Beranda / Romansa / The Playboy / Pembahasan yang Berat

Share

Pembahasan yang Berat

Penulis: Park Jun Hye
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Micko yang puas dengan Angela pulang ke hotel. Ia berusaha membaca detail demi detail yang akan menjadi surat perceraian antara istrinya dengan dirinya. Di beberapa halaman ia melihat sticky notes yang di tempelkan Angela. Ia memberikan tanda tangannya di tempat tersebut, ia berusaha untuk membaca lebih detail tentang isi perceraian itu. Ia melihat butir-butir perjanjian yang di kerjakan oleh Jarvis pengacaranya itu, ia sedikit ragu-ragu akan surat cerai ini. Ia menghubungi Jarvis,

“Halo?.”kata Jarvis.

“Jarv, apa bisa dengan surat cerai ini ia tidak akan berkutik?.”tanyanya.

“Bisa lah, bos. Memangnya ada apa, bos?.”

“Aku takutnya dia hanya akan mengatakan bahwa aku hanya mengertaknya saja dan tidak akan serius. Itu yang aku fikirkan.”

“Kalau orang sudah serius, pasti harusny dia bisa mikir dulu donk sebelum bicara. Apalagi dia menganggap bahwa dirinya yang paling benar.”

“Mema

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Playboy    Anak Kembar

    Micko masih berupaya untuk melanjutkan pembicaraan itu. Ia baru bisa bertemu kembali dengan Farah setelah beberapa bulan tidak bertemu dengan dirinya lagi. Ia percaya bahwa mereka sudah di takdirkan untuk bersama. Micko yang masih di restaurant berusaha untuk mempertemukan Farah dengan pengacaranya bukan hanya demi anak yang di kandung oleh Farah namun untuk perahlian harta. “Oh, iya hampir aku lupa.”kata Micko, “Tolong siapin semuanya, Jarvis.”“Siapin apaan?.”“Aku mau surat-surat yang berhubungan dengan harta benda di ganti ahli menjadi nama Farah.”kata Micko. Farah yang jelas banged mendengarnya hampir-hampir tersedak makanan. Micko memberikan minuman kepada Farah. Farah meminumnya hingga habis.“Kenapa aku?.”tanyanya.“Kau yang aku cintai bukan dia, jadi otomatis semua warisanku punya kamu juga.”“Te..Termasuk Villa, bos?.”kata Jarvis yang terkejut.&ldq

  • The Playboy     Gelombang Kebencian

    “Micko, sakit.”kata Farah. Micko yang tahu bahwa ia terlalu kencang memegang tangan Farah, merenggangkannya. Vicka tahu bagaimana ia harus bertindak. Ia berdiri di hadapan wanita tersebut.“Sepertinya aku kenal dengan dirimu.”kata Vicka.Alice tertawa mendengar Vicka, “Hai, Vicka.”katanya yang menyeringai, “Lama kita tak berjumpa.”Vicka yang mendengar suara itu mengenalnya.“Lama kita tak berjumpa, Alice Dianora. Apa yang kau lakukan di rumah sakit?.”katanya yang kepada Alice.“Mama kenal?.”kata Farah.“Ya, mama kenal sekali.”“Anakmu ternyata? Bukankah setahu ku kau tak punya anak.”katanya dengan menggelitik masa lalu Vicka.“Kau boleh merebut calon suamiku tapi jangan sekali-kalinya kau menyentuh anak angkatku.”kata Vicka dengan geram.“Hahaha…maaf tapi itu sudah lama sekali, bahkan aku sudah membuangnya da

  • The Playboy    Problematika Keluarga

    Micko akhirnya kembali ke hotel dengan hati yang gundah gulana ketika bertemu kembali dengan ibu tirinya. Ia merasakan gelombang balas dendam yang tak pernah ia inginkan namun ketika melihat kondisi ayahnya ia merasa perlu untuk mencari tahu kebenaran yang tengah terjadi dengan ayahnya. Ia berharap bisa menemui ayahnya lagi, perasaannya sudah terlanjur membenci ibu tirinya itu, ia mengambil handphonenya dan menghubungi Jarvis.“Jarvis.”katanya.Jarvis yang mengangkatnya cukup shock seakan seperti kena hujaman batu permata, “Aduuh, bos, kenapa sih?.”“Aku baru menemui ayahku kembali.”“Terus masalah buat gua?!.”katanya yang kesal.“Bukan gitu, dia di rumah sakit.”“Hah! Serius, bos.”“Ya dan kau tahu aku bertemu dengan siapa?.”“Jangan bilang si nenek sihir.”katanya yang berusaha menerka.“Si Nenek Sihir.”&l

