, anggota kelompok Kim-Ryu kembali ke asrama untuk beristirahat. Mereka semua tampak kelelahan, kecuali Kim-Ryu yang langsung menuju kamarnya. Dia hanya kembali untuk satu alasan—mengganti pakaiannya menjadi serba hitam. Pikirannya sudah terfokus pada satu hal: Gate Rank (S).Begitu Kim-Ryu mengenakan pakaiannya yang baru, dia langsung keluar dari kamarnya. Namun, baru beberapa langkah, dia mendengar suara benturan keras tidak jauh dari pintunya. Telinganya tajam, menangkap suara pukulan dan jeritan yang datang dari kamar lain."Bugg… bugg… eghtt… ahhh… Tolong hentikan!" Pria yang dipukuli itu berteriak meminta belas kasihan. Suaranya terdengar lemah dan putus asa, bercampur dengan suara lain yang lebih kasar."Sudah kukatakan sebelumnya, kamu seharusnya memancing para monster di dalam Gate itu!" Suara itu penuh amarah, terdengar jelas seseorang dihajar habis-habisan.Kim-Ryu berhenti sejenak, mendengarkan. Nalurinya sebagai pejuang memintanya untuk membantu, tetapi
Di hadapan Kim-Ryu, tubuh-tubuh anggota kelompok yang berusaha mencegatnya terkapar tak berdaya. Wajah mereka penuh luka, mata terbelalak dalam ketakutan yang tak terkatakan. Para murid yang menyaksikan pemandangan itu berdiri terdiam, mulut-mulut mereka setengah terbuka dalam keterkejutan. Beberapa petugas medis yang berjaga di sekolah segera melesat menuju lokasi, menyusuri kerumunan dengan langkah cepat."Siapa yang melakukan ini?" salah satu petugas medis bertanya dengan nada cemas, sambil memeriksa denyut nadi salah satu korban.Murid-murid yang menyaksikan kejadian itu serentak menunjuk ke arah Kim-Ryu. Mata mereka terfokus pada sosok yang berdiri tenang di tengah-tengah lapangan."Permisi, apakah Anda yang menyebabkan ini?" tanya petugas medis dengan hati-hati, matanya memandang langsung ke arah Kim-Ryu."Bukan aku," jawab Kim-Ryu, suaranya datar tanpa emosi.Petugas medis terlihat ragu. "Jangan bohong, semua murid di sini menunjuk ke arahmu!"Kim-Ryu mengalihkan pandangannya ke
Kim-Ryu tidak menghiraukan ejekan dari teman-temannya. Baginya,menanggapi mereka hanya akan menambah beban dan melelahkan pikirannya. Tanpaberkata sepatah kata pun, dia berdiri dan berjalan menuju perpustakaan sekolah,meninggalkan sorakan dan tawa sinis yang semakin keras di belakangnya.Sesampainya di perpustakaan, Kim-Ryu segera mencari buku kamusbahasa Jerman dan Inggris. Baginya, belajar bahasa baru bukanlah tantanganbesar, namun lebih seperti latihan mental yang mengasyikkan. Dengan ketekunanyang tak kenal lelah, dia menghabiskan seluruh hari untuk mendalami kedua bahasatersebut.[System: “Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Prosespembelajaran 50% untuk Bahasa Jerman. [System:“Selamat, Anda mempelajari Bahasa Baru”] Proses pembelajaran 60% Bahasa Inggris.Perpustakaan Sekolah Hunter berbeda dari perpustakaan biasa. Tidakada jam operasional yang ketat, dan tempat ini terbuka sepanjang waktu,menawarkan ruang bagi para murid yang haus akan pengetahuan. Kim-Ryumemanfaa
Setelah pengumuman selesai, semua peserta segera menuju kamar mereka masing-masing. Untuk mencegah perebutan kamar asrama, pihak sekolah telah memasang nama-nama peserta di balik pintu saat mereka berkumpul di lapangan.Langkah ini cukup efektif, meski tetap ada beberapa peserta yang mengetuk pintu peserta lain untuk menukar kamar. Alasan mereka mungkin sederhana, seperti mencari kamar yang dianggap lebih baik, meskipun semua kamar di asrama sebenarnya identik, tanpa perbedaan yang berarti.Namun, ketika diperhatikan lebih dekat, ternyata mereka menukar kamar agar bisa berdekatan dengan teman-teman yang sudah mereka kenal. Sementara itu, Kim-Ryu, yang pendiam dan tidak mudah bergaul, hanya fokus pada apa yang perlu dia lakukan. Selama tidak ada yang mengganggunya, semua akan baik-baik saja.Baru saja Kim-Ryu berpikir demikian, suara ketukan terdengar di pintu kamarnya. Tok... tok... tok... Suara ketukan itu pelan dan sopan, tapi Kim-Ryu yang kelelahan memutuskan untuk tidak segera memb