  • The Playboy    Pertengkaran Hebat

    Micko masuk ke kamar hotelnya, ia mengambil beberapa baju yang ia perlukan. Ia membawanya ke dalam koper kecil, ia keluar dengan segera dan pergi ke rumah sakit lagi. ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia ingin melindungi ayahnya sendiri dengan kedua tangannya. Ia ingin semuanya berakhir baik setiap masalah yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu maupun merubah masa depannya.Ia kembali dan duduk di samping ayahnya, ia bahkan membelikan air baru untuk ayahnya. Ia melihat dokter dan suster yang merawat ayahnya, ia juga yang mencari tahu apa yang menyebabkan ayahnya sampai terbaring di rumah sakit, ia berharap bahwa dirinya salah namun seluruhnya seperti mengarah kepada Alice.Alice diam-diam kembali ke rumah sakit tanpa bersama dengan para pengawalnya, ia berusaha untuk tidak terlihat mencolok di rumah sakit takut-takut ia akan di seret oleh petugas keamanan karena telah menimbulkan pertengkaran hebat. Ia pergi ke lantai VVIP, dimana Lucky berada

  • The Playboy    Pemindahan yang Tergesa-gesa

    Lucky di bawa menuju rumah persinggahan bukan rumah Micko maupun rumah ayahnya sendiri, ia membawanya keluar daerah yang biasanya mereka lakukan jika melakukan perjalanan yang cukup jauh. Jarvis seperti biasa mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi, pertengkaran hebat baru saja terjadi, mungkinkah ini akan menjadi perang antara Micko dengan ibu tirinya, Alice.Farah belum menerima telepon sama sekali dari Micko ia cemas akan apa yang terjadi. Sudah dua hari dia tidak menerima kabarnya satu pun, kecurigaannya semakin menjadi ketika ia melihat seseorang di rumah sakit kemarin sabtu. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ruang ibunya, ia melihat bahwa Vicka juga tengah kesal dengan kejadian kemarin sabtu, ia masuk ke ruangan ibunya, “Ma, siapa wanita itu?.”tanya Farah.Vicka yang mendengarnya terkejut ia tak tahu bahwa Farah akan memikirkannya sampai sejauh itu, “Masalahnya aku belum dapat informasi dari Micko, ma. Siapa wanita itu?.”tanya F

  • The Playboy    Aib Keluarga

    Hati Micko hancur berkeping-keping keluarganya hancur berantakan akibat ulah ibu tirinya, ia tak mengira bahwa ibu tirinya sekeji itu. Ia bahkan rela membunuh ayahnya di depan matanya sendiri, “Sialan! Akan aku bunuh dia dengan tanganku sendiri!.”teriak Micko di kamarnya.“Bos, tenang, bos.”kata Jarvis.“Gimana bisa tenang?.”katanya yang masih belum bisa mengontrol emosinya.“Iya juga sih tapi gimana sama pak Lucky?.”“Ayah ku tetap di sini, akan aku upayakan semuanya baik itu alat-alat medis yang di perlukan atau obat. Dia akan melanjutkan pengobatannya di rumah ini.”“Terus masalah pemindahan harta?.”“Sebentar ada orang yang belum aku hubungi dari tadi.”“Neng Farah?!.”“Ya iya lah siapa lagi kalau bukan dia.”Micko mengambil handphonenya dan menghubungi Farah. Farah terkejut ketika mengetahui bahwa Micko menghu

  • The Playboy     Rasa Mual dan ngidam yang Berlebihan.

    Vicka yang masih berusaha menjernihkan pikirannya berusaha tak mau ambil pusing tapi dengan seluruh kejadian yang telah terjadi beberapa hari ini, membuat dia harus bisa berfikir bagaimana melindungi Farah, “Lalu, apa rencanmu, Micko?.”tanya Vicka.“Pastinya akan lindungi Farah dari wanita iblis itu.”“Bagaimana? Karena harus kau yang ikut bertanggung jawab.”“Ma, sudahlah jangan terlalu memaksa kehendak mama.”kata Farah.“Farah, kamu belum tahu wanita itu. Dia jahat.”“Iya, sayang, benar yang mama kamu bilang, dia jahat. Aku lihat dengan mata kepala aku sendiri. Bagaimana ia berusaha merebut papa aku sampai terjadi seperti ini, ia bahkan pernah menguasai kantor papa aku.”Farah mengigit bibir bawahnya ia tak percaya bahwa dua orang ini benar-benar menjadi korban dari Alice. Di saat yang bersamaan Farah ingin mengetahui apa yang terjadi dengan kondisi Lucky, “Ayahm

  • The Playboy    Prenatal

    “Akhirnya kau bisa makan normal.”kata Vicka mengejek anak perempuan tersebut.“Besok buatkan itu lagi, Micko.”kata Farah dengan mengerlingkan matanya.“Kalau aku tak membuatkannya?.”tanya Micko.“Kau akan menyesal. Makanan itu enak sekali aku jadi ingin tambah.”kata Farah dengan bahagia. “Asal jangan buat ayam goreng.”kata Farah yang melirik Mbak Rin. Mbak Rin yang melihat tatapan tersebut seakan tak percaya bahwa Farah akan memakan makanan yang di buat oleh Micko.“Kau kira-kira kalau makan.”kata Vicka. “Hmm…sepertinya aku boleh mencicipi makananmu, Micko.”kata Vicka.“Nyonya, kalau begitu stock indomie banyakan.”kata Mbak Rin.“Kau ini! Ya, ya..bagaimana kalau hari ini kita belanja Farah?.”“Ayo. Aku sudah lama tidak keluar.”kata Farah girang.Mereka akhirnya kembali ke ruang tengah. Micko menglist be

Bab terbaru

  • The Playboy    Pemungutan Suara

    “Kau bisa bertindak gila juga,” ledek Anneta yang berjalan beriringan dengan Louis.“Terkadang orang-orang yang seperti itu harus kita gertak. Aah, karena aku lupaan tolong beritahu aku untuk mengingatkan pemungutan suara. Aku sudah meyakinkan beberapa pihak luar untuk tetap memilih Vicka,” kata Louis yang memberitahu Anneta akan rencananya.Mendengar pengakuan Lousi wajah Anneta seakan penuh kemenangan. “Kau tak bisa di tebak,” aku Anneta terhadap Louis.“Kau baru melihat pertama kalinya, namun aku pastikan kalian akan menang. Kau tidak tahu bagaimana aku bekerja, tapi di luar sana orang-orang mengatai aku si ‘raja negosiator’,” akunya kepada Anneta.Anneta tertawa mendengar banyolan Louis. “Pantas saja, dia langsung bertekuk lutut,” kekeh Anneta.“Setidaknya untuk sementara kita lakukan hal itu,” timpal Louis.“Apa mereka bisa melakukan tindakan yang aneh lagi?” tanya Anneta yang sembari berjalan.“Seharusnya tidak. Biasanya jika di luar mereka yang aku ancam akan terus mengingatnya

  • The Playboy    Adu Pendapatan

    Kedua mata Micko dan Farah saling mengerjap sama-sama terkejut bukan main bahwa Louis kembali untuk membayar kesalahannya di masa lalu. “Ha…hawai?” Micko terkejut mengetahui bahwa Louis memberikan dua ticket secara cuman-cuma kepada mereka berdua.“Sepertinya dia yakin akan menebusnya,” celoteh Farah. Farah sedikit tersenyum melihat punggung ayahnya sendiri yang sudah menjauh.“Sepertinya,” balas Micko. Micko memasukkan dua ticket tersebut ke dalam sarung jaketnya dan melenggang bersama Farah masuk ke dalam ruang kamar make-up.Anneta melihat kedatangan pasangan baru tersebut. “Bagaimana? Apakah dia menerimanya? Lalu, apa yang kalian lakukan?” berondong Anneta dengan banyak pertanyaan kepada kedua pasangan yang belum lama mengikat janji.“Semua berjalan dengan lancar, bahkan di luar dugaan kami.” Micko mengeluarkan dua buah ticket dari sakunya, “Dia memberikan kami ini, supaya kami bisa berbulan madu,” imbuh Micko.Anneta memegang kedua ticket tersebut, wajahnya juga ikut terperanjat