Perjalanan dari Korea Selatan ke Jerman memakan waktu sekitar 9 hingga 12 jam. Waktu yang panjang ini terasa berbeda bagi Kim-Ryu. Selama berjam-jam, dia merasakan kedamaian yang jarang dirasakannya. Tidak ada gangguan, hanya keheningan yang menyelimuti kabin pesawat. Sesekali, ia memandang keluar jendela, mengagumi hamparan awan putih yang terlihat begitu damai. Pandangan itu mengingatkannya betapa jarangnya ia melihat keindahan seperti ini, karena selama ini, hidupnya selalu diwarnai darah, monster, dan pertempuran.Namun, Kim-Ryu tahu kedamaian ini tak akan bertahan lama. Sesampainya di Jerman, semuanya akan berubah. Tempat tinggal baru, budaya baru, dan lingkungan yang sama sekali berbeda. Ia harus menyesuaikan diri dengan banyak hal. Lamunannya terhenti ketika suara pilot terdengar, memberitahukan bahwa pesawat akan segera mendarat."Para penumpang, harap bersiap untuk segera turun."Kim-Ryu segera merapikan diri. Tak lama kemudian, pesawat mendarat di Bandar Udara Berlin Tegel, t
Kim-Ryu merasa terjebak. Berita yang disebarkan oleh Asosiasi Hunter telah membuatnya sulit bergerak di Korea Selatan. Setiap kali dia menunjukkan wajahnya, masyarakat akan segera mengenalinya dan kemungkinan besar akan mengejarnya. Meskipun dia bisa terus melarikan diri, hidup seperti itu membuatnya merasa gerah dan terkekang. Tak ada pilihan lain, Kim-Ryu harus meninggalkan Korea Selatan dan mengganti status kewarganegaraannya.Namun, masalah besar muncul. Di mana dia akan menetap? Mengganti kewarganegaraan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seseorang yang memiliki latar belakang sebagai buronan. Pemerintah negara lain pasti akan memeriksa latar belakangnya dengan ketat. Jika Kim-Ryu tertangkap, bukan tidak mungkin dia akan diserahkan kembali ke Korea Selatan untuk diadili.Ada satu cara untuk mendapatkan kewarganegaraan baru—menyuap pejabat pemerintah. Tapi jumlah uang yang diperlukan sangat besar, dan Kim-Ryu tidak memiliki banyak uang. Keputusan ini semakin membebani pikiranny
Setelah menyaksikan kematian Ketua Asosiasi Hunter, suasana di ruangan itu berubah menjadi sangat muram. Para Hunter Rank (S) dan para Wakil Guild yang hadir tak mampu menahan kesedihan mereka. Tubuh Ketua Asosiasi yang terpotong, dengan tiga organ vital yang hilang, membuat mereka merasa hancur. Luka-luka itu bukan hanya menghancurkan fisik, tetapi juga mental mereka.Kehadiran pihak kepolisian yang segera datang ke tempat kejadian tak membawa ketenangan. Kepala Kepolisian, yang pernah terlibat dalam penangkapan Kim-Ryu, tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Pikiran bahwa dirinya mungkin menjadi target selanjutnya menghantui benaknya. Namun, tidak ada waktu untuk membiarkan ketakutan itu merasuki pikirannya lebih dalam.Wakil-wakil Guild yang melihat para Ketua Guild terdiam dan tak berbicara segera mengambil inisiatif. Mereka mengerti bahwa penderitaan para Ketua Guild jauh lebih besar dibandingkan dengan para Wakil Guild yang hanya melihat tubuh Ketua Asosiasi Hunter yang tak utuh
"Syaratku sangat sederhana," Kim-Ryu mulai, dengan tatapan penuh kebencian yang tidak sedikit pun surut. "Aku ingin kalian menderita... seperti adikku yang sekarang terbaring tak sadarkan diri." Suaranya dingin, seperti es yang menempel di kulit, menusuk jauh ke dalam hati siapa pun yang mendengarnya.Ketua Asosiasi gemetar hebat, tak bisa berkata-kata. Tubuhnya yang ringkih mulai terasa semakin lemah. Sementara Jenderal, yang berusaha mempertahankan wajah tenangnya, semakin panik. Dia tahu betul bahwa tidak ada negosiasi yang mungkin dilakukan dengan seseorang yang telah memutuskan untuk membalas dendam."Tidak... Tidak...," gumam Ketua Asosiasi, suaranya mulai pecah oleh ketakutan. "Kami bisa memperbaikinya, Kim-Ryu. Kami bisa...""Diam!" Kim-Ryu memotongnya tajam. "Tidak ada yang bisa kalian lakukan untuk memperbaiki ini. Setiap tindakan kalian telah membawa adikku ke ambang kematian, dan sekarang kalian akan merasakan apa yang dia rasakan."Sebelum Ketua Asosiasi atau Jenderal bisa