  • The Playboy    Kesempatan Kedua

    Beberapa pengunjung mulai merasa rishi dengan keributan yang hampir terjadi. Farah duduk untuk tidak memancing orang-orang mendekat ke lokasi mereka. “Tolong, jelaskan kepada kami!” sindir Farah. Micko juga akhirnya ikut duduk untuk mendengar penjelasan yang akan dikatakan Louis.“Maaf, jika sudah terlalu lama, aku juga awalnya tidak ingin ini terjadi namun mungkin kau sudah tahu banyak tentang kejadian yang menimpa hubungan antara Ibumu. Memang benar akulah pelakunya,” aku Louis pada akhirnya. Farah menutup matanya, ia sudah tahu bahwa Louis akan mengatakan hal tersebut. “Kenapa kau melakukan hal itu?” celetuk Farah dengan kesal.“Aku sangat menyukai Ibumu, hingga akhirnya malam itu aku hilang akal. Aku meminta Bobby untuk berpura-pura menggantikan aku sementara aku menjalani pengobatan.”Mendengar hal tersebut wajah Farah dan Micko yang sedari tadi sudah kesal melemaskan pundak mereka, seakan mereka harus mendengar penjelasan mengapa ia harus menghilang setelah sekian lama.Louis

  • The Playboy    Penghinaan

    Setelah pernikahan mereka berjalan dengan lancar, Anneta kembali bersama dengan Farah. Anneta membantunya melepas gaun pengantin yang dikenakan oleh Farah sementara Vicka sedang berdiskusi dengan para pegawai yang berada di tempat tersebut.Suasana hati Anneta sangat senang, ia bisa melihat Micko untuk menikah dengan wanita yang tepat apalagi setelah melihat bahwa ayah kandung Farah merupakan orang yang terpandang juga. “Sepertinya rencana kita berjalan dengan lancar,” ungkap Anneta senang.Farah yang mendengarnya menghembuskan nafasnya dengan berat. “Tapi, ada yang tak senang, seseorang yang mengatakan aku ‘pelakor’,” komen Farah.“Kata siapa kau seorang pelakor?” sebut Anneta.“Alice Dianora dan Nafa,” sebut Farah dengan nada sinis. “Mereka benar-benar merendahkan diri ‘ku, seakan mereka tidak puas dengan perbuatan yang sudah mereka lakukan,” sentak Farah yang masih ingat bagaimana diam-diam Nafa memanggilnya.“Yang mana? Alice atau Nafa?” tanya Anneta penasaran.“Nafa.” Suara Farah

  • The Playboy    Pernikahan

    Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, mereka semua sudah mulai sibuk dengan pernikahan yang mereka gadang-gadangkan sebagai sebuah strategi termuktahir dari segalanya. Rencana Anneta dan Vicka berhasil, beberapa tamu sudah mulai hadir terutama dari kalangan atas.Terutama para petinggi di tempat Vicka bekerja juga ikut datang. Adelard yang di tunjuk oleh Anneta untuk yang meneguhkan acara pernikahan tersebut juga sudah datang, ia mengenakan jas abu-abu dengan dalaman kemeja putih terlihat membuat dirinya lebih wibawa.Di samping Adelard berdiri istrinya, Rachel. “Sepertinya aku kenal dengan wanita itu,” batin Vicka.Vicka melenggang menghampiri Rachel namun hal itu di hadang oleh Anneta. “Mau kemana?” tanya Anneta.“Aku kenal dengan wanita itu,” gumamnya sementara jari telunjuknya menunjuk pada Rachel kakak iparnya.Mata Anneta melotot lebar. “Bagaimana kau bisa mengenal kakak iparku?” tanyanya yang terkejut.“Ka..kakak iparmu!” seru Vicka.“Kita memang berjodoh,” seloroh Anneta

  • The Playboy    Sudah Jatuh Ke Timpa Tangga Pula

    Anneta dan Micko keluar dari took tersebut, kaki mereka melangkah menuju restaurant cepat saji. Anneta ingat bahwa terakhir kalinya ia keluar membeli makanan beberapa tahun yang lalu. Dia juga masih ingat restaurant yang sama pula dengan yang pernah ia mampir.Anneta memesankan makanan yang akan di makan di tempat, ia juga memesankan beberapa makanan yang hendak di bawa pulang oleh Micko. “Bu, tambahkan McFlurry untuk Villa,” celetuknya.“Ibu, kangen Villa,” imbuhnya yang teringat akan Villa. “Tolong pesankan satu McFlurry Oreo,” sambungnya.“Baik,” jawab petugas itu. Petugas itu memesankan pesanan tersebut untuk di bawa pulang. Mereka menunggu pesanan yang di peruntukkan untuk Villa sementara mereka menunggu pesanan tersebut Anneta melihat kepada anaknya tersebut.Micko canggung akan perasaannya itu tiba-tiba saja, ia menerima telepon dari Farah. “Kamu dimana?” gerung Farah yang menahan kesakita

  • The Playboy    Undangan Pernikahan

    Kaki Anneta melangkah keluar dari kantor Vicka, ia dengan Micko menuju tempat pernikahan. Anneta yang sudah membuat janji harus menepatinya, ia bukan orang yang tidak menepati janjinya.“Kita mau kemana, bu?” tanya Micko.“Mengatur pernikahanmu,” jawabnya sembari tersenyum.Micko memberitahu Ibunya bahwa ia sudah melakukan pembyaran untuk di awal-awal, ia juga sedikit menyinggung akan melakukan pernikahan di sekitar indoor. “Kau booking dimana?” tanya Anneta.“Kenapa, bu?” tanya Micko.“Ibu, akan mengaturnya menjadi outdoor,” imbuhnya, “Dengan cara itu kita bisa mengetahui seberapa banyak orang yang akan melihat pernikahan dirimu. Beberapa orang adalah para pemegang saham dari orang Vicka,” sambungnya.Micko tercengang mendengarnya. “Wah, Ibu, memang yang terbaik,” jawabnya sembari mengacungkan jempolnya kepada Ibunya sendiri.“Jadi, sisanya Ibu

  • The Playboy    Perjanjian Dua Belah Pihak

    Mobil yang di bawa kabur oleh Alice berhenti tiba-tiba, ia hampir saja menabrak seseorang yang tepat berada di depannya. “Apa aku tak salah dengar?” tanya Alice kepada dirinya sendiri.Saking senangnya, ia tidak menyadari bahwa James tepat berada di belakang mobilnya. Dengan segera ia membayar taksi tersebut dan naik ke dalam mobilnya, ia memaksa Alice untuk membukanya. “Kau gila atau apa!” pekiknya marah.James masuk ke dalam mobilnya, ia meninggalkan Alice di tepi jalan. Namun, saking senangnya Alice dia tertawa sendiri saking mengetahui bahwa Vicka Sudelard telah menyerahkan kekuasaannya.Taksi yang di tumpangi oleh James sendiri juga belum pergi, ia berniat untuk kembali ke kantor Vicka. Hatinya yang senang itu tidak melihat ke depan bahwa seseorang tengah terburu-buru. Pengemudi itu berteriak kea rah Alice. “Kau mau mati!”Alice terkejut mendengarnya. “Siapa juga yang mau mati!” makinya balik kepada pen

  • The Playboy    Vicka Mengundurkan Diri

    Wanita itu tersenyum kepadanya kehadirannya membuat Micko juga merasa tidak nyaman. “Untuk apa kau ke rumah?” serang Micko.Nafa tersenyum melihat Micko yang berbicara, Micko berdiri di hadapan Farah untuk tidak membiarkannya menyentuh Nafa sekecil apapun itu ia juga tidak akan segan-segan meminta petugas keamanan untuk mengusir dari rumah Farah.“Kenapa kita tidak bicara di dalam?” ajaknya. Nafa sudah menebak bahwa mungkin saja mereka menolak ajakan dirinya yang sudah datang ke rumah Farah. “Biarkan aku masuk,” pintanya.Micko melangkah satu langkah ke depan menahan Nafa yang hendak masuk ke dalam rumah Farah. “Bicara di luar!” teriaknya kasar.Nafa menghela nafasnya berat, ia tahu hal itu akan terjadi cepat atau pun lambat. “Aku sudah mendengarnya bahwa kalian akan menikah,” terkanya.“Lalu, maumu apa? Toh aku juga tidak akan memberikan dirimu undangan,” sindir Micko.

DMCA.com Protection Status